Dosen Pembimbing :
i
PROYEK AKHIR
Oleh:
Dosen Pembimbing :
ii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya selaku penulis menyatakan bahwa Proyek Akhir ini adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri, dan semua sumber/referensi baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
iii
SISTEM KONTROL SUHU AIR PADA BUDIDAYA IKAN
KOI BERBASIS TERMOELEKTRIK MENGGUNAKAN PID
Oleh :
Arrosyid Yoga Maulana
NRP. 1103.161.050
1. 1.
iv
ABSTRAK
Semakin besar nilai suhu, maka semakin tinggi pula tingkat metabolisme
ikan koi. Yang menyebabkan ikan itu memerlukan banyak makanan dan
berdampak buruk pada pertumbuhan ikan koi. Oleh sebab itu suhu air
harus ditetapkan untuk pertumbuhan ikan yang ideal. Suhu air standar
pada ikan koi adalah 25 derajat celsius. Sedangkan suhu normal air rata
– rata di Surabaya berkisar antara 28 derajat celsius. Untuk menentukan
suhu yang diinginkan digunakan digunakanlah thermoelectric untuk
mendinginkan air sesuai suhu yang diinginkan dengan mengalirkan aliran
air melalui pipa yang didinginkan menggunakan thermoelectric. Untuk
mengetahui suhu pada air digunakan sensor ds18b20 waterproof. Semua
alat tersebut akan dihubungkan dengan mikrokontroller untuk
pengoperasiannya dan akan menggunakan PID untuk optimalisasinya.
Dengan nilai steady state sesuai dengan suhu standar bagi ikan koi, yaitu
25 derajat celcius . Untuk mekanisme fitur pemberian pakan otomatis
akan digunakan servo untuk membuka katup makanan pada tempat
makanan yang tersedia. Pembukaan atau pentupan katup makanan akan
secara otomatis dengan menggunakan timer ds1307 sesuai dengan
ketentuan data yang dimasukan pengguna melalui keypad pada alat.
v
ABSTRACT
The greater the temperature value, the higher the metabolic rate of koi
fish. Which causes the fish to need a lot of food and has a negative impact
on the growth of koi fish. Therefore the water temperature must be set for
ideal fish growth. The standard water temperature in koi fish is 25
degrees celsius. While the average temperature of water in Surabaya
ranges from 28 degrees Celsius. To determine the desired temperature
used, thermoelectric is used to cool water according to the desired
temperature by flowing water flow through a pipe that is cooled using a
thermoelectric. To find out the temperature on the water used the
DS18B20 waterproof sensor. All of these tools will be connected to a
microcontroller for operation and will use PID for optimization. With a
steady state value according to the standard temperature for koi fish,
which is 25 degrees Celsius. For the feeding mechanism, a servo will be
used to open the food valve at the available food place. Opening or
pentupan food valves will automatically use the timer ds1307 in
accordance with the provisions of the data entered by the user via the
keypad on the device.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proyek akhir yang
berjudul:
IMPLEMENTASI SISTEM EMERGENCY CODE PADA
RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN WIRELESS NETWORK
Buku Proyek Akhir ini disusun sebagai syarat menyelesaikan studi
Diploma III serta memperoleh gelar Ahli Madya di jurusan Elektronika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Terdapat beberapa literatur dan teori baik yang diperoleh dalam
perkuliahan maupun dari luar perkuliahan yang digunakan dalam
penyelesaian proyek akhir ini dan juga tidak lepas dari dukungan dosen
pembimbing serta pihak-pihak lain yang telah banyak memberikan
semangat dan bantuan. Penulis menyadari bahwa buku proyek akhir ini
masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf
sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyusunannya.
Penulis jugamengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan buku ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku proyek akhir ini
memiliki kemanfaatan yang besar khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya sebagai sarana ilmu, wawasan, dan pengetahuan.
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Untuk Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
memberi banyak dukungan.
2. Bapak Dr. Zainal Arif, S.T., M.T., selaku Direktur PENS.
3. Bapak Dr. Eng I Gede Puja A, S.T., M.T., selaku Kepala Departemen
Teknik Elektro PENS.
4. Bapak Dr. Eng. Bambang Sumantri, S.T., M.Sc., selaku Ketua
Program Studi Diploma 3 Teknik Elektronika PENS.
5. Bapak Dr. Eng. Alrijadjis, Dipl. Eng., M.T.,selaku dosen
pembimbing proyek akhir penulis yang telah membantu penulis
dalam banyak hal. Serta nasehat dan saran yang telah diberikan pada
penulis selama kuliah.
6. Bapak Ardik Wijayanto, S.T., M.T.,selaku dosen pembimbing
proyek akhir yang telah membantu penulis dalam banyak hal
7. Rekan-rekan D3 TEKNIK ELEKTRONIKA B 2016 yang telah
membantu motivasi dan semangat penulis selama di kampus tercinta,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di kampus tercinta, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS).
9. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya
proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS ..................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 1
1.3 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan ...................................................... 3
2.2 Pengaruh Suhu pada Pertumbuhan Ikan Koi ............................. 3
2.3. Kontrol PID ............................................................................... 4
2.4. Termoelektrik ............................................................................ 4
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM .............. 7
3.1 Perancangan Desain Sistem ...................................................... 7
3.1.1 Flowchart Sistem ............................................................. 8
3.2 Perancangan dan Pembuatan Mekanik .................................... 10
3.3 Perancangan dan Pembuatan Hardware .................................. 11
3.3.1 Mikrokontroler .............................................................. 11
3.3.2. Sensor Suhu DS18B20 Waterproof............................... 14
3.3.3. Modul Driver BTS 7960 ............................................... 15
3.3.4. Modul Buck Boost Converter ....................................... 15
3.3.5. DC Power Supply .......................................................... 16
3.3.6. Timer RTC DS1307 ...................................................... 17
3.3.7. Motor Servo SG90 ........................................................ 17
3.4.Perancangan Program ................................................................ 18
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ............................................ 21
4.1 Pengujian Ketepatan Waktu Menggunakan RTC DS1307 ..... 21
4.2 Pengujian Suhu Air Open Loop .............................................. 24
4.3 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Waterproof ........................ 27
4.4 Pengujian Driver BTS 7960 ................................................... 30
4.5. Pengujian Buck Boost Converter............................................. 32
x
4.6. Pengujian Sistem Keseluruhan ................................................ 34
BAB V PENUTUP ............................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 41
5.2 Saran ......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 43
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Blok PID ............................................................... 4
Gambar 2.2 Skema Peltier ....................................................................... 5
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem .......................................................... 7
Gambar 3.2 Flowchart fitur Sistem Pemberian Pakan ............................ 8
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengondisi Suhu Air Akuarium .............. 9
Gambar 3.4 Desain Luar Box ................................................................ 10
Gambar 3.5 Desain Dalam Box............................................................. 10
Gambar 3.6 Rangkaian Shield sistem pemberian pakan........................ 12
Gambar 3.7 Rangkaian Schematic Shield sistem pemberian pakan ...... 12
Gambar 3.8 Rangkaian Shield sistem pengondisi Suhu ........................ 13
Gambar 3. 9. Rangkaian Schematic Shield sistem pengondisi Suhu ..... 13
Gambar 3.10 Sensor DS18B20 ............................................................. 14
Gambar 3.11 Modul BTS7960 .............................................................. 15
Gambar 3.12 Modul Buck-Boost Converter .......................................... 15
Gambar 3.13 Diagram Blok DC Power Supply..................................... 16
Gambar 3.14 DC Power Supply 12 V 30 A .......................................... 16
Gambar 3.15 Timer RTC DS1307 ........................................................ 17
Gambar 3.16 Timer RTC DS1307 ........................................................ 18
Gambar 4.1 Proses pengambilan data RTC DS1307............................. 22
Gambar 4.2 Proses pengambilan data respon suhu open loop .............. 25
Gambar 4.3 Proses pengujian sensor suhu DS18B20 ........................... 28
Gambar 4.4 Proses pengujian Driver BTS7960 .................................... 31
Gambar 4.5 Proses pengujian Buck Boost Converter ............................ 33
Gambar 4.6 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20 ............... 35
Gambar 4.7 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-0 ........................ 38
Gambar 4.8 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-0 ........................ 38
Gambar 4.9 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-4 ........................ 39
Gambar 4.10 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-4 ...................... 39
Gambar 4.11 Tampilan Box .................................................................. 56
Gambar 4.12 Rangkaian Shield Pengondisi Suhu ................................. 57
Gambar 4.13 Shield Rangkaian Pemberi Pakan .................................... 58
Gambar 4.14 Grafik respon suhu dengan kp=85;ki=0;kd=0 ................. 59
Gambar 4.15 Grafik respon suhu dengan kp=100;ki=0;kd=0 ............... 59
Gambar 4.16 Grafik respon suhu dengan kp=150;ki=0;kd=0 ............... 60
Gambar 4.17 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=0;kd=0 ............... 60
Gambar 4.18 Grafik respon suhu dengan kp=200;ki=0;kd=0 ............... 61
Gambar 4.19 Grafik respon suhu dengan kp=250;ki=0;kd=0 ............... 61
Gambar 4.20 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0 ............... 62
xii
Gambar 4.21 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai menit
ke-80 ............................................................................... 62
Gambar 4.22 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 63
Gambar 4.23 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 ............ 63
Gambar 4.24 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 64
Gambar 4.25 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 64
Gambar 4.26 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0 ............. 65
Gambar 4.27 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 65
Gambar 4.28 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 66
Gambar 4.29 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 ............. 67
Gambar 4.30 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 67
Gambar 4.31 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 68
Gambar 4.32 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20 ............. 68
Gambar 4.34 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
b) Tujuan Khusus
1. Mengkondisikan suhu pada air akuarium yang ideal menggunakan
kontrol PID
2. Merancang dan membuat algoritma program pengontrolan sistem
pendingin dengan kontrol PID
3. Mengintegrasikan/mengimplementasikan kontrol PID ke dalam
sistem.
1.3 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas maka dapat diambil
permasalahan yaitu :
1. Bagaimana mengondisikan suhu air dengan termoelektrik
menggunakan PID untuk mempercepat respon ?
2. Bagaimana membuat algoritma dan program kontrol PID untuk
mengontrol suhu dalam kotak pendingin ?
3. Bagaimana mengintegrasikan atau mengimplementasikan kontrol
PID ke dalam sistem ?
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengatasi masalah kondisi suhu air pada akuarium yang tidak menentu
dan biasanya melebihi suhu ideal
2. Dapat mengondisikan suhu secara otomatis pada akuarium
pembudidaya ikan koi unuk pertumbuhan ikan yang optimal
b) Bagi mahasiswa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kelabora (2010) suhu air yang tinggi dapat mengakibatkan sebagian besar
energi yang tersimpan dalam tubuh ikan digunakan untuk penyesuaian diri
terhadap lingkungan yang kurang mendukung, sehingga dapat merusak
sistem metabolisme atau pertukaran zat. Selain itu, pada suhu optimum bagi
ikan akan meningkatkan pertumbuhan ikan yang baik. Menurut Susanto
(2000) dalam Ariyana (2016) suhu yang optimal untuk pertumbuhan ikan koi
adalah 25 derajat celsius.
Pada Gambar 2.1 diatas dapat diketahui diagram blok PID yang
merupakan kombinasi dari 3 buah kontroler yaitu Proporsional, Integral dan
Derivatif. Keuntungan yang terdapat pada ketiga pengendali tersebut
tergabung pada kontrol PID. Kontrol PID memiliki beberapa kegunaan
diantaranya : terdapat umpan balik, memiliki kemampuan dalam
menghilangkan steady state error malalui pengendali integral, dapat
melakukan prediksi terhadap kemungkinan kedepannya melalui pengendali
derivatif. Kontrol PID banyak digunakan pada seluruh kegiatan industri
dalam bentuk yang berbeda-beda.
2.4. Termoelektrik
4
Gambar 2.2 Skema Peltier
5
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----
6
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
Dari Gambar 3.1 yang merupakan gambar blok diagram sistem proyek
akhir yang akan dibuat dapat diketahui cara kerja alat yang akan dibuat.
Untuk mengondisikan suhu yang diinginkan digunakan digunakanlah peltier
untuk mendinginkan air sesuai suhu yang diinginkan dengan mengalirkan
aliran air melalui pipa / selang yang nantinya akan dilewatkan pada
waterblock yang terhubung dengan sisi dingin peltier. Setelah waterblock
yang didinginkan nantinya air akan dimasukan kembali pada akuarium. Untuk
mengetahui suhu pada air digunakan sensor ds18b20. Suhu air yang standar
ditentukan 25 derajat celsius. Untuk menampilkan nilai suhu digunakan LCD
sebagai display. Semua alat tersebut akan dihubungkan dengan
mikrokontroler untuk pengoperasiannya dan akan menggunakan PID untuk
optimalisasinya. Untuk mekanisme pemberian pakan akan digunakan timer
7
ds1307 dan keypad untuk penentuan waktu pemberian pakan. Alat ini akan
menggunakan motor servo menjatuhkan pakan pada akuarium.
8
ini menggunakan servo untuk membuka atau menutup katup pakan. Proyek
akhir ini juga menggunakan timer DS1307 untuk menjadwal waktu pakan.
9
3.2 Perancangan dan Pembuatan Mekanik
10
dari power supply menjadi 7 v untuk supply Arduino. Selain itu ada juga
driver BTS 7960 untuk mengatur output PWM ke Peltier set untuk system
pengondisi suhu air. Driver BTS 7960 dapat bekerja sampai arus 42 A. hal
ini sangat cocok digunakan untuk alat atau komponen elektronik yang
memerlukan arus besar, seperti peltier. Untuk satu peltier dengan tipe TEG
SP 1848 dibutuhkan arus sekitar 4 A. RTC DS1307 sebagai timer untuk
pemberian pakan setiap harinya dengan ketentuan waktu yang disesuaikan
dengan pengguna.
3.3 Perancangan dan Pembuatan Hardware
Dalam suatu sistem untuk mendukung bekerjanya sistem diperlukan
komponen hardware (perangkat keras).
3.3.1 Mikrokontroler
11
Gambar 3.6 Rangkaian Shield sistem pemberian pakan
12
3.3.1.2. Perancangan Dan Pembuatan Shield Mikrokontroler Untuk
Pengondisi Suhu Air Akuarium
Mikrokontroler berfungsi sebagai pemroses program yang telah
diupload dan akan dieksekusi. Pada sisitem pemberian pakan digunakan
Atmega 2560 sebagai mikrokontroller, sensor DS18B20 untuk melihat atau
mengukur suhu air, driver BTS7960 untuk control PWM ke peltier atau
termoelektrik, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk menampilkan
display.
13
Dari rangkaian tersebut dapat diketahui bahwa pin untuk keypad
masuk pada pin 2,3,4,5,6,7,8,9 di arduino uno. Untuk driver BTS 7960
dihubungkan di pin 10, 11, 5v dan GND. Untuk sensor pertama DS18B20
dihubungkan ke pin 10, 5V dan GND, sendangkan sensor DS18B20 kedua
dihubungkan ke pin 13, 5V, GND. Untuk LCD dihbungkan ke pin A0, A1,
A2, A3,A4,A5, 5V dan GND.
14
3.3.3. Modul Driver BTS 7960
15
proyek akhir ini digunakan untuk men-suplai tegangan Arduino Uno
ATmega328P dan Arduino Mega 2560 sebesar 5 V. Untuk mengatur
tegangan keluaran yaitu dengan memutar potensiometer sampai keluar
tegangan sesuai yang diinginkan.
3.3.5. DC Power Supply
DC Power Supply merupakan komponen yang digunakan sebagai
sumber catu daya ketika Aki telah habis atau sumber catu daya utama habis.
Artinya DC Power Supply merupakan sumber catu daya sebagai alternatif.
DC Power Supply sendiri adalah komponen yang merubah input-an tegangan
AC menjadi tegangan DC. Untuk prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
16
3.3.6. Timer RTC DS1307
Komponen Realtime clock adalah komponen IC penghitung yang
dapat difungsikan sebagai sumber data waktu baik berupa data jam, hari,
bulan maupun tahun. Komponen DS1307 berupa IC yang perlu dilengkapi
dengan komponen pendukung lainnya seperti crystal sebagai sumber clock
dan Battery External 3,6 Volt sebagai sumber energy cadangan agar fungsi
penghitung tidak berhenti. entuk komunikasi data dari IC RTC adalah I2C
yang merupakan kepanjangan dari Inter Integrated Circuit. Komunikasi jenis
ini hanya menggunakan 2 jalur komunikasi yaitu SCL yang dihubungkan ke
pin analog input Arduino A5 dan SDA yang dihubungkan ke pin analog input
Arduino A4. Dan untuk supply timer akan dihubungkan ke pin 5 v dan pin
gnd Arduino.
17
dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai
penentu batas posisi putaran poros motor servo.
3.4.Perancangan Program
18
Kontrol proporsional berfungsi untuk memperkuat sinyal kesalahan
penggerak (error), sehingga akan mempercepat keluaran sistem mencapai
titik referensi. Hubungan antara input kontroler u(t) terdapat pada persamaan
(1). Namun persamaan tersebut masih berada kawasan waktu continuous
(analog) maka jika dideskritisasi menjadi:
𝑢(𝑘) = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒(𝑘)
𝑡
𝑢(𝑡) = 𝐾𝑖 ∫ 𝑒(𝑡) … … … … … … … (3.2)
0
𝑑𝑒(𝑡)
𝑢(𝑡) = 𝐾𝑑 … … … … … … … (3.3)
𝑑𝑡
19
(3). Namun persamaan tersebut masih berada kawasan waktu continuous
(analog) maka jika dideskritisasi menjadi:
𝑒(𝑘) − 𝑒(𝑘 − 1)
𝑢(𝑘) = 𝐾𝑑
𝑇𝑐
𝑒(𝑘) − 𝑒(𝑘 − 1)
𝑢(𝑘) = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒(𝑘) + 𝐾𝑖 𝑥 𝑇𝑐 [𝑒(𝑘 − 1) + 𝑒(𝑘)] + 𝐾𝑑
𝑇𝑐
20
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui kemampuan sistem penghitungan waktu.
2. Untuk mengetahui ketepatan waktu menggunakan timer ds1307
4.1.2 Peralatan
1. RTC DS1307
2. Arduino UNO
3. Power Supply
4. LCD
4.1.3 Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.
21
2. Menempatkan objek benda pada jarak yang telah ditentukan.
3. Menyalakan hardware.
4.1.4 Prosedur Pengujian
1. Melakukan persiapan alat dan bahan untuk membandingkan waktu
real dengan waktu timer
2. Mengubungkan peralatan dan bahan menjadi satu sistem
3. Mengukur waktu yang ditampilkan timer dan dibandingkan dengan
waktu real
4.1.5 Hasil dan Analisa
Pengujian dilakukan di rumah saya di daerah petemon, Surabaya.
Dimana saat program dimulai, secara bersamaan stopwatch diaktifkan.
Nilai waktu yang dihasilkan timer akan ditampilkan pada LCD dan
hasilnya akan dibandingkan dengan stopwatch yang sudah dinyalakan
secara bersamaan. Dari hasil pengujian timer RTC DS1307 diperoleh
data seperti pada Tabel 4.1
22
Tabel 4.1 Data Pengujian waktu RTC DS1307
23
waktu real atau dalam sehari selisih antara timer DS1307 dengan waktu
real berkisar 4 detik/hari.
4.1.6 Kesimpulan
Dari pengujian RTC1307 dapat diketahui bahwa selisih waktu yang
terjadi antara RTC dengan waktu real sekitar 1 detik setiap 4 jam waktu
berjalan atau berkisar 4 detik/hari
24
3. Menghubungkan seluruh alat dan bahan menjadi satu sistem
4. Mengaktifkan power supply
5. Memastikan sisi termoelekrik yang dingin sudah tepat untuk
mendinginkan air
6. Mengamati dan mencatat suhu air hasil pengukuran sensor sesuai
tampilan pada LCD
4.2.5 Hasil dan Analisa
Pengujian dilakukan di lab PS.04.06 . Untuk melakukan percobaan
tersebut diperlukan power supply dengan tegangan 12 volt. Untuk peltier
membutuhkan power supply dengan arus tinggi. Sedangkan power
supply yang lain untuk pompa air serta kipas pendingin yang dijadikan
satu karena berarus kecil.
25
Tabel 4.2. Hasil Sistem Pengondisi Suhu open loop
Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui hasil percobaan respon suhu
3,5 liter air dengan menggunakan 1 peltier. Hasil percobaan respon suhu
air dengan menggunakan 1 peltier dengan air sekitar 3,5 L untuk
menurunkan suhu dari 26,7 derajat celsius ke 24,6 derajat celsius
membutuhkan waktu 60 menit dengan suhu udara sekitar 26 derajat
celsius. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa, peltier
membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan suhu air dengan arus
4 A dan daya sekitar 48 watt setiap peltier, tetapi peltier memiliki bentuk
yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.
4.2.6 Kesimpulan
Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa satu peltier dengan
daya 48W untuk menurunkan suhu air 3,5L dibutuhkan waktu yang
lama. untuk menurunkan suhu dari 26,7 derajat celsius ke 24,6 derajat
celsius membutuhkan waktu 60 menit dengan suhu ruangan 26 derajat
celsius. Peltier membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan suhu
air dengan arus 4 A dan daya sekitar 48 watt setiap peltier, tetapi peltier
memiliki bentuk yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.
26
4.3 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Waterproof
27
4.3.5. Hasil dan Analisa
Pengujian ini dilakukan di Gedung pasca sarjana PENS di ruang
PS.04.0. Pada pengujian ini digunakan thermometer tipe TP300 untuk
membandingkan suhu yang didapat sensor DS18B20. Pin VCC dan
GND akan dihubungkan ke pin 5V dan GND Arduino dan data
dihubungkan pada pin 10 arduino. Sensor DS18B20 akan dicelupkan
kedalam air dan nantinya akan dibaca mikrokontroler. Untuk
pembanding digunakan thermometer tipe TP300
28
Tabel 4.3 tabel hasil pengujian sensor suhu DS18B20
29
4.4 Pengujian Driver BTS 7960
30
Gambar 4.4 Proses pengujian Driver BTS7960
31
4.4.6. Kesimpulan
Performa driver BTS 7960 baik dikarenakan sedikitnya
persentase error yang didapat. Pada saat pengujian persentase error yang
didapat adalah 0.05% sampai 0.85%.
32
4.5.5 Hasil dan Analisa
33
sesuai dengan yang diinginkan yaitu memiliki tegangan output sekitar 5
V. Namun pada tegangan input 0V - 3V menghasilkan output 0 V.
sedangkan saat tegangan input 5V – 14V output yang dihasilkan modul
buck boost converter adalah sekitar 5.06V - 5.07V. Dan saat tegangan
input 4V tegangan output yang dihasilkan adalah 3.45V
4.5.6. Kesimpulan
Modul dalam keadaan baik dan bagus karena hasil tegangan output
sesuai yang diinginkan dengan tegangan input 12V
34
4.6.4. Prosedur Pengujian
a. pengondisi suhu
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menghubungkan peralatan menjadi satu system
4. Menyalakan alat proyek akhir
5. Mencatat hasil pengukuran dari alat proyek akhir
b. pengukuran pertumbuhan ikan
1. Siapkan alat proyek akhir yang sudah jadi
2. Siapkan 2 aquarium untuk membedakan pertumbuhan ikan
koi dengan perlakuan suhu yang berbeda.
3. Hidupkan alat proyek akhir
4. Set suhu yang diinginkan
5. Ukur hasil pengujian dengan timbangan. Setelah beberapa
saat
kp=175;ki=5;kd=20
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3073
1
257
513
769
1025
1281
1537
1793
2049
2305
2561
2817
3329
3585
3841
4097
4353
4609
4865
5121
5377
5633
5889
35
Tabel 4.6 Hasil Sistem Pengondisi Suhu menggunakan PID dengan
kp=175;ki=5;kd=20
Pada tabel 4.6 diatas dapat diketahui hasil percobaan respon suhu 20
liter air dengan menggunakan 6 peltier. Hasil percobaan respon suhu air
dengan menggunakan 6 peltier dengan air sekitar 20 L untuk menurunkan
suhu dari 28,56 derajat celsius ke 25 derajat celsius membutuhkan waktu 60
menit dengan suhu udara rata – rata sekitar 26.3 derajat celsius. Pada
36
percobaan ini dapat diketahui bahwa, 6 peltier membutuhkan waktu yang
lama untuk menurunkan suhu air dengan arus sekitar 20 A dan tegangan 12 V.
Peltier memiliki bentuk yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.
Dari tabel 4.7 dan 4.8 dapat diketahui bahwa pertumbuhan berat ikan
koi pada kolam ke – 1 lebih cepat besar daripada pertumbuhan ikan koi pada
kolam ke – 2. Hal ini dikarenakan kolam ke 1 menggunakan pengondisian
suhu menjadi 25 derajat Celsius, sedangkan kolam ke - 2 tidak ada
pengondisian suhu sama sekali. Total berat ikan pada kolam 1 awalnya 81 g
setelah 4 hari menjadi 91 g dari 23 ikan. Sedangkan total berat ikan pada
kolam 2 awalnya 79 g setelah 4 hari menjadi 86 g dari 24 ikan. Dari data
tersebut dapat diketahui rata – rata pertumbuhan berat setiap ikan kolam 1
37
selama 4 hari adalah 0.44 g. sedangkan rata – rata pertumbuhan berat setiap
ikan kolam 2 selama 4 hari adalah 0.29 g.
Total berat ikan pada kolam 1 awalnya 81 g dari 23 ikan dengan berat
rata – rata ikan 3.52 gram. Sedangkan total berat ikan pada kolam 2 awalnya
79 g dari 24 ikan dengan berat rata – rata ikan 3.52 gram.
38
Gambar 4.9 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-4
Total berat ikan pada kolam 1 setelah 4 hari adalah 91 g dari 23 ikan
dengan berat rata – rata ikan 3.96 gram. Sedangkan total berat ikan pada
kolam 2 setelah 4 hari adalah 86 g dari 24 ikan dengan berat rata – rata ikan
3.58 gram.
39
4.3.6 Kesimpulan
Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa peltier memerlukan
banyak daya untuk menjalankannya. Untuk 6 peltier dibutuhkan tegangan
12V dan arus 20A. untuk mendinginkan air dari 25.56 ke 25 derajat Celsius
peltier memerlukan waktu yang lama, sekitar 130 menit.
Dari table 4.7 dan table 4.8 dapat diketahui bahwa pertumbuhan berat
ikan koi pada kolam ke – 1 lebih cepat besar daripada pertumbuhan ikan koi
pada kolam ke – 2. Hal ini dikarenakan kolam ke 1 menggunakan
pengondisian suhu menjadi 25 derajat Celsius, sedangkan kolam ke - 2 tidak
ada pengondisian suhu sama sekali. Rata – rata pertumbuhan berat setiap ikan
kolam 1 selama 4 hari adalah 0.44 g. sedangkan rata – rata pertumbuhan berat
setiap ikan kolam 2 selama 4 hari adalah 0.29 g.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Pada proses dan hasil pengerjaan proyek akhir ini tidak terlepas dari
berbagai macam kekurangan dan kelemahan, baik pada sistem maupun
peralatan yang dibuat. Oleh karena itu, perlu adanya saran atau rekomendasi
yang dibuat agar kedepannya penelitian ini dapat lebih baik, diantaranya
adalah:
• Pengondisi suhu saat ini peltier dapat diganti menjadi pengodisi suhu
yang lebih kecil dayanya agar lebih hemat energi
• Untuk tingkat ketepatan waktu menggunakan timer DS1307 dapat dengan
timer yang lebih baik lagi
41
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----
42
DAFTAR PUSTAKA
[2] Emaliana., Usman, S., & Lesmana. I. 2016. Pengaruh Perbedaan Suhu
Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Koi, 1, 1 – 10.
[3] Yusfi, M., Putra, W., & Derisma. 2015. Rancag Bangun Sistem
Kontrol Temperatur Untuk Proses Pendinginan Menggunakan
Termoelektrik. Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN
Barat, 1, 194 – 203.
[8] S.B. Riffat , Xiaoli Ma. Published by Elsevier Science Ltd. (2003).
Thermoelectrics: a review of present and potential applications
43
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----
44
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 program pengondisi suhu
#include <DallasTemperature.h>
#include <OneWire.h>
#include <Keypad.h>
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
//Deklarasi Keypad
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //three columns
char keymap[ROWS][COLS] =
45
{
{'1', '2', '3', 'A'},
{'4', '5', '6', 'B'},
{'7', '8', '9', 'C'},
{'*', '0', '#', 'D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of
the keypad
byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //connect to the column pinouts
of the keypad
Keypad mykeypad = Keypad(makeKeymap(keymap), rowPins,
colPins, ROWS, COLS );
//Variabel
float set_temp;
float temp_read = 0;
float PID_error = 0;
float prev_error = 0;
float elapsed_time, act_time, prev_time;
int PID_value;
//Konstanta PID
int KP = kp;
int KI = ki;
int KD = kd;
int PID_P = 0;
int PID_I = 0;
int PID_D = 0;
void setup()
{
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
sensors.begin();
sensors1.begin();
lcd.begin();
46
pinMode(pwm, OUTPUT);
pinMode(pwm1, OUTPUT);
act_time = millis();
}
void loop()
{
// put your main code here, to run repeatedly:
//----------------sensor DS18B20-------------------
sensors.requestTemperatures();
data = sensors.getTempCByIndex(0);
sensors1.requestTemperatures();
data1 = sensors1.getTempCByIndex(0);
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Suhu Air");
lcd.setCursor(10, 0);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(11, 0);
lcd.print(data);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Suhu Udara");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(11, 1);
lcd.print(data1);
//--------------------keypad--------------------------
char keypressed = mykeypad.getKey();
if (keypressed)
{
if (keypressed == 65) //tombol_a petunjuk
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("A=Petunjuk");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("B=Atur Suhu");
delay(2000);
lcd.clear();
47
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("C=Start System");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("D=Reset Suhu");
delay(2000);
lcd.clear();
}
if (keypressed == 66) //tombol_b menu atur suhu
{
while (sp != '*')
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("set poin suhu");
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(inString);
delay(100);
sp = mykeypad.getKey();
lcd.clear();
if (isDigit(sp))
{
inString += sp;
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(inString);
}
if (sp == '#')
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("set poin suhu");
inString = "";
}
}
sp = NULL;
keypressed = NULL;
set_temp = inString.toInt();
}
48
if (keypressed == 67)
//tombol_c start system
{
while (strt != '*')
{
strt = mykeypad.getKey();
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("start system");
delay(100);
lcd.clear();
set_temp = inString.toInt();
//Menghitung PID
temp_read = data;
PID_error = temp_read - set_temp;
//Menghitung P
PID_P = KP * PID_error;
prev_time = act_time;
act_time = millis();
elapsed_time = (act_time - prev_time) / 1000;
//Menghitung I
//if (-3< PID_error <3)
// {
// PID_I = PID_I + (KI * PID_error);
// }
PID_I = KI * elapsed_time * (PID_error + prev_error);
//Menghitung D
PID_D = KD * ((PID_error - prev_error) / elapsed_time);
//Total PID
PID_value = PID_P + PID_I + PID_D;
49
//Jangkauan PWM
if (PID_value < 0)
{
PID_value = 0;
}
if (PID_value > 255)
{
PID_value = 255;
}
//Keluaran PWM
analogWrite(10, 0 + PID_value);
prev_error = PID_error;
//Tampilan LCD
}
// keypressed = NULL;
strt = NULL;
analogWrite(10, 0);
}
if (keypressed == 68)//reset
{
lcd.clear();
inString = "";
lcd.setCursor(5, 0);
lcd.print("Reset");
delay(1000);
lcd.clear();
tombol = NULL, sp = NULL, strt = NULL, rst = NULL;
}
50
A.2 program pemberian pakan
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <Wire.h>
#include "RTClib.h"
#include <Servo.h>
#include <Keypad.h>
#define bintang 42
#define pagar 35
Servo myservo;
int pos = 0;
RTC_DS1307 rtc;
//char namaHari[7][12] = {"Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu",
"Kamis", "Jum'at", "Sabtu"};
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //three columns
char keymap[ROWS][COLS] = {
{'1','2','3','A'},
{'4','5','6','B'},
{'7','8','9','C'},
{'*','0','#','D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of
the keypad
byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //connect to the column pinouts of
the keypad
Keypad mykeypad = Keypad(makeKeymap(keymap), rowPins,
colPins, ROWS, COLS );
51
void setup() {
// put your setup code here, to run once:
pinMode(11, OUTPUT);
pinMode(10, OUTPUT);
myservo.attach(10);
Serial.begin(9600);
if (! rtc.begin())
{
Serial.println("RTC Tidak Terbaca");
while(1);
}
if (! rtc.isrunning())
{
Serial.println("RTC is not running");
}
rtc.adjust(DateTime(0,0,0));
}
52
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
//-------------------RTC------------------------
lcd.clear();
DateTime now = rtc.now();
//Serial.print(namaHari[now.dayOfTheWeek()]);
//Serial.print(',');
//Serial.print(now.day(), DEC);
//Serial.print('/');
//Serial.print(now.month(), DEC);
//Serial.print('/');
//Serial.print(now.year(), DEC);
//Serial.print(' ');
lcd.setCursor(4,0);
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print(now.minute(), DEC);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print(now.second(), DEC);
//------------------keypad-------------------
char keypressed = mykeypad.getKey();
if (keypressed)
{
if (isDigit(keypressed))
{
inString += keypressed;
lcd.setCursor(14,1);
lcd.print(inString);
}
53
if (keypressed == 35)//reset
{
lcd.clear();
inString = "";
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("set jam pakan:");
lcd.setCursor(14,1);
}
if (keypressed == 42)//set waktu
{
int sp = inString.toInt();
if (sp > 23)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(3,0);
lcd.print("set waktu");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print("tidak sesuai");
delay(1000);
lcd.clear();
inString S= "";
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("set jam pakan:");
lcd.setCursor(14,1);
}
}S
}
54
if (now.hour()==sp)
{
if (now.minute()==00)
{
if (now.second()==10)
{
digitalWrite(11, HIGH);
digitalWrite(10, HIGH);
for(pos=0;pos<90;pos+=1)
{
myservo.write(pos);
delay(10);
}
for(pos=90;pos>0;pos-=1)
{
myservo.write(pos);
delay(10);
}
}
}
}
}
55
LAMPIRAN B
B.1 Tampilan Luar Proyek Akhir
1.
Gambar 4.11 Tampilan Box
56
B.2 Rangkaian Shield pengondisi suhu
57
B.3 Rangkaian Pemberian pakan
Rangkaian pemberi pakan ini akan membuka katup pakan sesuai set
poin yang ditentukan. Pada sisitem pemberian pakan digunakan Atmega
328P sebagai mikrokontroller, RTC1307 sebagai timer, servo sebagai
pembuka katup pakan, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk
menampilkan display.
58
LAMPIRAN C
kp=85;ki=0;kd=0
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2407
1
402
803
1204
1605
2006
2808
3209
3610
4011
4412
4813
5214
5615
6016
6417
6818
7219
7620
8021
8422
8823
9224
Suhu Air Suhu Ruangan Set Poin
kp=100;ki=0;kd=0
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1
1219
2437
3655
175
349
523
697
871
1045
1393
1567
1741
1915
2089
2263
2611
2785
2959
3133
3307
3481
3829
4003
59
kp=150;ki=0;kd=0
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3541
1
296
591
886
1181
1476
1771
2066
2361
2656
2951
3246
3836
4131
4426
4721
5016
5311
5606
5901
6196
6491
6786
Suhu Air Suhu Udara Set Poin
kp=175;ki=0;kd=0
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2759
1
198
395
592
789
986
1183
1380
1577
1774
1971
2168
2365
2562
2956
3153
3350
3547
3744
3941
4138
4335
4532
60
kp=200;ki=0;kd=0
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1
198
1577
2956
395
592
789
986
1183
1380
1774
1971
2168
2365
2562
2759
3153
3350
3547
3744
3941
4138
4335
4532
Suhu air Suhu Udara Set Poin
kp=250;ki=0;kd=0
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1
204
407
610
813
1016
1219
1422
1625
1828
2031
2234
2437
2640
2843
3046
3249
3452
3655
3858
4061
4264
4467
4670
61
C.2 Tunning PID pencarian KI
kp=175;ki=5;kd=0
30
29
28
27
26
25
1
252
503
754
1005
1256
1507
1758
2009
2260
2511
2762
3013
3264
3515
3766
4017
4268
4519
4770
5021
5272
5523
5774
Suhu Air Set Poin
kp=175;ki=5;d=0
25.5
25.4
25.3
25.2
25.1
25
1
757
64
127
190
253
316
379
442
505
568
631
694
820
883
946
1009
1072
1135
1198
1261
1324
1387
1450
Series1 Series3
62
PWM
300
250
200
150
100
50
0
1681
1765
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345
1429
1513
1597
1849
1933
Gambar 4.22 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai menit
ke-80
kp=175;i=7.5;d=0;
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
503
3013
1
252
754
1005
1256
1507
1758
2009
2260
2511
2762
3264
3515
3766
4017
4268
4519
4770
5021
5272
5523
5774
63
kp=175;ki=7,5;kd=0
25.5
25.4
25.3
25.2
25.1
25
1933
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345
1429
1513
1597
1681
1765
1849
Series1 Series2 Series3
PWM
300
250
200
150
100
50
0
1429
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345
1513
1597
1681
1765
1849
1933
64
kp=175;ki=10;kd=0
29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2113
1
265
529
793
1057
1321
1585
1849
2377
2641
2905
3169
3433
3697
3961
4225
4489
4753
5017
5281
5545
5809
6073
Suhu Air Set Poin
kp=175;ki=10;kd=0
25.5
25.4
25.3
25.2
25.1
25
1
1718
102
203
304
405
506
607
708
809
910
1011
1112
1213
1314
1415
1516
1617
1819
1920
2021
2122
2223
65
PWM
300
250
200
150
100
50
0
486
1
98
195
292
389
583
680
777
874
971
1068
1165
1262
1359
1456
1553
1650
1747
1844
1941
2038
2135
2232
Gambar 4.28 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80
66
C.3 Tunning PID pencarian KD
kp=175;ki=5;kd=10
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1105
5245
1
277
553
829
1381
1657
1933
2209
2485
2761
3037
3313
3589
3865
4141
4417
4693
4969
5521
5797
6073
6349
Suhu Air Set Poin
kp=175;ki=5;kd=10
25.5
25.4
25.3
25.2
25.1
25
239
596
953
1310
1667
1
120
358
477
715
834
1072
1191
1429
1548
1786
1905
2024
2143
2262
2381
2500
67
PWM
300
250
200
150
100
50
0
764
1745
1
110
219
328
437
546
655
873
982
1091
1200
1309
1418
1527
1636
1854
1963
2072
2181
2290
2399
2508
Gambar 4.16 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80
kp=175;ki=5;kd=20
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3585
5121
1
257
513
769
1025
1281
1537
1793
2049
2305
2561
2817
3073
3329
3841
4097
4353
4609
4865
5377
5633
5889
68
kp=175;ki=5;kd=20
25.5
25.45
25.4
25.35
25.3
25.25
25.2
25.15
25.1
25.05
25
189
1411
1
95
283
377
471
565
659
753
847
941
1035
1129
1223
1317
1505
1599
1693
1787
1881
1975
2069
Series1 Series3
PWM
300
250
200
150
100
50
0
901
1
91
181
271
361
451
541
631
721
811
991
1081
1171
1261
1351
1441
1531
1621
1711
1801
1891
1981
2071
69
LAMPIRAN D
BIODATA PENULIS
70