Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan berbentuk penelitian lapangan (Field

Research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif karena

permasalahannya bersifat asosiatif. permasalahan bersifat asosiatif merupakan

permasalahan yang menjelaskan pangaruh variable tertentu terhadap variable

yang lain dengan menggunakan data dalam bentuk angka.1

Menurut Suharsimi Arikunto penelitian dengan pendekatan kuantitatif

sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penfsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan akan lebih baik jika

peneliti menggunakan table, grafik, gambar atau tampilan lain.2

Penelitian kuantitatif pada umumnya lebih menekankan pada keluasan

informasi, bukan kedalaman sehingga metode ini cocok digunakan untuk

papulasi yang luas dengan variabel terbatas, selanjutnya data yang diteliti

merupakan sampel dari populasi tersebut yang diambil dengan teknik-teknik

tertentu. 3

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

1
Riduwan, metode dan Teknik Menysusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta. Hal.
8.
2
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi
Mahastya, 2006. Hal. 12.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&DBandung: CV Alfabeta,
2013, hal. 12.

50
51

Populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan objek

penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala,

nilai, tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik

tertentu dalam penelitian.4Sedang menurut Prof. Dr. Sugiono Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah wilayah generalisasi yang merupakan keseluruhan dari obejk atau

subjek peneltian dengan karakteristik tertentu, dapat terdiri dari manusia,

hewan, tumbuhan, gejala, nilai, tes atau peristiwa yang dijadikan oleh

peneliti sebagai sumber data.

Pada penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah Kelas X

SMA Negeri 5 Kabupaten Tebo yang jumlahnya adalah 203 Siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

yang diharapkan cukup untuk mewakili dan memberikan gambaran sesuai

dengan sifat populasi yang bersangkutan.

Pada penelitian ini penarikan sampel berpedoman pada pendapat

Suharsimi Arikunto yaitu apabila subjek kurang dari 100 maka lebih baik

diambil semuanya, sehingga merupakan penelitian populasi. Namun jika

4
Subana, Mursetyo Rahadi, dkk, Statistik Pendidikan hal.135.
5
Op.Cit, hal 80
52

lebih besar dari 100 dapat diambil sampel sebanyak 10-15% atau 20-25%

atau lebih.6

Dengan berpedoman pada pendapat diatas, maka peneliti mengambil

sampel sebanyak 10-15 % dari jumlah populasi yang ada yakni 402,

sehingga jumlah sampelnya adalah 40-60 siswa. Dikerenakan keseragaman

sifat dari populasi (populasi homogen) maka jumlah sampel yang 40

sampai 60 orang tersebut maksimal atau minimalnya tidak terlalu

mempengaruhi hasil penenlitian, dan juga dikarenakan keterbatasan waktu

dan tenaga peneliti, maka peneliti memilih jumlah 40 orang sebagai sampel.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik yang digunakan adalah teknikcluster samplinguntuk

mendapatkan data. Teknik cluster tidak memilih individu-individu sebagai

anggota unit sampel, tetapi memilih rumpun-rumpun populasi sebagai

anggota unit populasi.7 Jadi teknik cluster adalah teknik dimana semua

populasi tidak memiliki kesempatan untuk menjadi sampel, tetapi

berdasarkan pada kelompok. dalam penelitian ini didasarkan pada

pembagian angkatan kelas yaitu angkatan kelas VIII yang terbagi dalam 2

kelas.

Peneliti memilih kelas VIII dengan pertimbangan dapat dilakukan

penelitian yang lebih mendalam karena kelas VIII merupakan kelas tengah

yang telah dianggap cukup merasakan pendidikan di SMP N 1 Tanah

Sepenggal,. Untuk kelas VII, tidak memungkinkan dilakukan penelitian


6
Arikunto,Prosedur. hal. 134.
7
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2005.Hal. 123.
53

disebabkan masih awal dan belum begitu menyerap efek dari Motivasi

Belajarnya. Sedangkan untuk kelas IX sudah mulai fokus pada pelaksanaan

UjianNasional .

Kemudian selanjutnya dari 2 kelas yang ada pada angkatan kelas VIII

dengan jumlah 148 siswa, peneliti mengambil sampel 40 siswa dengan

menggunakan teknik Random Sampling atau sampel yang diambil secara

acak. Setiap kelas dari angkatan kelas VIII akan diambil 8 siswa secara

random atau acak, dalam hal ini peneliti menggunakan metode undian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran

tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka maupun

berbentuk kategori, seperti baik,buruk, tingi, rendah, dan sebagainya.Data

sangat penting untuk dijadikan landasan suatu keputusan dalam penelitian.

Sehingga peneliti memerlukan data yang benar, karena apabila data tersebut

tidak benar, maka keputusan tersebut menjadi tidak tepat, dengan kata lain

data yang salah akan menyesatkan.8

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik, angket,

dan dokumentasi.

1. Angket

Angket atau kuisioner adalah instrument pengumpul data yang

digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden

8
Subana,Mursetyo Rahadi, dkk, Statistik Pendidikan, hal 19.
54

secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang telah

dipersiapkan oleh peneliti.9

Sedang Menurut Sugiyono, Angket merupakan tehnik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variable yang akan di ukur dan tahu apa yang diharapkan dari

responden10

Tujuan penyebarannya adalah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila

responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan

dalam pengisian pertanyaan.

Prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu:

a. Isi dan tujuan pertanyaan:Yang dimaksud ialah apakah isi pertanyaan

tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Jika berbentuk

pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan haruslah teliti. setiap

pertanyaan disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya

mencukupi untuk variable yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus bahasa yang

dikuasai responden. Jika responden tidak bisa berbahsa Indonesia

maka angket tidak boleh disusun dengan bahasa Indonesia. Jadi bahasa

9
Subana, Op.Cit, hal. 30.
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 142.
55

yang digunakan dalam angket harus sesuai dengan jenjang pendidikan

dan keadaan social budaya respoden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Dalam angket ada dua macam pertanyaan yaitu:

1) Terbuka: meminta informasi atau penadapat dengan kata-kata

responden sendiri. Petanyaan semacam ini berguna bagi tahap-

tahap eksplorasi tetapi dapat mengahsilkan jawaban-jawaban yang

sulit untuk disatukan. Jumlah angket yang dikembalikan mungakin

sangat rendah

2) Tertutup atau pilihan ganda: meminta responden untuk menjawab

dengan singkat, responden hanya perlu memilih salah satu

alternative dari jawaban yang telah tersedia.

d. Pertanyaan tidak mendua: Yakni dalam angket pertanyaan haruslah

dibuat cermat diungkapkan dan tujuannya harus jelas dan tidak

bermakna ganda. Dengan mengujicobakan sampling kecil responden

akan menambah kualitas angket. Membatasi lingkup topic yang

dicangkup merupakan cara yang bermanfaat untuk meingkatkan

jumlah angket yang kembali dan kualitas informasi yang diperoleh.

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa: Yakni setiap pertanyaan angket

sebaiknya juga tidak menanyakan suatu hal yang sekiranya responden

lupa atau pertanyaan ynag membutuhkan jawaban yang berfikir berat

f. Pertanyaan tidak menggiring: Yakni pertanyaan tidak boleh

menggiring kearah yang baik saja tatu buruk saja.


56

g. Panjang pertanyaan seharusnya tidak terlalu panjang agar responden

tidak terlalu jenuh.

h. Urutan pertanyaan dimulai dari umum ke khusus atau dari mudah ke

sulit atau diacak. Karena secara psikologis hal tersebut berpengaruh

pada semangat responden untuk menjawab.

i. Prinsip pengukuran Yakni sesuai dengan data yang akan diambil

j. Penampilan fisik angket Yakni menggunakakn kertas yang menarik

dan tidak buram.11

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model angket langsung

tertutup yaitu angket yang dirancang sedemikian rupa untuk merekam data

tentang keadaan yang dialami responden sendiri, kemudian semua

alternatif jawaban yang harus dijawab responden teleh disediakan dalam

angket tersebut.12

Metode angket memiliki beberapa kelebihan,13 yaitu

a. Membutuhkan biaya yang relative murah

b. Pengumpulan data lebih mudah, terutama untuk responden yang

terpencar-pencar.

c. Walaupun sampel relatif besar, pelaksanaannya dapat dilakukan

serempak.

d. Hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat.

Sedangkan untuk menilai jawaban dari angket yang telah disebar dan

dijawab oleh responden, peneliti menggunakan skala Likert. Skala likert


11
Ibid, hal 142-144.
12
Bungin, Metodologi, hal. 133.
13
Ibid, hal 135
57

digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian fenomena

social ini telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya

disebut sebagai variable penelitian.

Dengan skala likert setiap instrument yang menggunakan skala

Likert memepunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.

Dalam pnelitian ini menggunakan skala likert dalam bentuk checklist,

yakni dengan menggunakan tanda (√) untuk setiap jawaban yang dipilih.

Gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Selalu atau sangat setuju diberi skor 5

2. Sering atau setuju diberi skor 4

3. Kadang-kadang atau ragu-ragu diberi skor 3

4. Jarang atau kurang setuju diberi skor 2

5. Tidak pernah atau sangat tidak setuju diberi skor 1

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi pada intinya adalah metode yang digunakan

untuk menelusuri data historis. Sebaian data yang tersedia adalah

bebrbentuk surat-surat, catatan harian, dokumen, laporan dan lain

sebagainya.

Beberapa data yang akan diambil oleh penenliti dengan

menggunakan teknik dokumentasi adalah:

a. Profil sekolah.

b. Keadaan Guru dan


58

c. Keadaan Siswa.

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan

orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek

alam lain.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono yang mengutip pendapat Sutrisno Hadi

(1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.14

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila,

penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan dataa, observasi dapat

dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan

non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang

digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur

dan tidak terstruktur.15

a) Observasi Berperan serta ( participant observation)

14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R n D, h.145
15
Ibid.
59

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan

apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan dukanya.

Dengan observasi perticipant

b) Observasi Nonparticipan

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan

aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi

nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen. Observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan

data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna

adalah nilai-nilai di balik perilaku yang tampak, yang terucapkan

yang tertulis.16

1) Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan

dimana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila

peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan

diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan

instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya.17

2) Observasi Tidak Terstruktur

16
Ibid, h. 146
17
Ibid
60

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak

diarsipkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang

apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti

tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya

berupa rambu-rambu pengamatan.

D. Instrumen Penelitian

1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah-masalah

variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan

memudahkan dalam mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk

memahami dan memudahkan dalam menafsirkan banyak teori yang ada

dalam penelitian ini, maka akan ditentukan beberapa definisi konseptual

yang berhubungan dengan yang akan diteliti, antara lain:

a) Tingkat Pendidikan

Sudjarwo dan Basrowi menjelaskan Jenjang pendidikan adalah

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan yang dikembangkan.18

b) Partisipasi Politik

18
Sudjarwo dan Basrowi , Pranata dan Sistem Pendidikan., op.cid, h: 35-36.
61

Samuel P.Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy

Choice: Political Participation in Developing Countries dalam

Miriam Budiardjo(1994) :

“partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang

bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk

mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah.

Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir

atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan

kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif

(Bypolitical participation we mean activity by private citizens

designed to influence government decision-making.

Paticipation may be individual or collective, organized or

spontaneous, sustained or sporadic, peacful or violent, legal or

ilegal, effective or ineffective.19

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diukur. Dengan melihat definisi operasional suatu penelitian,

maka seorang peneliti akan dapat mengetahui suatu variabel yang akan

diteliti.

3. Penguji Validitas dan Reabilitas Instrumen

19
Prof. Miriam Budiardjo, Demokrasi Di Indonesia., op, cid, h: 184
62

Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid

dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat

mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

a) Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment, sebagai berikut:

rxy = N ∑XY – (∑X) (∑Y)


2 2 2 2
√ (N∑X – (∑X) ) (N∑Y – (∑Y) )

Keterangan20:

rxy = koefisien korelasi antara x dan y

X = jumlah skor dari masing-masing (faktor yang mempengaruhi)

Y = jumlah skor dari seluruh (skor total)

n = banyaknya variabel sampel yang dianalisis

Validitas dari masing-masing item diketahui dengan r hitung yang

dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk 248 responden dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai sebesar 0,1246. Bila

dibandingkan dengan nilai r hitung lebih besar dari r table, artinya

semua item pertanyaan adalah valid.

b) Uji Reliabilitas
20
Prasetya Irawan, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk Ilmu-
Ilmu Sosial, DIA Fisip UI, Jakarata, 2007, h: 250.
63

Suatu instrument pengukuran dikatakan reliabel jika pengukuran

konsisten dan akurat. Jadi uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk mencari reabilitas

keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang

diperoleh menggunakan rumus Koefisiensi Alfa (Cronbach) yaitu:

r11 = [ ][1- ]

keterangan 21 :

Rumus Varians =

R11 : reliabilitas instrument/koefisien alfa

K : banyaknya butir soal

Ʃ : total variasi

: nilai variasi tiap-tiap butir

N : jumlah responden

E. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh peneliti menggunakan dua

langkah. Pertama adalah untuk mendeskripsikan data (melalui penentuan nilai

Range/jangkauan, banyaknya kelas, interfal kelas, dan frekuensi relatif,diukur

juga pemusatan data melaui Mean, Median dan Modus)

21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, PT
Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm: 196.
64

Langkah kedua adalah uji hipotesis (melalui pencarian nilai korelasi

dengan rumus Korelasi Product Moment, Signifikansi Korelasi dan dilengkapi

dengan Regresi dan Koefisien Determinasi)22

1. Koefisien Korelasi.

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui derajat keeratan

hubungan antar variable. Semakin tinggi korelasi antar variable makin

berdekatan kedudukan variable tersebut. Untuk mencari koefisien korelasi

apat digunakan rumus23 :

r xy =
∑ xy
√¿ ¿ ¿

rxy = Koefisien korelasi

∑ xy = Jumlah hasil kali antara deviasi skor-skor X dan deviasi


skor-skor Y

∑ x 2 = Jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor X


∑ y2 = Jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor Y
atau
N ∑ xy−( ∑ x ) ( ∑ y)
r xy =
√¿¿¿

∑ xy = Jumlah hasil kali antara skor asli X dan Y


∑ x 2 = Jumlah kuadrat dari skor asli variabel X
∑ y2 = Jumlah kuadrat dari skor asli variabel Y
22
Subana, Mursetyo Rahadi, dkk, Statistik Pendidikan hal 137.
23
Op.Cithal. 146-148
65

Setelah nilai korelasi didapatkan maka dapat diketahui tingkat

hubungan antar variable tersebut melalui pedoman interpretasi korelasi

sebagai berikut24 :

Table. 1
Interfal Koefisien Korelasi.

Interfal Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Signifikansi Korelasi atau Uji Hipotesis

Untuk menguji signifikansi pengaruh antar variable yang

dikorelasikan, yaitu apakah korelasi yang ditemukan itu berlaku untuk

seluruh populasi maka perlu diuji signifikansinya.25 Sehingga hasil dari uji

tersebut dapat digunakan sebagai patokan apakah hipotesis alternative

(Ha) diterima atau ditolak. maka peneliti menggunakan kriteria pengujian

sebagian berikut :

24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 184
25
66

Jika thitung lebih besar dari ttabel makaHoditolak dan Haditerima.

Begitu pula sebaliknya Jikathitung lebih kecil dari ttabel maka Hoditerima

dan Haditolak.

Rumus menghitungthitung dan ttabel.

thitung= Uji signifikansi korelasi poroduct moment secara

praktis dapat langsung menkonsultasikan pada t table

product moment.26

ttabel = Langsung melihat taraf signifikansi melalui table

signifikasi Product Moment dengan taraf kesalahan 1% atau

5%

3. Regresi.

Regresi bertujuan mempelajari hubungan linier antara dua variable.

Model regresi linier sederhana adalah y = a + bx, dimana y variable tak

bebas, x variable bebas, a adalah penduga bagi intersap, dengan kata lain

regresi dapat digunakan untuk membuat prediksi, misalkan jika variable X

ditingkatkan ke tingkat tertentu maka sampai mana perubahan yang terjadi

pada variable Y.

b adalah penduga bagi koefisien regresi.

a¿
∑ Y −b ∑ X =Y - b X
N

∑ xy
b=
∑ X2
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 185.
67

N = Jumlah sampel

Y = rata-rata Y

X = rata-rata X

4. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasiadalah untuk mengetahu seberapa besar suatu

variable mempengaruhi variable lain dalam ukuran Persen (%) , Rumusnya

adalah :27

Koefisien Determinasi = Koefisien Korelasi2 X 100

F. Jadwal Penelitian

Pada umumnya penelitian kuantitatif memerlukan waktu yang relative

singkat, antara 2 sampai 3 bulan. Berikut jadwal penelitian yang peneliti

rencanakan.

Table. 2
Jadwal Penelitian

Minggu Ke-

NO JENIS KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1 Melakukan survei awal
(grand tour)
2. Penyusunan proposal,
diskusi dan seminar

27
Subana, Mursetyo Rahadi, dkk, Statistik Pendidikan hal 137
68

proposal
3. Pengujian instrument

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
4. Pengumpulan data
menggunakan angket dan
dokumentasi
5. Melakukan analisis data
6. Menyusun laporan dan
bimbingan
7. Penyimpulan laporan
8. Ujian munakasyah Berdasarkan kalender STAI Yasni

9. Wisuda Muara Bungo

Anda mungkin juga menyukai