Anda di halaman 1dari 6

BOOK REPORT

“KITAB ESTER”

A. PENDAHULUAN

Dalam Kitab Ester,menceritakan kehidupan orang Yahudi yang tetap tinggal di negeri
pembuangan dan tidak ikut kembali ke Yerusalem.dari segi Sejarah,Ester hidup pada masa
pemerintahan Xerxes atau Ahasyweros,Raja Persia (485-465).Kitab Ester sangat berbeda
dengan kitab-kitab yang lain dalam Alkitab.dalam kitab Ester sebutan untuk Allah atau yhwe
tidak di temukan dalam teks ibrani (Alkitab PL).tempat kejadiannya adalah di Susan,ibu kota
Persia pada musim dingin,bukan di israel.Kitab ini menceritakan ini tentang perkawinan
antara seorang perempuan israel dengan seorang raja bangsa lain,kemudian memecahkan
masalah tindakan anti Yahudidengan suatu pembelaan diri yang berdarah.sekalipun sifatnya
berbeda dengan kitab-kitab yang lain,gulungan ini termasuk dalam Kanon,sebagaimana di
akui baik oleh para ahli Yahudi maupun orang Kristen.

Dalam kitab Ester ini banyak yang perluh kita ketahui dalam kitab ini yaitu:

1. Latar belakang kitab dan konteks penulisan


2. Penulis dan Tahun penulisan
3. Tujuan penulisan
4. Ciri khas kitab
5. Pengajaran Kitab
B. PEMBAHASAN
1. Latar Belakang dan Konteks Penulisan.

Kitab Ester ini sangat berbedah dengan kita-kitab yang lain dalam Alkitab.sebutan
untuk Allah ataupun nama Yhwh tidak ditemukan dalam teks Ibrani.temppat kejadiannya
adalah di Susan,ibu kota Persia pada musim dingin,bukan di Israel.kitab ini menceritakan
tentang perkawinan campuran antara seorang perempuan Israel dengan seorang raja
bangsa lain,kemudian memecahkan masalah tindakan anti Yahudi dengan suatu
pembelaan diri yang berdarah.sekalipun sifatnya memang berbedah dengan kitab-kitab
yang lain,gulungan kitab ini termasuk dalam kanon,sebagaimana di akui baik oleh para
Yahudi maupun orang Kristen. Dari segi sastra,cerita Ester ini di jalin secara
mengagumkan.kisah itu dimulai dari suatu pesta di istana Raja ahasyweros (mungkin
Xerxes I,485-465 sM) yang menampilkan “kemegahan dan kebesaran sang raja”. Raja
yang sedang mabuk memerintakan ratunya, Wasti,untuk memperlihatkan kecantikannya.
Namun,Wasti menolak sehingga ia di hukum. Lalu dicarilah seorang gadis yag akan
menggantikannya sebagai ratu. Hadasa (Ester), yang dibesarkan dirumah pamannya,
Mordekhai,seorang Yahudi,bersama dengan banyak gadis yang lain di bawah keistana
untuk bergabung dalam harem istana. Ia menyenangkan hati sang raja dan di angkat
menjadi permaisurinya.

Haman di naikkan pada kedudukan yang terhormat,tetapi Mordekhai tidak mau


berlutut kepadanya. Oleh karena itu,kebencian Haman berkembang menjadi nafsu
membara untuk menghancurkan Mordekhai. Namun, ia menganggap terlalu hina
membunuh hanya satu orang bawahannya sehingga ia memutuskan untuk menyingkirkan
semua orang Yahudi oleh karena cara hidup mereka yang berbeda. Raja menyetujui
sarannya dan menandatangani maklumat yang menghukum mati semua orang Yahudi
pada tanggal 13 Adar (bulan kedua belas). Mordekhai mengetahui rancan jahat
Haman,lalu memanggil Ester untuk membelah bangsanya di hadapan raja.

Tanpa diduga-duga sebelumnya, Haman yang mengira dirinya akan dianugerahi


kehormatan,justru terperangkap karena kedapatan dalam suatu situasi yang memalukan
dan akhirnya digantung ditiang gantungan yang didirikannya untuk menghukum
Mordekhai. Rencana jahat untuk membunuh orang Yahudi diceritakan kepada raja. Oleh
karena adanya hukum dipersia yang menyatakan bahwa keputusan raja tidak dapat diubah
atau diganggu gugat, maka ia dapat membatalkan maklumatnya. Tetapi, ia mengatur agar
orang Yahudi menyadari rencana jahat itu dan memberikan izin untuk mempertahkan diri
mereka. Peristiwa itu dirayakan dengan pesta pertukaran hadiah; dan perayaan ini, yang
disebut purim, harus dilakuka oleh orang Yahudi disepanjang zaman. Kemudian
Mordekhai diangkat menjadi “orang kedua” setelah raja.1

Kitab Ester menceritakan kehidupan orang tidak ikut kembali keyerusalem. Dari
segi sejarah,Ester hidup pada masa pemerintahan Xerxes atau Ahasyweros, raja persia
(485-465 SM). Walaupun nama Allahtidak disebut dalam kitab ini,tetapi pemeliharaan
Alllah yang ajaib nyata benar dalam kitab ini.2

2. Penulis dan Tahun penulisan

Kitab ini tidak memberi petunjuk apa-apa tentang siapa penulisnya. Siapapun dia, ia
tentu tahu betul tentang kebudayaan persia. Dari isinya terdeteksi semua tanda seseorang
yang pernah berada disana,sebab ia dapat menjelaskan banyak peristiwa sebagai layaknya
saksi mata. Mungkin saja ia orang Yahudi. Ada yang berpendapat bahwa Ezra atau Nehemia
yang menulisnya, namun tak bukti spesifik yang mendukung pendapat ini.Segala peristiwa
yang terjadi dalam kitab Ester, muncul juga dalam kitab Ezra pasal 6 dan 7, antara
kepulangan pertama yang dipimpin oleh Zerubabel dan kepulangan kedua yang dipimpin
oleh Ezra. Kitab Ezter ditulis sekitar tahun 470-465, selama tahun-tahun terakhir kekuasaan
putranya,Xerxes (464-424 SM).3

Menurut tradisi Yahudi,kitab ini dikarang oleh beberapa pemimpin agaa Yahudi yang
di atur oleh Nehemia kira-kira tahun 400 B.C Josefus, seorang ahli sejarahYahudi yang hidup
pada abad ke-1 A.D. mengatakan bahwa Mordekhailah yang menulis kitab Ester; pendapat
itu juga dipegang oleh orang-orang Yahudi yang lain. Sebenarnya,identitas penulis kitab
Ester tidak diketahui sama sekali,akan tetapi pengetahuannya yang sangat dalam tantang
urusan-urusan kerajaan Persia menunjukkan bahwa barangkali dia tinggal di negeri itu,bukan
di Palestina. Sumber-sumber yang lain. Hal ini juga agak sulit,yang mana terdapat tiga
pendapat utama:

