Anda di halaman 1dari 5

Penerapan Permainan Dakon dalam Mengenalkan Konsep Bilangan pada

Anak Kelompok A
Nur Fikriyatul khasanah
Sri Setyowati
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136). (nufishah01@gmail.com) (trinilbrow@hotmail.com)

Abstract: this research is a qualitative descriptive study type. This study was conducted to describe the
application of dakon game in introducing the concept of numbers to A group children. The subject were
taken are 15 A group children’s in TK Dharma Wanita Persatuan Randuagung Kebomas Gresik. The
results of research in introducing the concept of numbers in counting activities with pointed objects 1-10
and make the sequence numbers 1-10 are very good.
Keyword: Introducing the concept of numbers, dakon game

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi deskriptif. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan penerapan permainan dakon dalam mengenalkan
konsep bilangan kepada anak kelompok A. Subjek yang diambil 15 anak kelompok A di TK Dharma
Wanita Persatuan Randuagung Kebomas Gresik. Hasil penelitian dalam mengenalkan konsep bilangan
pada kegiatan membilang dengan menunjuk benda 1-10 dan membuat urutan bilangan 1-10 dengan
benda sangat baik
Kata kunci: mengenalkan konsep bilangan, permainan dakon

Usia dini merupakan periode awal yang merupakan jawaban yang nyata bagi
paling penting dan mendasar dalam tumbuhnya generasi unggul.
sepanjang rentang pertumbuhan serta Dalam dunia anak, bermain
perkembangan yang disebut dengan the mempunyai arti yang sangat penting karena
golden age atau periode keemasan ( Wiyani salah satu pendekatan pembelajaran di TK
dan Barnawi, 2012:32). Rentang anak usia adalah belajar sambil bermain dan bermain
dini dari lahir sampai usia enam tahun sambil belajar. Bermain merupakan dunia
adalah usia kritis sekaligus strategis dalam yang penuh semangat apabila terkait dengan
proses pendidikan dan dapat mempengaruhi suasana yang menyenangkan (Susanto,
proses serta hasil pendidikan seseorang 2011:4). Dalam bermain anak-anak tidak
untuk mengembangkan setiap aspek hanya sekedar mendapat kegembiraan.
perkembangannya. Untuk membantu Tetapi, anak-anak tengah belajar dan
mengembangkan setiap aspek perkembangan mempelajari banyak sekali pengetahuan.
sesuai dengan tahapan bukan hanya orang Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak
tua saja yang berperan penting tetapi guru untuk secara aktif terlibat dengan
juga mempunyai peran untuk mengarahkan lingkungan, untuk bermain dan bekerja
anak didiknya sebagai generasi yang unggul, dalam menghasilkan suatu karya, serta untuk
karena kemampuan anak tidak akan tumbuh memenuhi tugas-tugas perkembangan
dengan sendirinya tanpa bantuan guru. kognitif lainnya. Selama bermain, anak
Suasana penuh kasih sayang, menerima anak menerima pengalaman baru, memanipulasi
apa adanya, menghargai potensi anak, bahan dan alat, berinteraksi dengan orang
memberi rangsangan untuk segala aspek lain dan mulai merasakan dunia mereka.
perkembangan anak, baik secara kognitif, Banyak jenis permainan yang ada di
afektif, maupun psikomotrik, hal tersebut masyarakat dari permainan yang murah
1
Khasanah, Penerapan Permainan Dakon Dalam Mengenalkan Konsep Bilangan Pada Anak 2
Kelompok A

