Anda di halaman 1dari 5

Memuliakan diri vs berkorban

Tindakan orang akan memperlihatkan isi hatinya. Ester yang rela menanggung risiko kehilangan
nyawa, kemudian mendapat perkenan Raja Ahasyweros (ayat 2). Lalu Ester mengundang Raja
Ahasyweros dan Haman ke perjamuan yang dia adakan (ayat 3-5). Namun Ester tidak segera
mengajukan permohonannya, walau raja berjanji akan memenuhi permintaan Ester, apa pun itu
(ayat 6). Mungkin Ester melihat bahwa saat itu bukan waktu yang tepat. Atau mungkin juga
Ester sedang ingin membuat raja merasa nyaman dulu dan tidak merasa dipaksa. Sebab itu, Ester
harus punya alasan tepat untuk menunda pengajuan permintaannya pada raja (ayat 8). Bila tidak,
penundaan ini dapat saja mengakibatkan perasaan raja berubah, atau Haman mungkin saja bisa
menengarai maksud Ester. Sampai saat itu Haman memang belum "mencium" hubungan antara
Ester dan Mordekhai. Maka Ester mengundang raja dan Haman untuk kembali datang ke
perjamuan pada hari berikut (ayat 7-8).
Berbeda dengan Ester yang bertindak karena kasih, Haman bertindak karena terlalu dikuasai
nafsu. Kesuksesan yang telah dia raih, sesungguhnya telah membuat ia dapat memiliki segala
sesuatu (ayat 11). Akan tetapi, penghargaan yang telah dianugerahkan raja kepada Haman terasa
belum cukup bila Mordekhai belum menghormati dirinya. Hal itu membuat hatinya gelap.
Sukacita atas anugerah raja lenyap bila melihat Mordekhai tidak mau bersujud dihadapannya.
Tak heran bila ia bergembira ketika mendengar masukan dari istri dan sahabat-sahabatnya.
Mereka menyuruh Haman untuk menggantung Mordekhai (ayat 14).
Hati yang dipenuhi dengan nafsu untuk memuliakan diri akan melahirkan kebencian yang tak
masuk akal dan bersifat destruktif. Hasilnya: mengorbankan orang lain demi memenuhi hasrat
diri. Sementara hati yang dipenuhi dengan kasih kepada sesama, menghasilkan tindakan yang
rela mengorbankan diri demi hidup orang lain. Jenis hati yang bagaimana yang Anda miliki?

Tuhan di balik perubahan.

Pada saat negara mengalami masa kritis, kita sering mendengar suatu pernyataan:
"Perkembangan politik berubah setiap satu detik". Nuansa inilah yang melatarbelakangi kisah
Ester di pasal 5 yang dimulai dengan penegasan: "Pada hari yang ketiga" (5:1). Inilah hari
penentuan, siapa yang akan memenangkan peperangan, Ester yang menyelubungi dirinya (2:10,
20), atau Haman dengan rencana terselubungnya (5:14)?

Ester telah mempersiapkan suatu strategi yang cermat dan penuh risiko, yang bukan sekadar
mempertaruhkan nyawanya sendiri tetapi juga nyawa semua orang sebangsanya. Ia
menggunakan dan memaksimalkan kesempatan sekecil apa pun, berdandan secantik mungkin,
dan tidak gegabah menyampaikan maksudnya (1,4,7-8). Namun di balik semuanya itu ada
sesuatu yang terjadi, yang hanya dimungkinkan karena adanya tangan Tuhan yang bekerja (Ams.
21:1) serta memberikan kasih karunia. Ester melanggar peraturan dan seharusnya menerima
hukuman mati, namun sebaliknya ia justru mendapat perkenan raja (4:11; 5:2-3, 6, 8).

Pada hari itu juga berkumpullah dalam satu pesta ketiga orang paling penting yang menentukan
nasib banyak orang dalam kerajaan Persia: Ahasyweros, Ester, dan Haman. Haman dalam
kesombongannya meninggikan dirinya sendiri sementara ia tidak menyadari perubahan yang
terjadi. Ia bersama istri dan sahabat-sahabatnya merancangkan hal yang jahat bagi Mordekhai
(5:10-14), namun ia tidak menyadari bahwa dirinya sedang masuk dalam perangkap yang
dibuatnya sendiri. Tuhan tidak tinggal diam, Ia mengatur perubahan, Ia Raja di atas segala raja
yang memberikan kasih karunia kepada Ester umat kepunyaan- Nya dan jerat bagi Haman -musuh-Nya yang meninggikan diri.

Di tengah kecamuk politik Indonesia yang terus berubah, kita perlu mendukung orang Kristen
yang duduk di pemerintahan agar berani menghadapi risiko serta melangkah dengan iman
kepada Tuhan yang membuat perubahan. Kiranya mereka bersikap bijaksana, membuat strategi
yang cermat dan tepat demi terwujudnya tujuan yang mulia.
Renungkan: Perubahan-perubahan apakah yang sedang terjadi dalam diri Anda? Apa yang
menyebabkan perubahan itu, kasih karunia Tuhan atau kesalahan yang menjerat dan
menumpulkan kepekaan Anda?Datanglah pada Tuhan, dan temukan jawaban atas perubahan
yang terjadi!

Ajaran: Ester (Pendahuluan Kitab)


Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Ester, setiap anggota Jemaat yakin, bahwa Allah
memelihara dan menolong umat-Nya ketika mengalami pencobaan dan penderitaan.
Pendahuluan
Penulis : Penulis Kitab Ester sangat sukar untuk dipastikan. Tetapi menurut para ahli Alkitab, ada
kemungkinan ditulis oleh Mordekhai atau Ester bahkan mungkin juga Nehemia.
Isi Kitab: Isi Kitab Ester menceritakan keadaan Bangsa Israel di pembuangan. Untuk dapat
mengerti isi Kitab Ester ini, kita akan mempelajari riwayat para pelaku dan peranannya.
I.

Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Ester

1.

Raja Ahasyweros
Pasal Est 1:1, raja Ahasyweros adalah raja yang memerintah 127 daerah, dari India sampai
Etiopia. Dia adalah salah satu raja yang terkenal pada zaman itu, namun dalam
pemerintahannya dia suka bertindak sewenang-wenang.
Pendalaman

a.

Mengapakah raja Ahasyweros mau membinasakan orang Yahudi? (Est 3:8-11).

b.

Tetapi bagaimanakah sebenarnya kepribadiannya? (Est 6:1-3,10-11).

2.

Ratu Wasti
Ratu Wasti adalah orang yang dipecat oleh raja Ahasyweros, karena pada waktu raja
Ahasyweros menyuruh Wasti memperlihatkan kecantikannya pada pesta yang diadakannya,
ratu Wasti menolak. Hal ini bagi raja adalah satu penghinaan, maka raja memberikan
keputusan, bahwa ratu Wasti dipecat sebagai ratu dan akan dicari penggantinya.
Pendalaman

a.
b.

3.

Bacalah pasal Est 1:9-22. Mengapakah ratu Wasti dipecat?


Kekerasan hati ratu Wasti ini, justru merupaka kesempatan bagi orang Yahudi
menjadi rat (Est 2:17-18).

Haman
Haman adalah seorang yang menerima kebesaran dari raja Ahasyweros dengan kenaikan
pangkat dan kedudukan tertinggi di atas semua pembesar. Semua rakyat diperintahkan
menyembah Haman. Haman sangat memusuhi orang Yahudi karena Mordekhai tidak mau
menyembah dia. Haman diberi kuasa oleh raja untuk membunuh bangsa Yahudi.
Pendalaman

a.

Siapakah Haman? (Est 3:1,5-6). Dan bagaimanakah kepribadiannya? Serta


mengapakah ia membenci orang Yahudi?

b.

Bagaimanakah nasib orang seperti Haman, yang berusah memusnahkan umat


Allah? (Est 7:1-10).

4.

Mordekhai
Mordekhai adalah orang Yahudi yang menjadi pegawai istana raja. Dia mempunyai tugas
duduk di pintu gerbang istana raja (pasal Est 2:5,19,21). Dan ia adalah seorang yang tidak
menyembah kepada Haman, karena menurut keyakinan Mordekhai hanya Tuhanlah yang patut
disembah. Dalam pasal 4 (Est 4:1-17) dijelaskan Mordekhai berdukacita dan bersedih bersama
orang Yahudi karena adanya keputusan raja memberi kuasa kepada Haman, untuk membunuh
orang Yahudi.
Pendalaman

a.

Siapakah Mordekhai? (Est 2:5; 3:1-5). Dan bagaimanakah kepribadiannya?

b.

Bacalah pasal Est 6:1-11. Apakah sebabnya Mordekhai dihormati raja?

c.

Bagaimanakah keadaan orang yang taat pada Tuhan, sepert Mordekhai ini? (Est
8:1-2; 9:4; 10:1-3).

5.

Ester
Ester adalah seorang anak yatim bangsa Yahudi. Dia adalah saudara sepupu dari Mordekhai.
Ketika ratu Wsti dipecat dari kedudukannya sebagai ratu, maka Ester diangkat menjadi ratu.
Pada waktu orang Yahudi akan dibunuh, Ester menerima permohonan dari Mordekhai untuk
menolong membebaskan orang Yahudi (pasal Est 4:14).
Pendalaman

a.

Siapakah Ester? (Est 1:7; 2:17). Dan apakah kedudukan Ester dalam kerajaan?

b.

Apakah tugas Ester bagi umat Allah? (Est 4:8-16).

c.

Apakah usahanya itu berhasil? (Est 7:1-8 8:5-8).

II. Kesimpulan/penerapan
1.
Kitab Ester membuktikan bahwa Allah tetap setia dalam memelihara dan menolong
umat-Nya yang berada dalam kesusahan dan kesulitan.
2.
Pengalaman Haman membuktikan bahwa kesombongan ketamakan akan menghasilkan
kerugian bagi diri sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
1.

Siapakah nama raja yang ada dalam Kitab Ester?

2.

Mengapakah Ester bisa menjadi ratu?

3.

Apakah sebabnya Haman sangat membenci umat Allah?

4.

Bagaimanakah nasib Haman?

5.

Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dar mempelajari Kitab Ester?

Full Life : SEMUANYA ITU TIDAK BERGUNA BAGIKU.


Nas : Est 5:13
Sekalipun Haman memiliki kekayaan, kemuliaan, kuasa, dan kedudukan, dialah seorang yang
tidak puas. Mordekhai, pada pihak lain, mempunyai watak kuat, keyakinan saleh, dan kepastian
akan Allahnya. Haman sadar di dalam hatinya bahwa Mordekhai adalah orang yang lebih baik
dari dirinya dan karena itu ia membencinya. Di mata Allah, kebesaran tidak dijumpai dalam

kekayaan, kuasa, atau kedudukan, tetapi dalam kesetiaan, komitmen kepada-Nya, dan usaha
mencapai sasaran-sasaran-Nya yang benar di muka bumi
(lihat cat. --> Luk 22:24-30).
[atau ref. Luk 22:24-30]

Anda mungkin juga menyukai