Anda di halaman 1dari 84

PROYEK AKHIR

SISTEM KONTROL SUHU AIR PADA BUDIDAYA IKAN


KOI BERBASIS TERMOELEKTRIK MENGGUNAKAN PID

WATER TEMPERATURE CONTROL SYSTEM WITH


THERMOELECTRIC BASED USING PID
Oleh:

Arrosyid Yoga Maulana


NRP. 1103 161 050

Dosen Pembimbing :

Dr. Eng. Alrijadjis, Dipl. Eng., M.T.


NIP. 19720630.199903.1.003

Ardik Wijayanto, S.T., M.T.


NIP. 19770620.200212.1.002

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2019

i
PROYEK AKHIR

SISTEM KONTROL SUHU AIR PADA BUDIDAYA IKAN


KOI BERBASIS TERMOELEKTRIK MENGGUNAKAN PID

WATER TEMPERATURE CONTROL SYSTEM WITH


THERMOELECTRIC BASED USING PID

Oleh:

Arrosyid Yoga Maulana


NRP. 1103161050

Dosen Pembimbing :

Dr. Eng. Alrijadjis, Dipl. Eng., M.T.


NIP. 19720630.199903.1.003

Ardik Wijayanto, S.T., M.T.


NIP. 19770620.200212.1.002

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2019

ii
PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya selaku penulis menyatakan bahwa Proyek Akhir ini adalah benar-
benar hasil karya saya sendiri, dan semua sumber/referensi baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Surabaya, Juli 2019


Penulis yang menyatakan,

Arrosyid Yoga Maulana


NRP. 1103161050

iii
SISTEM KONTROL SUHU AIR PADA BUDIDAYA IKAN
KOI BERBASIS TERMOELEKTRIK MENGGUNAKAN PID

Oleh :
Arrosyid Yoga Maulana
NRP. 1103.161.050

Proyek Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)
Periode Wisuda Bulan September 2019
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Disetujui dan disahkan pada 29 Juli 2019


oleh :
Dosen Penguji Proyek Akhir : Dosen Pembimbing PA:

1. 1.

Firman Arifin, S.T., M.T.


NIP. 19740925.200112.1.002
Dr. Eng. Alrijadjis, Dipl. Eng., M.T.
2.
NIP. 19720630.199903.1.003
Dr. Eng. Bambang Sumantri, S.T., M.Sc. 2.
NIP. 19781210.200312.1.002
3.
Ardik Wijayanto, S.T., M.T.
Budi Nur Iman, S.SI., M.Kom NIP. 19770620.200212.1.002
NIP. 19690427.199403.1.001
Mengetahui :
Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika

Dr. Eng. Bambang Sumantri, S.T., M.Sc.


NIP. 19781210.200312.1.002

iv
ABSTRAK

Semakin besar nilai suhu, maka semakin tinggi pula tingkat metabolisme
ikan koi. Yang menyebabkan ikan itu memerlukan banyak makanan dan
berdampak buruk pada pertumbuhan ikan koi. Oleh sebab itu suhu air
harus ditetapkan untuk pertumbuhan ikan yang ideal. Suhu air standar
pada ikan koi adalah 25 derajat celsius. Sedangkan suhu normal air rata
– rata di Surabaya berkisar antara 28 derajat celsius. Untuk menentukan
suhu yang diinginkan digunakan digunakanlah thermoelectric untuk
mendinginkan air sesuai suhu yang diinginkan dengan mengalirkan aliran
air melalui pipa yang didinginkan menggunakan thermoelectric. Untuk
mengetahui suhu pada air digunakan sensor ds18b20 waterproof. Semua
alat tersebut akan dihubungkan dengan mikrokontroller untuk
pengoperasiannya dan akan menggunakan PID untuk optimalisasinya.
Dengan nilai steady state sesuai dengan suhu standar bagi ikan koi, yaitu
25 derajat celcius . Untuk mekanisme fitur pemberian pakan otomatis
akan digunakan servo untuk membuka katup makanan pada tempat
makanan yang tersedia. Pembukaan atau pentupan katup makanan akan
secara otomatis dengan menggunakan timer ds1307 sesuai dengan
ketentuan data yang dimasukan pengguna melalui keypad pada alat.

Kata Kunci: termoelektrik, suhu, ikan koi, PID

v
ABSTRACT

The greater the temperature value, the higher the metabolic rate of koi
fish. Which causes the fish to need a lot of food and has a negative impact
on the growth of koi fish. Therefore the water temperature must be set for
ideal fish growth. The standard water temperature in koi fish is 25
degrees celsius. While the average temperature of water in Surabaya
ranges from 28 degrees Celsius. To determine the desired temperature
used, thermoelectric is used to cool water according to the desired
temperature by flowing water flow through a pipe that is cooled using a
thermoelectric. To find out the temperature on the water used the
DS18B20 waterproof sensor. All of these tools will be connected to a
microcontroller for operation and will use PID for optimization. With a
steady state value according to the standard temperature for koi fish,
which is 25 degrees Celsius. For the feeding mechanism, a servo will be
used to open the food valve at the available food place. Opening or
pentupan food valves will automatically use the timer ds1307 in
accordance with the provisions of the data entered by the user via the
keypad on the device.

Keywords: thermoelectric, temperature, koi fish, PID

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proyek akhir yang
berjudul:
IMPLEMENTASI SISTEM EMERGENCY CODE PADA
RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN WIRELESS NETWORK
Buku Proyek Akhir ini disusun sebagai syarat menyelesaikan studi
Diploma III serta memperoleh gelar Ahli Madya di jurusan Elektronika
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Terdapat beberapa literatur dan teori baik yang diperoleh dalam
perkuliahan maupun dari luar perkuliahan yang digunakan dalam
penyelesaian proyek akhir ini dan juga tidak lepas dari dukungan dosen
pembimbing serta pihak-pihak lain yang telah banyak memberikan
semangat dan bantuan. Penulis menyadari bahwa buku proyek akhir ini
masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf
sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyusunannya.
Penulis jugamengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan buku ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga buku proyek akhir ini
memiliki kemanfaatan yang besar khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya sebagai sarana ilmu, wawasan, dan pengetahuan.

Surabaya, Juli 2019

Penulis

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah S.W.T dan tanpa


menghilangkan rasa hormat yang mendalam, saya selaku penyusun dan
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan proyek akhir
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Untuk Bapak, Ibu, dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
memberi banyak dukungan.
2. Bapak Dr. Zainal Arif, S.T., M.T., selaku Direktur PENS.
3. Bapak Dr. Eng I Gede Puja A, S.T., M.T., selaku Kepala Departemen
Teknik Elektro PENS.
4. Bapak Dr. Eng. Bambang Sumantri, S.T., M.Sc., selaku Ketua
Program Studi Diploma 3 Teknik Elektronika PENS.
5. Bapak Dr. Eng. Alrijadjis, Dipl. Eng., M.T.,selaku dosen
pembimbing proyek akhir penulis yang telah membantu penulis
dalam banyak hal. Serta nasehat dan saran yang telah diberikan pada
penulis selama kuliah.
6. Bapak Ardik Wijayanto, S.T., M.T.,selaku dosen pembimbing
proyek akhir yang telah membantu penulis dalam banyak hal
7. Rekan-rekan D3 TEKNIK ELEKTRONIKA B 2016 yang telah
membantu motivasi dan semangat penulis selama di kampus tercinta,
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan
membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh
pendidikan di kampus tercinta, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya (PENS).
9. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya
proyek akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah S.W.T. selalu memberikan perlindungan, rahmat


dan nikmat-Nya bagi kita semua.Amin.

viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS

Sebagai civitas akademik Politeknik Elektronika Negeri


Surabaya, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Arrosyid Yoga Maulana


NRP : 11103161050
Program Studi : D3 Teknik Elektronika
Departemen : Teknik Elektro

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk


memberikan kepada Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Hak
Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right)
atas proyek akhir saya yang berjudul:

SISTEM KONTROL SUHU AIR PADA BUDIDAYA IKAN KOI


BERBASIS TERMOELEKTRIK MENGGUNAKAN PID

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), yang oleh karenanya


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dengan ini berhak
menyimpan, mengalih-media-kan atau mengalih-format-kan,
mengelola dalam pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, Juli 2019


Penulis

Arrosyid Yoga Maulana

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. viii
PERSETUJUAN PUBLIKASI TERBATAS ..................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................... 1
1.3 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3
2.1 Kondisi Umum Lingkungan ...................................................... 3
2.2 Pengaruh Suhu pada Pertumbuhan Ikan Koi ............................. 3
2.3. Kontrol PID ............................................................................... 4
2.4. Termoelektrik ............................................................................ 4
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM .............. 7
3.1 Perancangan Desain Sistem ...................................................... 7
3.1.1 Flowchart Sistem ............................................................. 8
3.2 Perancangan dan Pembuatan Mekanik .................................... 10
3.3 Perancangan dan Pembuatan Hardware .................................. 11
3.3.1 Mikrokontroler .............................................................. 11
3.3.2. Sensor Suhu DS18B20 Waterproof............................... 14
3.3.3. Modul Driver BTS 7960 ............................................... 15
3.3.4. Modul Buck Boost Converter ....................................... 15
3.3.5. DC Power Supply .......................................................... 16
3.3.6. Timer RTC DS1307 ...................................................... 17
3.3.7. Motor Servo SG90 ........................................................ 17
3.4.Perancangan Program ................................................................ 18
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ............................................ 21
4.1 Pengujian Ketepatan Waktu Menggunakan RTC DS1307 ..... 21
4.2 Pengujian Suhu Air Open Loop .............................................. 24
4.3 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Waterproof ........................ 27
4.4 Pengujian Driver BTS 7960 ................................................... 30
4.5. Pengujian Buck Boost Converter............................................. 32

x
4.6. Pengujian Sistem Keseluruhan ................................................ 34
BAB V PENUTUP ............................................................................... 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 41
5.2 Saran ......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 43
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Blok PID ............................................................... 4
Gambar 2.2 Skema Peltier ....................................................................... 5
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem .......................................................... 7
Gambar 3.2 Flowchart fitur Sistem Pemberian Pakan ............................ 8
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengondisi Suhu Air Akuarium .............. 9
Gambar 3.4 Desain Luar Box ................................................................ 10
Gambar 3.5 Desain Dalam Box............................................................. 10
Gambar 3.6 Rangkaian Shield sistem pemberian pakan........................ 12
Gambar 3.7 Rangkaian Schematic Shield sistem pemberian pakan ...... 12
Gambar 3.8 Rangkaian Shield sistem pengondisi Suhu ........................ 13
Gambar 3. 9. Rangkaian Schematic Shield sistem pengondisi Suhu ..... 13
Gambar 3.10 Sensor DS18B20 ............................................................. 14
Gambar 3.11 Modul BTS7960 .............................................................. 15
Gambar 3.12 Modul Buck-Boost Converter .......................................... 15
Gambar 3.13 Diagram Blok DC Power Supply..................................... 16
Gambar 3.14 DC Power Supply 12 V 30 A .......................................... 16
Gambar 3.15 Timer RTC DS1307 ........................................................ 17
Gambar 3.16 Timer RTC DS1307 ........................................................ 18
Gambar 4.1 Proses pengambilan data RTC DS1307............................. 22
Gambar 4.2 Proses pengambilan data respon suhu open loop .............. 25
Gambar 4.3 Proses pengujian sensor suhu DS18B20 ........................... 28
Gambar 4.4 Proses pengujian Driver BTS7960 .................................... 31
Gambar 4.5 Proses pengujian Buck Boost Converter ............................ 33
Gambar 4.6 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20 ............... 35
Gambar 4.7 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-0 ........................ 38
Gambar 4.8 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-0 ........................ 38
Gambar 4.9 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-4 ........................ 39
Gambar 4.10 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-4 ...................... 39
Gambar 4.11 Tampilan Box .................................................................. 56
Gambar 4.12 Rangkaian Shield Pengondisi Suhu ................................. 57
Gambar 4.13 Shield Rangkaian Pemberi Pakan .................................... 58
Gambar 4.14 Grafik respon suhu dengan kp=85;ki=0;kd=0 ................. 59
Gambar 4.15 Grafik respon suhu dengan kp=100;ki=0;kd=0 ............... 59
Gambar 4.16 Grafik respon suhu dengan kp=150;ki=0;kd=0 ............... 60
Gambar 4.17 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=0;kd=0 ............... 60
Gambar 4.18 Grafik respon suhu dengan kp=200;ki=0;kd=0 ............... 61
Gambar 4.19 Grafik respon suhu dengan kp=250;ki=0;kd=0 ............... 61
Gambar 4.20 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0 ............... 62

xii
Gambar 4.21 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai menit
ke-80 ............................................................................... 62
Gambar 4.22 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 63
Gambar 4.23 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 ............ 63
Gambar 4.24 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 64
Gambar 4.25 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 64
Gambar 4.26 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0 ............. 65
Gambar 4.27 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 65
Gambar 4.28 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 66
Gambar 4.29 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 ............. 67
Gambar 4.30 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 67
Gambar 4.31 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 68
Gambar 4.32 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20 ............. 68
Gambar 4.34 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80 ..................................................................... 69

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Pengujian waktu RTC DS1307 ..................................... 23


Tabel 4.2. Hasil Sistem Pengondisi Suhu open loop ............................. 26
Tabel 4.3 tabel hasil pengujian sensor suhu DS18B20 ......................... 29
Tabel 4.4 Tabel hasil proses pengujian Driver BTS7960 ..................... 31
Tabel 4.5 Tabel hasil pengujian Buck Boost Converter ....................... 33
Tabel 4.6 Hasil Sistem Pengondisi Suhu menggunakan PID dengan
kp=175;ki=5;kd=20 .............................................................. 36
Tabel 4.7 Hasil pertumbuhan ikan kolam 1 menggunakan pengondisian
air 25 derajat celsius ............................................................. 37
Tabel 4.8 Hasil pertumbuhan ikan kolam 2 tanpa menggunakan
pengondisian air ................................................................... 37

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat.


Hal ini dapat dilihat dengan adanya banyak inovasi – inovasi yang ada
dibidang teknologi. Inovasi – inovasi tersebut dibuat dalam bentuk sederhana
sampai yang paling canggih sekalipun. Walaupun pada saat ini sudah banyak
teknologi yang canggih, teknologi tersebut masih bisa dikembangkan untuk
kedepannya
Teknologi dapat digunakan dalam berbagai hal. Salah satunya
digunakan di bidang perikanan. Dalam bidang perikanan banyak
pembudidaya ikan koi yang mengalami kendala dalam usahanya. Para
pembudidaya ingin ikan koi yang dipanen memiliki bentuk dan warna ikan
koi yang bagus. Tetapi terkadang panen ikan koi tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan para pembudidaya. Hal ini dapat dikarenakan suhu pada kolam
ikan dan pemberian pakan ikan yang tidak sesuai.
Menurut Susanto (2000) dalam Ariyana (2016) suhu yang optimal
untuk pertumbuhan ikan koi dengan panjang tidak lebih dari 10 cm adalah 25
derajat celsius. Suhu tersebut dibutuhkan pada budidaya ikan koi agar ikan
koi dapat tumbuh secara optimal. Sedangkan di Surabaya suhu air pada
umumnya adalah 27-28 derajat celsius. Oleh sebab itu dibutuhkan pendingin
dan penstabil suhu air agar suhunya tetap di kisaran 25 derajat celsius. Selain
suhu untuk tumbuh secara optimal, ikan koi juga harus diberikan makanan
yang sesuai dengan frekuensi pemberian pakan yang sesuai juga.
Untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan suatu alat yang dapat
bekerja secara konsisten. Alat tersebut nantinya akan mengatur suhu ideal
pada akuarium ikan koi dan memberi pakan dengan frekuensi yang telah
ditentukan. Untuk mengkondisikan suhu akuarium yang ideal digunakan
termoelektrik yang responnya akan dipercepat menggunakan PID.
Sedangkan untuk pemberian pakan digunakan motor servo untuk membuka
katup pakan ikan

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari proyek akhir ini diantaranya adalah :
a) Tujuan Umum
1. Mengkondisikan suhu pada air pada akuarium untuk pertumbuhan
ikan koi yang baik

1
b) Tujuan Khusus
1. Mengkondisikan suhu pada air akuarium yang ideal menggunakan
kontrol PID
2. Merancang dan membuat algoritma program pengontrolan sistem
pendingin dengan kontrol PID
3. Mengintegrasikan/mengimplementasikan kontrol PID ke dalam
sistem.
1.3 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas maka dapat diambil
permasalahan yaitu :
1. Bagaimana mengondisikan suhu air dengan termoelektrik
menggunakan PID untuk mempercepat respon ?
2. Bagaimana membuat algoritma dan program kontrol PID untuk
mengontrol suhu dalam kotak pendingin ?
3. Bagaimana mengintegrasikan atau mengimplementasikan kontrol
PID ke dalam sistem ?
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui program ini antara lain:

a) Bagi masyarakat / pengguna

1. Mengatasi masalah kondisi suhu air pada akuarium yang tidak menentu
dan biasanya melebihi suhu ideal
2. Dapat mengondisikan suhu secara otomatis pada akuarium
pembudidaya ikan koi unuk pertumbuhan ikan yang optimal

b) Bagi mahasiswa

1. Sebagai sarana penelitian mengenai pendinginan menggunakan modul


termoelektrik
2. Sebagai sarana penelitian mengenai kontrol PID dalam sistem
pendingin mengunakan termoelektrik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Umum Lingkungan

Pada saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat.


Hal ini dapat dilihat dengan adanya banyak inovasi – inovasi yang ada
dibidang teknologi. Teknologi dapat digunakan dalam berbagai hal. Salah
satunya digunakan di bidang perikanan. Dalam bidang perikanan banyak
pembudidaya ikan koi yang mengalami kendala dalam usahanya. Para
pembudidaya ingin ikan koi yang dipanen memiliki bentuk dan warna ikan
koi yang bagus. Suhu ideal yang dibutuhkan ikan koi adalah sekitar 25
derajat celcius. Selain suhu untuk tumbuh secara optimal, ikan koi juga
harus diberikan makanan yang sesuai dengan frekuensi pemberian pakan
yang sesuai juga.
Untuk saat ini di Indonesia, banyak pembudidaya ikan yang masih
menggunakan cara manual untuk memgondisikan suhu maupun memberi
pakan. Penggunaan thermoelektrik juga sudah mulai banyak tetapi hanya
untuk sekala kecil dengan waktu yang lama untuk menurunkan suhu.
Sedangkan penggunaan thermoelektrik untuk mendinginkan suhu air masih
banyak yang meragukan dikarenakan kalor jenis air dengan udara berbeda,
sehingga untuk mendinginkan air lebih susah dibanding mendinginkan
media udara. Thermoelectric juga memiliki kedua yang sangat berdekatan,
oleh sebab itu pendinginan menggunakan thermoelektrik dapat dipengaruhi
sisi panas dari dari thermoelektrik tersebut, sehingga proses pendinginan
tidak optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada alat yang akan
dibuat diberi fan dan heatsink untuk mengalirkan suhu panas agar tidak
mempengaruhi sisi dingin pada thermoelektrik.

2.2 Pengaruh Suhu pada Pertumbuhan Ikan Koi

Menurut Effendie (1997), pertumbuhan adalah perubahan ukuran


baik panjang, bobot maupun volume dalam kurun waktu tertentu, atau dapat
juga diartikan sebagai pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel
secara mitosis, yang terjadi apabila ada kelebihan pasokan energi dan protein.
Tingginya suhu dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Hal
ini disebabkan suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme. proses
metabolisme akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Menurut

3
Kelabora (2010) suhu air yang tinggi dapat mengakibatkan sebagian besar
energi yang tersimpan dalam tubuh ikan digunakan untuk penyesuaian diri
terhadap lingkungan yang kurang mendukung, sehingga dapat merusak
sistem metabolisme atau pertukaran zat. Selain itu, pada suhu optimum bagi
ikan akan meningkatkan pertumbuhan ikan yang baik. Menurut Susanto
(2000) dalam Ariyana (2016) suhu yang optimal untuk pertumbuhan ikan koi
adalah 25 derajat celsius.

2.3. Kontrol PID

Gambar 2.1 Diagram Blok PID

Pada Gambar 2.1 diatas dapat diketahui diagram blok PID yang
merupakan kombinasi dari 3 buah kontroler yaitu Proporsional, Integral dan
Derivatif. Keuntungan yang terdapat pada ketiga pengendali tersebut
tergabung pada kontrol PID. Kontrol PID memiliki beberapa kegunaan
diantaranya : terdapat umpan balik, memiliki kemampuan dalam
menghilangkan steady state error malalui pengendali integral, dapat
melakukan prediksi terhadap kemungkinan kedepannya melalui pengendali
derivatif. Kontrol PID banyak digunakan pada seluruh kegiatan industri
dalam bentuk yang berbeda-beda.