1
Lasor,W.S.,Dkk,Pengantar Perjanjian Lama 1: taurat dan sejarah (Jakarta: Gunung Mulia,2011), hlm,451-452
2
Samuel j. Schultz,TH.D,Pengantar Perjanjian Lama : taurat dan sejarah(kejadian-ester) (Malang,Jatim :
Gandum Mas) hlm,104.
3
Jeane Ch.Obadja, Survei ringkas Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum ,2014),hlm 73
1) Pendapat tradisional bahwa kitab ini ditulis menjelang akhir abad ke-5 B.C.(antara
thun 450-400 B.C).dukungan bagi pndapat ini terdapat dalam fas.1:1 dan fas. 10:2
yang memberi kesan bahwa raja Ahasyweros telah mati dan sejarah peerintahannya
telah dituliskan sebelum kitab Ezter ini ditulis. Pendapat ini juga percaya bahwa
Ahasyweros adalah sama dengan raja Sastra I (th.386-465 B.C)
2) Pendapat ini bahwa Ahasyweros adalah sama dengan raja Artashta II yang
memerintah th. 404-359 B.C. kalau ini benar,berarti kitab Ezter di tulis menjelang
akhir abad ke-4 B.C. (th. 350-300 B.C)
3) Pendapat bahwa kitab Ezter diyulis kira-kira th.125 B.C. pada waktu puncak
penganiayaan orang Yahudi oleh raja Yunani bernama Antiokhus Epifanes. Akan
tetapi teori ini tidak begitu kuat kalau diperhatikan bahwa penulis namyak
menjelaskan keadaan kerajaan Persia (bukan Yunani),dan bahwa orang Yahudi pada
zaman Antiokhus berjuang untuk mempertahankan kebebsan agama bukan nyawa
mereka sendiri.
Sampai sekarang,pendapat tradisional masih lebih kuat dari pada kedua
pendapat yang lain.4
3. Tujuan Penulisan
 Kitab ini menjelaskan kepada orang Yahudi asal-mula hari ray Purim
 Kitab ini menunjukkan kesia-siaan kepercayaan kepada takhayul sebagai
penuntun hidup. Cara demikian (3:7; 9:26-27) hanya membawa
malapetaka besar,bahkan maut,kepada mereka yang menjalankannya.
 Kitab ini menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Allah yang tertinggi atas
seluruh manusia dan segala bangsa. Walaupun umata pilihan Allah tinggal
jauh dari negeri asal mereka,namun Allah yang berkuasa dan dapat
menyelamatkan mereka dari segala ancaman/bahaya.
 Kitab ini menunjukkan bahwa walaupun dalam kedaulatan-Nya Tuhan
sedang bekerja untuk melaksanakan kehendak-Nya ,namun manusia tetap
betanggung jawab dan harus mengambil bagiannya. Maka,Mordekhai
menggunakan kedudukannya dipintu gerbang istana dengan
bijaksana,sedangkan Ezter memberanikan diri untuk bertindak demi
penyelamatan bangsanya, dan dengan cara demikian kehendak Allah
terlaksana. Walaupun nama Tuhan tidak pernah disebutkan dalam kitab

4
Denis G reen, Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian lama (Malang: Gandum Mas,April 1984),hlm 117-118
ini,hal itu hanya membuktikan dengan lebih jelas bahwa Allah berdaulat
setiap waktu dan bertindak melalui orang yang percaya kepada-Nya.5
4. Ciri khas Kitab
- NAMA ALLAH TIDAK PERNAH DISEBUTKAN DALAM KITAB ESTER
Mengapa nama Allah tidak pernah disebutkan dalam kitab ini menjadi soal bagi
banyak orang. Martin Luther sampai mengatakan mungkin lebih baik seandainya
kitab ini tidak ada. Tapi bila kita mempersoalkan tidak disebutnya nama Allah,kita
akan kehilangan intisari amanatnya. Karena kitab ini menghendaki,agar dengan
melihat kejadian-kejadian yang lumrah itu,kita dapat mengetahui adanya suatu KUAT
KUASA yang tidak kelihatan yang memerintah segala perkara tanpa memperkosa
kemerdekaan manusia, jalan hidupnya yang biasa.
Disamping itu, mungkin kitab ini dituliskan bukan meluluh untuk orang Yahudi tapi
juga untuk orang Persia, atau mungkin karena orang Yahudi berada jauh dari tanah
airnya, dan terputusnya hubungan istimewa antara umat Israel dengan Allah. besar
kemungkinan itulah sebabnya maka nama Tuhan tidak disebut-sebut dalam cerita
yang bertalian dengan mereka. Dan kemungkinan paling utama ialah menekankan
tindakan Tuhan yang tidak kelihatan dalam pemeliharaan-Nya atas umat Israel.6