sampai dengan yang mahal, yang modern dalam jam dinding, kalender dan lain-lain.
sampai dengan yang tradisional. Oleh karena itu, dibutuhkan konsep bilangan
Media pembelajaran atau biasa dalam pengenalan bilangan terhadap anak.
disebut dengan Alat Permainan Edukatif Pendekatan dengan menggunakan
( APE), bagian yang tidak bisa terpisahkan media yang nyata harus secara intensif
dalam pembelajaran anak di TK. Alat dilakukan ditingkat awal pada anak, sebelum
permainan dapat membuat pembelajaran anak memasuki tingkat pengenalan konsep
anak lebih efektif dan menyenangkan bilangan.
sehingga berbagai potensi. Menurut Suyadi Berdasarkan pengamatan di TK
( 2010:290) mengatakan bahwa Alat Dharma Wanita Persatuan Randuagung
Permainan Edukatif (APE) adalah aktivitas Kebomas Gresik Kelompok A khususnya
anak yang menggunakan benda, bahan, kelompok A3 selama kegiatan observasi
ataupun instruksi, dan teknik yang dapat yang dilaksanakan tanggal 21 November
merangsang anak untuk belajar. sampai 12 Desember 2014 khususnya dalam
Permainan merupakan suatu kegiatan membilang bilangan 1-10 anak
pengalaman yang penting bagi sudah baik untuk melakukanya. Namun pada
perkembangan mental anak sepenuhnya. kegiatan mengenal konsep bilangan hanya
Permainan yang digunakan untuk terdapat 75% dari 23 anak yang kurang
meningkatkan kemampuan mengenal mampu, ini terbukti pada saat guru
konsep bilangan 1-10 untuk usia 4-5 tahun memberikan sebuah media yang diharuskan
dengan menggunakan permainan tradisional anak membilang sesuai dengan urutan anak
yaitu permainan dakon atau congklak, masih belum mampu melakukannya. Hal
karena dalam permainan congklak anak tersebut disebabkan oleh penggunaan media
harus memasukkan kerang satu persatu yang kurang maksimal.
kedalam lubang dakon yang ada dan situ Berdasarkan uraian diatas maka
anak diminta untuk menghitung berapa rumusan masalah penelitian ini yaitu
banyak kerang/biji yang ada disetiap lubang penerapan permainan dakon dalam
dakon. mengenalkan konsep bilangan pada anak
Cara bermain untuk menerapkan kelompok A di TK Dharma Wanita
permainan dakon yang digunakan untuk Persatuan Randuagung Kebomas Gresik
mengenalkan konsep bilangan adalah setiap sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
anak mendapatkan satu alat permainan mendeskripsikan Penerapan Permainan
dakon, mangkuk yang berisi 53 biji dakon. Dakon Dalam Mengenalkan Konsep
Lalu anak mengisi setiap lubang dakon Bilangan Pada Anak Kelompok A di TK
sesuai dengan urutan bilangan. Apabila di Dharma Wanita Persatuan Randuagung
dalam mangkuk masih tersisa biji dakon, Kebomas Gresik.
maka anak membilang kembali biji dakon Berdasarkan Menurut Yuliyati
disetiap urutan lubang. ( 2014:63) Dakon dikenal juga dengan
Dalam penggunaan metode bermain sebutan congklak. Permainan tradisional ini
khususnya permainan dakon pada anak usia identik dengan permainan anak perempuan
4-5 tahun guru harus memasukkan unsur- karena anak-anak perempuanlah yang
unsur pengetahuan yang harus diketahui banyak memainkanya.
anak sejak dini. Salah satunya adalah Belajar terdiri dari pembentukan
pemahaman tentang konsep bilangan, karena konsep bilangan yang merupakan
dalam kehidupan sehari-hari anak pasti akan perwujudan gagasan abstrak dalam bentuk
bertemu dengan bilangan yang terdapat fisik yang berbeda. Anak-anak membentuk
Khasanah, Penerapan Permainan Dakon Dalam Mengenalkan Konsep Bilangan Pada Anak 3
Kelompok A

konsep bilangan melalui tiga tahap khususnya A3 untuk mengetahui penerapan


berdasarkan Bruner ( dalam Runtukahu & permainan dakon dalam mengenalkan
Kandou, 2014:69), yaitu Tahap enaktif ( konsep bilangan pada anak kelompok A
belajar melalui benda konkret memberikan khususnya A3. Selain itu, pengumpulan data
anak material yang nyata untuk disentuh dan juga menggunakan teknik dokumentasi.
diungkapkan melalui kemampuan verbal Teknik analisis yang digunakan dalam
anak), Tahap ikonik (belajar menggunakan penelitian ini adalah data reduction (reduksi
gambar yang memperlihatkan anak pada data), data display (penyajian data) dan juga
gambar-gambar yang mewakili konsep conclusion drawing or verivication
bilangan). Tahap simbolik ( belajar belajar (penarikan kesimpulan atau verivikasi)
dengan lambang atau simbol yaitu (Sugiyono, 2013:247).
memperkenalkan simbol-simbol yang
mewakili konsep berhitung menggunakan HASIL
simbol jika pembelajaran yang dilakukan Dari hasil observasi, wawancara dan
tidak memungkinkan untuk menggunakan dokumentasi yang dilakukan, diperoleh hasil
benda konkret). penelitian yaitu pada saat guru sebelum
menerapkan permainan dakon dalam
METODE mengenalkan konsep bilangan guru
Penelitian ini menggunakan pendekatan memberikan stimulasi kemampuan
studi deskriptif kualitatif yaitu penelitian membilang dengan menggunakan permainan
kualitatif hasilnya bersifat obyektif yaitu dakon dengan indikator membilang dengan
suatu gambar atau kata-kata yang akan menunjuk benda sampai 10 yaitu pada
memberikan gambaran penyajian laporan kriteria sangat mampu terdapat 5 anak
penelitian (Sukandarrumidi, 2002:113). dipertemuan pertama, lalu dipertemuan
Penelitian ini dilakukan untuk kedua terdapat 8 anak, dipertemuan ketiga
mendeskripsikan penerapan permainan terdapat 11 anak, dipertemuan keempat
dakon dalam mengenalkan konsep bilangan terdapat 14 anak. Lalu pada krtiteria mampu
pada anak kelompok A tersebut. dipertemuan pertama 6 anak, dipertemuan
Subyek penelitian adalah kelompok A kedua 4 anak, dipertemuan ketiga 3 anak,
yang berjumlah 23 anak. Peneliti hanya dipertemuan keempat tidak ada. Selanjutnya
mengambil 15 anak, dimana 15 anak ini Pada kriteria cukup mampu terdapat 4 anak
dipilih berdasarkan pertimbangan dan dipertemuan pertama, 2 anak dipertemuan
perkembangan di kelas yaitu anak yang kedua, dipertemuan ketiga tidak ada, dan 1
termasuk sangat mampu, mampu, cukup anak dipertemuan keempat. Dan pada
mampu, dan anak yang termasuk kurang kriteria kurang mampu tidak ada
mampu mengenal konsep bilangan. Teknik dipertemuan pertama, dipertemuan kedua
pengumpulan yang digunakan adalah terdapat 1 anak, dipertemuan ketiga terdapat
observasi, wawancara dan dokumentasi. 1 anak, dan dipertemuan keempat tidak ada.
Jenis observasi yang dilakukan adalah Penerapan permainan dakon dalam
obesrvasi partisipasi pasif. Observasi yang mengenalkan konsep bilangan dengan
dilakukan pada minggu kedua awal semester indikator pertama menggunakan membilang
2. dengan menunjuk benda sampai 10 yaitu
Teknik pengumpulan selanjutnya adalah pada kriteria sangat mampu terdapat 4 anak
wawancara dengan jenis wawancara dipertemuan pertama, dipertemuan kedua
terstruktur. Wawancara dilakukan kepada terdapat 6 anak, dipertemuan ketiga terdapat
kepala TK dan guru kelas kelompok A 11 anak, dipertemuan keempat terdapat 14
Khasanah, Penerapan Permainan Dakon Dalam Mengenalkan Konsep Bilangan Pada Anak 4
Kelompok A

