Anda di halaman 1dari 3

Deskripsi Analisis Tari

Kebudayaan ada untuk membentuk peradapan serta untuk memenuhi


kesejahteraan hidup bagi orang-orang yang terlibat di dalamanya. Karena manusia
adalah makhluk yang memiliki kebudayaan dan memiliki peradaban dalam hidupnya
salah satu wujud produk kebudayaan manusia adalah karya seni salah satunya Seni Tari.
Tari merupakan produk budaya sebagai hasil proses kreatif dari masyarakat
pendukungnya. Untuk mengetahui bagaimana Tari itu sendiri tentunya kita harus bisa
mendeskripsikan dan menganalisi maka sebelumnya kita perlu memahami apa itu
Deskripsi Analisis.

Deskripsi Analisis memiliki dua suku Kata, menurut KBBI Deskripsi adalah satu
kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas, apa
adanya dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung
mengalaminya. Sedangkan Analisi yakni suatu kajian, kupasan dan penyelidikan
terhadap suatu peristiwa dan membaginya perbagian-bagian secara detail dari unsur
terkecil sampai dengan struktur yang lebih besar, menjelaskan tentang sebab akibat
suatu sistem tata-hubungan bagian satu dengan yang lain sehingga memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman secara keseluruhan. Maka Deskripsi analisis
merupakan bagaimana cara kita untuk menyelidiki, mengklompokan dan memaparkan
suatu pristiwa atau objek (Tari) pengamatan dari dari persoalan yang ada pada tubuh
tari itu sendiri seperti Gerak, Penari, Kostum dan sebagainnya (Tekstual), pengamatan
tari dilihat sebagai objek yang tidak lepas dari ruang lingkup yang membentuk tari itu,
yang berkaitan dengan sejarah, antropologi, sosiologi, makna, fungsi dan sebagainya.
(Kontekstual) Hal ini dipaparkan secara sistematis dan terstruktur, agar dapat
diutarakan secara jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung
mengalaminya.
Tari merupakan perwujudan ekspersi manusia yang disalurkan melalui gerak,
dimana gerak tersebut adalah bahasa tubuh yang memiliki maksud,makna dan tujuan.
Contohnya saja tari piring yang ada di ranah Minangkabau sebagai ekspresi para petani,
dimana sejarah tari piring ini adalah wujud rasa syukur mereka kepada dewa-dewa
karna hasil panen yang melimpah ruah, disana kita melihat ada sebuah hubungan yang
dibangun berdasarkan unsur-unsur yang ada pada masyarakat itu sendiri.

Tari memeiliki bentuk, maka bentuk ini suatu wujud yang terdiri dari susunan
atau struktur yang saling berkaitan sesuai dengan fungsinya dan tidak terpisahkan
dalam satu kesatuan yang utuh. Untuk menganalisis yang bertujuan agar kita bisa
memahami dan mengenal tari tersebut memiliki sebuah metodolog, Salah satu
metodologi yang bisa kita pakai yakni metodologi Linguistik, Metodologi ini
dikembangan oleh Adrienne Kaeppler seorang antropologi amerika dimana Kaeppler
menggunakan metodologi analogi Linguistik/ Bahasa. Kaeppler menitik beratakan pada
dua tataran atau unit dasar yaitu dalam linguistik kinem dan morfokin. Kinem merupakan
semua aksi dan posisi gerak yang membedakan arti, berupa unsur yang dipilih dari
semua kemungkinan gerak dan sikap. Kinem sendiri merupkan sikap meskipun tidak
mempunyai makna sendiri, tetap saja merupakan unit dasar darimana semua tari di
kalangan tradisi tertentu disusun. Pada kinem sendiri ia menggunakan suatu kumpulan
yang dihasilkan melalui tiga bagian tubuh yaitu kaki, tangan dan kepala sehingga sistem
gerak menjadi bermakna. Contohnya pada gerak Gelek, sikap badan tegak, condong ke
depan,sikap kepala tegak maka sikap ini lah yang menjadikan dasar gerak gelek.

Selanjutnya Morfokin (morfokinemik) merupakan kombinasi kinem baik gerak dan


sikap ke dalam alunan gerak dari awal sampai akhir yang jelas, Dapat pula sebuah
morfokin terdiri dari segelintir kinem yang jelas satuan-satuan tersebut tidak dapat
dibagi atau diperinci tanpa merubah atau merusak maknanya. Kombinasi ini dikenal
sebagai gerak oleh para pelaku tari tradisi tertentu dan biasanya mempunyai nama.

Untuk memahami hal ini bayangkan saja seperti teks Proklamasi, Teks ini
merupakan pernyataan bangsa Indonesia. Dan dilama teks ada Susunan kalimat dan
dibangun dalam satuan Keutuhan yang saling mengikat sehingga membentuk
pengertian. Atau kita bisa menanalogikakan bahwa di dalam Tari ada Huruf dimana
huruf ini merupakan kinem, Sikap dasar gerak yang menjadikan sikap tersebut menjadi
sebuah gerak atau kata, kata ini merupakan motif gerak ada awal dan akhiran gerak yang
memiliki makna tersendiri, sehingga lahirnya kalimat gerak yakni kumpulan yang
disusun menjadi satu rangkaiaan gerak yang sudah selesai dalam satu periode. barulah
terbentuknya paragraph atau Gugus gerak, Gugus gerak sendiri merupakan sekelompok
kalimat gerak atas dasar pembagian dari pola iringan, atau sebagai penyebutan kalimat
yang saling berkaitan dan mempunyai ciri-ciri tertentu serta keutuhan sebagai
kelompok, baik segi gerak maupun iringan. Maka seperti itu pemahaman saya tentang
mata kuliah Deskridpsi analisis tari.

Anda mungkin juga menyukai