- ESTER : NAMA WANITA SEKALIGUS JUDUL KITAB

Nama “Ester” muncul lima puluh kali dalam kitab ini dan tidak muncul pada bagian-
bagian lain dalam Alkitab. Baik nama wanita ini maupun orang-orang lain yang
disebut dalam kitab Ester ( kecuali Ahasyweros dan mungkin ratu Wasti) tidak
muncul pada kitab-kitab lain. Judul kitab ini di ambil dari tokoh utamanya meskipun
dalam banyak hal tokoh Mordekhai diambil dari tokoh utamanya.
Nama Ester sering dikatakan berasal dari nama dewi asmara orang Babel yaitu Isthar,
namun nama ini mungkin juga berasal dari kata stara dalam bahasa Persia atau
“Bintang” (Inggris “Star”). Nama wanita ini dalam bahasa Ibrani adalah hadasa yang
disebut hanya sekali (2:7). Nama ini berkaitan dengan satu kata dalam bahasa Ibrani
untuk sejenis semak berbau wangi.
Seperti yang muncul dalam kitab ini,Ester adalah wanita yang cantik dan pemberani,
dan dia selalu mengalami nasib baik. Dia terpilih menjadi ratu (permaisuri raja) yang
berkuasa atas semua wanita dalam kerajaan itu (5:2-7; 7:1-8:8). Dalam kitab ini dia

5
Denis G reen, Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian lama (Malang: Gandum Mas,April 1984),hlm,120-121
6
J. Sidlow Baxter,Menggali isi Alkitab Kejadian-Ester (Jakarta: Yayasan komunikasi bina kasih,2012),hlm 480
berhasil mengubah nasib bangsa Yahudi, namun dengan mempertaruhkan nyawanya
sendiri (4:11; 16; 5:1-2). Dia menerima mandat dalam arti yang sebenarnnya dari raja
dan dapat bertindak dengan otoritas ini (9:29-32).
- HARI RAYA PURIM
Purim adalah perayaan yang diperkenalkan oleh kitab Ester, dan merupakan satu-
satunya perayaan dalam Alkitab yang tidak disebut dalam kitab Pentateukh. Perayaan
ini diperintahkan oleh Mordekhai guna memperingati peristiwa-peristiwa yang telah
mengubah nasib-nasib orang Yahudi dari ancaman Hukuman maut yang akan
ditimpahkan kepada mereka menjadi sebaliknya merupakan saat kebinasaan musuh-
musuhnya (9:1-31). Perayaan ini bahkan disebut sebagai “Hari Mordekhai” pada abad
kedua.
Nama perayaan ini diambil dari kata pur ( jamak purim) artinya “undi” kata ini jarang
dipakai dalam bahasa Ibrani. Istilah ini hanya dijumpai dalam kitab Ester, sedang
dalam perjanjian lama kata yang biasa di pakai untuk “undi” adalah ( jamak purim)
artinya “undi” kata ini jarang dipakai dalam bahasa Ibrani. Istilah ini hanya dijumpai
dalam kitab Ester, sedang dalam perjanjian lama kata yang biasa di pakai untuk
“undi” adalah goral . Haman telah membuang undi (pur) untuk menentukan bulan
terbaik untuk mengeksekusi orang Yahudi (3:7; 9:24); dengan ironis terjadi perubahan
pemakaian kata menjadi “Purim” yang menunjuk kepada upacara Yahudi
memperingati nasib baiknya.perayaan ini merupakan har penuh bahagia dan
kegembiraan yang luar biasa bagi orang Yahudi,dan selama bertahun-tahun
kebiasaan-kebiasaan itu berkembang. Keseluruhan Kitab Ester berbicara tentang
perayaan-perayaan ini secara langsung maupun tidak langsung. Sebenarnya perayaan
Purim tidak lain adalah salah satu dari banyak perayaan atau perjamuan-perjamuan
dalam kitab ini; disini tema perayaan begitu penting, yaitu sebagai tema yang
membawa seluruh kitab pada perayaan paling penting dari semua perayaan.

Anda mungkin juga menyukai