anak. Lalu pada kriteria mampu terdapat 5 konsep bilangan anak-anak menggunakan
anak dipertemuan pertama, dipertemuan LKA untuk menulis angka 1-10, membilang
kedua terdapat 6 anak, dipertemuan ketiga benda dan mengurutkan bilangan. Namun
terdapat 11 anak, dipertemuan keempat tidak pada akhir semester 1 dan awal semester 2
ada. Selanjutnya pada kriteria cukup mampu guru menggunakan metode bermain dengan
terdapat 3 anak dipertemuan pertama, permainan dakon untuk mengenalkan
dipertemuan kedua terdapat 5 anak, konsep bilangan 1-10 sekaligus
dipertemuan ketiga terdapat 1 anak, memperkenalkan permainan tradisional
dipertemuan keempat terdapat 1 anak. Dan kepada anak-anak. Dengan menggunakan
pada kriteria kurang mampu terdapat 3 anak metode bermain ini proses pembelajaran
dipertemuan pertama, dipertemuan kedua akan lebih menyenangkan, anak tidak cepat
terdapat 1 anak, dipertemuan ketiga dan bosan dan antusias anak kepada permainan
keempat tidak ada. dakon ini tinggi.
Penerapan permainan dakon dalam Hasil penelitian dari kemampuan
mengenalkan konsep bilangan dengan membilang yang dipilih oleh guru secara
indikator kedua menggunakan membuat acak pada pertemuan 1 sampai 4 dimana
urutan bilangan 1-10 dengan benda yaitu anak-anak sudah mampu beradapatasi
pada kriteria sangat mampu terdapat 4 anak dengan baik dengan permainan dakon yang
dipertemuan pertama, dipertemuan kedua setiap pertemuannya menunjukkan
terdapat 6 anak, dipertemuan ketiga terdapat perubahan.
11 anak, dipertemuan keempat terdapat 14 Pada saat sebelum guru menerapkan
anak. Lalu pada kriteria mampu terdapat 7 permainan dakon untuk mengenalkan
anak dipertemuan pertama, dipertemuan konsep bilangan pada kelompok A3, guru
kedua terdapat 8 anak, dipertemuan ketiga kelas memperkenalkan permainan
terdapat 5 anak, dipertemuan keempat tidak tradisional yaitu dakon kepada anak
ada. Selanjutnya pada kriteria cukup mampu kelompok A khususnya A3. Guru kelas
terdapat 3 anak dipertemuan pertama, menjelaskan bagian-bagian papan dakon,
dipertemuan kedua terdapat tidak ada, biji dakon dan cara bermain dakon yang
dipertemuan ketiga dan keempat terdapat 1 dibuat lebih mudah untuk anak. Setelah itu
anak. Dan pada kriteria kurang mampu guru menerapkan permainan dakon untuk
terdapat 1 anak dipertemuan pertama, mengetahui kemampuan anak khususnya
dipertemuan kedua terdapat 1 anak, dan dalam bidang kognitif.
dipertemuan ketiga dan keempat tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian,
kemampuan yang dimiliki anak berbeda-
PEMBAHASAN beda karena kemampuan mengingat,
Dalam kegiatan mengenal konsep kemandirian, dan suasana hati yang
bilangan pada anak kelompok A khususnya menyebabkan anak kurang memahami
kelompok A3 dalam kegiatan membilang ini konsep bilangan, namun pada saat guru
membutuhkan perhatian khusus. Banyak menggunakan media lain dengan metode
anak yang bisa mengucapkan bilangan 1-10 yang berbeda seperti permainan dakon
bahkan lebih dengan benar, namun pada saat perkembangan anak sangat cepat khususnya
anak guru mengaplikasikan untuk dalam mengenal konsep bilangan 1-10
membilang dengan menunjuk benda 1-10 bahkan ada yang lebih dari 10.
menggunakan benda konkrit belum tentu Hasil penelitian pada Penerapan
mampu karena pada saat proses Permainan Dakon dalam Mengenalkan
pembelajaran khususnya dalam mengenal Konsep Bilangan pada anak kelompok A
Khasanah, Penerapan Permainan Dakon Dalam Mengenalkan Konsep Bilangan Pada Anak 5
Kelompok A

