Anda di halaman 1dari 16

www.wikipedia.

com

Tema Ibadah Kartini


Menguak Ratu Izebel
2 Raja-Raja 9:30-39
Kata Pengantar

Salam Kasih dan Salam Patunggilan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kuasa dan penyertaanNya, kita beroleh kehidupan dan
berkat yang tidak pernah berkesudahan. Gereja dan persekutuan adalah hal yang tidak bisa
dipisahkan, bahkan bisa dikatakan persekutuan adalah gereja itu sendiri. Salah satu yang nampak
dalam persekutuan adalah ibadah Kartini.

Tema Ibadah kita kali ini akan mengangkat figur Ratu Izebel (2 Raja-raja 9:30-39). Memang Figur
Izebel dari segi narasi kitab raja-raja, kurang begitu mendapatkan tempat yang baik. Ratu Izebel
dikatakan sebagai orang jahat. Namun ketika melihat dari sudut pandang yang berbeda, justru
kita akan mendapatkan pemahaman yang berbeda dari sekedar membaca teks secara harafiah.

Perjuangan dan pemahaman kesetaraan gender harus dilakukan oleh semua pihak, oleh karena itu
kami memohon dalam pelaksanaan Ibadah Kartini, bisa melibatkan semua pihak yakni lintas
kategorial. Hal ini bertujuan agar semua pihak, baik anak-anak, remaja, pemuda, bapak-bapak, PHMJ
dan adi yuswo juga memiliki pemahaman mengenai kesetaraan gender. Selain hal ini, tujuan lainnya
dapat mempererat suasana kekeluargaan/intergenerasi.

Demikian kata pengantar ini, besar harapan kami Ibadah Hari Kartini dapat dilakukan dan
disesuaikan dengan kondisi jemaat.

Malang, 1 April 2023

Sekertaris Bidang Persekutuan


MWB

1
Dari Lasminingrat sampai Ratu Izebel: Menguak Perjuangan
Perempuan dalam terang Kritik Ideologi1
Gaung akan emansipasi dan perjuangan perempuan tidak akan pernah usai. Kita
mengenal emansipasi dari era R. A. Kartini, namun jauh sebelum itu ada sosok
bernama Raden Ayu Lasminingrat. Lasminingrat adalah pejuang pendidikan untuk
kaum perempuan. Lasminingrat adalah istri dari Bupati ke empat Garut.
Lasminingrat adalah perempuan intelektual. Ia mahir berbahasa belanda. Karya
sastranya tidak kalah dengan karya Kartini, bahkan lebih banyak. Beberapa karya
Lasminingrat:2

• Carita Erman (1875), Judul Tjarita Erman merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid.
Buku ini dicetak sebanyak 6.015 eksemplar. Pada tahun 1911 dicetak ulang dalam aksara
Jawa, dan pada tahun 1922 dalam aksara Latin. Selanjutnya tahun 1919 diterjemahkan ke
dalam bahasa melayu oleh M.S Cakrabangsa.
• Warnasari jilid 1 (1876). Judul Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng Jilid I.Buku ini ditulis
dalam aksara Jawa, merupakan hasil terjemahan dari tulisan Marchen von Grimm dan JAA
Goeverneur, yaitu Vertelsels uit het wonderland voor kinderen, klein en groot (1872) dan
beberapa cerita Eropa lainnya.
• Warnasari jilid 2 (1887).
Perjuangan Lasminingrat akan emansipasi perempuan khususnya dalam bidang pendidikan, tidak
hanya dilakukan dalam masa mudanya, namun ketika sudah berkeluarga dan menikah dengan bupati
ke empat Garut, Lasminingrat justru mendirikan pendidikan Sakola Kautamaan Istri di lingkungan
Ruang Gamelan, Pendopo Garut sekitar tahun 1907.3 Pada tahun 1911, Lasminingrat memilih untuk
berkonsentrasi pada pendidikan dan melanjutkan pendidikan bagi kaum perempuan bahkan sampai
meluas semua golongan. Memang sekolah Istri yang didirikan oleh Lasminingrat berawal hanya
untuk kaum bangsawan saja, namun setelah itu berkembang untuk semua golongan.
Apa yang dilakukan oleh Lasminingrat dalam karya sastra sampai dalam pendidikan untuk kaum
perempuan pastinya termasuk emansipasi. Lasminingrat bukan termasuk salah satu pahlawan
nasional. Mungkin bagi Lasminingrat perjuangan emansipasi dan pendidikan untuk kaum perempuan
jauh lebih besar dari pada gelar pahlawan nasional. Mungkin juga pada waktu itu, Lasminingrat
dekat dengan pemerintah Hindia Belanda, karena dia dianggap perempuan intelektual pertama yang
bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda yang menyebabkan dirinya sampai sekarang tidak
diberi gelar pahlawan. Lasminingrat mungkin kalah popularitas bila dibandingkan dengan Kartini,
namun mereka berdua memiliki kesamaan pejuang akan emansipasi.
Ratu Izebel juga mengalami hal yang sama. Popularitas Ratu Izebel tidaklah baik, bahkan dia
dianggap sebagai ratu jahat, pembawa israel pada penyembah Baal, pembunuh dan lain sebagainya.
Beberapa tafsiran femenis mencoba untuk mencari sudut pandang yang berbeda tentang Ratu
Izebel. Dalam tulisan ini ingin memaparkan hal menarik tentang Ratu Izebel.

Perempuan sebagai Ratu

1
Sebagai bahan perenungan Ibadah Hari Kartini
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Lasminingrat
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Lasminingrat

2
Posisi perempuan sebagai ratu menempatkan dirinya sebagai orang nomor dua yang berpengaruh
dalam hal kerajaan setelah seorang raja. Kepemimpinan seorang ratu berbeda dengan
kepemimpinan seorang raja. Biasanya raja memiliki akses yang tidak terbatas, sedangkan seorang
ratu memiliki akses yang terbatas. Kekuasaan seorang ratu selalu berkaitan dengan kekuasaan
seorang raja. Beberapa ratu memiliki istana tersendiri yang terpisah dari istana raja atau paling
tidak memiliki tempat tersendiri dari tempat seorang raja.

Istana ratu yang terpisah atau tempat/bagian istana yang terpisah merupakan hal yang sering kita
jumpai baik dari segi tradisi budaya timur kuno. Salah satu manuskrip Ugarit menyatakan tentang
ratu Athiratu dan Ilu serta 'Anatu dan Ba'lu memiliki tempat tinggal yang terpisah. Raja Salomo
membangun sebuah istana untuk istrinya yang berkebangsaan Mesir. Ester mungkin tidak
dibangunkan sebuah istina, Ester tinggal di sayap wanita raja, Istana Ahasyweros. Seorang ratu
memiliki akses dalam perkebunan dengan tata kelola yang ia kuasai. Perkebenunan ini juga
memberikan sumbangsih bagi perekonomian kerajaan.4 Abraham Malamat berpendapat “bahwa di
istana Yerusalem dan di ibu kota di tempat khusus Kerajaan Utara ada tempat khusus untuk
menampung wanita kerajaan, mirip dengan harem di seluruh Timur Dekat kuno”5.

Ratu Izebel adalah Istri dari Raja Ahab, pastinya memiliki tradisi entah disebut
sebagai harem atau memiliki tempat khusus di istana raja. Posisi Ratu Izebel
tentunya tidak hanya sebagai pemanis kerajaan. Ratu Izebel berbeda dengan
ratu Ester. Ester diketahui memiliki kekuasaan yang terbatas. Izebel memiliki
keturunan dinasti Omride. Posisi Izebel sangat berpengaruh baik dari sisi
stabilitas ekonomi, pertahanan hingga kebijakan.

Label buruk disematkan pada Ratu Izebel dikarenakan dirinya berasal dari keturunan raja utara,
Yerobeam. Yerobeam adalah prototipe raja jahat karena kejahatan yang melanggar perintah Allah.
Deutronomis (ciri khas penulis alkitab) memandang dan melabeli seseorang yang tidak memiliki
kesepahaman dengan label buruk/jahat. Deutronomis dalam kisah raja-raja mementingkan
pemahaman mengenai monotheisme. Setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan di Babylonia,
keterkaitan erat dengan paham satu Tuhan dan satu Negara menjadi semakin besar. Perlu diketahui
bahwa pada waktu itu masih banyak pemahaman mengenai monolatry. Pengalaman perbudakan di
Mesir dan Babylonia menyebabkan ketakutan/phobia tersendiri. Ketakutan akan yang lain, sampai
ketakutan pemahaman dan pencampuran kepercayaan. Di sisi lainnya, juga muncul pemahaman
bahwa sebuah kerajaan tidak bisa menutup diri dari pengaruh lainnya. Kerajaan harus bisa bekerja
sama dengan yang lain demi kepentingan dan stabiltas sebuah kerajaan. Inilah yang mungkin ada
dalam benak kebijakan Yerobeam dan Ahad. Yerobeam dan Ahad menyembah Allah namun masih
dalam tahapan monolatry. Dalam kerajaan Israel banyak pemahaman mengenai kepercayaan,
namun banyak yang menyembah pada satu Tuhan. Dengan kata lainnya, pergesaran monolatry
(menyembah satu Tuhan, namun masih banyak patung-patung dewa) menuju monotheisme (satu
Tuhan dan satu negara).

Izebel karena masih dalam masa pergeseran monolatry kepada monotheisme, menyebabkan dirinya
mendapat label ratu jahat. Label ratu jahat ini bukan karena dirinya melainkan karena situasi pada
waktu itu. Kerajaan Israel yang dipimpin oleh Ahad mengalami pemberontakan oleh Yehu.

4
Marsman, Hennie J., Women in Ugarit: Their Social and Religious Position In The Context of The Ancient Near
East, Boston: Brill Leiden, 2003, p.344-345
5
Ibid., p. 380

3
Pemberontakan Yehu merupakan konflik yang berkepanjangan. Konfilk ini terjadi antara dinasti
Omride dengan Dinasti Yehu.

