BAB II Landasan Teori Per Oral
BAB II Landasan Teori Per Oral
LANDASAN TEORI
Obat yang diberikan secara oral dapat dilakukan dengan mudah. Obat tersebut akan
masuk ke peredaran darah setelah mengalami absorbsi di dalam saluran cerna. Dari proses
tersebut dapat diperoleh efek sistemik. Proses absorbsinya sangat menguntungkan karena
berikatan langsung dengan intensitas farmakologi yaitu onset (mulai kerja) dan durasi
(lama kerja obat) (Tjay, 2002)
Pemberian obat secara oral dalam bentuk padat, awalnya harus dilarutkan, lalu
harus diserap pada tempat pemberian, kemudian diangkut keseluruh tubuh, tetapi melalui
proses ini obat berbagai organ target mencapai sasarannya dengan cara seksama dan
bergantung dari banyaknya parameter (Nogardhy, 1992).
Cara pemberian obat peroral merupakan cara pemberian obat yang paling umum
dilakukan karena mudah dan murah. Kerugiannya adalah banyak faktor yang
mempengaruhi bioavailabilitasnya, obat dapat mengiritasi saluran cerna dan perlu kerja
sama dengan penderita serta tidak dapat dilakukan pada pasien koma (Wattimena, 1987).
Laju absorpsi obat adalah konstan dan berlanjut sampai jumlah obat dalam
dinding usus, DGI habis. Waktu dimana absorpsi obat berlangsung sama dengan
DGI/Ko. Setelah waktu ini obat tidak tersedia lagi untuk diabsorpsi dari dinding
usus dan persamaan 7.7 tidak berlaku. Konsentrasi obat dalam plasma akan
menurun menurut suatu proses laju eliminasi orde kesatu.
4. Model Absorbsi Orde Kesatu (Shargel, 2005)
Model ini menganggap bahwa masukan orde kesatu adalah orde kesatu dan
suatu eliminasi juga orde kesatu. Persamaan diferensial yang menggambarkan laju
peubahan obat dalam tubuh.
𝑑𝐷𝐺𝐼
= −𝑘𝑎 𝐷𝐺𝐼 𝐹
𝑑𝑡
F adalah fraksi obat secara sistemik. Oleh karena obat dalam saluran cerna juga
mengikuti suatu proses penurunan orde kesatu (yakni diabsorpsi melintasi dinding
saluran cerna) jumlah obat dalam saluran cerna sama dengan
𝑑𝐷𝐵
= 𝐹𝑘𝑎 𝐷𝑜 𝑒 −𝑘𝑎𝑡 − 𝑘𝐷𝑎
𝑑𝑡
Persamaan ini dapat diintegrasikan untuk memberikan persamaan absorpsi oral
secara umum, untuk perhitungan konsentrasi obat (Cp) dalam plasma pada setiap
waktu (t);
𝐹𝑘𝑎𝐷𝑜
𝐶𝑝 = (𝑒 −𝑘𝑡 − 𝑒 −𝑘𝑎𝑡 )
𝑉𝑑 (𝐾𝑎 − 𝐾)
Konsentrasi maksimum Cpmaks dan waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi maksimum adalah tmaks. Waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi maksimum tidak bergantung pada dosis, tetapi bergantung pada tetapan
laju absorpsi (Ka) dan eliminasi (K). pada konsentrasi maksimum yang kadang-
kadang disebut konsentrasi punca, laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi
obat.
didapat dengan rumus trapezium, yakni [𝐴𝑈𝐶]𝑡0 dan area residu [𝐴𝑈𝐶]∞
𝑡 , seperti
DAFTAR PUSTAKA