Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur
sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak
sebidang dan lain-lain.
Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar.
1. Tiang Pancang
Jenis alat pemancangan:
a. Drop Hammer
alat ini berfungsi sebagai palu yang memukul tiang pancang agar
menancap sempurna pada tanah yang akan menjadi dasar dari bangunan
yang dibangun. Bentuk alat ini menyerupai palu yang diletakkan pada
bagian atas tiang. Palu ini sangat berat dan berat inilah yang digunakan
untuk memberikan tekanan pada tiang agar tiang menancap pada tanah.
Pada bagian atas tiang atau disebut kepala tiang, diberikan topi atau cap
yang berfungsi sebagai shock absorber. Topi ini sangat diperlukan agar
saat palu memukul tiang, tiang pancang tidak akan mengalami kerusakan.
b. Hydraulic Hammer
Tahap Pelaksanaan:
1) Surveyor melakukan stacking out dan marking setiap titik lokasi
yang akan dipancang dan sesuai koordinat yang sudah dicantumkan
di shop drawing.
2) Trial pemancangan pertama kali dilakukan sesuai dengan koordinat
pancang yang telah dicantumkan pada gambar kerja (shop drawing)
3) Pemancangan dilakukan hingga elevasi yang telah ditentukan. Jika
belum mencapai elevasi disain, sambung dengan las penuh.
4) Lakukan calendering & re-calendering untuk mengetahui
kedalaman tiang pancang sudah mencapai tanah keras, serta
evaluasi kapasitas tiang tunggal.
Tahap Pelaksanaannya :
1. Marking dan setting out posisi pile
Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan aproval
shop drawing terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan oleh
direksi pekerjaan. Proses aproval shop drawing ini bertujuan untuk
memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah posisi
titik-titik bore pile yang akan dibor. Setelah aproval shop drawing
mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan maka surveyor
melakukan pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan
dibor.
4. Cleaning
Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti
alat bor dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket
berfungsi untuk membersikan dasar lubang bor.
5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran
6. Reinforcement Steel Cage
Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage
yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang
sudah selesai di bor sampai kedalaman desain toe level. Steel cage
disambung dengan alat las.
7. Setting tremi pipe
Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di saat pengecoran beton
segar tidak bercampur dengan tanah.
8. Casting / pengecoran
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi.
Ready mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong.
Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman dasar lubang bor.
Mengapa tulangan bore pile semakin atas harus semakin rapat (banyak)?
Karena dibagian atas bidang momennya lebih besar sehingga dibituhkan tulangan
yang rapat.
Shoring
Shoring adalah komponen dari perancah seperti horizontal, vertikal, atau batang
penopang miring.
Scaffolding
Scaffolding adalah suatu landasan kerja di ketinggian untuk menopang pekerja,
material, dan peralatan tetapi tidak diperuntukkan untuk menopang struktur. Bersifat
sementara, kuat, kaku, kokoh dan mudah di bongkar.
Pada jembatan biasanya tidak digunakan sebagai struktur, melainkan hanya sebagai
akses sementara saja untuk naik atau turun dari jembatan tersebut.