Izebel ingin mempertahankan Dinasti Omride dari pemberontakan Yehu. Posisi ratu juga
memperkuat garis keturunan putra mahkota. Deutronomis percaya bahwa karena Izebel inilah, Raja
Ahad menjadi berdosa. Izebel merupakan duplikat Yerobeam. Deutronomis menekankan “Ahab bin
Omri melakukan kejahatan di mata Tuhan lebih dari semua orang yang sebelum dia. Dan seolah-olah
itu hal yang ringan

dia untuk berjalan dalam dosa Yerobeam anak Nebat, dia mengambil sebagai istrinya Izebel putri
Raja Etbaal dari Sidon, dan pergi dan melayani Baal, dan menyembahnya” (1 Raja-raja 16:30–31,
NRSV). Dosa Yerobeam berfungsi sebagai kriteria untuk dosa-dosa Ahab. Selain itu, hukuman Ahab
sangat berat karena istrinya, Izebel. Sekali lagi, bahwa Izebel berfungsi sebagai duplikat dari
Yerobeam.

Memang benar Izebel bukan penduduk asli kerajaan Israel, melainkan karena keturunan dari Raja
Etbaal dari Sidon. Jelas bahawa perkawinan yang dilakukan oleh Ahad merupakan perkawinan
campur dengan itu, Ahad melanggar hukum perkawinan campur (Ulangan 7:1–4).

Selanjutnya, kisah pemerintahan Ahazia, yang adalah putra Ahab dan Izebel mengatakan yang
berikut: “Dia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, dan berjalan di jalan ayah dan ibunya, dan di
jalan Yerobeam anak Nebat, yang menyebabkan Israel berdosa” (1 Raja-raja 22:52, NRSV). Meskipun
Izebel tidak disebutkan sebagai ibu Ahazia, peran keibuannya akan dilihat dalam peran yang
berbeda. Berbeda dengan kerajaan selatan, kerajaan utara jarang menyebut nama ibu seorang raja.
Dalam kepentingan penulis deutronomis, peran Izebel ada dalam kejahatannya, karena seorang ibu
bernama Izebel, maka Raja Ahazia juga ikut berdosa.
Ratu Izebel dalam 2 Raja-Raja 9:30-39 “Reinterpetasi”

Memeriksa mengenai peran Ratu Izebel adalah tantangan tersendiri. Di mana dominasi patrialkal
perlu diberi jarak, terlebih lagi masih ada kepentingan ideologis penulis (deutronomis) yang
berperan besar dalam melabeli Ratu Izebel sebagai ratu jahat.

Pertemuan antara Izebel dan Yehu dalam 2 Raja-raja 9:30–37 mendapatkan peran tersendiri. Dalam
bagian perikop ini jelas peran utama justru pada pemberontak yakni Yehu. Entah mengapa ideologis
penulis lebih memerankan penting pemberontak Yehu dari pada kisah strategis ratu Izebel. Adegan
pertemuan ini menunjukkan bagaimana mereka saling berhadapan dalam situasi persaingan. Marsha
White menunjukkan bahwa Jehu membutuhkannya untuk melegitimasi pemberontakannya
sementara dia memusnahkan dinasti Omride. Pemberontakan Yehu dilakukan terhadap Yoram anak
Ahab. Meskipun Ahab dijatuhi hukuman dalam 1 Raja-raja 21:27–29, hukuman ini justru
memperkuat pemberontakan Yehu. Kata-kata kenabian Elia dari 1 Raja-raja 21:28-29, “Pernahkah
kamu melihat bagaimana Ahab telah merendahkan hati dirinya sebelum aku? Karena dia telah
merendahkan dirinya di hadapanku, aku tidak akan membawa bencana pada zamannya; tetapi pada
hari-hari anaknya aku akan mendatangkan malapetaka ke rumahnya” (1 Raja-raja 21:28–29, NRSV).6

Nubuatan ini semakin mengukuhkan pemberontakan yang dilakukan oleh Yehu. Karena Yehu perlu
mendapatkan legitimasinya dari narasi Ahab di kebun anggur Nabot, Jehu menekankan kekuatannya
yang adil dari narasi tersebut dengan kata lainnya pusat perhatiannya justru ada pada diri Yehu. Raja
Yehu mendapatkan legitimasi baik secara naratif dan kekuatan politis dari nabi Elia. Pemusnahan

4
6
Kyung Park, Hye, Why Not Her?: A Form and Literary-Critical Interpretation of the Named and Unnamed
Women in the Elijah and Elisha Narratives, New York: Peter Lang, 2015, p. 69-70

4
dinasti Omride dengan dalil pemurnian keturunan kerajaan menuju arah monotheisme murni, satu
Allah dalam satu negara.

