Anda di halaman 1dari 8

Nama : Maeta Sari

Npm : 2011070068

Kelas : c/5

METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan penelitian

A.Mengembangkan Aspek Kognitif Anak Usia Dini Melalui Melalui Media Ulat Angka

Nola Sanda Rekysika, Masa usia dini adalah masa penting dan krusial bagi setiap manusia.
Haryanto Haryanto (2018) Kognitif anak berkembang pesat melalui rangsangan di sekitar
mereka. Lingkup perkembangan kogntif pada anak usia 5-6 tahun
terdiri dari pengetahuan umum dan sains serta matematika. Oleh
sebab itu tidak jarang apabila di PAUD, anak sudah diajarkan
membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Ada berbagai cara
dalam mengembangkan kemampuan mengenal dan memahami
konsep angka dengan cara yang menyenangkan bagi anak, salah
satunya dapat dilakukan dengan menggunakan alat permainan
edukatif (APE) ular tangga. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam pemahaman
konsep bilangan melalui media pembelajaran ular tangga bilangan.
(Talizaro, 2018). Salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif
anak yaitu menggunakan media bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses
pembelajaran yangdapat membantu guru untuk mempermudah
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang
Media pembelajaran juga terdapat jenis-jenis media yaitu media
visual, media audio dan media audio visual.
(Handayani, 2015). Salah satu media permainan yang dapat mengembangkan
perkembangan kognitif anak yaitu media permainan ular tangga.
Media Permainan ular tangga merupakan salah satu alternatif
permainan yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini,
terutama untuk mengembangkan kemampuan kognitif.
Permainan ular tangga ini diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan kognitif anak karena pada papan permainan ini
menggunakan angka, sehingga anak dapat belajar mengenal angka
dan berhitung selama proses bermain. Sehingga secara tidak
langsung kemampuan anak juga berkembang melalui permainan
tersebut.
(Indriasih, 2016). Media permainan ular tangga dapat digunakan untuk
membantu semua aspek perkembangan anak. Permainan ular
tangga dapat diberikan untuk anak usia 5-6 tahun dalam rangka
menstimulasi berbagai perkembangan salah satunya yaitu aspek
kognitif. Keterampilan kognitif matematika yang terstimulasi
yaitu menyebutkan urutan bilangan, mengenal lambang bilangan
dan konsep bilangan
(Nurhayati, 2011), Adiarti menurut Piaget anak sudah mampu untuk mengklasifikasikan
(2009) angka-angka atau bilangan meskipun masih harusbanyak
menggunakan benda atau objek yang konkret seperti alat
peraga. Selama ini metode yang digunakan oleh guru kelas III
di SDN Guminingrejo hanya sebatas metode ceramah,
pemberian tugas dan tanpa menggunakan alat peraga. Salah
satu alat peraga yang bisa digunakan selama proses pembelajaran
adalah dengan menggunakan alat permainan edukatif seperti Ular
Tangga Matematika. Adiarti (2009) berpendapat bahwa bermain
akan lebih baik bila kegiatanyang dilakukan anak memiliki
muatan edukatif, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat
mengembangkan semua aspek perkembangan anak.
(Moch Chabib, 2017) Permainan ular tangga merupakan media yang efektif untuk
meningkatkan daya serap dan pemahaman siswa terhadap
pelajaran, khususnya pembahasan yang sulit diterima tanpa
perantara media. Hal ini membuktikan bahwa media permainan
ular tangga dapat membantuguru dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
(Rifqi Fatihatul Karimah, ermainan ular tangga dapat dijadikan sebagai media
2014) pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Siswa akan
cenderung tertarik mengikuti proses pembelajaran.
Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa.
Siswa yang aktif dalam permainan ular tangga dapat
menemukan sendiri konsep materi yang sedang dipelajari, sebab
metode dalam permainan ulartangga dipadukan dengan diskusi
kelompok. Dalam diskusi kelompok ini siswa diberikan suatu
permasalahan yang berkaitan dengan materi dalam kehidupan
sehari-hari.
(Anggani Sudono, 2000: 3) Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahn
tersebut adalah dengan mengintegrasikan permainan dalam sebuah
pembelajaran mengatakan bahwa belajar dengan bermain
memberikan kesempatan pada anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi,
mempraktekkan dan mendapatkan bermacam- macam konsep serta
pengertian yang tak terkira banyaknya dan disinilah proses
pembelajaran terjadi. Hal ini dapat dimanfaatkan guru untuk
membuat media pembelajaran dengan permainan, yang dapat
menciptakan kesenangan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Ular yangga merupakan salah satu permainan yang
dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Permainan ini sering
disebut dengan “Utang”. Utang merupakan singkatan nama sebuah
permainan. Huruf “U” yang artinya Ular dan kata “tang” yang
berarti tangga
Woolfok (2007) mengungkapkan secara umum bahwa media permainan ular tangga
dapat diberikan untuk anak usia 5- 6 tahun dalam rangka
menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti kognitif,
bahasa dan sosial. Keterampilan sosial yang dilatih dalam
permainan ini di antaranya kemauan mengikuti dan mematuhi
aturan permainan, bermain secara bergiliran. Keterampilan kognitif-
matematika yang terstimulasi yaitu menyebutkan urutan bilangan,
mengenal lambang bilangan dan konsep berhitung.
Cahyo (dalam Laelasari, mengemukakan bahwa "Dengan bermain ular tangga, otak kiri anak
2012 akan diasah untuk menghafal nomor, belajar berhitung
(menjumlah), mengenal angka, mengurutkan langkah, dan lain-
lain". Oleh karena itu, dengan permainan ular tangga dapat
meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang
bilangan.
Arikunto 2010 Permaianan dengan mediaular tangga adalah permainan yang
dapat memberikan motivasiatau dorongan belajar kepada
anaksehinggaanakdapat melakukan kegiatan belajar lebih
menyenangkan bagi anakdengan menghitung kotak-kotak pada
papan dan dengan melempar mata dadu terlebih dahulu.
Nisa & Suryani (2015) ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang
dimainkan oleh 2 orang atau lebih. Tidak ada papan permainan
standar dalam ular tangga, setiap orang dapat menciptakan
papan mereka sendiri dengan jumlah kotak ular dan tangga
yang berlainan
Rekysika dan Haryanto mengungkapkan bahwa media pembelajaran ular tangga bilangan
(2019 untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia 5-6 tahun
berkembang sangat baik pada 22 anak yang berusia 5-6 tahun.
Maknunah. 2012) Media ular tangga dapat membuat siswa lebih aktif dan merasa
tidak jenuh ketika belajar, karena pada aplikasinya media ular
tangga dikombinasikan dengan bermain. Permainan sebagai media
pendidikan sangat dianjurkan oleh para ahli psikologi karena sangat
bermanfaat bagi perkembangan kogntif dan kreatifitas anak didik
Ular tangga merupakan permainan papan untuk anak-anak yang
dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan dibagi
dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah
“tangga” atau “ular” yang menghubungkan dengan kotak lainnya.
Permainan ini diciptakan pada tahun 1870. Disamping itu
permainan ini mengunakan dadu. Dadu adalah sebuah objek kecil
yang umumnya berbentuk kubus digunakan untuk menghasilkan
angka atau simbol acak, dan biasa digunakan dalam berbagai
permainan anak-anak
Reksyika (2019: 56-61) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Ular Tangga Bilangan
menghasilkan perubahan yang signifikan dari sebelum perlakuan
dengan di akhir perlakuan. Salah satu tujuan dari pengembangan
Alat permainan edukatif ular tangga bilangan ini sudah memenuhi
persyaratan
Zaman, dkk (2007: 6) terdapat syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. syarat
edukasi, yaitu untuk menunjang tujuan-tujuan pembelajaran dan
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Syarat teknis yaitu
memperhatikan hal-hal yang teknis seperti pemilihan bahan,
fungsinya, keawetan, kekuatan dan juga diperuntukkan untuk
kegiatan pembelajaran individu, kelompok maupun klasikal. Syarat
estetika yaitu menyangkut unsur keindahan seperti kombinasi
warna, desain pemilihan ilustrasi dan karakter yang serasi dan
menarik perhatian anak.
(Isnawati, 2009:127) Jenis permainan yang sekaligus dapat dijadikan sebagai sarana
mengajari anak dalam mengenal lambang bilangan yaitu permainan
ular tangga. Permainan ular tangga adalah salah satu permainan
tradisional yang dapat memudahkan anak untuk memahami konsep
matematika salah satunya mengenal lambang bilangan. Dengan
bermain ular tangga anak sudah belajar mengenal angka tanpa
merasa takut, karena media ular tangga terdapat angka-angka serta
gambar yang dapat menarik perhatian untuk memainkannya.
Sehingga tetap pada suasana bermain anak juga akan belajar
mengenal lambang bilangan.
Askalin (2013:46) menjelaskan bahwa permainan ular tangga adalah permainan
menggunakan 3 peralatan, yaitu dadu, bidak, dan papan ular
tangga. Dadu berfungsi sebagai penentu langkah setiap ssat bidak.
Bidak adalah pion yang akan dijalankan oleh pemain. Sedangkan
papan ular tangga berupa kotak-kotak bergambar terdiri atas 10
baris dan 10 kolom dengan diberi nomor 1 hingga 100. Pada kotak
bergambar itu terdapat gambar ular dan tangga.
Sriningsih (Chayono, 2017: menjelaskan bahwa ular tangga dapat diberikan untuk menstimulasi
425) beberapa keterampilan pada anak, salah satunya adalah
keterampilan koginitif-matematika dalam menyebutkan urutan
bilangan, mengenal lambang bilangan, dan konsep bilangan.
Baiquni (2016) permainan “Ular Tangga Matematika”. Metode permainan ini
mengajak peserta didik untuk dapat melatih daya ingat dan
kemampuan berpikir kritis. Metode ini merupakan penyajian
materi dan latihan yang dibuat menyenangkan sehingga peserta
didik tertarik dan dapat memfokuskan energi pada
pembelajaran.Dengan aktivitas yang menyenangkan akan
meningkatkan pemahaman konsep, prinsip, maupun prosedur
matematika peserta didik serta akan meninggalkan kesan
yang senantiasa akan diingat dalam jangka waktu yang relatif
lama.