membuktikan kebenaran Peraturan Menteri Saran


Pendidikan Nasional Republik Indonesia Berdasarkan dari hasil penelitian
Nomor 58 Tahun 2009 untuk kelompok A yang didapatkan, saran yang dapat diberikan
dalam mengenalkan konsep bilangan anak adalah untuk guru TK dan peneliti
dapat membilang dengan menunjuk benda selanjutnya dapat menerapkan permainan
1-10 dan membuat urutan bilangan 1-10 dakon sabagai salah satu alat bantu
dengan benda. Hasil penelitian ini juga penyampaian materi pada saat proses
mendukung pendapat Achroni ( 2012:65) pembelajaran, guru dan peneliti dapat
yang mengatakan bahwa manfaat dakon memodifikasi cara bermain sesuai dengan
adalah bukan hanya sebagai memberikan aspek perkembangan yang akan dinilai.
kegembiraan anak, melatih kemampuan
motrik halus anak tetapi dalam permainan DAFTAR RUJUKAN
dakon ini juga dapat mengembangkan
kemampuan berhitung anak yang belum bisa Achroni, keen. 2012. Mengoptimalkan
mengenal konsep bilangan. Dengan begitu Tumbuh Kembang Anak Melalui
pembelajaran yang menyenangkan sehingga Permainan Tradisional.
anak tidak cepat bosan perlu dilakukan oleh Yogyakarta: Javalitera
guru untuk meningkatan kemampuan anak Runtukahu, J Tombokan dan Kandou,
yang selam ini hanya menggunakan media Selpius. 2014. Pembelajaran
belum konkrit. Matematika Dasar Bagi Anak
Alat permainan dakon yang Berkesulitan Belajar. Yogyakarta:
diberikan oleh TK untuk proses AR-Ruzz Media.
pembelajaran adalah setiap kelas Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
menyediakan 5 alat permainan dakon, selain Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D.
itu TK juga memberikan kebebasan kepada Bandung: Alfabeta
setiap guru untuk membuat pembelajaran Sukandarrumidi. 2002. Metodologi Penlitian
yang menyenangkan dengan alat permainan Kualitatif Praktis Untuk Peneliti
dakon tersebut sesuai dengan aspek Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada
perkembangan yang akan dinilai. University Press
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak
SIMPULAN DAN SARAN Usia Dini Pengantar dalam
Simpulan Berbagai Aspeknya.Jakarta:
Kesimpulan dari penelitian ini adalah PrenadaMedia
Penerapan Permainan Dakon di TK Dharma Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD.
Wanita Persatuan Randuagung Kebomas Yogyakarta: Pedagogia
Gresik, untuk pengenalan konsep bilangan Farida, Yuliyati. 2014. Meningkatkan Penguasaan
dalam kegiatan membilang dengan Konsep Bilangan pada anak tunarungu
menunjuk benda 1-10 dan Membuat urutan melalui permainan dhakon, ( online), vol
bilangan 1-10 dengan benda sangat baik. 9.No.2.(http://publikasiilmiah.ums.ac.id/han
Terbukti dari jumlah 23 anak pada dle/123456789/4827), diakses 07 Juli 2014.
kelompok A3, subjek yang diambil 15 anak Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. 2012.
dengan kriteria penelitian sangat mampu, Format PAUD Konsep,
mampu, cukup mampu, dan kurang mampu Karekteristik, & Implementasi
dalam membilang dan membuat urutan Pendidikan Anak Usia Dini.
bilangan mengalami peningkatan dalam Yogyakarta: ARR-Ruzz Media.
setiap pertemuan yang diberikan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai