Anda di halaman 1dari 6

Volume 1 Issue 2 (2017) Pages 118 – 123

Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini


DOI: 10.31004/obsesi.v1i2.23

Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini


Aisyah 
Program Studi PG-PAUD Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Abstrak

Dunia penuh dengan warna dan anak-anak sangat menyukai warna-warna yang cerah. Ketika
memasuki usia pra sekolah, saat mewarnai gambar juga menggunakan warna-warna yang
cerah seperti merah, kuning, biru, atau warna-warna pelangi (mejikuhibiniu). Padahal di
dunia ini tidak hanya awarna tersebut, tetapi ratusan bahkan bisa ribuan warna. Sehingga
ketika anak mewarnai gambar (misalnya dengan krayon yang berjumlah 12 warna) yang
terlihat hanya sebatas warna yang ada. Mereka kurang tahu atau bahkan mungkin belum
tahun bahwa dari ke-12 warna yang ada dapat memperoleh warna-warna lain yang baru.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa permainan warna yang diberikan kepada
siswa Taman Kanak-Kanak dapat meningkatkan kreativitas anak dalam mewarnai gambar.
Manfaat penelitian diharapkan dapat memberi sumbangan dalam rangka pemahaman adanya
kegiatan permainan warna dalam meningkatkan kreativitas anak. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik check list dan observasi, dan diolah dengan car anon statistik atau
bisa juga disebut dengan teknik analisis sederhana dengan mencari presentase. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa permainan warna signifikan dalam mempenagruhi kreativitas
anak.
Kata Kunci : Permainan Warna, Kreativitas, Anak Usia Dini

Abstract

The world is full of colors, and the kids love the bright colors. When pre-school age, they
also like to use bright colors like red, yellow, blue, or rainbow colors (mejikuhibiniu).
Though in this world there are not only these colors, but hundreds or thousands of colors. So
when they use crayons that amount to 12 colors, that look only limited to existing colors.
They know less or may not even know that from the 12 existing colors they can get other
new colors. This study aims to prove that the color game given to Kindergarten students can
improve the creativity of children in coloring the image. Early. The benefits of this research
is expected to contribute in order to understand the existence of color game activities in
improving the creativity of children Early Age. Data collection by check list and observation
techniques, and processed in a nonstatistik way or can also be referred to as a simple
statistical analysis by finding percentages. The results show that color games are significant
to influencing the creativity of young children.
Keywords: Color Games, Creativity, Early Childhood

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2017


 Corresponding author :
Address : Sumbersari, Jember, Indonesia ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : aisyah@unipasby.ac.id ISSN 2549-8959 (Media Online)
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 2017 | 119
PENDAHULUAN sangat disukai dan mengasyikkan. Saat
Dunia penuh dengan warna, dan anak-anak mewarna gambar, imajinasi dan
anak-anak sangat menyukai warna- warna. kreativitas mereka berkembang. Apalagi
Apalagi warna-warna yang sangat cerah. bila mereka diberi gambar-gambar pilihan
Dalam memilih baju, makanan, bahkan dengan penyajian yang menarik. Imajinasi
mainanpun mereka lebih suka atau dan kreativitas anak-anak akan lebih
cenderung memilih warna-warna yang terangsang. Oleh karena itu, kegiatan
sangat cerah dan mencolok. mewarna sangat baik untuk perkembangan
Ketika mereka memasuki usia pra kemampuan daya cipta atau kreativitas
sekolah, saat mewarnai gambar mereka anak.
juga suka menggunakan warna-warna yang Anak dan permainan merupakan
cerah seperti merah, kuning, biru, atau dua pengertian yang hampir tidak dapat
warna-warna pelangi (mejikuhibiniu). dipisahkan satu sama lain. Berpikir
Padahal di dunia ini tidak hanya terdapat mengenai anak selalu menimbulkan
warna tersebut, tetapi ratusan bahkan asosiasi mengenai bermain. (F.J.Monks,
mungkin bisa ribuan warna. Pada akhirnya A.M.P.Knoers, Siti Rahayu Haditono,
ketika mereka mewarnai gambar (misalnya 2006:131)
dengan krayon yang berjumlah 12 warna) “Dunia anak adalah dunia bermain.
yang terlihat hanya sebatas warna yang Oleh karena itu, dalam mendidik pun
ada. Mereka kurang tahu atau bahkan semua masih melalui bermain, baik itu
mungkin belum tahu bahwa dari ke-12 sarana maupun prasarana. Usia 5 tahun
warna yang ada mereka bisa mendapatkan pertama yang disebut sebagai golden
warna-warna lain yang baru. age (usia emas), akan sangat
Dari kenyataan yang ada tersebut di menentukan bagi seorang anak. Pada
atas, maka penulis ingin mengajak anak- usia ini, aspek kognitif, fisik, motorik,
anak untuk mengenal macam-macam dan psikososial anak berkembang
warna lebih banyak lagi melalui permainan secara pesat. Oleh karena itu,
warna supaya mereka bisa berkreativitas diperlukan stimulasi-stimulasi yang
dan berani mencampur warna-warna yang mampu mengoptimalkan seluruh aspek
sudah ada untuk membuat warna-warna tersebut agar seorang anak mampu
lain yang baru. Apabila keterampilan menjadi pribadi yang matang,
mencampur warna sudah di dapat, bertanggung jawab, dan mampu
diharapkan pada saat mewarnai mereka menghadapi segala permasalahan
sudah lebih kreatif lagi dalam mewarnai dalam hidupnya. Salah satu cara
gambar. Dalam proses belajar nanti mengoptimalkan kemampuan kognitif,
rencananya penulis akan mengajarkan fisik, dan psikososial seorang anak
anak-anak tentang warna melalui adalah dengan menstimulasinya. Salah
permainan warna. satu alat atau sarana mestimulasinya
Hal ini dikarenakan sebagian besar adalah dengan mainan atau permainan”
waktu yang dimiliki anak-anak terutama (Maimunah Hasan,2010:271-272).
anak usia dini yaitu berinteraksi dengan Permainan dan bermain memiliki
sebaya mereka untuk bermain,karena dunia arti dan makna tersendiri bagi anak.
anak adalah dunia bermain. Karena Permainan mempunyai arti sebagai sarana
bermainan adalah aktivitas yang mensosialisasikan diri (anak) artinya
menyenangkan bagi anak usia dini. permainan digunakan sebagai sarana
Menurut Gordon & Browne pada membawa anak ke dalam masyarakat.
tahun 1985, mengatakan bahwa “Bila anak Permainan sebagai sarana untuk mengukur
TK diberi kesempatan untuk kemampuan dan potensi diri anak. Anak
mengekspresikan diri secara kreatif maka akan menguasai berbagai macam benda,
hal ini akan menimbulkan gairah untuk memahami sifat-sifatnya maupun peristiwa
belajar.” (R.Moeslichatoen, 2004:12). Bagi yang berlangsung di dalam lingkungannya.
anak, mewarna adalah kegiatan yang (Diana Mutiah, 2010:113).
120 | Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini
Penelitian mengenai permainan Kreativitas (creativity) adalah salah
pada anak-anak membuktikan bahwa satu kemampuan intelektual manusia yang
permainan dapat memajukan aspek-aspek sangat penting, dan oleh kebanyakan ahli
perkembangan seperti motorik, kreativitas, psikologi kognitif dimasukkan ke dalam
kecakapan-kecakapan sosial dan kognitif kemampuan memecahkan masalah.
dan juga perkembangan motivasional dan Kreativitas juga sering disebut berpikir
emosional. (F.J. Monks – A.M.P. Knoers, kreatif (creative thinking). Di bidang lain
Siti Rahayu Haditono, 2006:141). misalnya manajemen dan teknologi,
Beberapa permainan warna yang kreativitas sering disebut berpikir inovatif
dapat dipakai untuk belajar mengenal (innovative thinking). Semua istilah ini
warna antara lain (Harsini, 2006:23-26) berkaitan dengan usaha menemukan,
mencampur dua warna primer menjadi menghasilkan atau menciptakan hal-hal
warna baru (merah+kuning=oranye, baru.
merah+biru=ungu, kuning+biru=hijau) dan Kreativitas dapat didefenisikan
mewarna dengan cara cetak lipatan sebagai aktivitas kognitif atau proses
menggunakan cat air, caranya yaitu melipat berpikir untuk menghasilkan gagasan-
kertas menjadi dua, kemudian gagasan yang baru dan berguna atau new
mencampurkan warna cat air yang disukai, ideas and useful (Halpern, 1996; Suharnan,
dilanjutkan dengan membuat satu lipatan 1998, 2000a), (dalam Suharnan, 2005:373-
diberi cat air, dan yang terakhir 375).
melipatkertas sambil ditekan, kemudian Sikap orang tua tidak permisif atau
buka lipatannya. otoriter, pemberian pengetahuan yang
Cara mewarnai dengan cara cetak banyak. (Pustaka Familia,2010:255).
benang menggunakan cat aircaranya: yaitu Secara umum, Amabile (dalam Reni Akbar
melipat kertas menjadi dua, kemudian Hawadi, 2004:115-116) menyebutkan
mencelup benang ke dalam cat air, beberapa upaya yang bisa digunakan untuk
dilanjutkan dengan meletakkan benang di perkembangan kreativitas anak yaitu
atas kertas, kemudian melipat kertas sambil Kebebasan, artinya tidak selalu berusaha
sedikit ditekan, dan menarik benang mengendalikan anak-anaknya dan tidak
kemudian membuka lipatan kertas. merasa cemas dengan apa yang dilakukan
Mewarna dengan cara mencetak oleh anak; rasa hormat, artinya menghargai
dengan bahan alam, caranya yaitu dan menghormati keberadaan anak sebagai
mengeluarkan cat air ke tempat cat air, individu yang unik dan memiliki
masukkan/celupkan potongan bahan alam kemampuan secukupnya; kedekatan
(pelepah pisang) ke dalam cat air, emosional secukupnya, artinya pendidikan
meletakkan potongan pelepah pisang di tidak bersikap posesif yang menyebabkan
kertas/distempelkan. Bentuk cetakan anak tergantung pada orang lain; nilaidan
dengan membuat pola bunga. bukan peraturan, artinya tidak menjejali
Cara mewarnai dengan anak dengan peraturan-peraturan yang
menggunakan jari (finger painting), detail; prestasidan bukan angka, artinya
caranya yaitu membuat bentuk bulat dari lebih menekankan pentingnya meraih hal-
cetakan ibu jarimu, membuat lebih banyak hal sebaik mungkin dengan tidak menekan
lagi cetakan jari. Tambahkan tangkai warna anak untuk memeroleh angka yang baik di
hijau. rapor; orang tua aktif, orang tua memiliki
Cara mewarnai dengan cara ditiup minat yang beragam baik yang di dalam
menggunakan sedotan, caranya yaitu maupun di luar rumah dan tidak
mengeluarkan cat air ke tempat cat air, menekankan pada perbedaan status sosial
meneteskan beberapa warna cat air tadi ke serta tidak terpengaruh oleh tuntutan sosial;
atas kertas, dan meniup tetesan cat air tadi menghargai kreativitas, yaitu mendukung
menggunakan sedotan ke sembarang arah. anak untuk melakukan hal-hal yang kreatif
melalui peralatan dan pengalaman baru
yang menarik maupun dengan pemberian
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 2017 | 121
les; visi, orang tua perlu mempunyai visi Tugas yang diberikan kepada anak
yang jekas tentang anaknya bahwa mereka dapat diberikan secara perseorangan atau
mampu untuk melakukan hal-hal yang luar kelompok. (Moeslichatoen, 2004:181)
biasa, yang kreatif sesuai dengan bakat Dengan demikian untuk lebih jelasnya
serta keterampilan yang dimilikinya. lihat Bagan 1 kerangka penelitian di
Di samping delapan saran di atas, bawah:
Amabile (dalam Reni Akbar Hawadi,
2004:116) menekankan bahwa sebaiknya PERMAINAN WARNA
1. Menggunakan krayon 12 warna
anak-anak perlu banyak menghabiskan 2. Menggunakan pewarna makanan
waktunya untuk bermain. Hal ini sesuai (sumbo)
dengan hasil penelitiannya bahwa anak 3. Menggunakan cat air
yang kreatif adalah anak yang banyak
menghabiskan waktunya dengan bermain.
Di rumah, Amabile memberikan saran agar
dikembangkan kebiasaan-kebiasaan kreatif Merah
pada anak, yaitu: mempertanyakan apa Muncul
yang dilihat; menemukan cakrawala baru Kreativitas
I. Warna Kuning
dalam menjalani persoalan; menemukan Primer