2.4. Termoelektrik

Penggunaan elemen peltier pada sistem kontrol temperatur telah


banyak dipakai untuk berbagai aplikasi. Elemen peltier / termoelektrik (TEC)
dipakai karena dapat digunakan untuk proses pemanasan atau pendinginan.

4
Gambar 2.2 Skema Peltier

Pada Gambar 2.2 diatas dapat diketahui skema peltier atau


termoelektrik yang menggunakan beberapa termokopel yang disusun seri
yang memudahkan perpindahan panas. Umumnya bagian luar komponen ini
dibungkus sejenis keramik tipis yang berisikan batang-batang bismuth
telluride di dalamnya. Material tersebut adalah suatu semikonduktor yang
didalamnya ditambahkan suatu zat tambahan. Zat tambahan tersebut
bertujuan untuk memberikan kelebihan elektron bebas (N-type
semikonduktor) atau memberikan kekurangan elektron bebas (P-type
semikonduktor).

5
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----

6
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Pembahasan materi dalam bab ketiga ini diarahkan pada langkah-


langkah perencanaan penelitian yang meliputi perencanaan perangkat keras
dan perangkat lunak secara keseluruhan, yang meliputi pokok bahasan utama
Penelitian.

3.1 Perancangan Desain Sistem

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Dari Gambar 3.1 yang merupakan gambar blok diagram sistem proyek
akhir yang akan dibuat dapat diketahui cara kerja alat yang akan dibuat.
Untuk mengondisikan suhu yang diinginkan digunakan digunakanlah peltier
untuk mendinginkan air sesuai suhu yang diinginkan dengan mengalirkan
aliran air melalui pipa / selang yang nantinya akan dilewatkan pada
waterblock yang terhubung dengan sisi dingin peltier. Setelah waterblock
yang didinginkan nantinya air akan dimasukan kembali pada akuarium. Untuk
mengetahui suhu pada air digunakan sensor ds18b20. Suhu air yang standar
ditentukan 25 derajat celsius. Untuk menampilkan nilai suhu digunakan LCD
sebagai display. Semua alat tersebut akan dihubungkan dengan
mikrokontroler untuk pengoperasiannya dan akan menggunakan PID untuk
optimalisasinya. Untuk mekanisme pemberian pakan akan digunakan timer

7
ds1307 dan keypad untuk penentuan waktu pemberian pakan. Alat ini akan
menggunakan motor servo menjatuhkan pakan pada akuarium.

3.1.1 Flowchart Sistem


Berikut ini adalah flowchart sistem sebagai gambaran dari tahapan
kerja sistem yang dirancang.

Gambar 3.2 Flowchart fitur Sistem Pemberian Pakan

Dari gambar 3.2 dapat diketahui penjelasan dari flowchart system


pemberian pakan tersebut adalah system yang memerlukan penetapan set
poin terlebih dahulu sebagai tujuan dari sistem alat proyek akhir yang dibuat.
Set poin pada system ini digunakan untuk menetapkan jam pakan setiap
harinya. Setelah menetapkan set poin, mikrokontroller akan memproses
program dengan nilai set poin yang telah dimasukan tadi. Mikrokontroller
akan melakukan eksekusi program sesuai input atau set poin yang telah
dimasukan pada system pemberian pakan ikan. Pada system pemberian pakan

8
ini menggunakan servo untuk membuka atau menutup katup pakan. Proyek
akhir ini juga menggunakan timer DS1307 untuk menjadwal waktu pakan.

Gambar 3.3 Flowchart Sistem Pengondisi Suhu Air Akuarium

Dari gambar 3.3 dapat diketahui penjelasan dari flowchart kerja


system pengondisi suhu air akuarium tersebut adalah system yang
memerlukan penetapan set poin terlebih dahulu sebagai tujuan dari sistem
alat proyek akhir yang dibuat. Setelah itu mikrokontroller akan memproses
program dengan nilai set poin yang telah dimasukan tadi. Mikrokontroller
akan melakukan eksekusi program sesuai input atau set poin yang telah
dimasukan pada system pengondisi suhu air akuarium. Pada system ini
menggunakan peltier set untuk mendinginkan air. Peltier set ini terdiri dari
kipas heatsink, heatsink, peltier, water block. Untuk menyalurkan air ke
peltier set digunakan pompa air dan saluran air (pipa atau selang).

9
3.2 Perancangan dan Pembuatan Mekanik

Dalam perancangan sistem ini bahan yang digunakan dalam


pembuatan kerangka dan penutup semua menggunakan box terbuat dari
acrylic. Berikut ini adalah desain box tersebut:

Gambar 3.4 Desain Luar Box


Dua buah keypad dan LCD ini akan dihubungkan dengan
mikrokontroller. Didalam box tersebut terdapat 2 mikrokontroler yang
masing – masing akan memproses system pemberian pakan dan system
pengondisi suhu air.

Gambar 3.5 Desain Dalam Box


Pada dalam box terdapat 2 mikrokontroller untuk memproses system
dan menjalankan program. Buck converter untuk menurunkan tegangan 12 v

10
dari power supply menjadi 7 v untuk supply Arduino. Selain itu ada juga
driver BTS 7960 untuk mengatur output PWM ke Peltier set untuk system
pengondisi suhu air. Driver BTS 7960 dapat bekerja sampai arus 42 A. hal
ini sangat cocok digunakan untuk alat atau komponen elektronik yang
memerlukan arus besar, seperti peltier. Untuk satu peltier dengan tipe TEG
SP 1848 dibutuhkan arus sekitar 4 A. RTC DS1307 sebagai timer untuk
pemberian pakan setiap harinya dengan ketentuan waktu yang disesuaikan
dengan pengguna.
3.3 Perancangan dan Pembuatan Hardware
Dalam suatu sistem untuk mendukung bekerjanya sistem diperlukan
komponen hardware (perangkat keras).
3.3.1 Mikrokontroler

Pengendali mikro atau mikrokontroler adalah sistem mikroprosesor


lengkap yang terkandung dalam suatu chip kecil. Mikrokontroler berbeda
dengan mikroprosesor, mikroprosesor hanyalah unit untuk mengontrol atau
biasa disebut Central Processing Unit (CPU). Sedangkan mikrokontroler
didalamnya terdapat mikroprosesor dan komponen pendukung lainnya
seperti EEPROM, RAM, I/O, dsb. Mikrokontroler memiliki fungsi yang
lebih kompleks bergantung kebutuhan.

Didalam proyek akhir ini menggunakan mikrokontroler Arduino


Uno ATmega 328P dan Arduino Mega ATmega 2560, berdasarkan datasheet
pada laman www.arduino.cc Arduino Uno memiliki spesifikasi berikut yaitu:
memiliki pin digital I/O sebanyak 14 pin kemudian memiliki pin input analog
sebanyak 6 pin. Sedangkan berdasarkan datasheet pada laman
www.arduino.cc Arduino Mega memiliki spesifikasi berikut yaitu: memiliki
pin digital I/O sebanyak 54 pin kemudian memiliki pin input analog
sebanyak 16 pin.

3.3.1.1 Perancangan Dan Pembuatan Shield Mikrokontroler Untuk


Pemberian Pakan
Mikrokontroller berfungsi sebagai pemroses program yang telah
diupload dan akan dieksekusi. Pada sisitem pemberian pakan digunakan
Atmega 328P sebagai mikrokontroller, RTC1307 sebagai timer, servo
sebagai pembuka katup pakan, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk
menampilkan display.

11
Gambar 3.6 Rangkaian Shield sistem pemberian pakan

Gambar 3.7 Rangkaian Schematic Shield sistem pemberian pakan

Dari rangkaian tersebut dapat diketahui bahwa pin untuk keypad


masuk pada pin 2,3,4,5,6,7,8,9 di arduino uno. Untuk servo dihubungkan di
pin 10, 5v dan GND. Untuk pin SCL dan SDA timer RTC DS1307
dihubungkan di pin A4 dan A5, sedangkan untuk supply dari arduino
dihubungkan ke pin 5 V dan GND. Untuk LCD dihbungkan ke pin A0, A1,
A2, A3,12,13, 5V dan GND

12
3.3.1.2. Perancangan Dan Pembuatan Shield Mikrokontroler Untuk
Pengondisi Suhu Air Akuarium
Mikrokontroler berfungsi sebagai pemroses program yang telah
diupload dan akan dieksekusi. Pada sisitem pemberian pakan digunakan
Atmega 2560 sebagai mikrokontroller, sensor DS18B20 untuk melihat atau
mengukur suhu air, driver BTS7960 untuk control PWM ke peltier atau
termoelektrik, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk menampilkan
display.

Gambar 3.8 Rangkaian Shield sistem pengondisi Suhu

Gambar 3. 9. Rangkaian Schematic Shield sistem pengondisi Suhu

13
Dari rangkaian tersebut dapat diketahui bahwa pin untuk keypad
masuk pada pin 2,3,4,5,6,7,8,9 di arduino uno. Untuk driver BTS 7960
dihubungkan di pin 10, 11, 5v dan GND. Untuk sensor pertama DS18B20
dihubungkan ke pin 10, 5V dan GND, sendangkan sensor DS18B20 kedua
dihubungkan ke pin 13, 5V, GND. Untuk LCD dihbungkan ke pin A0, A1,
A2, A3,A4,A5, 5V dan GND.

3.3.2. Sensor Suhu DS18B20 Waterproof

Gambar 3.10 Sensor DS18B20

Sensor suhu DS18B20 berfungsi untuk mendeteksi besaran suhu dari


pemanas (nikelin). Sensor DS18B20 merupakan sensor suhu berjenis sensor
digital. Outputnya langsung dihubungkan ke pin 10 dan 11 digital Arduino
Uno ATmega 328P. Setiap sensor yang diproduksi memiliki kode unik
sebesar 64-Bit yang disematkan pada masing-masing chip, sehingga
memungkinkan penggunaan sensor dalam jumlah besar hanya melalui satu
kabel saja (single wire data bus/1-wire protocol). Memiliki 3 pin yaitu VCC
(kabel warna merah), Ground (kabel warna hitam), dan Data (data input/data
output, kabel warna kuning). Sensor ini dapat membaca pada rentang suhu
antara -55°C sampai +125°C dengan keakuratan 2.0°C pada suhu 10°C
sampai +85°C. Komunikasi Arduino Mega2560 dengan sensor terjadi lewat
pin Data. Pada peralatan di proyek akhir ini digunakan 2 buah sensor suhu
yaitu sensor 1 untuk pemantauan suhu air, sensor 2 untuk pemantauan suhu
lingkungan luar. Sensor tersebut diintegrasikan menjadi satu pada pin digital
input arduino Uno ATmega 328P. Untuk mengintegrasikan menggunakan
resistor 4,7 kΩ. yang dihubungkan pada jalur VCC dan data.

14
3.3.3. Modul Driver BTS 7960

Gambar 3.11 Modul BTS7960


Driver yang digunakan adalah modul yang menggunakan Modul
BTS7960. Driver motor ini digunakan untuk mengendalikan output tegangan
yang akan diterima oleh pemanas (nikelin) berdasarkan sinyal error dari
pembacaan sensor dan set point yang dimasukkan. Penngaturan berapa besar
panasnya diatur dengan menggunakan sinyal PWM. Driver motor ini
memiliki tegangan sekitar 6V-27V dan arus maksimumnya sekitar 43A.

3.3.4. Modul Buck Boost Converter

Gambar 3.12 Modul Buck-Boost Converter


Modul buck-boost converter merupakan modul regulator tegangan
yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan masukan. Pada

15
proyek akhir ini digunakan untuk men-suplai tegangan Arduino Uno
ATmega328P dan Arduino Mega 2560 sebesar 5 V. Untuk mengatur
tegangan keluaran yaitu dengan memutar potensiometer sampai keluar
tegangan sesuai yang diinginkan.
3.3.5. DC Power Supply
DC Power Supply merupakan komponen yang digunakan sebagai
sumber catu daya ketika Aki telah habis atau sumber catu daya utama habis.
Artinya DC Power Supply merupakan sumber catu daya sebagai alternatif.
DC Power Supply sendiri adalah komponen yang merubah input-an tegangan
AC menjadi tegangan DC. Untuk prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 3.13 Diagram Blok DC Power Supply


Melalui Gambar 3.3 menunjukkan bahwa untuk mengubah tegangan
input AC menjadi tegangan DC membutuhkan proses yaitu melaui
transformator untuk mengecilkan tegangan input AC 220 V menjadi 12 V,
kemudian menggunakan rangkaian rectifier untuk mengubah menjadi
tegangan DC, filter digunakan untuk menyaring kembali agar memperoleh
tegangan output DC murni, dan voltage regulator digunakan untuk
menstabilkan tegangan output.
Untuk spesifikasi DC Power Supply yang digunakan adalah
menggunakan daya 360 watt atau dengan tegangan 12 V dan arus maksimal
30 A. Karena catu daya sistem minimal memerlukan daya sekitar 250 watt.

Gambar 3.14 DC Power Supply 12 V 30 A

16
3.3.6. Timer RTC DS1307
Komponen Realtime clock adalah komponen IC penghitung yang
dapat difungsikan sebagai sumber data waktu baik berupa data jam, hari,
bulan maupun tahun. Komponen DS1307 berupa IC yang perlu dilengkapi
dengan komponen pendukung lainnya seperti crystal sebagai sumber clock
dan Battery External 3,6 Volt sebagai sumber energy cadangan agar fungsi
penghitung tidak berhenti. entuk komunikasi data dari IC RTC adalah I2C
yang merupakan kepanjangan dari Inter Integrated Circuit. Komunikasi jenis
ini hanya menggunakan 2 jalur komunikasi yaitu SCL yang dihubungkan ke
pin analog input Arduino A5 dan SDA yang dihubungkan ke pin analog input
Arduino A4. Dan untuk supply timer akan dihubungkan ke pin 5 v dan pin
gnd Arduino.

Gambar 3.15 Timer RTC DS1307


3.3.7. Motor Servo SG90
Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang
dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga
dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut
dari poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari
motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer.
Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat
putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer

17
dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai
penentu batas posisi putaran poros motor servo.

Gambar 3.16 Timer RTC DS1307


Motor servo SG90 dapat beroperasi pada suhu -30 C – 60 C dan
dengan tegangan tegangan 4.8V – 6V serta arus dibawah 500 mA. Motor
servo ini memiliki 3 pin yaitu VCC, GND dan data. Untuk VCC dan GND
akan dihubungkan ke pin 5V dan GND Arduino. Sedangkan pin data akan
dihubungkan ke pin 10 arduino

3.4.Perancangan Program

Perancangan perangkat lunak pada sistem ini berisi tentang algoritma


pemrograman dari sistem otomatis yang dijalankan pada sistem
ini.Pembuatan perangkat lunak / program dalam mikrokontroler
menggunakan Arduino IDE. Selanjutnya program akan disimpan dalam
memori program. Perancangan perangkat lunak ini membahas mengenai
program interface perangkat masukan dan keluaran dari sistem ini.
Dalam sistem ini terdapat program yang berfungsi sebagai algoritma
penjalanan perangkat keras (hardware). Didalam program tersebut memuat
kontrol PID yang terdiri dari kontrol P, kontrol I, dan kontrol D. Secara umum
PID konvensional atau PID paralel diimplementasikan dengan menggunakan
rangkaian elektronika analog. Namun karena pada proyek akhir ini
menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali PID melalui rumus dan
algoritmanya.

Perumusan kontrol Proporsional:

𝑢(𝑡) = 𝐾𝑝(𝑡) … … … … … … … (3.1)

18
Kontrol proporsional berfungsi untuk memperkuat sinyal kesalahan
penggerak (error), sehingga akan mempercepat keluaran sistem mencapai
titik referensi. Hubungan antara input kontroler u(t) terdapat pada persamaan
(1). Namun persamaan tersebut masih berada kawasan waktu continuous
(analog) maka jika dideskritisasi menjadi:

𝑢(𝑘) = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒(𝑘)

Melalui persamaan tersebut menjelaskan bahwa nilai kontroler P didapat


dari perkalian nilai Kp dengan error sekarang.

Perumusan kontrol Integral:

𝑡
𝑢(𝑡) = 𝐾𝑖 ∫ 𝑒(𝑡) … … … … … … … (3.2)
0

Kontrol Integral pada prinsipnya bertujuan untuk menghilangkan


kesalahan keadaan tunak yang biasanya dihasilkan oleh kontrol proporsional.
Hubungan antara antara sinyal output kontrol integral dengan sinyal error
terlihat pada persamaan. Namun persamaan tersebut masih berada kawasan
waktu continuous (analog) maka jika dideskritisasi menjadi:

𝑢(𝑘) = 𝐾𝑖 𝑥 𝑇𝑐 [𝑒(𝑘 − 1) + 𝑒(𝑘)]


Tc = waktu sampling atau waktu cuplik

Melalui persamaan tersebut hasil output kontrol integral adalah hasil


kali Ki dan Tc dengan error yang sebelumnya dijumlahkan dengan error-
error yang sebelumnya hingga error yang sekarang.

Perumusan kontrol Derivatif:

𝑑𝑒(𝑡)
𝑢(𝑡) = 𝐾𝑑 … … … … … … … (3.3)
𝑑𝑡

Kontrol derivatif dapat disebut pengendali laju, karena output


kontroler sebanding dengan laju perubahan sinyal error. Hubungan antara
output kontrol derivatif u(t) dengan sinyal error e(t) terlihat pada persamaan

19
(3). Namun persamaan tersebut masih berada kawasan waktu continuous
(analog) maka jika dideskritisasi menjadi:

𝑒(𝑘) − 𝑒(𝑘 − 1)
𝑢(𝑘) = 𝐾𝑑
𝑇𝑐

Tc = waktu sampling atau waktu cuplik

Melalui persamaan tersebut hasil output kontrol derivatif adalah hasil


dari perkalian Kd dengan error yang sekarang dikurangi error sebelumnya.

Kontrol PID keseluruhan dalam waktu continuous:


𝑡
𝑑𝑒(𝑡)
𝑢(𝑡) = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑖 𝑥 ∫ 𝑒(𝑡) 𝑑𝑡 + 𝐾𝑑 𝑥
𝑑𝑡
0
atau jika dalam waktu diskrit

𝑒(𝑘) − 𝑒(𝑘 − 1)
𝑢(𝑘) = 𝐾𝑝 𝑥 𝑒(𝑘) + 𝐾𝑖 𝑥 𝑇𝑐 [𝑒(𝑘 − 1) + 𝑒(𝑘)] + 𝐾𝑑
𝑇𝑐

20
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian sistem alat,


pengujian sistem program beserta integerasi antara sistem alat dan sistem
program yang telah direncanakan, dibuat dan dianalisa. Tujuan dari
pengujian dan analisa ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dari
keseluruhan alat dan program yang telah dirancang. Pengujian dilakukan
pada masing-masing bagian terlebih dahulu, kemudian masing-masing
bagian tersebut diuji secara integerasi keseluruhan. Setelah proses
pengujian dan pengambilan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa
hasil pengujian tersebut. Acuan yang digunakan dalam proses analisa
adalah data yang didapat pada saat proses perencanaan dan juga data-data
hasil analisa secara teori. Proses selanjutnya adalah memberikan
kesimpulan dari masing-masing analisa yang telah dilakukan
sebelumnya. Pengujian yang dilakukan dalam setiap tahap ini antara lain:
1. Pengujian timer RTC DS1307
2. Pengujian pendinginan suhu air Open Loop
3. Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Waterproof
4. Pengujian Modul Driver BTS 7960
5. Pengujian Modul Buck Boost Converter
6. Pengujian Sistem Terintegrasi

4.1 Pengujian Ketepatan Waktu Menggunakan RTC DS1307

4.1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui kemampuan sistem penghitungan waktu.
2. Untuk mengetahui ketepatan waktu menggunakan timer ds1307
4.1.2 Peralatan
1. RTC DS1307
2. Arduino UNO
3. Power Supply
4. LCD

4.1.3 Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.

21
2. Menempatkan objek benda pada jarak yang telah ditentukan.
3. Menyalakan hardware.
4.1.4 Prosedur Pengujian
1. Melakukan persiapan alat dan bahan untuk membandingkan waktu
real dengan waktu timer
2. Mengubungkan peralatan dan bahan menjadi satu sistem
3. Mengukur waktu yang ditampilkan timer dan dibandingkan dengan
waktu real
4.1.5 Hasil dan Analisa
Pengujian dilakukan di rumah saya di daerah petemon, Surabaya.
Dimana saat program dimulai, secara bersamaan stopwatch diaktifkan.
Nilai waktu yang dihasilkan timer akan ditampilkan pada LCD dan
hasilnya akan dibandingkan dengan stopwatch yang sudah dinyalakan
secara bersamaan. Dari hasil pengujian timer RTC DS1307 diperoleh
data seperti pada Tabel 4.1

Gambar 4.1 Proses pengambilan data RTC DS1307

22
Tabel 4.1 Data Pengujian waktu RTC DS1307

Waktu RTC Selisih waktu


No Waktu Real
DS1307 (s)
1 00:00:00 00:00:00 0
2 01:00:00 01:00:00 0
3 02:00:00 02:00:00 0
4 03:00:00 03:00:00 0
5 04:00:00 04:00:00 0
6 05:00:00 05:00:00 0
7 06:00:00 06:00:00 0
8 07:00:00 06:59:59 1
9 08:00:00 07:59:59 1
10 09:00:00 08:59:59 1
11 10:00:00 09:59:59 1
12 11:00:00 10:59:59 1
13 12:00:00 11:59:59 1
14 13:00:00 12:59:59 1
15 14:00:00 13:59:59 1
16 15:00:00 14:59:58 2
17 16:00:00 15:59:58 2
18 17:00:00 16:59:58 2
19 18:00:00 17:59:58 2
20 19:00:00 18:59:58 2
21 20:00:00 19:59:58 2
22 21:00:00 20:59:58 2
23 22:00:00 21:59:57 3
24 23:00:00 22:59:57 3
25 24:00:00 23:59:53 3

Pada tabel 4.1 diatas yaitu pengujian waktu menggunakan timer


RTC DS1307 dengan pembanding waktu real menggunakan stopwatch
didapat hasil bahwa waktu yang dihasilkan ataupun dikeluarkan oleh
timer terdapat sedikit kesalahan apabila dinyalakan pada waktu yang
lama. Pada percobaan tersebut dilakukan monitoring setiap kurang lebih
setiap satu jam. Sesuai dari tabel tersebut kesalahan yang waktu dari
timer RTC 1307 rata – rata hanya 1 detik setiap kurang lebih 4 jam

23
waktu real atau dalam sehari selisih antara timer DS1307 dengan waktu
real berkisar 4 detik/hari.
4.1.6 Kesimpulan
Dari pengujian RTC1307 dapat diketahui bahwa selisih waktu yang
terjadi antara RTC dengan waktu real sekitar 1 detik setiap 4 jam waktu
berjalan atau berkisar 4 detik/hari

4.2 Pengujian Suhu Air Open Loop

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui system pengondisi suhu


air akuarium ini berjalan dengan baik atau tidak. Pada pengujian ini
digunakan peltier atau termoelektrik untuk mendinginkan air. Dan
dihubungkan ke driver BTS 7960 untuk control PWM yang dikeluarkan
sesuai program Arduino yang telah dibuat. Untuk mengukur suhu
digunakan sensor ds18b20 yang dihubungkan ke mikrokontroller dan
hasilnya ditampilkan di LCD
4.2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui kemampuan sistem pengondisi suhu air open
loop.
2. Untuk mengetahui respon termoelektrik
4.2.2 Peralatan
1. Peltier set
2. Arduino MEGA
3. Power Supply
4. Sensor ds18b20
5. LCD
4.2.3 Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menyalakan hardware.
4. Upload program ke Arduino
4.2.4 Prosedur Pengujian
1. Membuat program
2. Upload program ke arduino

24
3. Menghubungkan seluruh alat dan bahan menjadi satu sistem
4. Mengaktifkan power supply
5. Memastikan sisi termoelekrik yang dingin sudah tepat untuk
mendinginkan air
6. Mengamati dan mencatat suhu air hasil pengukuran sensor sesuai
tampilan pada LCD
4.2.5 Hasil dan Analisa
Pengujian dilakukan di lab PS.04.06 . Untuk melakukan percobaan
tersebut diperlukan power supply dengan tegangan 12 volt. Untuk peltier
membutuhkan power supply dengan arus tinggi. Sedangkan power
supply yang lain untuk pompa air serta kipas pendingin yang dijadikan
satu karena berarus kecil.

Gambar 4.2 Proses pengambilan data respon suhu open loop

25
Tabel 4.2. Hasil Sistem Pengondisi Suhu open loop

No Waktu (menit) Suhu (celsius)


1 5 26,3
2 10 26,1
3 15 25,9
4 20 25,7
5 25 25,6
6 30 25,5
7 35 25,4
8 40 25,3
9 45 25,2
10 50 25,0
11 55 24,8
12 60 24,6

Pada tabel 4.2 diatas dapat diketahui hasil percobaan respon suhu
3,5 liter air dengan menggunakan 1 peltier. Hasil percobaan respon suhu
air dengan menggunakan 1 peltier dengan air sekitar 3,5 L untuk
menurunkan suhu dari 26,7 derajat celsius ke 24,6 derajat celsius
membutuhkan waktu 60 menit dengan suhu udara sekitar 26 derajat
celsius. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa, peltier
membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan suhu air dengan arus
4 A dan daya sekitar 48 watt setiap peltier, tetapi peltier memiliki bentuk
yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.
4.2.6 Kesimpulan
Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa satu peltier dengan
daya 48W untuk menurunkan suhu air 3,5L dibutuhkan waktu yang
lama. untuk menurunkan suhu dari 26,7 derajat celsius ke 24,6 derajat
celsius membutuhkan waktu 60 menit dengan suhu ruangan 26 derajat
celsius. Peltier membutuhkan waktu yang lama untuk menurunkan suhu
air dengan arus 4 A dan daya sekitar 48 watt setiap peltier, tetapi peltier
memiliki bentuk yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.

26
4.3 Pengujian Sensor Suhu DS18B20 Waterproof

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui performa dari sensor


suhu DS18B20 waterproof. Pada pengujian ini digunakan thermometer
tipe TP300 untuk membandingkan suhu yang didapat sensor DS18B20.
Pin VCC dan GND akan dihubungkan ke pin 5V dan GND Arduino dan
data dihubungkan pada pin 10 arduino.
4.3.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui performansi sensor suhu.
2. Untuk mengetahui selisih antara suhu yang terbaca dengan suhu
seharusnya yang dicapai.
4.3.2. Peralatan
1. Sensor Suhu DS18B20
2. Arduino Mega 2560
3. Kabel jumper
4. Kabel serial USB ke mini USB
5. PC
6. Resistor 4.7 kΩ
7. Thermometer TP300
8. Air
9. Akuarium atau ember
4.3.3. Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
2. Menyalakan hardware.
3. Upload program ke arduino
4. Jalankan system yang akan diuji
4.3.4. Prosedur Pengujian
1. Membuat program
2. Menghubungkan seluruh alat dan bahan menjadi satu system
3. Upload program ke Arduino
4. Mengamati dan mencatat suhu air hasil pengukuran sensor
DS18B20

27
4.3.5. Hasil dan Analisa
Pengujian ini dilakukan di Gedung pasca sarjana PENS di ruang
PS.04.0. Pada pengujian ini digunakan thermometer tipe TP300 untuk
membandingkan suhu yang didapat sensor DS18B20. Pin VCC dan
GND akan dihubungkan ke pin 5V dan GND Arduino dan data
dihubungkan pada pin 10 arduino. Sensor DS18B20 akan dicelupkan
kedalam air dan nantinya akan dibaca mikrokontroler. Untuk
pembanding digunakan thermometer tipe TP300

Gambar 4.3 Proses pengujian sensor suhu DS18B20

28
Tabel 4.3 tabel hasil pengujian sensor suhu DS18B20

No Suhu air (C) Suhu air (C) Error


dengan sensor dengan thermometer %
DS18B20 TP300
1 27.00 26.6 1.50
2 26.94 26.5 1.66
3 26.81 26.4 1.55
4 26.75 26.3 1.71
5 26.69 26.2 1.87
6 26.56 26.1 1.76
7 26.44 26.0 1.69
8 26.31 25.9 1.58
9 26.25 25.8 1.74
10 26.13 25.7 1.67
11 26.06 25.6 1.80
12 25.94 25.5 1.73
13 25.88 25.4 1.89
14 25.75 25.3 1.79
15 25.63 25.2 1.70
16 25.56 25.1 1.83
17 25.44 25.0 2.24
18 25.38 24.9 1.93
19 25.25 24.8 1.81
20 25.12 24.7 1.70

Berdasakan data tabel hasil pengujian menunjukkan nilai


performansi sensor DS18B20 waterproof. Dari tabel diatas sensor akan
dibandingkan hasilnya dengan thermometer TP300. Sensor DS18B20
memiliki rentang persentase error 1.5% (saat mengukur suhu 26.6 derajat
Celsius) sampai 2.24 % (saat mengukur suhu 25 derajat Celsius)
4.3.6. Kesimpulan
Performansi sensor DS18B20 waterprooof cukup baik dikarenakan
persentase error yang didapat saat pengukuran adalah 1.5% sampai 2.24%
atau hanya berselisih 0.4 derajat Celsius sampai 0.56 derajat Celsius.

29
4.4 Pengujian Driver BTS 7960

Modul driver BTS7960 merupakan komponen utama dalam


menjalankan modul TEC1-12706. Untuk mengontrol keluaran modul
BTS7960 menggunakan mikrokontroler.
4.4.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui performansi antara output dengan teori
sebenarnya.
2. Untuk mengetahui selisih antara tegangan output yang seharusnya
dihasilkan dan tegangan output yang dihasilkan.
4.4.2. Peralatan
1. DC Power Supply (12 V)
2. Modul BTS7960
3. Digital Multimeter
4. Arduino Nano ATmega-328P
5. Kabel jumper
6. Kabel serial USB ke mini USB
7. PC
4.4.3. Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menyalakan hardware.
4. Upload program ke Arduino
4.4.4 Prosedur Pengujian
1. Membuat program
2. Upload program ke arduino
3. Menghubungkan seluruh alat dan bahan menjadi satu sistem
4. Mengaktifkan power supply
5. Mengukur hasil tegangan driver BTS 7960 dengan digital
multimeter
4.4.5. Hasil dan Analisa
Pengujian ini dilakukan di Gedung pasca sarjana PENS di ruang
PS.04.0. Pada pengujian ini digunakan multimeter digital untuk
mengukur tegangan dan power supply untuk mengatur tegangan masuk.

30
Gambar 4.4 Proses pengujian Driver BTS7960

Tabel 4.4 Tabel hasil proses pengujian Driver BTS7960

No PWM V out V out % error


(pengukuran) Teori
1 255 12.07 12.00 0.05
2 248 11.65 11.67 0.17
3 239 11.20 11.25 0.44
4 233 10.93 10.96 0.27
5 227 10.71 10.68 0.28
6 131 6.11 6.16 0.81
7 125 5.93 5.88 0.85
8 119 5.61 5.60 0.18
9 116 5.46 5.49 0.55
10 110 5.19 5.18 0.19

Melalui tabel diatas didapatkan error dengan rentang 0.05% sampai


0.85%. Hal tersebut dapat diartikan modul berfungsi dengan baik karena
persentase error yang sedikit. Nilai error tersebut dapat disebabkan
banyak faktor diantaranya adalah kepresisian modul yang sedikit kurang
baik, tegangan DC dari power supply yang tidak konstan, dan keluaran
PWM dari mikrokontroler yang tidak stabil.

31
4.4.6. Kesimpulan
Performa driver BTS 7960 baik dikarenakan sedikitnya
persentase error yang didapat. Pada saat pengujian persentase error yang
didapat adalah 0.05% sampai 0.85%.

4.5. Pengujian Buck Boost Converter

Modul driver BTS7960 merupakan komponen utama dalam


menjalankan peltier. Untuk mengontrol keluaran modul BTS7960
menggunakan mikrokontroler.
4.5.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui performansi antara output dengan teori
sebenarnya.
2. Untuk mengetahui tegangan output yang dihasilkan oleh buck-boost
converter sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem.
4.5.2. Peralatan
1. DC Power Supply (0-14 V)
2. Digital Multimeter
3. Buck-Boost Converter
4. Kabel jumper
4.5.3. Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menghubungkan peralatan menjadi satu sistem
4.5.4 Prosedur Pengujian
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menghubungkan peralatan menjadi satu system
4. Mengukur output buck boost converter dengan digital multimeter
5. Mencatat hasil pengukuran

32
4.5.5 Hasil dan Analisa

Gambar 4.5 Proses pengujian Buck Boost Converter

Tabel 4.5 Tabel hasil pengujian Buck Boost Converter

Vin (V) Vout (V)


0,00 0,00
1,00 0,00
2,00 0,00
3,00 0.00
4,00 3.45
5,00 5,06
6,00 5,06
7,00 5,06
8,00 5,06
9,00 5,07
10,00 5,07
11,00 5,07
12,00 5,07
13,00 5,07
14,00 5,07

Pada tahap perancangan dijelaskan bahwa untuk mengatur tegangan


keluaran dari buck-boost converter yaitu dengan mengubah-ubah nilai
variabel resistor. Untuk kebutuhan proyek akhir ini dibutuhkan
tegangan output 5 V. Dari tabel hasil pengujian menunjukkan bahwa
performansi dari modul buck-boost converter dalam keadaan bagus dan

33
sesuai dengan yang diinginkan yaitu memiliki tegangan output sekitar 5
V. Namun pada tegangan input 0V - 3V menghasilkan output 0 V.
sedangkan saat tegangan input 5V – 14V output yang dihasilkan modul
buck boost converter adalah sekitar 5.06V - 5.07V. Dan saat tegangan
input 4V tegangan output yang dihasilkan adalah 3.45V
4.5.6. Kesimpulan
Modul dalam keadaan baik dan bagus karena hasil tegangan output
sesuai yang diinginkan dengan tegangan input 12V

4.6. Pengujian Sistem Keseluruhan

Pengujian sistem keseluruhan akan menampilkan data pengondisian


suhu air menggunakan PID dan hasil kinerja alat pada pertumbuhan ikan
4.6.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui kemampuan puncak pendinginan dari sistem.
2. Untuk kinerja alat terhadap object.
4.6.2. Peralatan
1. Peltier set
2. Arduino MEGA
3. Power Supply
4. Sensor ds18b20
5. LCD
6. Driver BTS 7960
7. Arduino Uno
8. Motor Servo
9. Timer RTC DS1307
10. Timabangan digital
11. Ember
4.6.3. Persiapan
1. Mempersiapkan power supply.
2. Membuat program
3. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
4. Upload program ke arduino
5. Menghubungkan peralatan menjadi satu sistem

34
4.6.4. Prosedur Pengujian
a. pengondisi suhu
1. Mempersiapkan power supply.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk system yang akan diuji
3. Menghubungkan peralatan menjadi satu system
4. Menyalakan alat proyek akhir
5. Mencatat hasil pengukuran dari alat proyek akhir
b. pengukuran pertumbuhan ikan
1. Siapkan alat proyek akhir yang sudah jadi
2. Siapkan 2 aquarium untuk membedakan pertumbuhan ikan
koi dengan perlakuan suhu yang berbeda.
3. Hidupkan alat proyek akhir
4. Set suhu yang diinginkan
5. Ukur hasil pengujian dengan timbangan. Setelah beberapa
saat

4.6.5 Hasil dan Analisa

kp=175;ki=5;kd=20
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3073
1
257
513
769
1025
1281
1537
1793
2049
2305
2561
2817

3329
3585
3841
4097
4353
4609
4865
5121
5377
5633
5889

Suhu Air Set Poin

Gambar 4.6 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20

35
Tabel 4.6 Hasil Sistem Pengondisi Suhu menggunakan PID dengan
kp=175;ki=5;kd=20

No Waktu Suhu Air Suhu Udara Set Poin


(menit) (Celsius) (Celsius) (Celsius) PWM
1 0 28.56 26.69 25 255
2 5 28.06 26.88 25 255
3 10 27.69 26.38 25 255
4 15 27.38 26.50 25 255
5 20 27.13 26.81 25 255
6 25 26.94 26.94 25 255
7 30 26.75 26.75 25 255
8 35 26.44 26.44 25 255
9 40 26.31 26.50 25 255
10 45 26.06 26.56 25 255
11 50 26.00 26.63 25 255
12 55 25.94 26.69 25 255
13 60 25.81 26.75 25 255
14 65 25.69 26.56 25 255
15 70 25.56 26.38 25 255
16 75 25.44 26.50 25 255
17 80 25.31 26.44 25 255
18 85 25.25 26.56 25 255
19 90 25.25 26.63 25 255
20 95 25.19 26.69 25 255
21 100 25.06 26.25 25 110
22 105 25.13 26.38 25 233
23 110 25.13 26.81 25 233
24 115 25.06 25.69 25 116
25 120 25.06 25.81 25 122
26 125 25.00 25.94 25 0
27 130 25.00 25.72 25 0

Pada tabel 4.6 diatas dapat diketahui hasil percobaan respon suhu 20
liter air dengan menggunakan 6 peltier. Hasil percobaan respon suhu air
dengan menggunakan 6 peltier dengan air sekitar 20 L untuk menurunkan
suhu dari 28,56 derajat celsius ke 25 derajat celsius membutuhkan waktu 60
menit dengan suhu udara rata – rata sekitar 26.3 derajat celsius. Pada

36
percobaan ini dapat diketahui bahwa, 6 peltier membutuhkan waktu yang
lama untuk menurunkan suhu air dengan arus sekitar 20 A dan tegangan 12 V.
Peltier memiliki bentuk yang kecil sehingga tidak memakan banyak tempat.

Tabel 4.7 Hasil pertumbuhan ikan kolam 1 menggunakan pengondisian air


25 derajat celsius

Hari Berat Rata – rata Jumlah


ke total berat setiap ikan
ikan ikan (g)
(g)
0 81 3.52 23
1 84 3.65 23
2 86 3.74 23
3 88 3.83 23
4 91 3.96 23

Tabel 4.8 Hasil pertumbuhan ikan kolam 2 tanpa menggunakan


pengondisian air

Hari Berat Rata – rata Jumlah


ke total berat setiap ikan
ikan ikan (g)
(g)
0 79 3.29 24
1 81 3.36 24
2 82 3.42 24
3 84 3.50 24
4 86 3.58 24

Dari tabel 4.7 dan 4.8 dapat diketahui bahwa pertumbuhan berat ikan
koi pada kolam ke – 1 lebih cepat besar daripada pertumbuhan ikan koi pada
kolam ke – 2. Hal ini dikarenakan kolam ke 1 menggunakan pengondisian
suhu menjadi 25 derajat Celsius, sedangkan kolam ke - 2 tidak ada
pengondisian suhu sama sekali. Total berat ikan pada kolam 1 awalnya 81 g
setelah 4 hari menjadi 91 g dari 23 ikan. Sedangkan total berat ikan pada
kolam 2 awalnya 79 g setelah 4 hari menjadi 86 g dari 24 ikan. Dari data
tersebut dapat diketahui rata – rata pertumbuhan berat setiap ikan kolam 1

37
selama 4 hari adalah 0.44 g. sedangkan rata – rata pertumbuhan berat setiap
ikan kolam 2 selama 4 hari adalah 0.29 g.

Gambar 4.7 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-0

Gambar 4.8 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-0

Total berat ikan pada kolam 1 awalnya 81 g dari 23 ikan dengan berat
rata – rata ikan 3.52 gram. Sedangkan total berat ikan pada kolam 2 awalnya
79 g dari 24 ikan dengan berat rata – rata ikan 3.52 gram.

38
Gambar 4.9 penimbangan ikan pada kolam 1 hari ke-4

Gambar 4.10 penimbangan ikan pada kolam 2 hari ke-4

Total berat ikan pada kolam 1 setelah 4 hari adalah 91 g dari 23 ikan
dengan berat rata – rata ikan 3.96 gram. Sedangkan total berat ikan pada
kolam 2 setelah 4 hari adalah 86 g dari 24 ikan dengan berat rata – rata ikan
3.58 gram.

39
4.3.6 Kesimpulan
Dari pengujian tersebut dapat diketahui bahwa peltier memerlukan
banyak daya untuk menjalankannya. Untuk 6 peltier dibutuhkan tegangan
12V dan arus 20A. untuk mendinginkan air dari 25.56 ke 25 derajat Celsius
peltier memerlukan waktu yang lama, sekitar 130 menit.
Dari table 4.7 dan table 4.8 dapat diketahui bahwa pertumbuhan berat
ikan koi pada kolam ke – 1 lebih cepat besar daripada pertumbuhan ikan koi
pada kolam ke – 2. Hal ini dikarenakan kolam ke 1 menggunakan
pengondisian suhu menjadi 25 derajat Celsius, sedangkan kolam ke - 2 tidak
ada pengondisian suhu sama sekali. Rata – rata pertumbuhan berat setiap ikan
kolam 1 selama 4 hari adalah 0.44 g. sedangkan rata – rata pertumbuhan berat
setiap ikan kolam 2 selama 4 hari adalah 0.29 g.

40
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan proses perencanaan, pembuatan dan pengujian


sistem serta berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
mengenai proyek akhir ini, sebagai berikut:
• Pengujian terhadap sub sistem atau komponen penyusun seperti modul
buck-boost converter, Timer RTC DS1307, modul driver BTS7960,
sensor suhu DS18B20, dan sensor tegangan memiliki performansi alat
yang baik. Hal tersebut dikarenakan rata-rata error yang dihasilkan
masing-masing komponen tersebut tidak melebihi 3 %
• Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa, 6 peltier membutuhkan waktu
sekitar 2 jam untuk menurunkan suhu air dari 28.56 derajat Celsius ke 25
derajat celsius dengan arus sekitar 20 A dan tegangan 12 V. hal ini dapat
disebabkan karena peltier memiliki 2 sisi yang berbeda temperaturnya
saat diaktifkan. Ada sisi yang dingin maupun panas. Kemungkinan sisi
panas peltier mempengaruhi sisi dingin peltier yang menyebabkan proses
pendinginan terganggu dan agak lama
• Dari pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa kolam ke - 1
menggunakan pengondisian suhu 25 derajat Celsius, sedangkan kolam ke
- 2 tidak ada pengondisian suhu sama sekali. Rata – rata pertumbuhan
berat setiap ikan kolam 1 selama 4 hari adalah 0.46 g. sedangkan rata –
rata pertumbuhan berat setiap ikan kolam 2 selama 9 hari adalah 0.29 g
• Kelemahan dari sistem ini adalah daya yang dibutuhkan cukup besar

5.2 Saran

Pada proses dan hasil pengerjaan proyek akhir ini tidak terlepas dari
berbagai macam kekurangan dan kelemahan, baik pada sistem maupun
peralatan yang dibuat. Oleh karena itu, perlu adanya saran atau rekomendasi
yang dibuat agar kedepannya penelitian ini dapat lebih baik, diantaranya
adalah:
• Pengondisi suhu saat ini peltier dapat diganti menjadi pengodisi suhu
yang lebih kecil dayanya agar lebih hemat energi
• Untuk tingkat ketepatan waktu menggunakan timer DS1307 dapat dengan
timer yang lebih baik lagi

41
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----

42
DAFTAR PUSTAKA

[1] Raharjo, E. I., Farida., & Tampubolon, T. P. 2016. Pengaruh


Beberapa Jenis Pakan Alami Terhadap Pertumbuhan Dan
Kelangsungan Hidup Larva Ikan Koi. Jurnal Ruaya, 4, 28 – 33.

[2] Emaliana., Usman, S., & Lesmana. I. 2016. Pengaruh Perbedaan Suhu
Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Koi, 1, 1 – 10.

[3] Yusfi, M., Putra, W., & Derisma. 2015. Rancag Bangun Sistem
Kontrol Temperatur Untuk Proses Pendinginan Menggunakan
Termoelektrik. Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN
Barat, 1, 194 – 203.

[4] Kumar S, Gupta A, Yadav G, Sing H P. RDCAPE. (2015). Peltier


Module for Refrigeration and Heating using Embedded System.

[5] M D Thakor, S K Hadia, Kumar A. ICCSP. (2015). Precise


Temperature Control through Thermoelectric Cooler with PID
Controller

[6] Ahamat M A, Abidin R, Abdullah S M. International Journal Advance


Science Engineering Information Technology. (2016). Performance
of Thermoelectric Module as a Water Cooler and Water Heater

[7] Shaojing S and Qinqin. ICECE. (2010). Temperature Control of


Thermoelect ric cooler Based on Adaptive NN-PID

[8] S.B. Riffat , Xiaoli Ma. Published by Elsevier Science Ltd. (2003).
Thermoelectrics: a review of present and potential applications

43
-----Halaman ini sengaja dikosongkan----

44
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 program pengondisi suhu
#include <DallasTemperature.h>
#include <OneWire.h>
#include <Keypad.h>
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>

//Masukan Konstanta PID


#define kp 175
#define ki 5
#define kd 20

#define ONE_WIRE_BUS 12 //peletakan sensor


OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS); //setup sensor
DallasTemperature sensors(&oneWire);

#define ONE_WIRE_BUS 13 //peletakan sensor


OneWire oneWire1(ONE_WIRE_BUS); //setup sensor
DallasTemperature sensors1(&oneWire1);

int pwm = 10;


int pwm1 = 11;
float data;
float data1;
String inString = "";
char tombol, sp, strt, rst;

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

//Deklarasi Keypad
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //three columns
char keymap[ROWS][COLS] =

45
{
{'1', '2', '3', 'A'},
{'4', '5', '6', 'B'},
{'7', '8', '9', 'C'},
{'*', '0', '#', 'D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of
the keypad
byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //connect to the column pinouts
of the keypad
Keypad mykeypad = Keypad(makeKeymap(keymap), rowPins,
colPins, ROWS, COLS );

//Variabel
float set_temp;
float temp_read = 0;
float PID_error = 0;
float prev_error = 0;
float elapsed_time, act_time, prev_time;
int PID_value;

//Konstanta PID
int KP = kp;
int KI = ki;
int KD = kd;

int PID_P = 0;
int PID_I = 0;
int PID_D = 0;

void setup()
{
// put your setup code here, to run once:
Serial.begin(9600);
sensors.begin();
sensors1.begin();
lcd.begin();

46
pinMode(pwm, OUTPUT);
pinMode(pwm1, OUTPUT);
act_time = millis();
}

void loop()
{
// put your main code here, to run repeatedly:

//----------------sensor DS18B20-------------------
sensors.requestTemperatures();
data = sensors.getTempCByIndex(0);
sensors1.requestTemperatures();
data1 = sensors1.getTempCByIndex(0);

lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("Suhu Air");
lcd.setCursor(10, 0);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(11, 0);
lcd.print(data);
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("Suhu Udara");
lcd.setCursor(10, 1);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(11, 1);
lcd.print(data1);
//--------------------keypad--------------------------
char keypressed = mykeypad.getKey();
if (keypressed)
{
if (keypressed == 65) //tombol_a petunjuk
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("A=Petunjuk");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("B=Atur Suhu");
delay(2000);
lcd.clear();

47
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("C=Start System");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("D=Reset Suhu");
delay(2000);
lcd.clear();
}
if (keypressed == 66) //tombol_b menu atur suhu
{
while (sp != '*')
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("set poin suhu");
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(inString);
delay(100);
sp = mykeypad.getKey();
lcd.clear();
if (isDigit(sp))
{
inString += sp;
lcd.setCursor(7, 1);
lcd.print(inString);
}

if (sp == '#')
{

lcd.clear();
lcd.setCursor(1, 0);
lcd.print("set poin suhu");
inString = "";
}
}
sp = NULL;
keypressed = NULL;
set_temp = inString.toInt();
}

48
if (keypressed == 67)
//tombol_c start system
{
while (strt != '*')
{
strt = mykeypad.getKey();
lcd.clear();
lcd.setCursor(2, 0);
lcd.print("start system");
delay(100);
lcd.clear();
set_temp = inString.toInt();
//Menghitung PID
temp_read = data;
PID_error = temp_read - set_temp;
//Menghitung P
PID_P = KP * PID_error;

prev_time = act_time;
act_time = millis();
elapsed_time = (act_time - prev_time) / 1000;

//Menghitung I
//if (-3< PID_error <3)
// {
// PID_I = PID_I + (KI * PID_error);
// }
PID_I = KI * elapsed_time * (PID_error + prev_error);

//Menghitung D
PID_D = KD * ((PID_error - prev_error) / elapsed_time);

//Total PID
PID_value = PID_P + PID_I + PID_D;

49
//Jangkauan PWM
if (PID_value < 0)
{
PID_value = 0;
}
if (PID_value > 255)
{
PID_value = 255;
}
//Keluaran PWM
analogWrite(10, 0 + PID_value);
prev_error = PID_error;

//Tampilan LCD
}
// keypressed = NULL;
strt = NULL;
analogWrite(10, 0);
}
if (keypressed == 68)//reset
{
lcd.clear();
inString = "";
lcd.setCursor(5, 0);
lcd.print("Reset");
delay(1000);
lcd.clear();
tombol = NULL, sp = NULL, strt = NULL, rst = NULL;
}

50
A.2 program pemberian pakan

#include <LiquidCrystal_I2C.h>
#include <Wire.h>
#include "RTClib.h"
#include <Servo.h>
#include <Keypad.h>

#define bintang 42
#define pagar 35

String inString = "";


int sp;

Servo myservo;
int pos = 0;

RTC_DS1307 rtc;
//char namaHari[7][12] = {"Minggu", "Senin", "Selasa", "Rabu",
"Kamis", "Jum'at", "Sabtu"};

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);
const byte ROWS = 4; //four rows
const byte COLS = 4; //three columns
char keymap[ROWS][COLS] = {
{'1','2','3','A'},
{'4','5','6','B'},
{'7','8','9','C'},
{'*','0','#','D'}
};
byte rowPins[ROWS] = {9, 8, 7, 6}; //connect to the row pinouts of
the keypad
byte colPins[COLS] = {5, 4, 3, 2}; //connect to the column pinouts of
the keypad
Keypad mykeypad = Keypad(makeKeymap(keymap), rowPins,
colPins, ROWS, COLS );

51
void setup() {
// put your setup code here, to run once:

pinMode(11, OUTPUT);
pinMode(10, OUTPUT);
myservo.attach(10);

DateTime now = rtc.now();


lcd.setCursor(4,0);
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print(now.minute(), DEC);
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print(now.second(), DEC);
// Serial.print(':');
// Serial.print(now.minute(), DEC);
// Serial.print(':');
// Serial.print(now.second(), DEC);
// Serial.println();
// delay(100);

