PENDAHULUAN
Setelah kerajaan Babel direbut dan diganti oleh kerajaan Persia pada tahun 539
SM, pusat pemerintahan bagi orang Yahudi buangan berpindah ke Persia. Ibu kotanya,
Susan menjadi latar belakang kisah Ester, pada masa pemerintahan _Ahasyweros_ (nama
Ibrani) atau _Khshayarshan_ (nama Persia) atau _Xerxes I_ (nama Yunani) -- yang
memerintah pada tahun 486-465 SM. Kitab ini meliput tahun-tahun 483-473 SM dari
pemerintahannya (Est 1:3; Est 3:7), dengan sebagian besar peristiwa terjadi pada tahun
473 SM. Ester menjadi ratu Persia pada tahun 478 SM (Est 2:16).
Secara kronologis, peristiwa Ester terjadi di Persia antara Ezra 6 dan 7, yaitu di
antara kembalinya rombongan Yahudi pertama ke Yerusalem pada tahun 538 SM di
bawah pimpinan Zerubabel (Ezr 1:1--6:22) dan rombongan kedua pada tahun 457 SM di
bawah pimpinan Ezra (Ezr 7:1--10:44; Lihat "PENDAHULUAN EZRA" 08061).
Sekalipun kitab ini ditempatkan setelah Nehemia dalam PL kita, peristiwa yang tercatat di
dalamnya terjadi 30 tahun sebelum Nehemia kembali ke Yerusalem (444 SM) untuk
membangun kembali tembok Yerusalem (Lihat "PENDAHULUAN NEHEMIA" 08065).
Sedangkan kitab-kitab Ezra dan Nehemia dari masa pascapembuangan membahas hal-hal
yang berkaitan dengan kaum Yahudi sisa yang kembali ke Yerusalem, kitab Ester
mencatat suatu peristiwa yang sangat penting bagi orang Yahudi yang tinggal di Persia.
Pentingnya Ratu Ester bukan saja tampak dalam penyelamatan bangsanya dari
kebinasaan, tetapi juga dalam menjamin keamanan dan kehormatan mereka di negeri
asing (bd. Est 8:17; Est 10:3); tindakan pemeliharaan ini memungkinkan pelayanan
Nehemia di istana raja beberapa dasawarsa kemudian dan pengangkatannya untuk
membangun kembali tembok Yerusalem. Jikalau Ester dan orang Yahudi (termasuk
Nehemia) telah musnah di Persia, kaum sisa yang tertekan di Yerusalem mungkin tidak
pernah membangun kembali kota mereka; akibat sejarah Yahudi pascapembuangan pasti
akan sangat berbeda.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kisah Ester adalah kisah yang mengesankan karena selain dramatis, terdapat
pula unsur politik, relasi batiniah, dan konflik di dalamnya. Bila kita membacanya
dengan penuh penjiwaan, kisah Ester tidak melulu bercerita tentang seorang ratu
cantik nan bijaksana yang menyelamatkan bangsanya. Lebih dari itu, kisah Ester
mengandung sisi lain yang dapat mengispirasi setiap orang yang berkeinginan
membaca kisahnya.
Tak pernah terpikirkan dalam hidupnya menjadi Ratu di sebuah kerajaan yang
mempunyai kekuasaan membentang luas dari India hingga Etiopia. Ester gadis
berparas cantik dan berperawakan elok ini adalah anak yatim piatu. Dia dibesarkan
oleh Mordekhai yang mengangkatnya sebagai anak. Mordekhai sendiri adalah anak
saudara ayah Ester
Ada beberapa kisah menarik dari Ratu Ester yang dapat menjadi motifasi dan
teladan untuk kita sebagai umat Allah;
2
bunyi langkahnya sendiri dan gemeresik gaunnya. Perhatiannya tidak boleh
tersimpangkan oleh keagungan balairung istana itu, kemegahan pilar-pilarnya, dan
keindahan langit-langit berukir dari kayu aras yang didatangkan dari Lebanon. Ia
memusatkan seluruh perhatiannya kepada pria yang duduk di singgasana, yang
menentukan hidup matinya..
3
Tidak diragukan, Ester mempersiapkan perjamuan itu dengan cermat,
memastikan agar segalanya memenuhi selera suaminya. Anggur yang baik
juga dihidangkan untuk menghangatkan suasana. (Mz. 104:15) Ahasweros
senang dengan pesta itu, dan ia pun bertanya lagi kepada Ester apa
permintaannya. Apakah sekarang saatnya untuk berbicara?
4
penghargaan apa yang telah diberikan kepada Mordekai. Jawabannya? Sama
sekali tidak ada.—Baca Ester 6:1-3.
Ester tidak mau menguji kesabaran raja lebih lanjut; pada perjamuan
kedua, ia harus mengungkapkan semuanya. Tetapi, bagaimana? Ternyata, raja
memberinya kesempatan; ia menanyakan lagi apa permintaan Ester. (Est. 7:2)
Kini tibalah ”waktu untuk berbicara”.
5
Raja tentu terlonjak kaget mendengar permohonan itu. Siapa yang
berani mencelakai ratunya? Ester melanjutkan, ”Kami telah dijual, aku dan
bangsaku, untuk dimusnahkan, dibunuh dan dibinasakan. Seandainya kami
dijual sebagai budak laki-laki belaka dan sebagai hamba perempuan belaka,
aku akan tetap diam. Namun penderitaan ini tidak pantas bila mendatangkan
kerugian atas raja.” (Est. 7:4) Perhatikan bahwa Ester memaparkan
problemnya dengan terus terang, namun ia menambahkan bahwa ia akan tetap
diam jika ancamannya hanya berupa perbudakan. Tetapi, genosida ini akan
sangat merugikan raja jika Ester tidak mengungkapkannya.
Teladan Ester banyak mengajar kita tentang seni persuasi. Jika suatu
hari Saudara perlu menjelaskan problem serius kepada orang yang Saudara
cintai atau bahkan orang yang berwenang, Saudara akan sangat terbantu bila
bersikap sabar, penuh respek, dan terus terang seperti Ester.—Ams. 16:21, 23.
Bagaimana teladan Ester mengajar kita agar tidak pernah putus asa,
pesimis, dan kehilangan iman?
Dalam dunia yang tidak adil ini, kita pikir keadilan tidak akan pernah
ditegakkan. Pernahkah Saudara merasa seperti itu? Ester tidak pernah putus
asa, tidak pernah menjadi pesimis, dan tidak pernah kehilangan iman. Ketika
waktunya tiba, ia dengan berani berbicara membela yang benar, dan
menyerahkan selebihnya kepada Yehuwa. Kita bisa menirunya! Yehuwa tetap
sama sampai sekarang. Ia selalu sanggup membuat orang yang fasik dan licik
jatuh ke dalam perangkapnya sendiri, seperti halnya Haman.—Baca Mazmur
7:11-16.
6
2.2.5 Menaruh Kepentingan Yehuwa dan Umat-Nya di atas Kepentingannya
Sendiri
Sekarang, setelah Ester dan Mordekai bebas dari bahaya, bisakah sang
ratu bernapas lega? Bisa saja, kalau dia egois. Pada waktu itu, dekret Haman
untuk membunuh semua orang Yahudi sedang dikirimkan ke segala penjuru
imperium. Haman telah melempar undi, atau Pur—tampaknya semacam
tenung—guna menentukan hari baik untuk melancarkan serangannya yang
keji. (Est. 9:24-26) Meski masih berbulan-bulan jauhnya, hari itu akan tiba
dengan cepat. Dapatkah bencana tersebut dicegah?
Ketika hari yang ditentukan itu akhirnya tiba, umat Allah sudah siap.
Bahkan banyak pejabat Persia kini berpihak kepada mereka, sebab kabar
tentang perdana menteri yang baru, yaitu Mordekai orang Yahudi, telah
tersebar ke mana-mana. Yehuwa memberi umat-Nya kemenangan besar. Ia
tentu melindungi umat-Nya dari pembantaian yang kejam, dengan memastikan
agar musuh-musuh mereka kalah telak. *—Est. 9:1-6.
Selain itu, Mordekai belum bisa tenang mengawasi rumah Haman jika
kesepuluh putra pria jahat itu masih hidup. Maka, mereka pun dibunuh. (Est.
9:7-10) Dengan demikian, tergenaplah sebuah nubuat Alkitab tentang
pembinasaan total dari bangsa Amalek yang telah dengan sengit memusuhi
umat Allah. (Ul. 25:17-19) Putra-putra Haman kemungkinan besar termasuk
di antara orang-orang terakhir dari bangsa yang dikutuk itu.
Kendati masih muda, Ester harus memikul tanggung jawab yang berat
—turut mengeluarkan ketetapan yang menyangkut perang dan eksekusi. Hal
itu tentu tidak mudah. Tetapi, Yehuwa menghendaki agar umat-Nya
7
dilindungi dari kebinasaan, sebab bangsa Israel telah ditetapkan untuk
menghasilkan Mesias yang dijanjikan, satu-satunya sumber harapan seluruh
umat manusia! (Kej. 22:18) Hamba-hamba Allah dewasa ini mengetahui
bahwa sejak Sang Mesias, Yesus, datang ke bumi, para pengikutnya dilarang
untuk angkat senjata dalam perang.—Mat. 26:52. Meskipun demikian, orang
Kristen terlibat dalam peperangan rohani; Setan semakin bertekad untuk
merusak iman kita kepada Allah Yehuwa. (Baca 2 Korintus 10:3, 4.) Teladan
Ester benar-benar suatu berkat bagi kita dewasa ini! Seperti dia, semoga kita
bisa memperlihatkan iman dengan bertindak bijaksana dan sabar saat
meyakinkan orang lain, dengan berlaku berani, dan dengan membela umat
Allah tanpa mementingkan diri.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kisah Ester betapapun peristiwa ini terjadi ribuan tahun silam, namun
mengandung nilai-nilai yang sangat relevan dengan kondisi masa kini. Nilai-nilai yang
dapat bermanfaat bagi semua orang dengan latar belakang dan golongan apa pun. Ester
yang awalnya cuma perempuan biasa dan kemudian menjadi ratu di kerajaan terbesar kala
itu telah mewariskan sifat-sifat yang patut kita teladani, yaitu pribadi yang tetap taat
kepada Tuhan, rela berkorban untuk bangsanya, pribadi yang berhikmat, istri yang
menjaga martabat suaminya, dan seorang anak yang mengasihi orang yang telah
mengasuhnya. Satu hal yang tak kalah penting adalah Ester menunjukkan pada
perempuan masa kini bahwa perempuan dapat berperan menjadi aktor-aktor utama bagi
keselamatan bangsa.
3.2 Saran
Kita telah mengetahui kisah mengenai Ratu Ester. Pada kesempatan ini penulis
mengajak kita semua sebagai umat Allah yang percaya akan Yesus Kristus agar
menjadikan Ratu Ester sebagai teladan hidup kita sehari-hari baik dalam hidup
berkeluarga dan lingkungan masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Telemedicine Toolkit,2017.
American Health Information Management Association (AHIMA)
https://www.jw.org/id/publikasi/buku/iman-sejati/ratu-ester-bijaksana/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ester_(tokoh_Alkitab)
https://kumaubelajar.wordpress.com/category/nilai-nilai-dari-ester/
10