Anda di halaman 1dari 14

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran AUD

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang memiliki

arti tengah, perantara, atau pengantar. Pada dasarnya media merupakan

alat bantu sebagai perantara untuk menyampaikan informasi tersebut.

Sedangkan menurut Heinich dkk. mengemukakan istilah medium

sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan

penerima. Jadi telivisi, radio, video, gambar yang memproyeksikan

media cetak dan sejenisnya disebut media komunikasi, apabila media

itu membawa pesan-pesan yang mengandung maksud-maksud

pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran.1

Media pembelajaran ialah alat bantu dalam menyampaikan

informasi dalam dunia pendidikan dimana informannya ialah pendidik

dan penerima informasi nya adalah peserta didik yang dapat

mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran. Media pembelajaran

tidak selalu digunakan didalam kelas namun bisa juga di luar kelas.

inti penting dalam media pembelajaran ialah dimana informasi tersebut

berupa informasi yang berada dalam dunia pendidikan.

1
Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2016), 40
30
2. Macam-Macam Media Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan media pembelajaran dapat di klasifikasikan menjadi

beberapa macam, diantaranya:

a. Media Audio

Media audio adalah sebuah media yang digunakan dengan cara mendengarkan.

Dengan kata lain, media ini hanya mengandalkan kemampuan suara, seperti radio,

tape recorder, dan benda-benda lain yang menghasilkan suara. Dalam pendidikan

anak usia dini media ini sangat cocok pada saat menyampaikan materi dengan

metode bercerita, bernyanyi, atau menari.

b. Media Visual

Media visual ialah media yang digunakan dengan cara melihat. Biasanya media

ini berupa gambar-gambar, lukisan, buku, puzzle, dan benda-benda lain yang dapat

diamati oleh peserta didik. Dalam pendidikan anak usia dini media visual paling

banyak jumlahnya daripada yang lain.

c. Media Audio-Visual

Media audio-visual ialah sebuah media yang menggabungkan antara

pendengaran dan penglihatan, Media ini biasanya lebih menarik dibandingkan

dengan media yang lain. Sebab peserta didik dapat melibatkan dua indra langsung,

yaitu pendengaran dan penglihatan. Yang tergolong media ini, antara lain video, film,

dan benda-benda lain yang dapat didengar dan dilihat.2

3. Kriteria Pemilihan Media

2
M fadillah, Bermain dan Permainan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group,2019), 199-200
15
Terdapat kriteria di dalam pemilihan sebuah media untuk anak usia dini, namun

secara teoritik media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan yang nantinya

akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan efektivitas kegiatan belajar.

Adapun kriteria pemilihan media antara lain:

a. Kesesuaian dengan tujuan, dalam penyiapan maupun pemilihan bida dilihat

berdasarkan aspek perkembangan anak, aspek apa yang dikembangkan (kognitif,

bahasa, nilai agama, dan moral, sosial dan emosional, fisik motorik dan seni.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran, bahan atau materi apa yang akan diajarksn

pada anak-anak harus disesuaikan dengan kurikulum pada setiap tahapan anak.

c. Kesesuaian dengan karakteristik anak. Setiap pendidikan harus memahami

karakteristik anak didiknya sehingga mampu menyesuaikan media pembelajaran

yang sekiranya sesuai dengan karakteristik perkembangan anak.

d. Kesesuaian dengan teori. Jadi pemilihan media harus sesuai dengan teori yang ada

yang diangkat berdasarkan riset atau yang telah teruji validitasnya, bukan fanatisme

guru (hal yang disukai atau dianggap bagus).

e. Kesesuaian dengan belajar anak. Karena setiap anak memiliki gaya belajarnya

masing-masingmasing-masing, misal anak yang gaya belajarnya visual lebih

memahami materi yang disampaikan menggunakan media(tv, video, dll) begitu pula

anak yang gaya belajar auditif lebih suka apabila menggunakan media dengan cara

mendengar daripadanya menulismenulis, atau melihat gambar, kemudian gaya

16
belajar kinestesis lebih suka bergerak dan melakukan suatu aktivitas fisik daripada

membaca, atau mendengarkan.3

B. Pengertian Permainan Ular Tangga

Permainan ular tangga adalah media pembelajaran yang dikembangkan

berdasarkan permainan tradisional yang disesuaikan juga dengan karakter anak usia dini

agar mencapai tujuan pembelajaran seperti halnya calistung (membaca, menulis, sambil

berhitung). Ular Tangga sendiri adalah salah satu permainan tradisional yang jenis

permainannya menggunakan mata dadu yang di gunakan untuk menentukan berapa

banyak anak harus melangkah pada permainan tersebut. Dalam meningkatkan

kemampuan perkembangan permainan yaitu dengan mengasah kecerdasan otak anak

sejauh mana lemampuan perkembangan anak dalam melakukan permainan tersebut

melalui media ular tangga.4

Permainan ular tangga merupakan salah satu permainan yang ringan dan cukup

populer. selain permainan ular tangga terdapat juga permainan seperti monopoli, ludo,

dam, dan halma. Pendapat tersebut didukung oleh pendapat Satya yang menyatakan

bahwa permainan ular tangga bersifat ringan, sederhana, mendidik, menghibur, dan

sangat interaktif jika dimainkan bersama-sama. Permainan ular tangga ini ringan jika

dibawa, mudah dimengerti karena peraturan permainannya sederhana, mendidik, dan

menghibur anak-anak dengan cara yang positif.

3
Anik Lestari Ningrum, dkk., Inovasi Pembelajaran Anak Usia Dini, (Madiun: CV. Bayfa Cendekia Indonesia
2022), 92
4
Nafiah Nurul Ratna Ningsih, Penggunaan Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Kelas
III A SDN Nogoporo, Sleman. Universitas Negeri Yogyakarta. 57
17
akan tetapi pada observasi selanjutnya sebelum anak memainkan kegiatan main

yang sudah disediakan anak sudah mendapatkan pengetahuan tentang yang dimainkan

tentang tema hari itu, tentang kegiatan main, aturan main, berdoa dan bernyanyi.

Setelah itu anak dibebaskan memilih kegiatan yang diinginkan akan tetapi harus

mengikuti aturan main yang telah disepakati. Di RA tersebut guru selalu memberi

pijakan saat main dengan cara guru berjalan mengelilingi anak sambil lalu

memerhatikan anak ketika sedang melakukan permainan dan tidak lupa guru harus

memberikan stimulus dengan memberi pertanyaan ataupun pernyataan terhadap

kegiatan apa yang dilakukan oleh anak serta guru mencatat perkembangan anak.

C. Tata Cara Permainan Ular Tangga

perrmainan ini dimainkan oleh 2 orang atau lebih yang mana jenis

permainannya melemparkan dadu, dijalankan sesuai jumlah mata dadu yang muncul.

Apabila anak-anak mendarat di ujung bawah sebuah tangga, maka anak-anak dapat

langsung pergi ke ujung tangga yang lain. Bila mendarat di kotak dengan ular, anak-

anak harus turun ke kotak di ujung bawah ular. Pemenang adalah pemain pertama yang

mencapai kotak terakhir.

Permainan ini memiliki peraturan yang sederhana sehingga anak-anak mudah

memainkannya. Berikut peraturan lebih jelasnya :

1. Masing-masing anak memilih satu pion untuk digunakan

2. Letakan pion pada kotak “mulai” (kotak ke-1) dipojok papan permainan

18
3. Mulailah mengocok dadu hingga mendapatkan satu mata dadu untuk menentukan

siapa yang menjadi pemain pertama, kedua dan seterusnya untuk menggerakan

pionnya

4. Permainan dilakukan dengan melemparkan dadu terlebih dahulu, kemudian anak

melangkahkan pionnya sesuai dengan jumlah mata dadu yang dilemparnya

5. Saat anak melangkahkan pionnnya, anak sambil berhitung menuju kotak sesuai

mata dadu

6. Jika anak sudah melangkahkan pionnya dan berhenti pada sebuah

kotak tersebut, maka anak berhitung menyebutkan angka, gambagambar, dan kata

yang ada pada kotak

7. Ikuti petunjuk pada papan. tangga menunjukan gerakan naik, ular menunjukan

gerakan turun

8. Anak dapat berhitung menyebutkan bilangan, memahami konsep bilangan dan

jumlah benda

9. Pemain yang pertama kali mencapai kotak “selesai” adalah pemenangnya. 5

D. Manfaat Permainan Ular Tangga

Manfaat yang bisa diperoleh anak dengan melakukan permainan ular tangga.

Permainan ular tangga sangat menunjang perkembangan otak kanan dan kiri anak.

Dengan permainan ini, anak berkenalan dengan sebuah kemenangan dan kekalahan

dalam hidup. Dalam permainan ini pula, anak belajar mengatasi ketegangan, akankah ia

5
Dini Adrian Safitri, Pengembangan media permainan ular tangga untuk meningkatkan kognitif anak usia 5-6 tahun
(Skripsi UIN Raden Intan Lampung, Lampung 2021), 40-41.http://repository.radenintan.ac.id/13815/
19
menang atau kalah. Lewat permainan ini, anak juga bisa mengetahui dan belajar cara

memecahkan masalah.

Karena dapat dilakukan oleh dua anak atau lebih, maka permainan ini

bermanfaat mengajarkan anak bekerja sama dan menunggu giliran. Lebih dari itu, anak

yang melakukan permainan ini juga akan mampu berimajinasi dan mengingat peraturan

permainan yang diwujudkan dalam langkah-langkah permainan. Hal yang lebih penting

lagi, permainan ini dapat merangsang anak belajar menghitung secara berurutan.

Pasalnya, dalam permainan ini, anak dituntut untuk menghitung langkah demi langkah

permainan ular tangga. Selain itu, anak juga akan menghitung jumlah mata dadu yang

muncul pada setiap lemparan, sehingga kemampuan berhitung anak menjadi terangsang.

Dengan demikian, anak yang suka bermain ular tangga, kecerdasan matematikanya akan

berkembang lebih.6

Manfaat lainnya dalam permainan ular tangga yaitu :

1. meminimalisir interaksi dengan gawai.

2. meningkatkan bonding antara guru dengan anak dan juga anak dengan anak.

3. permainan ini mengajarkan anak untuk mengenal angka.

4. melatih kecepatan menghitung dengan melihat jumlah titik di dadu.

5. melatih kemampuan berhitung saat melangkahkan pion sesuai dengan hasil

lemparan dadu.

6. komunikasi antar anak dapat meningkatkan interaksi dan kemampuan

berbahasa.

6
Puspa Ayu Melodyana, Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun Dengan Permainan Ular
Tangga Di PAUD Dahlia (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2019), 49-
50.https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/46349
20
7. melatih kesabaran saat menunggu giliran melempar dadu.

8. belajar menerima kekalahan dan ikut senang ketika pemain lain yang

menang.

9. melatih kepercayaan diri saat menjawab tantangan.

10. tantangan yang diberikan juga bisa mendorong anak untuk lebih kreatif dan

bergerak, tergantung tantangan yang diberikan.

Begitu pentingnya permainan ini, sebagai pendidik kita harus memberikan

kesempatan bermain bagi anak dengan memperhatikan beberapa hal, seperti

menyediakan media permainan untuk anak, mengizinkan anak mengundang teman-

temannya ke rumah untuk bermain bersama-sama, mengajarkan anak permainan

aturan, serta menyiapkan mental anak agar berbesar hati jika menerima kekalahan.

Dan jangan lupa memberikan penjelasan kepada anak bahwa yang terpenting dalam

permainan ini bukan masalah kalah atau menang, tetapi untuk memahami aturan

permainan dan bersenang-senang bersama teman-temannya.

E. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.

Anak usia dini memiliki rentang usia yang sangat berharga dibanding usia-usia

selanjutnya karena perkembangan nya sangat luar biasa. Usia tersebut merupakan fase

kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses perubahan dan

21
pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan baik pada aspek

jasmani maupun rohaninya.7

Anak usia dini berada dalam proses perkembangan (development), sebagai

perubahan yang dialami oleh setiap manusia secara individual, dan berlangsung

sepanjang hayat; mulai dari masa konsepsi sampai meninggal dunia. Perkembangan

selanjutnya belum diketahui secara teoritis, hal ini disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan manusia sebagai makhluk dan khalifah di muka bumi; sehingga hanya

Allahlah yang maha pencipta(khalik) yang mengetahui perkembangan manusia secara

pasti dialam baka nanti. Meskipun demikian kita bisa belajar dari petunjuk-

petunjuknya, yang diberikan lewat firman-firmannya. Melalui proses belajar inilah

kita dapat memahami berbagai perubahan, memahami perilaku individu yang selalu

berubah, baik karena pertumbuhan maupun perkembangan.

a. Perkembangan AUD

perkembangan merupakan satu proses dalam kehidupan manusia yang

berlangsung secara teru-menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.

Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan yang dialami oleh seorang anak

menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut aspek fisik maupun psikis.

Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat

dicapai melalui kematangan dan belajar (Eveline, 2010).

7
Mulyasa, Manajemen pendidikan Paud, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya 2012), 16
22
Jadi, perkembangan anak usia dini adalah kemajuan yang dialami anak secara

menyeluruh, mulai dari segi fisik hingga sosio emosional anak.

Adapun ciri-ciri perkembangannya yaitu:

1) Perkembangan selalu melibatkan prises pertumbuhan yang diikuti dari perubahan

fungsi seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada

fungsi alat kelamin.

2) perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap yaitu

perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju kearah kau dalam atau dari

bagian proksimal ke bagian distal.

3) perkembangan memiliki harapan yang berurutan mulai dari kemampuan

melakukan hal yang sempurna.

4) Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda.

5) perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahapan selanjutnya dimana

tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap.8

b. Perkembangan Kognitif AUD

Istilah kognitif berasal dari cognition atau knowing, berarti mengetahui. Dalam

arti yang luas cognition ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.

Selanjutnya Kognitif juga dapat diartikan dengan kemampuan belajar atau berpikir

atau kecerdasan yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru.

Keterampilan untuk memahami apa yang terjadi dilingkungan nya, serta keterampilan

menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.

8
Yurissetiowati, Perkembangan anak usia dini, (Jawa Tengah: Anggota IKAPI No.181/KTE/2019), 6-7
23
Sementara itu Muslihah (2005) menyatakan bahwa kognitif sendiri dapat dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk menangkap sifat, arti atau keterangan mengenai

sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kognitif diartikan sebagai

sesuatu hal yang berhubungan dengan atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada

pengetahuan faktual yang empiris. Sedangkan menurut Yusuf mengemukakan bahwa

kemampuan kognitif ialah kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta

melakukan penalaran dan pemecahan masalah, berkembang nya kemampuan kognitif

ini akan mempermudah anak menguasai pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga

ia dapat berfungsi secara wajar dalam kehidupan sehari-hari.

Kognitif sering disinonimkan dengan intelektual karena prosesnya banyak

berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan

kemampuan berpikir nya dalam memecahkan suatu masalah. Faktor kognitif

mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar, karena sebagian

besar aktivitas belajar selalu berhubungan dengan mengingat dan berpikir.

Berdasarkan pengertian kognitif menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa perkembangan kognitif adalah seluruh proses aktifitas mental yang berkaitan

dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengelolaan informasi yang memungkinkan

anak memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, merencanakan masa depan

atau proses kognisi yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,

24
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan

memikirkan lingkungannya.9

c. Perkembangan Motorik AUD

Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan

perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik biasanya

digunakan dalam bidang ilmu psikologi, fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.

Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya,

perkembangan Perkembangan motorik adalah ini berkembang sejalan dengan

kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah

merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam

tubuh yang dikontrol oleh otak. Keterampilan Motorik adalah gerakan-gerakan tubuh

atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat.10

d. Perkembangan Bahasa AUD

Bahasa adalah kemampuan untuk mengekspresikan apa yang dialami dan

dipikirkan oleh anak dan kemampuan untuk menangkap pesan dari lawan bicara,

dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan anak lainnya.

Bahasa juga dapat dikembangkan kemampuan kreativitas melalui kegiatan

mendongeng, menceritakan kembali kisah yang telah didengarkan, berbagai

pengalaman, sosiodrama atau mengarang cerita dan puisi.11

9
Dek Ngurah Laba Laksana dan Melania Restintuta Ngonu, Aspek perkembangananak usia dini,
(wangdowo,bojong pekalongan, Jawa Tengah: PT Nasya Expending Management 2021), 8-9.
10
Uswatun Hasanah, M.Pd.I, Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak
Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak. Vol.5, Edisi 1, Juni 2016
11
Ana Islamiyati, Upaya Mengembangkan Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Metode
Bercerita Di TK Cahaya Bunda Natar Lampung Selatan. IAIN Metro.
25
e. Perkembangan Seni AUD

Aspek perkembangan seni merupakan salah satu aspek yang perlu

dikembangankan pada anak usia dini, mendidik anak melalui seni, bukan hanya untuk

anak yang berbakat sajamelainkan seni untuk mengembangkan potensi diri dan

menumbuhkan kreatif bagi anak. Menurut Kusumastuti perkembangan seni juga

berpengaruh pada perkembangan anak khususnya pada perkembangan motorik

kasar dan halus anak, pola bahasa dan pikir serta perkembangan sosial

anak.12

f. Perkembangan Norma Agama dan Moral AUD

Agama secara istilah ialah suatu praktik perilaku tertentu yang berhubungan

dengan sistem kepercayaan yang dinyatakan oleh institusi tertentu dan dianut oleh

anggotanya. Segala bentuk perilaku ataupun tindakan yang harus dikerjakan oleh

seseorang merupakan arahan dari

sistem agama yang dianutnya.

Perkembangan agama pada diri manusia ialah serangkaian pemahaman tentang

cata berperilaku yang baik serta cara menjauhi perilaku yang dilarang oleh keyakinan

yang di anutnya. Moral merupakan ajaran mengenai baik atau buruk yang akan

diterima melalui perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak serta budi pekerti seseorang.13

g. Perkembangan Sosial Emosional AUD

12
Ekadamayanti. Dkk, Capaian Dan Stimulasi Aspek Perkembangan Seni Pada Anak Kembar Usia 5 Tahun.
Indonesia Journal Of Early Childhood Education. Vol. 3. No. 1 Juni 2020
13
Nurma Dkk. Penanaman Nilai Agama Dan Moral Pada Anak Usia Dini Di TK Harapan Bunda Woyla Barat., Jurnal
Pendidikan Nak Usia,Dini Ya Bunayya. Vol. 6. Isue.1 2022
26
Kemampuan sosial dan emosional merupakan kemampuan yang saling berkaitan

dan saling mempengaruhi. Emosi anak-anak adalah sinyal yang diyakini sangat kuat

mempengaruhi orang lain. Demikian pula sebaliknya, dimana reaksi emosional anak-

anak juga dipengaruhi oleh perilaku orang lain. Kemampuan sosial-emosional yang

baik merupakan suatu kemampuan yang perlu dimiliki anak sejak anak masih kecil

karena perilaku ini akan sangat mempengaruhi dan menentukan kemampuan anak di

kemudian hari. Rapuhnyakemampuan anak dalam berperilaku sosial di lingkungannya

akan menghambat perkembangan anak untuk mengendalikan emosinya.14

14
Sri Tatmi Ningsih, Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia Dini Di Nusa Tenggara Barat. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Usia Dini. Vol. 3 Isue. 2 2019
27

Anda mungkin juga menyukai