Serial.begin(9600);

if (! rtc.begin())
{
Serial.println("RTC Tidak Terbaca");
while(1);
}
if (! rtc.isrunning())
{
Serial.println("RTC is not running");
}
rtc.adjust(DateTime(0,0,0));
}

52
void loop() {
// put your main code here, to run repeatedly:
//-------------------RTC------------------------
lcd.clear();
DateTime now = rtc.now();
//Serial.print(namaHari[now.dayOfTheWeek()]);
//Serial.print(',');
//Serial.print(now.day(), DEC);
//Serial.print('/');
//Serial.print(now.month(), DEC);
//Serial.print('/');
//Serial.print(now.year(), DEC);
//Serial.print(' ');
lcd.setCursor(4,0);
lcd.print(now.hour(), DEC);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(7,0);
lcd.print(now.minute(), DEC);
lcd.print(":");
lcd.setCursor(10,0);
lcd.print(now.second(), DEC);
//------------------keypad-------------------
char keypressed = mykeypad.getKey();
if (keypressed)
{
if (isDigit(keypressed))
{
inString += keypressed;
lcd.setCursor(14,1);
lcd.print(inString);
}

53
if (keypressed == 35)//reset
{

lcd.clear();
inString = "";
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("set jam pakan:");
lcd.setCursor(14,1);

}
if (keypressed == 42)//set waktu
{

int sp = inString.toInt();
if (sp > 23)
{
lcd.clear();
lcd.setCursor(3,0);
lcd.print("set waktu");
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print("tidak sesuai");
delay(1000);
lcd.clear();
inString S= "";
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("set jam pakan:");
lcd.setCursor(14,1);
}

}S
}

54
if (now.hour()==sp)
{
if (now.minute()==00)
{
if (now.second()==10)
{
digitalWrite(11, HIGH);
digitalWrite(10, HIGH);
for(pos=0;pos<90;pos+=1)
{
myservo.write(pos);
delay(10);
}
for(pos=90;pos>0;pos-=1)
{
myservo.write(pos);
delay(10);
}
}
}
}
}

55
LAMPIRAN B
B.1 Tampilan Luar Proyek Akhir

1.
Gambar 4.11 Tampilan Box

Pada dalam box terdapat 2 mikrokontroler untuk memproses system


dan menjalankan program. Ada pula buck converter untuk menurunkan
tegangan 12 v sssdari power supply menjadi 5 v untuk supply Arduino. Selain
itu ada juga driver BTS 7960 untuk mengatur PWM keluaran ke Peltier. RTC
DS1307 sebagai timer untuk pemberian pakan.

56
B.2 Rangkaian Shield pengondisi suhu

Gambar 4.12 Rangkaian Shield Pengondisi Suhu

Rangkaian pengondisi suhu berfungsi untuk mengondisiskan suhu air


sesuai set poin yang ditentukan. Pada sisitem pemberian pakan digunakan
Atmega 328P sebagai mikrokontroller, RTC1307 sebagai timer, servo
sebagai pembuka katup pakan, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk
menampilkan display.

57
B.3 Rangkaian Pemberian pakan

Gambar 4.13 Shield Rangkaian Pemberi Pakan

Rangkaian pemberi pakan ini akan membuka katup pakan sesuai set
poin yang ditentukan. Pada sisitem pemberian pakan digunakan Atmega
328P sebagai mikrokontroller, RTC1307 sebagai timer, servo sebagai
pembuka katup pakan, keypad untuk input set poin pakan, LCD untuk
menampilkan display.

58
LAMPIRAN C

C.1 Tunning PID pencarian KP

kp=85;ki=0;kd=0
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2407
1
402
803
1204
1605
2006

2808
3209
3610
4011
4412
4813
5214
5615
6016
6417
6818
7219
7620
8021
8422
8823
9224
Suhu Air Suhu Ruangan Set Poin

Gambar 4.14 Grafik respon suhu dengan kp=85;ki=0;kd=0

kp=100;ki=0;kd=0
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1

1219

2437

3655
175
349
523
697
871
1045

1393
1567
1741
1915
2089
2263

2611
2785
2959
3133
3307
3481

3829
4003

Suhu Air Suhu Udara Set Poin

Gambar 4.7 Grafik respon suhu dengan kp=100;ki=0;kd=0

59
kp=150;ki=0;kd=0
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3541
1
296
591
886
1181
1476
1771
2066
2361
2656
2951
3246

3836
4131
4426
4721
5016
5311
5606
5901
6196
6491
6786
Suhu Air Suhu Udara Set Poin

Gambar 4.8 Grafik respon suhu dengan kp=150;ki=0;kd=0

kp=175;ki=0;kd=0
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2759
1
198
395
592
789
986
1183
1380
1577
1774
1971
2168
2365
2562

2956
3153
3350
3547
3744
3941
4138
4335
4532

Suhu Air Suhu Udara Set Poin

Gambar 4.9 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=0;kd=0

60
kp=200;ki=0;kd=0
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1
198

1577

2956
395
592
789
986
1183
1380

1774
1971
2168
2365
2562
2759

3153
3350
3547
3744
3941
4138
4335
4532
Suhu air Suhu Udara Set Poin

Gambar 4.10 Grafik respon suhu dengan kp=200;ki=0;kd=0

kp=250;ki=0;kd=0
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1
204
407
610
813
1016
1219
1422
1625
1828
2031
2234
2437
2640
2843
3046
3249
3452
3655
3858
4061
4264
4467
4670

Suhu Air Suhu Udara Set Poin

Gambar 4.19 Grafik respon suhu dengan kp=250;ki=0;kd=0

61
C.2 Tunning PID pencarian KI

kp=175;ki=5;kd=0
30
29
28
27
26
25
1
252
503
754
1005
1256
1507
1758
2009
2260
2511
2762
3013
3264
3515
3766
4017
4268
4519
4770
5021
5272
5523
5774
Suhu Air Set Poin

Gambar 4.20 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0

kp=175;ki=5;d=0
25.5

25.4

25.3

25.2

25.1

25
1

757
64
127
190
253
316
379
442
505
568
631
694

820
883
946
1009
1072
1135
1198
1261
1324
1387
1450

Series1 Series3

Gambar 4.11 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai menit


ke-80

62
PWM
300
250
200
150
100
50
0

1681
1765
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345
1429
1513
1597

1849
1933
Gambar 4.22 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=0 mulai menit
ke-80

kp=175;i=7.5;d=0;
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
503

3013
1
252

754
1005
1256
1507
1758
2009
2260
2511
2762

3264
3515
3766
4017
4268
4519
4770
5021
5272
5523
5774

Suhu Air Set Poin

Gambar 4.23 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0

63
kp=175;ki=7,5;kd=0
25.5

25.4

25.3

25.2

25.1

25

1933
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345
1429
1513
1597
1681
1765
1849
Series1 Series2 Series3

Gambar 4.24 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai


menit ke-80

PWM
300
250
200
150
100
50
0
1429
1
85
169
253
337
421
505
589
673
757
841
925
1009
1093
1177
1261
1345

1513
1597
1681
1765
1849
1933

Gambar 4.25 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=7,5;kd=0 mulai


menit ke-80

64
kp=175;ki=10;kd=0
29.5
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
2113
1
265
529
793
1057
1321
1585
1849

2377
2641
2905
3169
3433
3697
3961
4225
4489
4753
5017
5281
5545
5809
6073
Suhu Air Set Poin

Gambar 4.12 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0

kp=175;ki=10;kd=0
25.5

25.4

25.3

25.2

25.1

25
1

1718
102
203
304
405
506
607
708
809
910
1011
1112
1213
1314
1415
1516
1617

1819
1920
2021
2122
2223

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.13 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai


menit ke-80

65
PWM
300
250
200
150
100
50
0
486
1
98
195
292
389

583
680
777
874
971
1068
1165
1262
1359
1456
1553
1650
1747
1844
1941
2038
2135
2232
Gambar 4.28 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=10;kd=0 mulai
menit ke-80

66
C.3 Tunning PID pencarian KD

kp=175;ki=5;kd=10
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
1105

5245
1
277
553
829

1381
1657
1933
2209
2485
2761
3037
3313
3589
3865
4141
4417
4693
4969

5521
5797
6073
6349
Suhu Air Set Poin

Gambar 4.149 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10

kp=175;ki=5;kd=10
25.5

25.4

25.3

25.2

25.1

25
239

596

953

1310

1667
1
120

358
477

715
834

1072
1191

1429
1548

1786
1905
2024
2143
2262
2381
2500

Series1 Series2 Series3

Gambar 4.150 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai


menit ke-80

67
PWM
300
250
200
150
100
50
0
764

1745
1
110
219
328
437
546
655

873
982
1091
1200
1309
1418
1527
1636

1854
1963
2072
2181
2290
2399
2508
Gambar 4.16 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai
menit ke-80

kp=175;ki=5;kd=20
29
28.5
28
27.5
27
26.5
26
25.5
25
3585

5121
1
257
513
769
1025
1281
1537
1793
2049
2305
2561
2817
3073
3329

3841
4097
4353
4609
4865

5377
5633
5889

Suhu Air Set Poin

Gambar 4.317 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=20

68
kp=175;ki=5;kd=20
25.5
25.45
25.4
25.35
25.3
25.25
25.2
25.15
25.1
25.05
25
189

1411
1
95

283
377
471
565
659
753
847
941
1035
1129
1223
1317

1505
1599
1693
1787
1881
1975
2069
Series1 Series3

Gambar 4.33 Grafik respon suhu dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai menit


ke-80

PWM
300
250
200
150
100
50
0
901
1
91
181
271
361
451
541
631
721
811

991
1081
1171
1261
1351
1441
1531
1621
1711
1801
1891
1981
2071

Gambar 4.34 Grafik respon PWM dengan kp=175;ki=5;kd=10 mulai


menit ke-80

69
LAMPIRAN D

BIODATA PENULIS

Nama : Arrosyid Yoga Maulana


Tempat/Tanggal Lahir : Bojonegoro, 23 Februari 1998
Alamat : Jl Petemon 1 no 101d, Surabaya
Telp/HP : 083849308203
Hobi : Olahraga
Motto : Terus bermimpi dan gapai impian
Riwayat Pendidikan :
• SDN Petemon 11 2004 - 2010
• SMPN 4 Surabaya 2010 – 2013
• SMAN 6 Surabaya 2013 – 2016
• Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2016 –

70

Anda mungkin juga menyukai