Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH DINASTI SYAWAFI DAN DINASTI MUGHOL

DI SUSUN OLEH :

Wiwin Komalasari

10620190026
A. PEMBENTUKAN DINASTI SAFAWI

            Kerajaan Safawi terdiri secara resmi di Persia pada tahun 1501 M /970 H, tatkala Ismail
memperoklamasikan diri sebagai Raja atau Syah di Tabriz. Namun,  event sejarah yang penting
ini tidaklah berdiri sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya
dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu kurang lebih dua abad. Waktu yang hampir
sama dengan usia kerajaan Safawi sendiri. Selama itu, cikal bakal Safawi tumbuh lambat klaun,
tetapi pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan histories yang sangat penting.
Nama kerajaan Safawi berasal dari kata Shafi, yaitu bagian dari nama Shafi al-Din Ishak al-
Ardabily. Shafi al-Din al-Ardabily lahir pada tahun 1252 M/650 H, enam tahun sebelum
Hulagu Khan menghancurkan Baghdad dan mengakhiri Dinasti Abbasiyah. Ia lahir dikota
Ardabil, sebuah kota paling timur dari Azerbaijan. Sejak beliau ia sudah menggemari
amalan dan keagamaan dan kehidupan sufistik.
Pada pase pertama ini, gerakan Safawi tidak mencampuri masalah politik, sehingga dapat
berjalan dengan lancar dan aman, baik pada masa Ikhsan maupun pada masa timur Lenk. Dalam
kondisi politik yang suram saat itu, dapat dimengerti mengapa kehidupan tarekat sufi dapat
tumbuh subur dan mendapat simpati masyarakat banyak. Umat umumnya hidup dalam suasana
apatis dan pasrah melihat anarki politik yang berkecamuk. Hanya dengan kehidupan sufisme,
mereka mendapat kekuatan mental. Melalui persaudaraan tarekat, mereka merasa aman dalam
menyalin persaudaraan antar sesama muslim.
B. KEMAJUAN

Selama sepuluh tahun pertama pemerintahannya, Ismail berhasil memperluas wilayah


pemerintahan Safawi sampai mencakup seluruh wilayah Persia dan sebelah
timur fertileCrescent. Semua ini diperolehnya dengan perjuangan dan pengorbanan serta
keberanian yang besar. Pada tahun 1502 M, Ismail berhasil menguasai Shirwan, Azerbaijan dan
Irak. Pada tahun berikutnya, ia menghancurkan sisa-sisa tentara Ak Koyunlu di Hamadzan.
Selanjutnya ia menduduki propinsi Kaspia dari mazandaran dan Gurgan. Diyar Bakr ditaklukkan
pada tahun 1505 M. Sedangkan Khurasania kuasai setelah terlibat pertempuran dengan Uzbek.
Kemenangan beruntun ini merupakan sukses mewujudkan kerajaan Safawi  yang membentang
dari Heart di timur sampai Diyar Bakr di barat.     
a. kemajuan dibidang politik
b. Kemajuan di bidang ekonomi
C.KEMUNDURAN

Setelah Syah Abbas II wafat, kemorosotan kerajaan semakin tak tertahan lagi. Hal ini disebabkan
adanya campur tangan para harem dalam urusan politik, yaitu dalam pengangkatan seorang
Syah. Telah menjadi kebiasaan sejak Ismail I dan Thahamasp menunjuk calon putra mahkota
sebagai Gubernur di Khurasan. Calon putra mahkota tersebut ditempatkan dibawah asuhan
seorang lala (pengasuh). Pangeran muda, calon putra mahkota itu mendapat pendidikan dan
latihan untuk bekal menduduki singgasana kelak. Saudara-saudaranya yang lain juga diangkat
sebagai Gubernur di propinsi yang berbeda  dengan diasuh oleh seorang lala serta mendapat
perlakuan yang sama pula. Sistem ini sangat berbahaya karena seorang lala tidak jarang
merencanakan pemberontakan terhadap ayah yang memerintah. Terjadilah intrik dan rivalitas
antar pangeran untuk memperoleh kekuasaan. Karena para pangeran itu lahir dari ibu yang
berbeda, maka terjadi pula intrik dan persaingan antara ibu-ibu pangeran tersebut yang di latar
belakangi oleh ambisi masing-masing untuk memperoleh kekuasaan sebagai Syah. Hal itu terjadi
pada penetapan Syah Sulaiman adalah melalui pertarungan antara wanita-wanita istana itu,
Demikian pula halnya dengan Syah Husain.
PEMBENTUKAN KERAJAAN MUGHAL DI INDIA  

Istilah Kerajaan dalam sejarah Islam sering kali terdengar, hal ini memberikan konotasi  bahwa
Islam sejumlah wilayah pernah hidup dan berkembang di bawah kepemimpinan seorang Raja
atau Sultan. Dengan demikian, persepsi tentang kehidupan berpolitik umat Islam berbagai
pemerintahan yang bercorak monarchi, sebagian ada benarnya karena memeng tampak adanya
pewaris tahta kepemimpinan secara turun temurun.
            Kerajaan-kerajaan Islam, seperti halnya pada sebuah negara sering kali mengalami
kemunduran, bahkan kehancuran setelah menikmati kejayaan. Kerajaan Mughal misalnya hanya
mampu bertahan selama kurang lebih 332 tahun kemudian jatuh dalam cengkaraman Inggeris.
Gambaran ini memberikan suatu indikasi bahwa peranan pelaku sejarah sangat menentukan
kejayaan dan kehancuran sebuah kekuasaan. Dalam artian bahwa potret suatu bangsa sangat
ditentukan oleh siapa yang melakuninya. Jika dilakuni oleh orang-orang yang cerdas dan
mempunyai dedikasi moral keagamaan yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa bangsa
tersebut mengalami kemajuan yang signifikan. Akan tetapi sebaliknya jika dilakuni oleh orang-
orang yang ambisius terhadap kekuasaan, jauh dari moralitas keagamaan, apalagi jia dilakuni
orang-orang yang tidak cerdas, maka dapat dipastikan bahwa bangsa itu mengalami stagnasi
dalam perkembangan.
            Kerajaan Mughal sebagai kerajaan yang perah berkuasa, Babur adalah
sosok peribadi yang disegani pada masanya tidak heran kalau ia digelar The lion
King’. Peranan orang tuanya sangat mendukung dirinya sebagai pejuang dan
penguasa kaliber nantinya. Ketika ayahnya wafat pada tahun 1494 M, ketika itu
Babur baru berusia 14 tahun. Sebagai pewaris tahta dari nenek moyangya, Timur
Lenk, ia pun memulai melakukan ekspansi ke berbagai wilayah hingga pada
tahun 1504 M. Dapat merebut Kabul dan Gazni. Pada tahun 1525 M. Dengan
mudah ia dapat merebut Punjab dan tak henti-hentinya bergerak untuk
menguasai daerah-daerah lainnya seperti Delhi dan Panipatyang sudah lama di
kuasai oleh Ibrahim Lodi. Setelah perlawanan Ibrahim Lodi dikalahkan pula,
Babur menghadapi serangan dari Ranasanga, penguasa Mewar yang berkoalisi
dengan penguasa Amber, Gwaleor, Ajmer, Chandri dan Sultan Mahmud Lodi
pada tahun 1529 M.
Pertempuran ini tergolong amat dahsyat di bandingkan dengan pertempuran-
pertempuran lainnya pada masa itu, Babur sebagai perwira yang gagah berani
selalu memotipasi semangat bala tentaranya yang sedang panik menghadapi
lawan-lawannya, sehingga pada akhirnya kemenangan itu berada di pihaknya dan
kota Delhi yang telah direbut ia jadikan ibu kotanya. Demikian berdirinya kerajaan
Mughal di India.
Kemajuan dan Perkembangan Kerajaan Mughal

Dalam upaya pengembangan sistem politik dan pemerintahan, Akbar membentuk lan
dasan institusional dan landasan geografis. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun suatu
sistem politik dan pemerintahan yang kokoh. Pemerintahan Mughal dijalankan oleh sebuah elite
militer dan politik pada umumnya terdiri dari pada pembesar Afghan, Iran, Turki dan muslim
India. Namun demikian, dalam rangka pengembangan Mughal, pemerintah tetap akomodatif
terhadap orang-orang non muslim. Hal ini dapat kita lihat dari kebijakan Akbar yang melibatkan
orang-orang Hindu sebagai aristokrasi  Mughal. Beberapa jabatan penting di berikan kepada
orang-orang Hindu, seperi pejabat admiinistrasi, keuangan, pedagang dan lain-lain.
            Dalam pengembangan sistem politik dan pemerintahan, dikembangkan suatu sistem
politik dimana pemerintah berusaha mendapatkan Legitimasi dari rakyat, Oleh karena itu,
penguasa Mughal di kembangkan doktrin loyalitas dan pengabdian kepada pemerintah. Untuk
mewujudkan hal ini, maka kelompok bangsawan yang disebut biradari, jati atau qawm, di
kukuhkan melalui ikatan perkawinan. Di samping itu, loyalitas di bangun dengan melalui acara-
acara saremonial, seperti pemberian hadiah, konsesi properti, jabatan dan lain-lain.
Kerajaan Mughal juga memberikan perhatian dalam perkembangan peradaan. Kemajuan
dalam bidang pendidikan, keilmuan, dan ke Islaman. Antara lain dalam bidang seni Iukis,
cabang seni ini juga memperoleh tempat yang paling tehormat. Raja Bubar misalnya,
dikenal sebagai seorang raja yang gemar mengoleksi berbagai lukisan pemandangan
telagan, air terjun, bunga dan tanaman.
Kemunduran dan kehancuran kerajan Mughal

            Setelah satu abad setengah berada di puncak kejayaannya, para pelanjut Auragzeb
tidak sanggup mempertahankan yang telah dibina oleh Sultan-sultan sebelumnya. Pada
abad 18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai
merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan gerakan
separatis Hindu di India Tengah, Sikh dibelahan utara dan Islam dibagian timur semakin
lama semakin mengancam. Sementara itu para pedagang Inggeris yang pertama kali oleh
Juhangir menanamkan modal di India, dengan di dukung oleh kekuatan bersenjata
semakin kuat menguasai wilayah pantai.
            Pada masa Aurangzeb, pemberontakan pada masa pemerintahan pusat memang
sudah muncul, tetapi dapat diatasi pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan
Aurangzeb yang dengan penerusnya rata-rata lemah tidak mampu menghadapi problema
yang ditinggalkannya.
            Sepeninggal Aurangzeb (1707 M), tahta kerajaan di pegang oleh Muazzam, putra
tertua Aurangzeb yang sebelumnya pernah menjadi penguasa di Kabul. Putra Aurangzeb
ini kemudian bergelar Bahadur Syah (1707-1712 M). Ia menganut aliran Syiah pada masa
pemerintahannya yang berjalan selama lima tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh
sebagai akibat dari tindakan ayahnya. Ia juga diperhadapkan pada perlawanan penduduk
Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai