Anda di halaman 1dari 5

1.

Raja John
Raja John lahir pada malam natal tahun 1167. Ia merupakan putra
termuda dari Raja Henry II dan istrinya Eleanor dari Aquitaine. John
tumbuh dengan reputasi memiliki kemarahan yang mengarah ke
kekerasan, terutama ketika berbicara. Ketika Raja Henry II meninggal,
John tidak diberikan satu pun aset tanah. Oleh karena itu, ia sempat
menerima julukan sebagai “John Lackland”. Reputasi John sebagai
seorang pemimpin terbukti buruk. Hal ini dapat terlihat ketika Raja Henry
II sebelumnya mengirimnya untuk memimpin Irlandia dengan hasil yang
kacau.
John mengambil alih takhta kerajaan setelah saudaranya, Richard I,
terbunuh di Prancis pada 1199. Ia mulai berkuasa pada 1202, dengan awal
yang kurang menyenangkan. Ia dipercaya sebagai yang bertanggung jawab
atas kematian keponakannya sendiri, Arthur dari Brittany. Pasukan yang ia
pimpin kalah dalam perang pada 1204, kemudian ia dijuluki sebagai “John
Softsword”.
Pada 1214, Inggris mengalami kekalahan di bawah pimpinannya
dan seluruh aset Inggris beralih kepada Prancis. Hal ini tidak bisa
ditoleransi oleh para bangsawan kelas baron di Inggris, sehingga terjadi
perlawanan. Raja John dipaksa untuk menandatangani Magna Carta di
Runnymede pada 1215. Raja John mengalami disentri selama perang pada
1216. Ia meninggal pada 1216 dan digantikan oleh Henry III.
2. John Locke

Lahir di Wrington, Somerset, Inggris pada 29 Agustus 1632, Locke


adalah seorang filsuf yang pemikirannya menjadi dasar dari filosofi
empiris dan politik liberal. Locke adalah inspirasi dari dua gerakan
Pencerahan Eropa dan Konstitusi Amerika Serikat. Pemikiran filsafatnya
mendekati para pendiri ilmu pengetahuan modern, khususnya Robert
Boyle, Sir Isaac Newton, dan anggota lain dari masyarakat kerajaan. Ide-
ide politiknya didasarkan oleh pentingnya toleransi, khususnya didalam
keagamaan dan ide-ide soal kesepakatan sosial antar warga Negara.
Sebagian besar saran-saran atau anjuran yang ia ajukan didalam dunia
politik diterima di Inggris setelah Revolusi Agung di tahun 1688-1689 dan
setelah deklarasi kemerdekaan negara pada 1776 di Amerika Serikat.

Satu tahun setelah Revolusi Agung, parlemen Inggris menyetujui


adanya “Bill of Right” atau undang-undang hak rakyat. Bersamaan dengan
“Bill of Right” ini, beberapa kekuasaan raja pun dilemahkan, bahkan
dihapus. Jaminan terhadap hak-hak dasar dan kebebasan rakyat Inggris
pun diberlakukan. Bersamaan dengan hal ini, John Locke mulai
menyebarluaskan ajarannya yang menyatakan bahwa setiap orang-orang
terlahir dengan hak-hak dasar (Natural right) yang kuat, tidak boleh
diganggu gugat atau dirampas. Adapun hak-hak yang dimaksud Locke
adalah hak untuk hidup, hak untuk memiliki sesuatu, kebebasan membuat
opini, hak untuk beragama dan hak untuk berbicara.

Ide-ide ini kemudian ia tuangkan didalam bukunya yang berjudul


Two Treatises of Government (1689). Locke menegaskan bahwa tugas
utama pemerintah sebenarnya untuk menjamin hak-hak dasar individu dan
jika pemerintah tidak menjaga hak-hak dasar itu, maka rakyat berhak
melakukan revolusi.

3. Voltaire

Voltaire (1694) merupakan seorang penulis sekaligus aktivis dari


Prancis, yang memiliki peran penting dalam pergerakan ke abad
pencerahan. Voltaire, yang sebenarnya bernama Francois Marie d’Aunt,
merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara, ayahnya merupakan seorang
pejabat public yang kaya dan menginginkan anaknya untuk mengikuti
langkahnya bekerja di pemerintahan. Namun, Voltaire tidak mau dan lebih
memilih untuk menjadi seorang filsuf dan penulis. Tulisan-tulisannya
banyak berisi kritikan terhadap sistem pemerintahan Prancis, yang
dianggap egosentris dan tidak memikirkan rakyat sama sekali, hal inilah
yang akhirnya membuat Voltaire diusir dari Prancis. Voltaire akhirnya
melarikan diri ke Inggris, dan disinilah ia belajar banyak dari filsuf
terkenal sperti John locke, dll. Yang semakin menguatkan pandangannya
akan pemerintahan yang demokratis dan liberalis. Setelah kembali lagi ke
Prancis, Voltaire kembali menyuarakan kritikannya terhadap pemerintah
Prancis, dengan menerbitkan sebuah buku yang berjudul Letter of the
English, yang berisi pandangannya bahwa demokrasi di inggri jauh lebih
baik daripada di Prasncis, yang secara tidak langsung sebenarnya mekritik
demokrasi Prancis yang dianggap buruk.

Voltaire semasa hidupnya terus melakukan kritik terhadap sistem


pemerintahan Prancis dan berkali-kali harus masuk penjara dan diusir
karena itu, namun hal itu malah membuatnya menjadi lebih buas lagi
dalam mengkrtitik pemerintah lewat tulisan-tulisannya, yang kemudian
membuka abad pencerahan.

4. Montesquieu

GCharles Louis de Secondat Baron de la Brede et


de Montesquieu lahir di Chateau de la Brede, sekitar sepuluh mil dari
Bordeaux, Perancis, pada tanggal 18 Januari 1689. Meskipun berasal dari
keluarga yang berada, selama masa kanak-kanak Montesquieu berada di
bawah asuhan orang tuanya yang miskin. Karena itu ia mengenal orang-
orang miskin sebagai saudaranya sendiri. Pada tahun 1700, ia dikirim ke
Fakultas Seni Berpidato di Juilly, dekat Meaux, dimana ia belajar
kesusastraan klasik, sejarah dan ilmu pengetahuan umum hingga tahun
1711. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1713, ia berada di bawah
asuhan pamannya dari pihak ayah, Baron de Montesquieu, dan menjadi
Dewan Penasehat Parlemen Bordeaux. Pada tahun 1715, ia menikah
dengan seorang gadis Protestan, ahli waris perempuan dari sebuah
keluarga militer, Jeanne Lartigue, dan dikaruniai tiga orang anak. Namun
demikian, profesinya sebagai Dewan Penasehat maupun statusnya sebagai
kepala keluarga, tidak menyita banyak perhatiannya untuk menuntut ilmu.
Tahun 1716, pamannya wafat dan mewariskan kepada Montesquieu
kedudukannya sebagai Presiden Parlemen Bordeaux, kekayaannya dan
namanya; Baron de Montesquieu, yang dengan nama itu ia kemudian
dikenal. Kemudian pada tahun itu juga ia menjadi anggota The Bordeaux
Academy of Sciences dimana ia belajar hukum, adat istiadat serta ilmu
pemerintahan negara-negara Eropa.

Montesquieu. Dalam bukunya spirit the law, terdapat pemisahan


kekuasaan dalam pemerintahan yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Tujuannya agar terdapat pengawasan antar lembaga agar tidak
terjadi penyalahgunaan wewenang.
5. Jean-Jacques Rousseau
Nama lengkapnya adalah Jean-Jacques Rousseau yang dilahirkan
di Jenewa, Swiss pada tanggal 28 Juni 1712. Namun malang menimpa,
bundanya hembuskan napas terakhir tak lama sesudah melahirkannya.
Meskipun sejumlah orang masih bersahabat dengannya, Rousseau
bersikap bermusuhan dengan mereka karena sifatnya sudah menjadi penuh
curiga dan kasar. Selama dua puluh tahun sisa hidupnya, dia umumnya
menjadi orang penuh benci dan kecewa serta dirundung kemurungan tak
bahagia. Dia meninggal dunia 1778 di Ermenonville Perancis.Jean Jacques
Rousseau adalah seorang filsuf besar, penulis dan composer pada abad
pencerahan. Pemikirannya mempengaruhi revolusi Perancis,
perkembangan politik modern dan dasar pemikiran edukasi. Ide-ide politik
yang dicetuskan oleh J.J. Rousseau juga mempengaruhi perkembangan
teori-teori liberal dan sosialis, serta menumbuhkan nasionalisme. Melalui
pengakuan dirinya sendiri dan tulisan-tulisan karyanya, beliau
menciptakan autobiografi modern dan mendorong perhatian yang baru
terhadap pembangunan subjektivitas, yang selanjutnya menjadi dasar bagi
karya banyak pemikir hebat selanjutnya, seperti Georg Wilhelm Friedrich
Hegel dan Sigmund Freud.

Sumber :
Rogers, G.A.J. (2019) John Locke English Philosopher. Tersedia pada:
https://www.britannica.com/biography/John-Locke/Association-with-Shaftesbury
(Diakses: 4 Oktober 2019)
Murdani, A.D. (2018) Teori Liberalisme: dari Sejarah hingga Ide Pokok dalam
Ekonomi Politik. Tersedia pada: https://portal-ilmu.com/teori-liberalisme-dalam-
ekonomi-politik/ (Diakses: 4 Oktober 2019)
Stanford Encyclopedia of Philosophy (2009) Voltaire. Tersedia pada:
https://plato.stanford.edu/entries/voltaire/ (Diakses: 4 Oktober 2019)
Candra, J.J. (2017) Voltaire: Liberalisme dan Demokrasi. Tersedia pada:
http://jason-joshua-chan-fisip15.web.unair.ac.id/artikel_detail-176971-SOP-
Voltaire:%20Liberalisme%20dan%20Demokrasi.html (Diakses: 4 Oktober 2019)
Sarjanaku.com (2016) Biografi Montesquieu-Profil Hidup. Tersedia pada:
http://www.sarjanaku.com/2012/10/biografi-montesquieu.html?m=1 (Diakses: 6
Oktober 2019)
Masita, H. (2019) 6 Tokoh Liberalisme dan 5 Contoh Umum Liberalisme. Tersedia
pada: https://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/tokoh-liberalisme/amp
(Diakses: 6 Oktober 2019)
Wink (2018) Biografi J.J Rousseau-Filsuf Kenamaan Perancis. Tersedia pada:
https://www.biografiku.com/biografi-rousseau/ (Diakses: 6 Oktober 2019)
Trueman, C. (2015) King John. Tersedia pada:
https://www.historylearningsite.co.uk/medieval-england/king-john/ (Diakses pada
6 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai