MARTIN L. HOFFMAN
DOSEN PENGAMPU:
Rini Setiyowati, S.Pd., M.Pd
1
KATA PENGANTAR
24 Oktober 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Pengertian Empati- Martin L. Hoffman...............................................3
2.2 Peringkat perkembangan Empati Menurut Hoffman......................3
2.3 Tahap perkembangan Empati Menurut Hoffman............................5
2.4 Empati sebagai Dasar Pembentukan Karakter Anak.........................6
2.5 Kaitan antara Perilaku Empati dengan Perilaku Prososial...............7
2.6 Kaitan antara Perilaku Empati dengan Perkembangan Moral.........9
BAB III: PENUTUP......................................................................................10
3.1 Kesimpulan............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Empati terhadap perasaan orang lain - pada tahun ketiga
kehidupan, anak-anak menjadi sadar bahwa perasaan orang lain
bisa berbeda dari perasaan mereka sendiri;
4. Empathy for another’s life condition
Empati terhadap kondisi hidup orang lain - pada akhir masa kanak-
kanak.
5. Broader empathy
Empati terhadap perspektif dalam waktu jangka panjang
1.3 Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,
hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Untuk memahami apa itu perkembangan moral menurut Martin
L.Hoffman
2. Untuk mengetahui apa saja tahap perkembangan empati menurut Martin
L.Hoffman
3. Untuk mengetahui bagaimana empati sebagai dasar pembentukan
karater anak menurut Martin L. Hoffman
4. Untuk mengetahui kaitan antara perilaku empati dan kaitan antar
perkembangan moral
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Mod primitif (Primitif Modes)
Adalah peringkat empati yang melibatkan proses kognitif/pemahaman
yang sedikit. Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Mimicry (ajukan/peniruan)
Mimicry adalah jukan dan peniruan emosi atau aspek afektif oleh
pemerhati yang berlaku secara otomatis (bukan sesuatu yang di buat
atau memiliki sebab). Biasanya berupa ekspresi wajah, suara dan posisi
tubuh.peniruan ini biasanaya kan memberikan efek secara langsung
pada diri pemerhatinya. Misalnya : seseorang yang tertawa di dalam
sebuah rumah penjagaan bayi karena melihat tingkah laku bayi-bayi
· 2) Classical Conditioning (Pelaziman Klasik)
Classical conditioning adalah suatu cara dapat memunculkan respon
empati dengan cepat dan secara otomatis. Biasanya respon tersebut
dihasilkan dari proses pembelajaran dari pengalaman masa lalu,
kemudian memberikan pengaruh pada pengalaman masa kini.
Misalnya : ketika seorang anak diperlakukan baik oleh ibunya, maka
sang anak juga akan memberikan respon yang sama ketika ia
berhadapan dengan ibunya.
3) Direct Association (perkaitan langsung)
Direct association adalah suatu proses yang berlaku apabila individu
melihat situasi yang melibatkan emosi dan perasaan dan mengingatkan
ia kepada masa yang lalu. Namun demikian memiliki perbedaan dengan
pengkondisin klasi karena di sini tidak melibatkan individu yang sama
dalam situasi tersebut. Misalnya : seseorang yang terjatuh di depan
orang ramai dan anda berada di sana, saat itu anda dapat merasakan
bagaimana malunya anda saat itu karena pernah mengalaminya
sebelumnya.
b. Mod Matang (Mature Modes)
Adalah peringkat empati yang melibatkan proses kognitif/pemahaman
yang lebih tinggi dan matang biasanya berkembang sesuai dengan
perkembangan bahasa dan aspek kognitif individu. Terbagi menjadi 2 cara,
yaitu :
1) Languange mediated association (pengkaitan melalui medium bahasa)
Seseorang yang berada di dalam cara ini biasanya mencetuskan
empatinya melalui bahasa. Biasanya dapat berlaku meskipun emosinya
tidak ditampakkan secara langsung namun dalam tampak dari cara
4
berbicaranya. Cara dengan medium bahasa ini membutuhkan
kemampuan kognitif yang lebih tinggi berupa penafsiran bahsa dan
proses memberikan penjelasan. Misalnya: tampak dari penulisan bahasa
dalam novel, cerpen dan kisah-kisah yang sebenarnya.
2) Role taking (pengambilalihan peranan)
Role taking adalah penggambaran perasaan empati yang berlaku apabila
individu mengambil alih peranan atau menilai sesuatu permasalahan
melalui sudut pandang orang lain. Role taking terbagi menjadi 2 :
- Self focused : membayangkan seolah-olah dirinya sendiri yang
mengalami permasalah tersebut.
- Other focused : membayangkan apa yang akan dialami oleh
individu yang terlibat dalam situasi tersebut atau yang dialami
oleh kebanyakan orang.
5
3. Empathy for another’s feelings
Anak ketika berusia 2 atau 3 tahun sudah mulai mengambil peran yang
telah ada, seperti merespon isyarat dari orang lain dengan berbagai respon
emosi. Anak akan mulai mengenal adanya perbedaan antara setiap individu
termasuk emosi yang ia miliki dengan emosi yang orang lain miliki. Seorang
anak biasanya akan mencoba untuk membantu temannya, walaupun demikian
bantuan yang diberikan seolah-olah dapat mengurangi kesedihan yang dialami
oleh dirinya sendiri. Contoh: ketika seorangnya teman yang bersedih, diajak
untuk bermain permainan yang dia sukai
4. Empathy for another’s life condition
Setelah melewati tahap anak-anak, seorang anak akan memasuki usia
preadolescense. Biasanya anak akan memiliki kesadaran tentang
kehidupannya yang terjadi dalam sehari-hari. Mula-mula anak akan
memahami bahwa adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain ketika
dihadapkan oleh situasi yang berbeda akan menghasilakn emosi dan respon
yang berbeda. Selain itu, kesadaran akan hal tersebut juga menumbuhkan
bahwa setiap respon dalam situasi yang berbeda akan memberikan emosi yang
berbeda pula. Kemudian menilai perasaan orang lain dengan menganalisis
situasi yang terlibat atas seseorang secara konteks maupun latar belakangnya.
5. Broader empathy
Pada tahap ini, seseorang telah mampu mengambil perspektif dalam waktu
jangka panjang. Mampu memahami antar perspektif dirinya dengan perspektif
orang lain. Bukan hanay dalam hal mengenal pasti perasaan dalam yang
dialami serta situasi yang mengakibatkannya tetapi juga melihat kepada aspek
lainnya. Seperti aspek sejarah masa lalu (past) dan kesannya terhadap masa
depan (future). Contohnya dalam hal masalah keluarga miskin, peperangan,
dan lainnya.
8
2.6 Kaitan antara Perilaku Empati dengan Perkembangan Moral
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang memiliki pengaruh juga
dalam perkembangan moralnya. Salah satunya konsep sesuatu dianggap
baik dan buruk oleh seseorang melalu penilainnya. Hal ini di sebut
dengan “the good heart” yaitu melihat bagaimana moral feeling dan affective
sources individu berperanan dalam pendorong perilaku menjadi seseorang
yang baik. moral feeling dan affective sources berupa empati.
Berbicara tentang moral tentunya memiliki kaitan dengan bagaimana
seseorang berhadapan dengna orang lain, barupa bagaimana ia membantu
orang lain serta bagaimana merespon situasi dan emosi yang mereka
keluarkan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Hoffman (1991), perkembangan moral ditandai juga dengan
adanya perkembangan perilaku prososial dan empati dalam diri seorang anak.
Hoffman mengemukankan bahwa dalam perkembangannya, empati memiliki
dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif, selain itu dalam
perkembangan empati memiliki korelasi dengan perkembangan kemampuan
kognitif. Empati banyak disebut sebagai motif dasar bagi seseorang untuk
bertindak prososial, namun demikian banyak penelitian hanya mendapatkan
hubungan antara empati dengan prekembangan perilaku prososial.
Terdapat empat tahap perkembangan empati menurut Hoffman, diantara
lain adalah
1. Global Empathy
2. Egosentric Empathy
3. Empathy for another’s feelings
4. Empathy for another’s life condition
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang memiliki pengaruh juga
dalam perkembangan moralnya. Salah satunya konsep sesuatu dianggap baik
dan buruk oleh seseorang melalu penilainnya. Hal ini di sebut dengan “the
good heart” yaitu melihat bagaimana moral feeling dan affective sources
individu berperanan dalam pendorong perilaku menjadi seseorang yang baik.
moral feeling dan affective sources berupa empati.
Berbicara tentang moral tentunya memiliki kaitan dengan bagaimana
seseorang berhadapan dengna orang lain, barupa bagaimana ia membantu
orang lain serta bagaimana merespon situasi dan emosi yang mereka
keluarkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
11