Hifema Traumatik
Hifema Traumatik
PENDAHULUAN
orbita, kelopak mata dan jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya refleks
memejam atau mengedip, namun mata masih sering mendapat trauma dari dunia
luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf
mata dan rongga orbita. Kerusakan mata dapat mengakibatkan atau memberikan
penyebab utama dari kebutaan, namun merupakan faktor yang cukup sering
Hifema adalah terkumpulnya darah dalam bilik mata depan dan seringnya
diakibatkan oleh trauma tumpul pada mata (Lenihan, 2014). Dari suatu penelitian
per 100.000. Mayoritas hifema terjadi pada laki-laki (75%-78%) dengan usia rata-
Komplikasi dan cedera mata yang berkaitan dengan hifema dapat menjadi
medis yang tepat dan pemeriksaan yang cermat serta diikuti perkembangannya
(Lenihan, 2014).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Bola Mata
b. Konjungtiva
2012).
2
c. Sklera dan Episklera
yang hampir seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan
lamina kribosa, yang diantaranya dilalui oleh berkas akson nervus optikus.
d. Kornea
dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut
sulkus skleralis. Kornea memiliki lima lapisan, yaitu lapisan epitel, lapisan
untuk kornea adalah pembuluh darah limbus, humor akuos dan air mata.
3
e. Traktus Uvealis
Traktus uvealis terdiri atas iris, korpus siliaris dan koroid. Bagian
ini merupakan lapisan vaskular tengah mata dan dilindungi oleh kornea
Iris
humor akuos.
Korpus Siliaris
pangkal iris (sekitar 6 mm). Korpus siliaris terdiri atas zona anterior
4
Koroid
Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang
f. Lensa
g. Humor Akuos
bilik mata belakang, humor akuos melalui pupil dan masuk ke bilik mata
depan, kemudian ke perifer menuju sudut bilik mata depan(Eva PR, 2012).
h. Retina
dan berakhir pada ora serrata dengan tepi tidak rata(Eva PR, 2012).
i. Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan
yang dibatasi oleh lensa, retina dan diskus optikus(Eva PR, 2012).
5
2.2 Definisi
(Lenihan, 2014).
2.3 Epidemiologi
2.4 Etiologi
terkena bola, batu, peluru senapan angin, mainan anak-anak, ikat pinggang
kumpulan arteri utama dan cabang dari korpus siliaris, arteri koroid, vena
bola mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar.
Timbunan darah ini karena gaya berat akan berada di bagian terendah
6
2.5 Patofisiologi (Shingleton BJ, 2002; Banta JT, 2007; Lenihan P, 2014)
dan korpus siliaris yang rentan rusak. Mekanisme kedua adalah trauma
Inflamasi yang parah pada iris, sel darah yang abnormal dan
tumpul dapat merobek pembuluh darah iris atau korpus siliaris. Gaya-gaya
kontusif akan merobek pembuluh darah iris dan merusak sudut BMD.
Tetapi dapat juga terjadi secara spontan atau pada patologi vaskuler
okuler. Darah ini dapat bergerak dalam ruang BMD, mengotori permukaan
dalam kornea.
dapat meluas dari bilik mata depan ke bilik mata belakang. Bekuan darah
ini biasanya berlangsung hingga 4-7 hari. Setelah itu, fibrinolisis akan
terjadi. Setelah terjadi bekuan darah pada bilik mata depan, maka
7
bersama dengan sel darah merah dan debris peradangan, keluar dari bilik
Perdarahannya biasanya lebih hebat daripada yang primer. Oleh karena itu
perdarahan sekunder ini terjadi karena resorpsi dari bekuan darah terjadi
terlalu cepat sehingga pembuluh darah tak mendapat waktu yang cukup
2.6 Diagnosis
a. Anamnesis
anamnesis kasus trauma mata, tanyakan waktu kejadian dan proses terjadi
samping bawah atau dari arah lain dan bagaimana kecepatannya waktu
mengenai mata. Jika kejadian kurang dari satu jam maka perlu ditanyakan
8
juga apakah ada ambliopia, penyakit kornea, glaukoma, riwayat
b. Pemeriksaan
Rakusin :
depan
depan
depan
depan
mata depan
9
2) Grade II, darah mengisi 1/3 hingga ½ bilik mata depan dengan
3) Grade III, darah mengisi > ½ atau hampir total bilik mata depan
staining pada lapisan endotel kornea. Keadaan iris, kornea dan lensa juga
dicatat, terkadang pada iris dapat terlihat iridodialisis atau robekan iris.
Mungkin lensa tidak berada ditempatnya lagi atau telah terjadi dislokasi
Asbury, 2012)
posisi dari benda asing bila penyebab trauma adalah benda asing. MRI
10
kontraindikasi untuk kecurigaan hifema traumatika yang disebabkan oleh
dan sebagainya. Namun karena berada di medan magnet yang besar, pada
Bila dalam inspeksi terlihat ruptur bola mata atau adanya kecenderungan
ruptur bola mata, maka tidak dilakukan pemeriksaan lagi. Mata dilindungi
Asbury, 2012)
Beberapa diagnosis banding dari hifema traumatik adalah : (Shingleton & Khun F,
2002)
Rubeosis iridis
Xanthogranuloma juvenile
Hemofili
11
2.8 Penatalaksanaan (Shingleton & Khun, 2002)
1. Menghentikan perdarahan
atau diberi bantal dengan elevasi kepala 30o-45o (semi fowler). Darah akan
Diindikasikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada mata dalam 5 hari
12
3. Medikamentosa
a. Antifibrinolitik
Asam amino kaproat oral (50 mg/kgBB tiap 4 jam sampai maksimum 30
klinis lain, pada anak dapat diberikan asam traneksamat oral dengan dosis 25
mg/kgBB/hari.
b. Kortikosteroid
Prednisolone asetat 1% (4x sehari) dapat mengurangi iritis dan spasme siliaris,
glaukoma.
c. Sikloplegik
tetes dua klai sehari atau atropine 1% 1 tetes empat kali sehari selama 5 hari
Indikasi pembedahan :
13
Microscopic corneal blood staining
Hifema total dengan tekanan intraokular 50 mmHg atau lebih selama 4 hari
Hifema total atau hifema yang mengisi lebih dari ¾ bilik mata depan
Hifema mengisi lebih dari ½ bilik mata depan yang menetap lebih dari 8-9
Pada pasien sickle cell disease dengan hifema berapapun ukurannya dan
tekanan intraokular lebih dari 35 mmHg selama 24 jam lebih. Jika tekanan
pembedahan tidak boleh ditunda. Suatu studi mencatat adanya atrofi optik
pada 50% pasien dan corneal blood staining pada 43% pasien dengan total
- Parasintesis/AC washout
14
3. Aman bagi konjungtiva untuk bedah filtrasi selanjutnya
Waktu yang ideal untuk limbal expression adalah hari ke 4-7 (saat
konsolidasi dan retraksi maksimal dari bekuan darah). Tindakan yang hati-
hati diperlukan untuk menghindari kerusakan epitel kornea, iris dan lensa.
Tabel Penatalaksanaan Hifema Traumatik (Shingleton BJ, Khun F. 2002. Chapter 17 : Anterior
Chamber. In : Khun F, Piramici DJ. Ocular Trauma Principles and Practices. New York: Thieme)
15
2.9 Komplikasi
Komplikasi pada hifema traumatik berkaitan dengan retensi darah di bilik mata
sinekia posterior, sinekia perifer anterior, corneal blood staining, atrofi optik,
Sinekia perifer anterior terjadi pada pasien dengan hifema yang bertahan
di bilik mata depan selama lebih dari 8 hari atau lebih. Patogenesis sinekia
perifer anterior diperkirakan ada dua. Pertama, karena adanya iritis yang
lama dan berkaitan dengan trauma awal atau chemical iritis yang berasal
dari darah di bilik mata depan. Kedua, bekuan pada sudut bilik mata depan
menutup sudut bilik mata depan. Sinekia perifer anterior akan memicu
16
3. Pewarnaan kornea (corneal blood staining)
dengan hifema total yang bertahan selama 6 hari berturut-turut dan terkait
Corneal blood staining muncul pada hifema yang luas, rebleeding, durasi
muncul pada hifema yang tidak banyak yaitu dalam keadaan disfungsi
beragregasi secara fokal pada membran serta lamella stroma. (2) fagosit
histologis, sel darah merah dan produksi sisa metabolisme bisa dilihat di
beberapa bulan. Secara umum corneal blood staining dimulai dari sentral
17
4. Atrofi optik
Atrofi optik disebabkan oleh peningkatan TIO, baik akut maupun kronik.
(Sheppard & John D, 2011) Dalam hal hifema traumatik, atrofi optik
mmHg atau lebih selama 5 hari atau 35 mmHg atau lebih selama 7 hari.
5. Perdarahan sekunder
meningkat maka lapisan darah segar akan terletak diatas bekuan dan
warna bilik anterior menjadi lebih gelap atau jika sebaran eritrosit muncul
6. Glaukoma
peningkatan TIO secara akut akan menghambat jalan keluar aquos melalui
18
agregasi trombosit, produk degradasi sel darah merah. (Balatay AY, 2008)
Pada keadaan yang kronis terutama pada pasien lanjut usia, oklusi fibrosa
Hall, 2006)
2.10 Prognosis
Lebih dari 75% penderita hifema yang telah diobati memiliki ketajaman
penglihatan > 2/60. Dilaporkan, hifema yang luas tidak selalu memiliki prognosis
19
BAB III
KESIMPULAN
2014). Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena
bola, batu, peluru senapan angin, mainan anak-anak, ikat pinggang dan lain-lain
Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan
oleh kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-
robekan jaringan iris, korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut mengandung
2007).
kontusio sehinga terjadi robekan pada pembuluh darah iris dan badan siliar yang
darah pada iris dan korpus siliaris(Shingleton BJ, 2002; Banta JT, 2007; Lenihan
P, 2014).
pada mata, riwayat kesehatan mata sebelum terjadinya trauma, apakah ada
20
2004). Pada pemeriksaan dilakukan pemeriksaan mata lengkap, pemeriksaan
traumatic yang disebabkan oleh benda asing dan ERG yang berguna untuk
mengetahui ada tidaknya degenerasi pada retina. (Khaw et al, 2004; Faiz&
yaitu perawatan dengan cara konservatif dan perawatan dengan cara operasi
21
DAFTAR PUSTAKA
JP. 2012. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC. p.377-
378
3. Banta, JT., Cebulla, CM. 2007. Closed Globe Injuries : Anterior Chamber.
4. Eva, PR. 2012. Anatomi dan Embriologi Matadalam Eva, PR., Whitcher,
h.154-155
6. Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of medical phisiology 11th ed.
22 Maret 2016
8. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. 2004. ABC of Eyes 4th ed. London: BMJ
Books. P.29-33
22
10. Lenihan, P., Hitchmoch., D. 2014. Traumatic Hyphema : A Teaching Case
22 Maret 2016
Thieme p.132-136
13. Soeroso, A. 1997. Perdarahan Bilik Depan Bola Mata Akibat Rudapakasa
15. Webb LA, Kanski JJ. 2004. Manual of Eye Emergencies : Diagnosis and
23