Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL

MESIN BENDING BAMBU (MEDINGBU)


B. LATAR BELAKANG MASALAH

Dengan seiring kemajuan zaman yang disertai semakin canggihnya


teknologi, tuntutan untuk memunculkan ide kreatif harus selalu ada, terutama
dalam menciptakan suatu inovasi perancangan alat yang bermanfaat bagi
kehidupan saat ini. Berbagai inovasi yang diciptakan harus mampu memenuhi
tuntutan seperti kemudahan dalam pengoperasian dan memiliki keunggulan dalam
hal menghemat biaya, efisiensi waktu dan qualitas hasil produksi.
Dengan latar belakang tersebut, kali ini kita akan mengajukan
pengembangan rancangan sebuah mesin bending bambu. Alat yang rencananya
kita kembangkan ini akan sangat membantu dalam proses pembengkokan bambu.
Melimpahnya persediaan pohon bambu di Indonesia ternyata bisa
dijadikan sebagai peluang usaha baru yang cukup menjanjikan. Jika selama ini
masyarakat luas hanya memanfaatkan batang bambu sebagai bahan bangunan
rumah, kini bambu bisa disulap menjadi aneka kerajinan cantik dengan nilai
ekonomi yang cukup tinggi. Misalnya saja seperti aneka peralatan rumah tangga
dari mulai alat makan, tambir, tempat tisu, tempat buah, lampu hias, pigura, serta
beberapa hiasan ruangan lainnya dan banyak mengalami kesulitan jika desain
kerajinan berupa bambu yang dibending sehingga produsen kerajinan mengalami
kesulitan.
Meskipun awalnya kerajinan bambu hanya diminati masyarakat di daerah
pelosok, namun seiring dengan maraknya isu global warming di lingkungan
masyarakat dunia, kini banyak orang yang tertarik menggunakan produk-produk
ramah lingkungan untuk kehidupan sehari-hari mereka. Sehingga tidak heran bila
permintaan pasar kerajinan bambu kini semakin melonjak bahkan tidak hanya
menjangkau kota-kota besar saja, tetapi juga sampai tembus pasar mancanegara.

Gambar 1: Gambar kerajinan bambu


Saat ini proses pembendingan pada bambu masih dilakukan secara
manual, yaitu menggunakan tenaga manusia dengan cara memanaskan bambu
kemudian di bendingan dengan tenaga tangan dimana cara tesebut membutuhkan
tenaga yang besar dan dari sisi waktu masih membutuhkan waktu yang relatif
lama. Dengan faktor tersebut, tentunya proses pengerjaannya membutuhkan
waktu yang lama dan tenaga yang besar serta biaya relatif lebih mahal juga.
Bagaimana jika Bambu yang diolah sangatlah banyak dan order dari pesanan
kerajinan bambu, bisa dipastikan waktu dalam proses pengolahannya akan
memerlukan waktu lebih lama.

Gambar 2 : proses pembendingan bambu secara manual


Untuk menjawab semua tantangan itulah, akan dikembangkan suatu solusi
alternatif, yakni Perancangan mesin bending bambu pada proses pembuatan
kerajinan bambu. Dimana alat tersebut menyerupai bentuk dari mesin bending
pipa horisontal, tetapi alat ini dirancang khusus untuk membending pada bambu
yang dilengkapi pemanas dan pelubang ruas bambu, dengan tenaga rancangan
semi manual dengan quantitas bambu yang dibending lebih banyak dari cara
manual.
C. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah yang kita hadapi dalam program ini adalah :
1.
Bagaimana merancang sistem dari “MEDINGBU”?
2.
Bagaiamana memilih komponen “MEDINGBU” yang mudah dioperasikan
dan perawatannya?
3.
Bagaimana merakit dan mengimplementasikan komponen “MEDINGBU” ?
4.
Bagaimana prosedur dan standart pengoperasian “MEDINGBU” ?

D. TUJUAN

Tujuan dari program ini adalah :


1.
Mempermudah proses kerja dalam membending bambu untuk kerajinan.
2.
Waktu proses pembendingan bambu menjadi lebih cepat dan efisien.
3.
Menghasilkan desain rancangan alat yang baik dan flexible.
4.
Menghasilkan mesin dengan quatitas produk bending bambu lebih banyak
dibandingkan dengan cara manual.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan yaitu sebuah PERENCANAAN MESIN BENDING


BAMBU (MEDINGBU). Alat ini diharapkan mampu memudahkan kinerja
produsen dalam membending bambu secara efektif dan efisien.
F . KEGUNAAN PROGRAM

Kegunaan dari program ini adalah :


1.
Membantu untuk mempermudah kinerja para produsen yang berprofesi
sebagai produksi Kerajinan bambu dalam hal proses pembendingan
bambu,
2.
Menghemat waktu dalam proses pembendingan bambu yang biasanya
dilakukan secara manual, yaitu dengan cara di panaskan kemudian
dibending satu persatu, jika menggunakan (MEDINGBU) yang hanya
dengan membutuhkan waktu yang cukup cepat,
3.

Meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara mahasiswa dan

mewujudkan ide dari mahasiswa yang bermanfaat bagi para pengrajin

bambu.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Berikut ini adalah tinjauan pustaka yang kami dapat :
1. Perencanaan Poros
Poros (shaft) adalah suatu bagian berputar, dimana terpasang elemen-
elemen seperti roda gigi, pulley, roda gila (fly-wheel), engkol, sprocket, dan
elemen transmisi daya lainnya. Poros bisa menerima beban-beban lenturan,
tarikan, tekan, atau puntiran, yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. Untuk menganalisa diameter poros yang akan
dipakai dapat digunakan persamaan Distortion Energy, yaitu :
1/ 2
Syp    Syp   Ssyp  
2 2

  K sb   m    r   3K st  m  r  
N    Se    Ses  

dimana :

σm : rata-rata tegangan bending (psi)

σr : range tegangan bending (psi)


τm : rata-rata tegangan torsi (psi)

τr : range tegangan torsi (psi)

Syp : tension strength (psi)

Ssyp : shear strength (psi)

1
Se : K . Sn’ . CR . Cs . CF . Cw
f

1
Ses : K . Sn’ . CR . Cs . CF . Cw
fs

Ksb : shock coefficient

Kst : shock coefficient


Persamaan tersebut merupakan persamaan untuk menghitung beban dinamis
yaitu beban yang diterima saat poros bergerak (berputar).

2.
Perencanaan elemen pemanas
Elemen pemanas merupakan piranti yang mengubah energi listrik
menjadi energi panas melalui proses Joule Heating. Prinsip kerja elemen
panas adalah arus listrik yang mengalir pada elemen menjumpai
resistansinya, sehingga menghasilkan panas pada elemen.
Persyaratan elemen pemanas antara lain :
1. Harus tahan lama pada suhu yang dikehendaki.
2. Sifat mekanisnya harus kuat pada suhu yang dikehendaki.
3. Koefisien muai harus kecil, sehingga perubahan bentuknya pada
suhu yang dikehendaki tidak terlalu besar.
4. Tahanan jenisnya harus tinggi.
5. Koefisien suhunya harus kecil, sehingga arus kerjanya sedapat
mungkin konstan.
Gambar 3. Elemen Pemanas

Hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan elemen pemanas:


1. Maximum element surface temperature (MET)
2. Maximum Power/Surface Loading

à area radiasi permukaan elemen, diyatakan dalam (Watt/cm2)


MET, adalah suhu yang dicapai saat bahan elemen mulai mengalami
perubahan bentuk atau saat umur hidup bahan elemen menjadi singkat
yang mengakibatkan elemen menjadi putus atau hubung singkat. Semakin
tinggi MET maka akan semakin tinggi pula Maximum Power Loading.

3 klas/tipe elemen pemanas yang umum dipakai:


1. Metallic
2. Silicon carbide (SiC)
3. Molybdenum disilicide (MoSi2)

Pada tipe metallic, bahan yang digunakan untuk elemen pemanas antara
lain :
1. Nichrome/nickel-chromium (NiCr): wire and strip
2. Kanthal / iron-chromium-aluminum (FeCrAl) : wires
3. Cupronickel (CuNi): alloys for low temperature heating

Pada klas metallic, sebagian besar elemen pemanas menggunakan


bahan nichrome 80/20 (80% nikel, 20% kromium) dalam bentuk kawat,
pita, atau strip. 80/20 nichrome merupakan bahan yang baik, karena
memiliki ketahanan yang relatif tinggi dan membentuk lapisan kromium
oksida ketika dipanaskan untuk pertama kalinya, sehingga bahan di bawah
kawat tidak akan teroksidasi, mencegah kawat terputus atau terbakar.
Perhitungan daya elemen pemanas menggunakan prinsip hukum ohm
seperti terlihat pada gambar 2.
P = V . I dengan P = Daya (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (ampere)

Gambar 4. Hubungan antara daya, tegangan, arus, dan resistansi


Laju perubahan suhu dinyatakan dalam:
dT T2  T1

dt t 2  t1

H. METODE PELAKSANAAN

Metodologi yang digunakan pada pelaksanaan program ini sebagai berikut:


1.
Studi Literatur
Pada tahap ini merupakan proses pencarian data dan referensi yang
digunakan sebagai acuan pada proses perancangan sekaligus memperkuat
ide yang sudah ada. Literatur yang kami gunakan berupa buku-buku,
jurnal, dan beberapa artikel dari internet. Dalam studi literatur ini dititik
beratkan pada mekanisme kerja (MEDINGBU).
2.
Observasi
Tahap ini dilakukan pengamatan langsung pada proses pengolahan
yang terdapat dilapangan, meliputi kapasitas dan proses pengerjaan secara
manual yaitu dengan proses pemanasan bambu dan di bengkokan secara
manual.
3.
Pemilihan Komponen
Pemilihan komponen – komponen di lakukan berdasarkan Pada
tahapan ini akan dibuat beberapa konsep atau sketsa dari alat. Konsep
produk tidak diberi ukuran detail tetapi hanya bentuk dan dimensi dasar
produk. Konsep produk juga menyertakan prinsip kerja alat dan beberapa
asumsi yang digunakan dalam perancangan alat tersebut serta perhitungan
dasar yang digunakan.
4.
Pembuatan Alat
Setelah dipilih konsep yang sesuai, gambar hasil perancangan
digunakan sebagai acuan dalam perakitan prototype mesin dengan
memperhatikan fungsi dan kerja peralatan.
5.
Pengujian
Untuk mengetahui apakah alat ini sudah layak dipakai atau benar-
benar sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan maka sebelum
digunakan alat ini harus diuji terlebih dahulu.
6.
Evaluasi
Evaluasi ini merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil
pembuatan rancang bangun (MEDINGBU) untuk membending bambu
sebagai produk kerajinan bambu. Kegiatan evaluasi ini dilakukan secara
bertahap, disesuaikan dengan kemajuan kegiatan yang telah dilakukan
dalam proses pembuatan, dan dilakukan pengontrolan secara intensif.
7.
Penyusunan Laporan
Langkah terakhir dari kegiatan ini yaitu penyusunan laporan yang
bertujuan agar terdapat bukti otentik yang menunjukkan bahwa pernah
dilakukan penelitian. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan referensi
dalam pengembangan produk dari alat yang serupa.

START

Studi Literatur Observasi

Perencanaan

Pemilihan

Pembuatan

Pengujian

Sesuai dengan
Perencanaan

Pengimplementasian

Evaluasi

Pembuatan Laporan SELESAI

Gambar 7 : Flowcart penyususnan kegiatan


I. JADWAL KEGIATAN
Berikut ini rencana kegiatan yang kami usulkan:

No BULAN
KEGIATAN
. 1 2 3 4 5

1. Studi Literatur & Observasi

2. Perencanaan Mesin
3 Penyusunan komponem & proses manufaktur
4. Penyusunan Perangkat
5. Pelaksanaan Bimbingan Teknis
6. Pengujian alat
7. Pengimplementasian Alat
8. Pembuatan Laporan
Tabel 1 : Jadwal kegiatan

J. RANCANGAN BIAYA
Tabel 2 : Rincian biaya
Total
Biaya
No Uraian Jumlah Biaya
(Rp) (Rp)
1 Motor Listrik 1 2,000,000 2,000,000
2 Kerangka besi - 1,500,000 1,500,000
3 Elemen panas - 1,000,000 1,000,000
4 Stainless steel plate - 500,000 500,000
5 Besi Plat 500,000 500,000
6 Proses Manufacturing 1,500,000 1,500,000
7 Control panel 350,000 350,000
8 Roda 4 50,000 200,000
9 Silinder besi 500,000 500,000
10 Baut 200,000 200,000
11 Selang 5 meter 40,000 200,000
12 Alat Tulis - 30,000 30,000
13 Pembuatan Poster 300,000 300,000
40,0
14 Kertas A4 80 gram 1 rim 40,000
00
15 Tinta (Warna dan Hitam) 250,000 250,000
16 Biaya browsing dan pulsa 200,000 200,000
Penggandaan Laporan dan 200,
17 200,000
Penjilidan 000
18 Transportasi 400,000 400,000

Total 9,870,000

K. DAFTAR PUSTAKA
1. Singkey, Joseph E., Mechanical Engineering Design,

Mc Graw Hill., 2001.

2. Treybal, R.E. 1980. “Mass Transfer Operations”. McGraw Hill


Book Co.
3. Cahyono, E. 2003. “Model Perambatan Panas Pada Proses

Pengeringan Kayu”. Kendari : Universitas Haluoleo.

Anda mungkin juga menyukai