(Zulfa Fauzia) 86
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persentase kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai
gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dalam bentuk deskriptif. Terdapat tujuh TK yang menjadi populasi, dari
populasi ini terbagi menjadi 11 kelas kelompok B dengan jumlah 250 anak. Sejumlah 87 anak yang akan dijadikan
sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa warna
yang disukai anak dalam mewarnai gambar pada kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo adalah warna merah
dengan rata-rata sebesar 80,17% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu gembira, ramah, dan riang.
Warna jingga dengan rata-rata sebesar 83,05% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu sifat kehangatan,
semangat, dan antusias, dan warna kuning dengan rata-rata sebesar 79,89% dengan keterangan sifat berani, agresif,
dan energik. Kesukaan warna tersebut dapat dilihat dari hasil mewarnai objek gambar seperti rumah, tumbuhan,
hewan, dll dengan menggunakan krayon sebagai alat mewarnainya.
Abstract
This study aims to determine the percentage of a selection of colour in colouring activity for children in TK
Gugus I Timbulharjo. The research approach used quantitative approach in descriptive form. There are 7
kindergartens for this population, the population is divided into 11 classes in group B with the number of 250
children. Some 87 children to be sampled. Data collection techniques in this study using techniques of observation
and documentation. Data analysis techniques using descriptive analysis. Based on the research note that the
preferred colour in colouring pictures of children in group B at TK Gugus I Timbulharjo is red with an average of
80.17% with the characteristic of courage, aggressive, and energetic. On orange with an average of 83.05% with
the characteristic of warmth, passion, and enthusiasm, and yellow with an average of 79.89% with the
characteristic of happy, friendly, and jovial. A colour can be seen from the object image dye houses, plants,
animals, ect.by using crayons as colouring tool.
Data tabel diatas dapat disimpulkan gembira, imajinasi, kreativitas, optimis, harapan,
bahwa kesukaan pemilihan warrna dalam filosofi, ketidak-jujuran, pengecut (untuk budaya
oleh peneliti selama empat kali pengamatan yaitu Warna kuning yang muncul pada hasil
pada warna merah 80,17% telah berada pada karya mewarnai anak di TK Gugus I Timbulharjo
kategori M (Muncul), pada warna jingga 83,05% Sewon Bantul diketahui sudah muncul walaupun
berada pada kategori M (Muncul), dan pada bila disandingkan dengan kedua warna yang lain
warna kuning 79,88% berada pada kategori M warna ini masih berada dalam tingkatan
Secara lebih jelas warna panas dalam kuning telah disimpulkan muncul pada kesukaan
kegiatan mewarnai pada anak kelompok B di TK pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 90
kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo, senang, periang, dan antusiame. Jingga adalah
sehingga data persentase warna kuning ini dapat kombinasi warna merah dan kuning yang
diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut merupakan warna hangat dan ramah yang
teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi membuat orang merasa nyaman. Jingga adalah
kemunculan warna panas yaitu sifat gembira, hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek
ramah, dan riang yang dimunculkan anak-anak. yang dihasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan
Sifat tersebut dapat diamati dan dirasakan hangat. Diketahui bahwa warna jingga yang
oleh peneliti pada saat awal peneliti melakukan muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK
observasi sebelum melakukan penelitian hingga Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah
saat peneliti melakukan penelitian yang terakhir. muncul dan disandingkan dengan kedua warna
Saat peneliti melakukan observasi awal, guru- yang lain warna ini berada dalam tingkatan
guru pada masing-masing TK memperkenalkan persentase yang paling tinggi, jadi warna jingga
peneliti kepada anak-anak bahwasannya peneliti telah disimpulkan muncul pada kesukaan
akan menjadi teman main anak-anak selama pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada
kurang lebih dua bulan ini dari hitungan peneliti kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo,
melakukan observasi hingga pengambilan data. sehingga data persentase warna jingga ini dapat
Respon pertama yang peneliti rasa dari semua TK diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut
yang peneliti amati ialah semua anak-anak teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi
memberikan keramahan dalam meyapa peneliti kemunculan warna panas yaitu sifat kehangatan,
dan selalu riang gembira dalam melakukan semangat, dan antusias yang dimunculkan anak-
kegiatan pembelajaran. Hampir disetiap kegiatan anak.