Adegan dalam perikop 2 Raja-Raja diawali dengan kedatangan Raja Yehu, dan percapakan singkat
antara Yehu dengan Izebel. Izebel menyebutkan kata Zimri. Perlu diketahui bahwa Zimri adalah kisah
pemberontakan. Zimri, seorang komandan kereta raja Elah, menjadi raja setelah membunuh Raja
Baasha dan Elah (putra Raja Baasha) dan menghancurkan rumah Baasha dalam 1 Raja-raja 16:8–20.
Apa yang dilakukan dalam pemberontakan Zimri tidak berlangsung lama, Zimri hanya menjadi raja
selama tujuh hari, rakyat lebih memilih Omri dari pada Zimri. Dengan menyebutkan kata Zimri,
Izebel mengetahui bahwa kedatangan dan maksud tujuan Yehu seperti pemberontakan Zimri.
Olyan menunjukkan arti ganda dari nama Zimri: “pemangkasan kebun anggur” dan “YHWH telah
melindungi.” Olyan juga menambahkan bahwa percakapan antara Yehu dengan Ratu Izebel bukan
dalam arti ratu Izebel merayu sang pemberontak Yehu. Ratu Izebel mengingatkan bahwa apa yang
dilakukan oleh Yehu dalam pemberontakannya sama dengan kisah pemberontakan Zimri. Izebel
bahkan menambahkan ayat 31 “apakah damai? Zimri, budak dari tuannya!” (Terjemahan bebas
“Peace, Zimri, slayer of his master”). Ratu Izebel mengingatkan pada Yehu bahwa apa yang telah
dilakukannya akan menjadi sia-sia saja yang terjadi hanya pertumpahan darah dan kerusakaan
sistem kerajaan – seperti dalam kisah Zimri, pemberontakan yang sia-sia. Ratu Izebel justru melawan
dominasi pemberontakan Yehu yang didukung oleh nubuatan Elia – di luar konteks pembenaran
akan pemurnian monotheisme.

Peter Ackroyd menunjukkan bahwa Izebel bertindak sebagai ratu pemberani di hadapan raja yang
berkuasa: “Apa pun yang dikatakan tradisi tentang Izebel, dan semuanya negatif, itu mencatat
seorang wanita pemberani, dengan martabat untuk menghadapi kematian tanpa kehilangan
muka”.7 Ratu Izebel adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam hal budaya, politik dan kerajaan.
Ratu Izebel bisa saja membela diri dengan mengerahkan pasukan untuk membentengi diri, namun
yang ia lakukan justru hanya bertanya, “apakah damai/semua baik-baik saja?”.
Pertanyaan ini tentang “apakah semua baik-baik saja/damai” terus diulang dalam narasi 2 Raja-
Raja
9, contoh: oleh hamba Yehu dalam ay. 11; oleh para utusan Yehoram dalam ay. 17–18 dan dalam ay.
19; oleh Yoram dalam ay. 22; dan oleh Izebel dalam ay. 31. Menurut Shimon Bar-Efrat, kata-kata
kunci yang diulang-ulang dari kisah-kisah alkitabiah mengungkapkan poin-poin utamanya.8 Memang
terkadang pusat perhatian pembaca diarahkan pada pembenaran pemberontakan Yehu oleh
nubuatan Elia. Namun pertanyaan apakah semua baik-baik saja, justru kehilangan keutamaannya.
Apa yang dilakukan oleh Yehu justru tidak menunjukkan kedamaian – hal yang menarik justru ketika
pertanyaan baik-baik saja dilontarkan oleh pengikut Yehoram, maka pengikut tersebut akan
ditangkap.
Hal ini justru diperparah ketika melihat Izebel sebagai ratu asing yang mengancam status
kepemimpinan laki-laki. Narasi tersebut dapat dilihat dalam kata Yehu setelah ia membunuh Izebel.
Yehu menyebut diri Izebel sebagai (mayat) orang terkutuk. Label terkutuk ini sampai kisah
pemakamannya pun harus disertai dengan kisah penyerahan kepada anjing-anjing untuk mayatnya
dimakan.

7
Kyung Park, Hye, Why Not Her?: A Form and Literary-Critical Interpretation of the Named and
Unnamed
Women in the Elijah and Elisha Narratives, New York: Peter Lang, 2015, p. 71
8
Kyung Park, Hye, Why Not Her?: A Form and Literary-Critical Interpretation of the Named and

5
“Dosa-Dosa” Ratu Izebel

Gejolak politis antara nabi-nabi monotheisme dengan nabi-nabi diluar monotheisme termasuk nabi-
nabi Baal, harus kita mengerti ketika memahami ratu Izebel. Dalam narasi 1 Raja 18: 3 dikatakan
bahwa ada seorang hamba bernama Obaja, Obaja adalah hamba yang takut pada TUHAN. Jelas
bahwa Obaja adalah abdi dari Raja Ahad, suami Ratu Izebel. Yang menarik bahwa Raja Ahad
digambarkan sebagai orang yang menyembah ilah lain, bukan Allah Israel (1 Raja 16: 32-33), namun
yang menjadi pertanyaan bagaimana seorang Raja Ahad dan Ratu Izebel yang mempercayai ilah lain
tapi justru memiliki abdi/hamba raja yang menyembah Allah yang tidak sama dengan Ahad dan
Izebel? Hye Kyung Park menyebutkan bahwa dalam narasi 1 Raja 18 terdapat beberapa kontradiksi,
apakah Ahad berjumpa dengan Elia atau tidak? Terjadi kontradiksi karena menurut Cogan narasi ini
memang ditambahkan. Yang jelas ada perjumpaan antara Elia dengan Obaja. Justru dalam
perjalanan mencari makan Obaja berjumpa dengan Elia. Obaja yang melaporkan kehadiran Elia, dan
bukan diri Ahad. Kontras dengan ayat 3 yang menggambarkan kejahatan Izebel dalam membunuh
nabi-nabi Allah bila dibandingkan dengan keseluruhan tampilan kepercayaan diri Elia.9
Memang secara eksplisit Izebel disebut sebagai pembunuh nabi-nabi Tuhan (YHWH), namun mari
kita melihat justru dalam terang monolatry. Dalam konsep monolatry tersebut kehadiran Ilah lain
dalam ibadah Israel tentu ada, kisah monolatry (menyembah satu Tuhan, walaupun masih ada ilah-
ilah lain yang ada disekitar dalam diri kehadiran nabi-nabi selain nabi YHWH) menjadi isu yang
tidak terpisahkan dalam kerajaan yang dipimpin Yerobeam dan Ahad, termasuk juga Ratu Izebel.

Kisah selanjutnya menggambarkan perjalanan monolatry menuju monotheisme (satu Tuhan dan
satu kerajaan). Memang keberpihakan kepada monotheisme dengan menunjukkan kisah heroik
Allah dalam menumpas nabi-nabi Baal, namun sekali lagi perlu dilihat dalam terang keberpihakan
monotheisme. Selanjutnya, yang ingin ditampilkan dalam tulisan ini adalah narasi perjumpaan antara
Ahad dengan Izebel dalam rangka menanggapi kematian nabi-nabi Baal.

Dalam 1 Raja 19:1-2 dinarasikan mengenai percakapan antara Ahad dengan Izebel. Ahad setuju
dengan keputusan Izebel untuk meminta pertanggung jawaban kepada Elia. Pada waktu itu hukum
yang berlaku adalah mata ganti mata, gigi ganti gigi. Jelas bahwa Izebel meminta pertanggung
jawaban Elia dengan kematian nabi Elia sebagai nabi YHWH. Ahad tampaknya setuju dengan
keputusan Izebel. Alhasil nabi Elia dalam kondisi bahaya, nabi Elia melarikan diri.

9
Kyung Park, Hye, Why Not Her?: A Form and Literary-Critical Interpretation of the Named and Unnamed
Women in the Elijah and Elisha Narratives, New York: Peter Lang, 2015, p. 78, Dengan kata lain, di mana Elia
dalam ay. 2b-16? Dalam ay. 5–6, pertemuan antara Ahab dan Obaja diakhiri dengan perpisahan mereka.
Meskipun Obaja mulai melakukan perjalanan ke menemukan makanan untuk hewan, dia menemukan Elia di
ay.
7–16. Menurut Cogan, perjumpaan antara Obaja dan Elia adalah sekunder dari narasi. Pembicaraan antara
Obaja
dan Elia terputus. Pembahasan Ahab dari Obaja, karena Obaja seharusnya mencari makan binatang. Namun,
saat Obaja meninggalkan Ahab, dia menemukan Elia. Ayat 7b berbunyi "Lihatlah, Elia memanggilnya."
Ungkapan ini dibagi menjadi dua bagian: "Lihatlah" dan "Elia memanggilnya." Alasan pembagian didasarkan
pada subjek dua bagian. “Lihatlah” bukan diartikulasikan oleh Obaja. “Elia memanggilnya” diverbalkan oleh
narator. Dalam tata bahasa Ibrani “Lihatlah” adalah sebuah kata yang muncul “sebagai pemangsa
keberadaan… ini menekankan kesegeraan, kehadiran, dari situasinya.” Ketika Obaja berkata, “Lihatlah” Obaja
memberikan keterangan dimana Elia berada. “Lihatlah” berfungsi untuk menyadarkan pembaca akan
kehadiran Elia. Obaja bekerja sebagai reporter aktif Elia dalam narasi dan menarik pembaca untuk bertemu
Elia dalam narasinya. Ahab ingin Obaja mencari pakan ternak. Ahad justru tidak pernah mengkonfirmasi
membandingkan Izebel yang digambarkan sebagai pembunuhnya para nabi YHWH di ay

6
akan kehadiran Elia, justru Obaja yang melaporkan kehadiran Elia. Meskipun pertemuan antara Obaja dan
Elia dapat diperlakukan sebagai tambahan sekunder seperti yang dikatakan Cogan, penampilan Elia
direpresentasikan secara berbeda dengan

membandingkan Izebel yang digambarkan sebagai pembunuhnya para nabi YHWH di ay

6
Apa yang dilakukan oleh Izebel dalam meminta pertanggung jawaban nabi Elia dengan hukuman
ganti mata, gigi ganti gigi, atau dengan kata lainnya, Izebel meminta kematian Elia harus dilihat
dalam stabilitas keamanan kerajaan. Di luar konteks kisah heroik Allah yang terlibat dalam
penumpasan nabi- nabi Baal, Izebel justru melihat perlunya stabilitas kerajaan. Mungkin Elia juga
dalam diri Izebel dianggap sebagai pemberontak – mungkin juga bagian dari dinasti Yehu.
Permusuhan antara Nabi Elia dengan Ratu Izebel semakin ada dalam puncak narasi.

Kesimpulan
Pembacaan dan karakter Izebel harus dilihat dalam kerangka monolatri. Monolatri adalah
menyembah satu Tuhan, namun masih ada kehadiran ilah-ilah lain. Ratu Izebel menurut saya lebih
menganut pemahaman tentang monolatri. Kemungkinan besar Kerajaan Israel yang dipimpin oleh
Raja Ahad dan Ratu Izebel menganut pemahaman kerajaan yang terbuka bagi yang lain. Ratu Izebel
bukan lahir dari bangsa Israel, Izebel lahir dari Raja Elbaal. Dari sini kerajaan Israel pastinya memiliki
hubungan kerjasama baik dalam perdagangan, ekonomi sampai stabilatas kerajaan. Walaupun
efeknya terjadi pencampuran dan penerimaan kepercayaan ilah lain/dewa baal dalam budaya dan
kepercayaan Israel.

Hal ini, yakni mengenai keterbukaan kerajaan Israel sampai dalam penerimaan kepercayaan dan
budaya lainnya, menyebabkan kepelbedaan ideologi. Pemahaman nabi Elia mengharuskan bahwa
bangsa Israel harus menganut pemahaman mengenai monotheisme (satu Tuhan dalam satu
Kerajaan). Nabi Elia sangat bertolak belakang dengan pemahaman dari Ahad dan Ratu Izebel. Kisah
pembunuhan nabi-nabi TUHAN (YHWH) oleh Ratu Izebel, begitu juga dengan kisah pembunuhan
ratusan nabi-nabi Baal dalam terang pertolongan heroik Allah, harus dilihat dalam tarik ulur
mengenai monolatri dan monotheisme. Jika demikian, Ratu Izebel dalam melakukan pembalasan
atas kematian nabi-nabi Baal dalam rangka menjaga keharmonisan monolatri. Begitu juga ketika kita
melihat kisah nabi Elia dalam memberangus nabi-nabi Baal dalam terang pertolongan Allah, tentu
harus dilihat dalam perspektif mengarahkan bangsa Israel menuju pemahaman monotheisme.
Kisah mengenai Ratu Izebel dalam 2 Raja 9:30-39 adalah kisah yang menarik. Ketika figur Izebel
dianggap sebagai ratu yang jahat dalam membunuh nabi-nabi Allah, namun mengapa dalam akhir
hayatnya kejahatan itu tidak tampak dalam narasi perjumpaan Yehu dengan Izebel? Justru kata-kata
“apakah ini damai, Zimri...” menunjukkan hal yang bertolak belakang. Meskipun Izebel digambarkan
pernah meminta pembalasan atas pemusnahaan nabi-nabi Baal dengan kematian nabi Elia, Izebel
dalam akhir hayatnya tetap memilih kata-kata “apakah ini damai, Zimri..” Ratu Izebel adalah
perempuan pemberani, menolak kedikdayaan kelaki-lakian dalam diri pemberontak Raja Yehu, dan
memilih untuk menghadapi kematian dengan kata-kata “apakah ini damai, Zimri...” (kisah
pemberontakan).

Malang, 1 April 2023


Sekertaris Bidang Persekutan

MW

7
TATA IBADAH IBADAH KARTINI 2023
GREJA KRISTEN JAWI WETAN

Tata laksana Ibadah:

1. Panggilan Ibadah:
P : Allah adalah sumber kehidupan kita, pencipta langit dan bumi, kita beriman kepada Allah.
J : Kami datang ya Tuhan di BaitMu ini bersyukur dan menyembah, terimalah dan
sambutlah kami dengan senyum yang penuh kasih sayangMu.
P : Pertolongan kami adalah dari kasih sayang Tuhan Allah yang tiada
berkesudahan dan kekal selama-lamanya.
J : Menyanyi KJ. No.15: 1 Berhimpun Semua
Berhimpun semua menghadap Tuhan dan pujilah Dia, Pemurah dan benar.
Berakhirlah segala pergumulan, diganti dengan kedamaian yang besar.

P : Damai dan sejahtera yang dari Allah Bapa dan Yesus Kristus senantiasa
menyertai saudara-saudara. Amin.
J : Damai dan sejahtera senantiasa juga menyertai hambaNya.

2. Tema Ibadah dan Madah Syukur: (duduk).


Tema Ibadah: ……………
Pelayan mengajak litani madah syukur
P : Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangkupun tidak memberi aku
kemenangan,
J : tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami,
P : dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu.
J : Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari,
Bersama-sama : dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya.

3. Panggilan Pertobatan:
P : ...................(Narasi Pembukaan)
Doa Pertobatan

4. Berita Anugerah: (berdiri)


P : Setiap kita yang menyerahkan kesalahan dan dosanya kepada Allah dengan jujur disertai
penuh penyesalan, Allah maha kasih dan penuh kemurahan mengampuni kesalahan dan
dosa-dosa kita. Terimalah anugerahNya yang disaksikan di dalam Kitab Roma 6: 9 – 11.
J : Menyanyi PKJ 272: 1,2 Kamu adalah Garam Dunia
1. Kamu adalah garam dunia , kata Yesus Tuhan kita,
jika garam itu jadi tawar, tiada gunanya,
tiada gunanya, tiada gunanya bagi dunia!

2. Kamu adalah terang dunia, kata Yesus Tuhan kita,


buatlah terangmu bercahaya bagai, pelita,
bagai pelita, bagai pelita untuk dunia.

8
5. Pelayanan Firman:
(duduk).
2. Bacaan 2 Raja-Raja 9: 30-39
3. Jemaat menyanyi KJ no. 59: 1,2 Bersabdalah Tuhan
• Bersabdalah, Tuhan, kami mendengarkan.
Bersabdalah, Tuhan, kami mendengarkan.

• Kuatkanlah dan hiburlah kami.


Kuatkanlah dan hiburlah kami.
4. Kotbah.
5. Nyanyian Respon Firman PKJ 215: 1 Berbahagialah orang miskin
Berbahagialah orang yang miskin,
orang miskin didepan Allah,
sebab merekalah yang punya kerajaan sorga.
Berbahagialah orang yang sedih,
kar’na merekalah akan dihiburkan.
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
kar’na bumi menjadi miliknya.

Reff:
Bersukacita dan gembiralah,
kar’na upahmu disorga besar!
Bersukacita dan gembiralah,
kar’na upahmu besar!
.
6. Pengakuan Iman (berdiri)
Menyanyi Mars / Himne Wanita GKJW

7. Doa Syafaat. (duduk).


P : Memimpin doa syafaat diakhiri dengan “Doa Bapa Kami”.

8. Persembahan:
Dkn: Jemaat terkasih, bersyukur tidak sebatas dalam ucapan dan doa saja tetapi juga
disertai wujudnyata, yaitu dengan menyampaikan persembahan sebagian berkat Tuhan
berupa uang, yang telah kita siapkan demi pelayanan melalui gerejaNya. Dasar Firman dalam
pengumpulan persembahan Mazmur 30: 5 – 6.
J : Menyanyi PKJ150:1--- Ya Tuhan, Hanya Inilah
1. Ya Tuhan, hanya inilah 2. Pemb’rian janda miskin pun
yang patut kuberi padaMu; Engkau lihat ketulusannya,
ungkapan syukur apalah, tiliklah juga hatiku,
dibanding berkat karuniaMu? saat kubawa persembahan
3. Semua harta kami pun 4. KasihMu nyata s’lamanya
bersumber hanya kepadaMu, sepanjang hidup di dunia. Di
dengan bersuka bergemar kala suka dan senang
kupersembahkan kepadaMu. hanyalah Engkau jaminannya
5. Pujian dan hormat t’rimalah,
ya Tuhan, sumber s’gala berkat;
di tiap waktu dan tempat,
naiklah syukur kepadaMu.

9
Dkn: Memimpin doa
9. Pengutusan: (berdiri).
P : Saudara-saudara pulanglah dengan sukacita, tetaplah berdoa, mantapkanlah Langkahmu
dan senantiasa ikut dalam karya Tuhan Allah.
J : Utuslah kami sebagai pengikut-pengikut Kristus
J : Menyanyi. PKJ 185 - Tuhan Mengutus Kita

1. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia


bawa pelita kepada yang gelap.
Meski dihina serta dilanda duka,
harus melayani dengan sepenuh.

Reff:
Dengan senang, dengan senang,
marilah kita melayani umatNya.
Dengan senang, dengan senang,
berarti kita memuliakan namaNya

10. Berkat:
P : Damai dan sejahtera yang dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra dan Roh Kudus
senantia tercurah bagi saudara-saudara, mulai saat ini sampai selama-lamanya. Amin.
J : Menyanyi KJ. No. 474 KepadaMu Puji-Pujian.
KepadaMu puji-pujian, madah syukur dan segala
Kemuliaan, ya Bapa, Putra, Roh Kudus, sampai kekal abadi!

1
Rancangan Khotbah
(mohon terlebih dahulu membaca Dari Lasminingrat sampai Ratu Izebel: Menguak
Perempuan dalam terang Kritik Ideologi )
Firman : 2 Raja-Raja 9:30-39
Menguak Ratu Izebel
Pembuka:
Saudara-saudara yang mengasihi Tuhan
(Siapkanlah gambar RA Kartini dan RA Lasminingrat, kertas manila, alat tulis/spidol)

Kartini Lasminingrat

Dari dua gambar ini, saudara-saudara mohon menuliskan ciri atau karya dari gambar yang Anda

pilih!? (Siapkanlah gambar Ratu Ester dan Ratu Izebel, kertas manila, alat tulis/spidol)

Ratu Izebel Ratu Ester

Dari dua gambar ini, saudara-saudara menuliskan ciri atau karya dari gambar yang Anda pilih!?

Isi
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan
Sering kali yang kita ketahui adalah sesuatu yang viral atau populer. Dari dua pilihan gambar tadi
jelas kita akan mengetahui lebih banyak sesuatu yang sudah viral atau populer. Kartini akan jauh
lebih populer dari pada Lasminingrat, atau bahkan Ester jauh lebih populer dari pada Izebel.
Pertanyaan yang akan kita renungkan apakah pengetahuan kita terbatas pada sesuatu yang populer
dan viral. Apakah perjuangan perempuan juga terbatas akan sesuatu yang populer dan viral?
Lasminingrat dan Izebel adalah sesuatu yang tidak populer, mungkin sebagian kita juga merasa asing
ketika menyebutkan dua nama tersebut.

1
2 Raja-Raja 9:30-39 mengisahkan tentang pembunuhan Ratu Izebel. Ratu Izebel digambarkan dalam
kitab raja-raja sebagai gambaran ratu buruk. Beberapa kesalahan menurut kitab raja-raja:
1. Membawa nabi-nabi baal
2. Membunuh nabi-nabi Allah
3. Ingin membunuh nabi Elia
Begitu buruknya gambaran kitab raja-raja mengenai ratu Izebel. Perlu saudara-saudara ketahui
bahwa nabi Elia yang mewakili pemikiran kitab raja-raja menandakan bahwa nabi Elia
menginginkan
pemurnian dalam ajaran dan kerajaan Israel. Nabi Elia menginginkan satu Tuhan dalam satu
Kerajaan
Israel.
Pemahaman ini sedikit berbeda dengan Ratu Izebel. Ratu Izebel menyakini tentang konsep
monolatri. Monolatri berbeda dengan monotheisme. Monolatri tetap dalam menyembah satu
Tuhan, walaupun
masih ada ilah-ilah lain yang ada disekitarnya dengan kata lainnya menyembah satu Tuhan, dalam
perbedaan kehadiran/tawaran ilah lain. Jelas bahwa Ratu Izebel bukan berasal dari Israel, melainkan
putri Raja Elbaal. Dari sini kemungkinan besar nabi-nabi Baal berasal dari pengaruh raja Baal.
Kehadiran nabi-nabi baal dalam kerajaan Israel pimpinan Ratu Izebel dan Raja Ahad bukan sesuatu
yang asing. Hal ini dikarenakan pada zaman sebelum raja Ahad yakni Raja Yerobeam juga
mengisahkan tentang hal ini.
Walaupun nabi Elia dan keseluruhan kitab raja-raja menggambarkan keburukan ratu Izebel -bahkan
dikatakan Izebel dan Ahad menyembah Baal – namun hal ini bertolak belakang dalam narasi 1 Raja-
Raja 18:1-3, bahwa Izebel dan Ahad memiliki kepala Istana yang bukan penyembah Baal melainkan
justru penyembah YHWH, TUHAN. Menarik bahwa Ratu Izebel yang digambarkan sebagia ratu jahat
namun tetap mengakomodir, memperbolehkan dan memilih Obaja sebagai kepala istana yang tidak
menyembah Baal, melainkan TUHAN.
Begitu juga dalam perikop kali ini, 2 Raja-Raja 9:30-39,Ketika figur Izebel dianggap sebagai ratu yang
jahat dalam membunuh nabi-nabi Allah, namun mengapa dalam akhir hayatnya kejahatan itu tidak
tampak dalam narasi perjumpaan Yehu dengan Izebel? Justru kata-kata “apakah ini damai, Zimri...”
menunjukkan hal yang bertolak belakang. Meskipun Izebel digambarkan pernah meminta
pembalasan atas pemusnahaan nabi-nabi Baal dengan kematian nabi Elia, Izebel dalam akhir
hayatnya tetap memilih kata-kata “apakah ini damai, Zimri..” Ratu Izebel adalah perempuan
pemberani, menolak kedikdayaan kelaki-lakian dalam diri pemberontak Raja Yehu, dan memilih
untuk menghadapi kematian dengan kata-kata “apakah ini damai, Zimri...” (kisah pemberontakan).
Izebel bisa saja memilih untuk membunuh Raja Yehu, namun Izebel justru memilih untuk
menanyakan kembali kepada Yehu, apakah ini damai, Zimri...? . Perlu diketahui bahwa Zimri
adalah kisah pemberontakan. Zimri, seorang komandan kereta raja Elah, menjadi raja setelah
membunuh Raja Baasha dan Elah (putra Raja Baasha) dan menghancurkan rumah Baasha dalam 1
Raja-raja 16:8–20. Apa yang dilakukan dalam pemberontakan Zimri tidak berlangsung lama, Zimri
hanya menjadi raja selama tujuh hari, rakyat lebih memilih Omri dari pada Zimri. Dengan
menyebutkan kata Zimri, Izebel mengetahui bahwa kedatangan dan maksud tujuan Yehu seperti
pemberontakan Zimri. Dengan demikian Izebel bermaksud untuk mengkritik Yehu bahwa apakah
yang dihasilkan dalam sebuah pemberontakan atau peperangan, apakah
pemberontakan/peperangan menghasilkan perdamaian? Penutup
Kisah mengenai Ratu Izebel dalam 2 Raja 9:30-39 adalah kisah yang menarik. Ketika figur
Izebel

memilih untuk menghadapi kematian dengan kata-kata ini damai, Zimri...”


“apakah

1
dianggap sebagai ratu yang jahat dalam membunuh nabi-nabi Allah, namun mengapa dalam akhir
hayatnya kejahatan itu tidak tampak dalam narasi perjumpaan Yehu dengan Izebel? Justru kata-kata
“apakah ini damai, Zimri...” menunjukkan hal yang bertolak belakang. Meskipun Izebel digambarkan
pernah meminta pembalasan atas pemusnahaan nabi-nabi Baal dengan kematian nabi Elia, Izebel
dalam akhir hayatnya tetap memilih kata-kata “apakah ini damai, Zimri..” Ratu Izebel adalah
perempuan pemberani, menolak kedikdayaan kelaki-lakian dalam diri pemberontak Raja Yehu, dan

memilih untuk menghadapi kematian dengan kata-kata ini damai, Zimri...”


“apakah

Anda mungkin juga menyukai