Teknik sintesis Berbagai Sumber Rujukan mengenai Pengertian dan pendapat di atas :

Untuk melakukan sebuah sintesis secara manual terhadap berbagai pandangan tentang
mengembangkan kognitif melalui media ulat angka seperti yang dipaparkan di atas, kita perlu
membaca,memahami dan menganalisis sebuah informasi yang disampaikan oleh penulis yang
mereka kemukakan. Agar mempermudah melakukan itu bisa dilakukan dengan mengambil point-
point atau kata kunci yang digunakan oleh penulis dalam mengemukakan konsep mereka. Setiap
konsep yang mempunyai makna yang sama atau kurang lebih sama, kita boleh sintesiskan menjadi
sebuah ide, sehingga dalam melaporkan kita menghindari maklumat yang berulang. Dalam
melakukan sebuah penelitian ilmiah, sebenarnya yang diambil atau dikutip ialah sebuah ‘’ide’ yang
ditulis oleh penulis, dan seperti itulah prosesnya yang kita lakukan dalam mengambil berbagai ide
orang lain untuk dimasukkan ke dalam penulisan kita.
MENGEMBANGKAN ASPEK KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA ULAT ANGKA

A.Latar Belakang

Anak usia dini merupakan anak yang memiliki rentan usia 0-6 tahun, Masa Emas anak hanya terjadi
sekali dalam seumur hidup dan tidak bisa diulang. Padamasaini otak anak mengalami perkembangan
sangat cepat sepanjang kehidupannya, hal ini juga merupakan periode pertumbuhan serta
perkembangan otak paling cepat bagi seorang anak. Pendidikan Anak Usia Dini hendaknya lebih
mementingkan pembentukan kepribadian agar anak memiliki karakter yang baik, sesuai dengan umur
dan perkembangannya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan baik rohani maupun jasmani agar anak lebih siap dalam melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan anak usia dini berawal dari orang tua, keluarga, lingkungan sekitar, sekolah sehingga
dapat berkembang secara optimal. Dalam hal ini, pendidikan anak usia dini merupakan masa peka dan
masa emas dalam kehidupan anak. Yang mengisyaratkan bahwa semua pihak perlu memahami akan
pentingnya masa usia dini untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan. Dan atas dasar inilah,
penting sekiranya dilakukan pendidikan anak usiadini, dalam rangka memaksimalkan kemampuan dan
potensi anak. Untuk mewujudkan pendidikan anak usia dini yang baik harus didukung dengan
pengelolaan kelas yang baik . Dengan kata lain, seorang pendidik diharapkan mampu mengatur
pembelajaran dikelas sesuai dengan karakteristik dan keunikan peserta didik. Dan dalam hal ini,
diantara keunikan dan karakteristik anak usia dini ialah suka bermain dan bernyanyi.

Berhitung anak usia dini harus melalui beberapa tahapan yaitu mampu mengenal angka,
menyebutkan angka, dan mengurutkan angka yang pada akhirnya anak akan mampu melakukan
berhitung secara sederhana dan benar. Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan
kemampuan anak untuk mengenal simbol-simbol bilangan.

Mengenal lambang bilangan penting untuk dikembangkan karena merupakan dasar kemampuan
matematika pada anak. Anak dikatakan mengenal lambang bilangan dengan baik apabila anak tidak
sekedar menghafal lambang bilangan, akan tetapi telah mengenal bentuk dan makna dari bilangan
tersebut dengan baik. Oleh karena itu dalam mengenal konsep bilangan bagi anak, tidak hanya
menggunakan tampilan bahasa lisan saja tetapi harus diiringi dengan tampilan model/benda mainan
serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses pengenalan konsep bilangan. Media
pembelajaran yang digunakan untuk mengenalkan lambang bilangan bisa berupa benda tiruan atau
gambar dari materi yang akan disampaikan kepada anak. Salah satu media yang tepat dan menarik
untuk memudahkan anak dalam mengenal lambang bilangan adalah media belajar ulat angka. Media
belajar ulat angka akan sangat menyenangkan dan menarik perhatian anak dalam belajar mengenal
lambang bilangan1 sampai 10.

Permainan media belajar ulat angka dalam rangka menstimulasi berbagai pengembangan seperti
kognitif, bahasa dan social. Bermain ulat angka juga adalah suatu kegiatan bermain edukatif yang
digunakan dalam proses pembelajaran di TK. Dan permainan ini diperuntukkan untuk anak yang ber-
usia4- 6 tahun dalam mengenalkan konsep bilangan. Kegiatan bermain ini bisa dikatakan yakni
modifikasi karena dalam permainan ini media yang digunakan yaitu bilangan dengan gambar hewan
bertuliskan lambang bilangan. Dan media ulat angka juga dapat melatih kemampuan anak untuk
mengurutkan angka, belajar mengenali angka dan mempunyai kemampuan berhitung, ulat angka juga
bisa digunakan untuk pengajaran mengenal lambang bilangan atau angka bagi anak karena
menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarikrumusan masalah
sebagai berikut : “Bagaimana peningkatan kemampuan berhitunganak usia dini setelah diterapkannya
permainan ulat angka ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah “Peningkatan kemampuanberhitung anak
usia dini setelah diterapkannya permainan ‘’ulat angka ‘’

D. Kerangka Teori

Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai peran yang sangat penting dalam
merangsang perkembangan kognitif anak. Perkembangan yang harus dikembangkan dan distimulasi
pada anak usia dini yaitu dengan berbagai aspek perkembangan yang ada pada diri anak, misalnya
seperti aspek agama, aspekseni, aspek motorik, aspek sosial serta aspek kognitif atau intelektual. Dan
salah satu aspek yang harus dikembangkan yaitu aspek kognitif, karena aspek kognitif ialahsuatu
proses yang meliputi mengingat, pemecahan masalah, kemampuan berhitung dan juga pengambilan
keputusan. Dan dalam aspek kognitif terdapat bidang pengembangan yang harus dikembangkan oleh
anak usia dini salah satunya yaitu pemahaman pada bidang berhitung. Kemampuan berhitung pada
anak usiadini ialah upaya mengenal matematika yang berkenaan dengan sifat dan hubungan bilangan-
bilangan nyata dan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Namun, bagi anak usia dini dapat menjumlahkan atau menambahkan itu
sudah sangat baik (Romlah et al., 2016).

Pendapat NCTM dalam Carol dan Barbara 2008 : berhitung ialah merupakan landasan bagi pekerjaan
dini bagi anak-anak dengan bilangan. Pada umumnya anak usia empat tahun akan belajar nama-nama
bilangan tetapi tidak akan mampu menilai lambang-lambangnya. Namun pada usia lima tahun lebih
sering melakukan usaha untuk menetapkan nilai bilangan pada benda yang mereka hitung. Secara
umum pembelajaran di TK adalah untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga
pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang berikutnya
(Erlina, 2012).

Menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik Syastra bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu baik berupa fisik maupun teknis dalam proses pembelajaran yang dapat membantu guru
untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga memudahkan
pencapaian tujuan pembelajaranyang telah dirumuskan (Talizaro, 2018). Sementara itu Briggs dan
Sadiman berpendapat bahwa segala alat fisik yang dapat menyajikan peran serta merangsang siswa
untuk belajar. Misalnya, buku, film, kaset, film bingkai, gambar. Media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan semangat anak dan mempunyai keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi serta rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.

E. Metodologi penelitian

Metode yang saya gunakan dari penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengarahkan paradigma yang digunakan pada penelitian dalam
kajian pada setiap kasusnya . dalam penelitian ini saya menggunakan desain studi kasus yang lebih
banyak di minati, dan untuk penelitian kualitatif membutuhkan waktu yang cukup lama . penulisan
desain studykasus dapat memilih pendekatan kualitatif dalam mengembangkan studi kasusnya.
F.kajian penelitian

Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap penelitian-penelitian terdahulu, penelitian menemukan


penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, meskipun terdapat keterkaitan
pembahasan,penelitian ini masih sangat berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun beberapa
penelitian terdahulu tersebut yaitu :

1.penelitian dari Nola Sanda Rekysika, Haryanto Haryanto (2018) dengan judul ‘’upaya dalam
pengembangan kognitif menggunakan permainan ular tangga ‘’ hasil penelitian ini adalah masa usia
dini adalah masa penting dan krusial bagi setiap manusia. Kognitif anak berkembang pesat melalui
rangsangan di sekitar mereka. Lingkup perkembangan kogntif pada anak usia 5-6 tahun terdiri dari
pengetahuan umum dan sains serta matematika. Oleh sebab itu tidak jarang apabila di PAUD, anak
sudah diajarkan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Ada berbagai cara dalam
mengembangkan kemampuan mengenal dan memahami konsep angka dengan cara yang
menyenangkan bagi anak, salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan alat permainan
edukatif (APE) ular tangga. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak usia 5-6
tahun dalam pemahaman konsep bilangan melalui media pembelajaran ular tangga bilangan.

2.penelitian dari (Handayani, 2015) dengan judul ‘’Pengembangan Alat Permainan Edukatif Ular
Tangga Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Kelas III SDN Guminingrejo
Tikung Lamongan‘’ hasil penelitian ini adalah Salah satu media permainan yang dapat
mengembangkan perkembangan kognitif anak yaitu media permainan ular tangga. Media Permainan
ular tangga merupakan salah satu alternatif permainan yang tepat untuk diterapkan pada anak usia
dini, terutama untuk mengembangkan kemampuan kognitif. Permainan ular tangga ini diharapkan
dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak karena pada papan permainan ini menggunakan
angka, sehingga anak dapat belajar mengenal angka dan berhitung selama proses bermain.
Sehingga secara tidak langsung kemampuan anak juga berkembang melalui permainan tersebut.

3.penelitian dari (Isnawati, 2009:127) dengan judul ‘’upaya dalam mengenalkan bilangan pada anak
usia 5-6 tahun melalui permainan ular tangga’’ hasil penelitian ini adalah Jenis permainan yang
sekaligus dapat dijadikan sebagai sarana mengajari anak dalam mengenal lambang bilangan yaitu
permainan ular tangga. Permainan ular tangga adalah salah satu permainan tradisional yang dapat
memudahkan anak untuk memahami konsep matematika salah satunya mengenal lambang bilangan.
Dengan bermain ular tangga anak sudah belajar mengenal angka tanpa merasa takut, karena media
ular tangga terdapat angka-angka serta gambar yang dapat menarik perhatian untuk memainkannya.
Sehingga tetap pada suasana bermain anak juga akan belajar mengenal lambang bilangan.
Daftar pustaka

ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol.1, No.3, Februari 2022 ISSN: 2810-0581(online) Pengaruh
Media Permainan Ular Tangga Terhadap PerkembanganKognitifAnak Usia 5-6 Tahun Di Tk

Pengembangan Media Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan KemampuanBerhitung Siswa Ida
Yanti , Lalu Hamdian Affandi , Awal Nur Khalifatur RosyidahDOI: 10.29303/jipp.v6i3.280 Published:
2021-11-20 Issue: Vol. 6 No. 3(2021):November

Khadijah, 2018. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, Medan : PERDANAPUBLISHING. Kusmarni, Y.
(2012). Studi kasus. UGM Jurnal Edu UGM Press.

Prihastuti. 2009. Pengaruh Braingym dalam Meningkatkan Kecakapan Berhitung Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan 1, 35-47.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet

Reksyika, N.S. (2019). Media Pembelajaran Ular Tangga Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 10, 56-61.

Kristiani, Dian. 2015. PERMAINAN TRADISIONAL. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Noviana, Anita. 2014. “Pengaruh Media Permainan Ular Tangga dalam Pembelajaran Tematik
Terintegrasi Terhadap Hail Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Bergaskidul 03 Kabupaten Semarang Tahun
2014”.

Gandana, G., Pranata, O.H. & Danti, T.Y. (2017). Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan
1-10 melalui media balok Cuisenaire pada anak usia 4- 6 tahun di TK At-Toyyibah. Jurnal PAUD
Agapedia, 1 (1), 92-105.

Cahyono, A. (2017). Meningkatkan kemampuan berhitung menggunakan media belajar ular tangga di
Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita 2 Jragan Tembarak Temanggung. E-jurnal Prodi Teknologi
Pendidikan, 6 (5), 423- 430.

Anda mungkin juga menyukai