cara baru untuk melakukan apapun;


mencipta sesering mungkin. Biru

Untuk itu sikap orang tua yang


diharapkan anak antara lain membuat anak
berani untuk mencoba dan maju; hangat Merah

dan memberi semangat; menikmati suasana


disekitarnya; sering berada dekat anak; Oranye
memuji anak; mampu bekerja sama;
mendorong anak untuk mandiri.
Kuning
Dengan demikian aktivitas anak
usia dini yang suka bermain merupakan
suatu kegiatan yang dapat mengembangkan Hitam

kretivitas yang ada dalam diri setiap anak,


begitu juga dengan aktivitas bermain warna Putih
akan sangat berpengaruh untuk menggali
kreativitasnya dalam kegiatan mewarnai II. Warna
Muncul
Sekunder Krem
sebuah gambar atau media yang (12 warna) Kreativitas

membutuhkan pewarnaan.
Biru tua

METODE PENELITIAN
Penelitian yang akan dilaksanakan Biru muda

ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen


melalui metode pemberian tugas Dengan Hijau tua
mengunakan metode pemberian tugas
merupakan tugas atau pekerjaan yang
Hijau muda
sengaja diberikan kepada anak yang harus
dilaksanakan dengan baik. Tugas tersebut
diberikan kepada anak untuk memberi Cokelat tua