mewarnai peneliti selalu menjumpai sifat Peneliti melihat bahwasanya hampir
gembira, ramah, dan riang muncul dalam semua anak menggunakan warna jingga untuk
keseharian anak. Hal ini dapat dipertegas dengan mewarnai gambarnya, ada sebagian anak yang
warna kuning yang dimunculkan pada hasil karya menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang
anak yang ternyata sejalan dengan karakter serta banyak, dan ada beberapa anak yang
respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins. menggunakan warna kuning walaupun hanya
Kesukaan pemilihan warrna dalam dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya.
mewarnai gambar dapat disimpulkan bahwa pada Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat meneliti
kelompok B TK Gugus I Timbulharjo yang mengapa kuantitas warna jingga yang digunakan
paling tinggi adalah warna orange atau jingga anak pada masing-masing karyanya berbeda satu
dengan persentase 83,05% dimana pada warna ini dengan yang lain dikarenakan keterbatasan ilmu.
terdapat karakter yaitu dorongan, merdeka, Sifat yang ikut teramati dalam warna jingga ini
anugerah, bahaya, dan kehangatan. Dan ialah kehangatan, semangat, dan antusias. Sifat
memberikan respon psikologis berupa energi, tersebut dapat diamati dan dirasakan oleh peneliti
keseimbangan, kehangatan, kreatifitas, semangat, pada saat awal peneliti melakukan observasi
91 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
sebelum melakukan penelitian hingga saat telah disimpulkan muncul pada kesukaan
peneliti melakukan penelitian yang terakhir. Pada pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada
saat peneliti melakukan observasi awal, guru- kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo,
guru pada masing-masing TK memperkenalkan sehingga data persentase warna merah ini dapat
peneliti kepada anak-anak, anak-anak menyambut diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut
dengan penuh kehangatan dan antusias kepada teramati yang telah dipaparkan dalam kisi- kisi
peneliti. Hal ini dapat dipertegas dengan warna kemunculan warna panas yaitu sifat berani,
jingga yang dimunculkan pada hasil karya anak agresif, dan energik yang dimunculkan anak-
yang ternyata sejalan dengan karakter serta anak.
respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins. Peneliti melihat hampir semua anak
Warna panas dalam kegiatan mewarnai menggunakan warna merah untuk mewarnai
dapat disimpulkan bahwa pada kelompok B TK gambarnya, ada sebagian anak yang
Gugus I Timbulharjo yang berada di tengah- menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang
tengah atau dapat dikatakan sebagai warna umum banyak, dan ada beberapa anak yang
yang sering muncul adalah warna merah dengan menggunakan warna kuning walaupun hanya
persentase 80,17% dimana pada warna ini dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya.
terdapat karakter yaitu kuat, energik, marah, Namun pada penelitian ini, peneliti tidak dapat
berani, bahaya, agresif, merangsang, dan panas meneliti mengapa kuantitas warna jingga yang
serta respon psikologis berupa power, energi, digunakan anak pada masing-masing karyanya
kehangatan, cinta, nafsu, agresi, gairah, bahaya, berbeda satu dengan yang lain dikarenakan
berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Merah keterbatasan ilmu. Sifat yang ikut teramati dalam
juga membangkitkan emosi dan menciptakan warna merah ini ialah berani, agresif, dan
perasaan kegembiraan atau intensitas, juga energik. Sifat tersebut dapat diamati dan
memiliki karakter penuh dengan kekuatan dan dirasakan oleh peneliti pada saat awal peneliti
antusias, tetapi pada saat yang sama, warna ini melakukan observasi sebelum melakukan
dapat dianggap sebagai tuntutan dan sikap penelitian hingga saat peneliti melakukan
agresif. penelitian yang terakhir.
Merah adalah warna yang kuat sekaligus Saat peneliti melakukan observasi awal,
hangat. Biasanya digunakan untuk memberikan anak-anak pada masing-masing TK telah
efek psikologi panas, berani, marah dan menunjukkan keberanian dalam menyapa dan
berteriak. Diketahui bahwa warna merah yang bersalaman dengan peneliti, lalu pada observasi
muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK ke dua anak-anak telah berani berbicara bahkan
Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah mengajak peneliti bermain pada saat istirahat,
muncul dan disandingkan dengan kedua warna pada saat istirahat pula peneliti mengamati anak-
yang lain warna ini berada dalam tingkatan anak bermain dan berkegiatan dengan penuh
persentase di tengah-tengah, jadi warna merah energik. Agresif yang diamati dalam penelitian
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 92
ini ialah agresif respon anak satu dengan yang Ada satu atau dua orang anak yang selama
lainnya apakah termasuk ke dalam agresif penelitian jarang sekali memunculkan warna
semangat atau agresif kemarahan. Saat peneliti panas, namun anak tersebut lebih senang
melakukan penelitian dari awal observasi hingga menggunakan warna dingin. Warna biru, ungu,
akhir penelitian ditemukan data bahwa anak yang dan hijau, menurut Munsell sistem menurut
memiliki agresif kemarahan atau yang sering Henry (dalam Sarwo Nugroho, 2015: 40)
dicap oleh gurunya nakal dalam satu kelas hanya digolongkan menjadi warna dingin dan
ada satu atau dua orang anak saja, yang lainnya memberikan kesan tenang, kalem, dan pasif. Saat
termasuk dalam agresif bersemangat. Ada satu pengamatan penelitipun, anak yang memunculkan
TK yang peneliti melakukan penelitian, warna-warna dingin tersebut memanglah
didapatkan dua orang anak yang termasuk ke memunculkan sifat sedikit lebih tenang dan pasif
dalam label guru sebagai anak yang nakal, namun daripada teman yang lain, namun sesekali anak
memiliki agresif semangat dan memberikan hasil tersebut juga memunculkan warna panas dalam
karya atau berkegiatan dengan sangat baik. Hal hasil karyanya.
ini dapat dipertegas dengan warna merah yang
SIMPULAN DAN SARAN
dimunculkan pada hasil karya anak yang ternyata
Simpulan
sejalan dengan karakter serta respon psikologis Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
yang dijelaskan oleh Waikins. kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai
Terdapat warna panas dengan warna gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I
merah, jingga, dan kuning yang tidak muncul Timbulharjo yang muncul adalah warna panas
selama penelitian, dan didapatkan hasil bahwa merah dengan persentase rata-rata sebesar
warna merah yang tidak muncul dengan 80,17% dengan keterangan sifat yang ikut
persentase 19,83%, warna jingga dengan teramati yaitu gembira, ramah, dan riang. Warna
persentase 16,95%, dan warna kuning dengan panas jingga dengan persentase rata-rata sebesar
persentase 20,11%, memberikan keterangan 83,05% dengan keterangan sifat yang ikut
bahwa anak kelompok B di TK Gugus I teramati yaitu sifat kehangatan, semangat, dan
Timbulharjo telah banyak memunculkan warna antusias. Dan warna panas kuning dengan
panas di hasil karya dalam kegiatan persentase rata-rata sebesar 79,89% dengan
mewarnainya, dan hanya sedikit anak yang tidak keterangan sifat berani, agresif, dan energic.
memunculkan warna panas dalam penelitian ini Kesukaan pemilihan warna tersebut dapat dilihat
dan dapat disimpulkan bahwa anak kelompok B dari hasil karya mewarnai gambar objek gambar
di TK Gugus I Timbulharjo sudah memunculkan seperti rumah, tumbuhan, hewan, dan manusia.
kesan semangat, kuat, dan aktif. Hal ini sejalan Saran
dengan pendapat Henry (dalam Sarwo Nugroho, Berdasarkan data hasil dan kesimpulan
2015: 40) bahwasannya warna panas memberikan penelitian kesukaan pemilihan warna dalam
kesan semangat, kuat, dan aktif. mewarnai gambar pada anak Kelompok B di TK
93 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
Gugus I Timbulharjo, peneliti dapat memberikan ruang gerak anak untuk
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: menuangkan segala hal yang ada di otaknya.
1. Untuk Guru Diketahui bahwa menggambar ialah kegiatan
a. Sebaiknya guru jangan terlalu banyak dimana seseorang menggambar sendiri
menuangkan kegiatan pembelajaran anak ke sesuatu objek lalu memberikan warna yang
dalam kegiatan mewarnai gambar karena sesuai dengan keinginannya juga, jadi segala
mewarnai dapat memberikan berbagai hal yang ingin anak ungkapkan dapat tercapai
dampak yang kurang positif seperti dan tersalurkan melalui kegiatan menggambar
membatasi ruang gerak ide anak untuk bebas tersebut, dan anak dapat merasakan
berimajinasi dan membuat ide anak menjadi suatu kelegaan/kepuasan atas emosi-emosi
pasif. Diketahui bahwa mewarnai gambar yang dia rasakan dan ingin salurkan.
yang dilakukan oleh anak hanya sekedar 2. Untuk Sekolah
memberikan warna pada media yang sudah Sebaiknya diciptakan lingkungan sekolah
bergambar. Anak cenderung akan mewarnai yang nyaman, menarik, dan menyenangkan
gambarnya sesuai hal yang nyata/konkret untuk anak dan guru sehingga terbangun
yang dia lihat dalam kesehariannya, maka suasana yang saling kondusif satu sama lain.
dikhawatirkan anak menjadi kurang dapat Contohnya dengan pemberian ornamen,
bergerak bebas dalam menuangkan segala ide/ media, cat dinding, dan lain-lain yang
gagasan/pemikiran/imajinasi yang dia punyai berwarna warni sehingga anak dapat
namun dia hanya bisa memberikan warna menjalani segala kegiatan yang diberikan oleh
pada kertas yang sudah bergambar sesuai guru tanpa ada tekanan dan anak dapat
kenyataannya saja. Bila ada anak yang sehari- bereksplorasi sesuai dengan keinginannya,
harinya selalu diminta untuk melakukan karena pada dasarnya warna memang dapat
kegiatan mewarnai, maka anak tersebut akan memberikan beberapa efek psikologis pada
menjadi pribadi yang pemarah karena selalu anak. Bahkan sekolah bisa menyediakan satu
diatur dan tidak dapat menuangkan idenya. sudut dinding dengan cat putih polos yang
Kegiatan mewarnai dapat dilakukan hanya dapat dihapus dengan air sebagai ruang
saja jika bertujuan untuk mengenalkan warna- gambar penyaluran ide/imajinasi anak.
warna/konsep warna/jenis warna kepada anak. 3. Untuk Peneliti Selajutnya
b. Guru dapat mengembangkan kemampuan Dengan adanya penelitian kesukaan
mewarnai anak menjadi kemampuan pemilihan warrna dalam mewarnai gambar
menggambar/melukis anak bahkan guru dapat pada anak Kelompok B di TK Gugus I
memperbaiki RPPHnya pada kegiatan Timbulharjo yang hasilnya berupa persentase
mewarnai gambar dan mengubahnya menjadi kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai
kegiatan menggambar bebas/melukis untuk gambar yang terlihat dalam hasil karya anak,
meningkatkan imajinasi anak dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 94
mengembangkan penelitian dengan indikator Sarwo Nugroho. (2015). Manajemen warna dan
desain. Yogyakarta: CV Andi Offset.
yang lebih bervariasi atau menggunakan
pendekatan dan jenis penelitian lainnya, Sugiyono. (2004). Metode penelitian pendidikan
(pendekatan kuantitatif, kualitatif, r&d).
misalnya kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas
Bandung: CV. Alfabeta.
(PTK) dan sebagainya.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta.
Lüscher, Max Dr. (1984). Tes warna lüscher.
(Terjemahan Buchari Abdullah). Jakarta Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni
Pusat: PT. Jaya Pirusa. rupa anak TK. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Metode Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan
penelitian pendidikan. Bandung: PT Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan
Remaja Rosdakarya. Ketenagaan Perguruan Tinggi.