kesempatan kepada mereka untuk


menyelesaikan tugas yang didasarkan pada Cokelat muda
petunjuk langsung dari guru yang sudah
dipersiapkan sehingga anak dapat
menjalani secara nyata dan melaksanakan Bagan 1. Kerangka Penelitian
dari awal sampai tuntas.
122 | Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini
Pengumpulan data dilakukan begitu bergairah dan bersemangat saat
melalui teknik check list (daftar catatan) melakukan berbagai kegiatan permainan
dan teknik observasi.Menurut Cholid warna sehingga dari satu anak yang muncul
Narbuko dan H. Abu Achmadi, tergolong kreatif saat pre test (sebelum
(2005:74):“Check list yaitu suatu daftar kegiatan permainan warna) dapat
yang berisi nama-nama subjek dan faktor- meningkat menjadi dua puluh empat anak
faktor yang hendak diselidiki, yang yang muncul tergolong kreatif sesudah
bermaksud mensistematiskan catatan terjadi kegiatan permainan warna (saat post
observasi, alat ini lebih memungkinkan test).
peneliti memeroleh data yang meyakinkan Sedangkan dari delapan belas anak
di bidang yang lain. Sebab faktor-faktor yang muncul tergolong sangat tidak kreatif
yang akan diteliti sudah dicatat dalam saat pre test (sebelum kegiatan permainan
daftar isian, penelitian tinggal memberikan warna) dapat menurun hanya menjadi tiga
tanda (check) pada blangko itu untuk tiap anak yang muncul tergolong sangat tidak
subjek yang diobservasi.” kreatif sesudah terjadi kegiatan permainan
Husaini Usman dan Purnomo warna (saat post test).
Setiady Akbar, (2004:54-57) mengatakan
“Observasi ialah pengamatan dan KESIMPULAN
pencatatan yang sistematis terhadap gejala- Berdasarkan hasil analisa data
gejala yang diteliti. Observasi menjadi teknik permainan warna dapat
salah satu teknik pengumpulan data meningkatkan kreativitas anak setelah
apabila: sesuai dengan tujuan penelitian; mereka diberi kegiatan bermainan warna.
direncanakan dan dicatat secara sistematis, Hal ini dapat diketahui dari satu anak yang
dandapat dikontrol keandalannya muncul tergolong kreatif saat pre test
(reliabilitasnya) dan kesahiannya (sebelum kegiatan permainan warna) dapat
(validitasnya).” meningkat menjadi dua puluh empat anak
Pengumpulan data dilakukan untuk yang muncul tergolong kreatif sesudah
menilai pengembangan kreativitas anak terjadi kegiatan permainan warna (saat post
dalam melakukan pencampuran warna test).
(gradasi warna).

HASIL DAN PEMBAHASAN DAFTAR PUSTAKA


Hasil analisis data skor dapat dilihat Aisyah, Siti. dkk.(2010). Perkembangan
pada tabel1 dibawah ini dan Konsep Dasar Pengembangan
Tabel 1 Data Rekap Pre Test dan Post Test Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Pre test Post test
Sangat Sangat Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Kreatif Tidak Kreatif Tidak Penelitian Suatu Pendekatan
Kreatif Kreatif Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Jumlah 1 18 24 3
Persen- 2,56% 46,15% 61,5% 7,69% Astuti, A. (2016). Peningkatakan
tase Kemampuan Anak Mengenal
Konsep Bilangan Melalui Permainan
Secara lebih rinci, data pre tes dan Kartu Angka di Kelompok B TK
post tes dapat dilihat pada tabel 2 Aisyiyah Pulau Payung Kecamatan
(lampiran). Rumbio Jaya.Jurnal Obsesi :
Berdasarkan hasil analisis data yang Journal Of Early Childhood
sudah diperoleh dan telah diolah oleh Education, 2(1), 90-99
penulis maka, dapat diketahui bahwa
kegiatan permainan warna dapat Fauziddin, M. (2014). Pembelajaran
meningkatkan kreativitas anak. Hasil PAUD, Bermain, Cerita, dan
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak Menyanyi Secara Islami.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 2017 | 123
Harsini. (2006). Kerajinan Tangan dan
Kesenian Sekolah Dasar Kelas 1.
Jakarta: Widya Utama.
Hasan, Maimunah. (2009). Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva
Press.
Hawadi, Reni Akbar. (2004). Psikologi
Perkembangan Mengenal Sifat,
Bakat, dan Kemampuan Anak.
Jakarta: Grasindo.
Maskur. (2008). Pendidikan Anak Usia
Dina Makalah. Tersedia pada
pakdesofa.blog.plasa.com/archeves/
date/2008/07/page/2-39. Diakses
pada 1 Pebruari 2009.
Moeslichatoen. (2004). Metode
Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Rineka Cipta.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono,
Siti Rahayu. (2006). Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain
Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai