Anda di halaman 1dari 8

ABNORMAL UTERINE BLEEDING

definisi

Perdarahan abnormal dapat terjadi beberapa pola. Normal menstruasi terjadi setiap 28 hari atau kurang
lebih 7 hari. Menorrhagia, siklik menstruasi yang memanjang lebih dari 7 hari dan pengeluaran darah
lebih dari 80 mL. Metrorrhagia, intermenstrual bleeding Hypomenorrhea, menstruasi yang memendek
Oligomenorrhea, siklus dengan interval yang lebih dari 35 hari

insidensi

10-30% terjadi pada usia reproduktif

 50% wanita perimenopausal

etiologi

- neoplastic growth
- hormonal dysfunction
- trauma pada jalur reproduksi
- infeksi
- koagulopati
- komplikasi dari kehamilan

Patofisiologi

endometrium mempunyai 2 zona yang berbeda

lapisan basalis, meregang dibawah lapisan fungsionalis yang berada kontak langsung dengan
myometrium dan kurang responsive terhadap hormone. Sebagai tempat regenerasi dari fungsional saat
menstruasi.

Lapisan fungsional, berada di rongga uteri dan mengalami perubahan saat siklus menstruasi. Memiliki
lapisan epitelium dan mendasari subepitelial capillary plexus.
Darah masuk ke uterus melalui ateri uterine dan ovarian  terbentuk arcuate arteri dan mensuplai
myometrium  cabangnya akan masuk ke radial artery  pada endometrium-myometrium junction,
radial artery bercabang membagi dua membuat arteri basal dan spiral. Basal artery mensuplai lapisan
basalis di endometrium, kurang sensitive terhadap perubahan hormone. Spiral arteri meregang untuk
mensuplai lapisan fungsional  cabang arteriol berperan mengontrol menstruasi  sebelum menstruasi,
arteriol meningkatkan coiling dengan aliran darah stasis  kemudian terjadi vasodilatasi dan perdarahan
dari spiral arteriol dan dinding kapiler  darah menstruasi hilang melalui vessel-vesel ini diikuti dengan
vasokonstriksi yang menyebabkan iskemik dan nekrosis dari endometrial  jaringan nekrotik meluruh
dengan menstruasi.

gejala

- menorrhagia dan metrorrhagia, abnormalitas perdarahan dari pola,durasi dan flow


- pos-coital bleeding, terjadi pada usia 20-40 tahun, bila teridentifikasi lesi kemungkinan
benign seperti polip, cervicitis
- pelvic pain, karena peran prostaglandin baik pada saat menorrhagia dan dysmenorrhea
menyebabkan nyeri kram.

diagnosis
differential diagnosis
Dysfunctional uterine bleeding

Anovulatory

Perimenarcheal—immature hypothalamic-pituitary-ovarian axis

Perimenopausal—insensitive ovarian follicles

Endocrinopathies—see systemic causes

Drugs—hypothalamic depressants, steroids

Ovulatory

Organic lesions

Pregnancy-associated causes—implantation spotting, abortion, ectopic pregnancy, gestational trophoblastic disease, p


infection

Anatomic uterine lesions

Neoplasm—leiomyoma, polyp, endometrial hyperplasia, cancer

Atrophic endometrium

Infection—sexually transmitted disease, tuberculosis

Mechanical causes—intrauterine device, perforation

Arteriovenous malformation

Partial outflow obstruction—congenital müllerian defect, Asherman syndrome

Anatomic nonuterine lesions

Ovarian lesions—hormonally functional neoplasm

Fallopian tube lesions—salpingitis, cancer

Cervical and vaginal lesions—cancer, polyp, infection, atrophic vaginitis, foreign body, trauma

Systemic abnormalities

Exogenous hormone administration—sex steroids, corticosteroids

Coagulopathies

Hepatic failure
Chronic renal failure

Endocrinopathies—hypothyroidism, hyperthyroidism, adrenal disorders, diabetes mellitus, hypothalamic-pituitary diso


syndrome, obesity

Dysfunctional Uterine Bleeding

DUB adalah pendarahan uterus abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang
terjadi di dalam atau diluar siklus menstruasi. 80-90 % DUB merupakan akibat dari disfungsi
axis hipotalamik-pituitary-ovarium, yang menyebabkan terjadinya anovulation. Siklus anovulasi
tidak menghasilkan progesterone untuk mempersiapkan endometrium sehingga episode
pendarahan menjadi ireguler, terjadi amenorrhea, metrorrhagia, dan menorrhagia. 10-20 % kasus
DUB merupakan tipe DUB ovulasi.

Pathophysiology

1. anovulatory DUB

Pada anovulatory DUB , progesterone tidak dihasilkan pada saat terjadi ovulasi sehingga
endometrium terus melakukan proliferasi tanpa disertai peningkatan vaskularisasi yang
stabil, kelenjar yang banyak dan berkelok kelok diantara stromal yang semakin sedikit
dan produksi prostaglandin yang terganggu. Kondisi inilah penyebab terjadinya perdarahan
karena dinding rahim yang rapuh.

2. Ovulatory DUB

Ovulatory DUB diakibatkan bukan dari defisiensi progesterone namun karena perubahan
kelainan sinstesis prostaglandine atau karena kelainan hemostasis sehingga terjadi
penurunan vasvular tone pembuluh darah yang mensuplai endometrium,. pendarahan
terjadi akibat vasodilatasi. penyebab yang menyebabkan perubahan vascular tone diduga
akibat kelainan organic

Treatment

1.medical treatment

a. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs

Menginhibisi cyclooxygenase-1 (COX-1) dan COX-2 menimbulkan efek analgetik dan


bekerja pada ketidakseimbangan prostaglandin sehingga menurunkan kehilangan darah,
baik saat onset awal menstruasi. Efektif untuk menorrhagia. 500 mg 3 kali sehari selama
5 hari

b. Tranexamic Acid

Obat antifibrinolytic dengan efek mencegah pengikatan lysine dengan plasmininogen


sehingga akan menurunkan plasmin menyebabkan terganggunya aktivitas fibrinolitik.
efektif untuk menurunkan pendarahan yang banyak atau menorrhagia. 1gr 2 kali sehari
selama 5 hari

c. Etamsylate (Ethamsylate)

This hemostatic agent yang bekerja untuk meningkatkan adhesi dan agregasi platelet
sehingga mengurangi pendarahan

d. Oral Progestins

norethisterone—or medroxyprogesterone acetate diberikan 5 mg dimakan 2-3 kali sehari


selama 10 hari. DUB ovulatory bukan disebbakan karena defisiensi progesterone maka
pemberian oral progestin tidak akan berefek. Tidak dianjurkan pemakaian jangka panjang
karena efek samping nya yaitu peningkatan berat badan, sakitkepaka, perubahan
atherogenik pada profil lipid.
e. Combination Oral Contraceptive Pills

Menurunkan menstrual flow, bekerja mengurangi sintesis prostaglandin dan


menunrunkan fibrinolysis endometrium . diberikan 2x 1 tablet 2-3 hari, diteruskan 1x 1
tablet selama 21 hari

f. Estrogen

Estrogen dosis tinggi berperan menyebbakan pertumbuhan cepat endometrium untuk


segera mencover permukaan endometrium yang cepat meluruh. 10 mg sehari dalam 4
dosis terbagi selama 20 hari dan diikuti pemberian progesterone.

g. Gonadotropin-Releasing Hormone Agonists dan androgen

Obat yang menyebabkan hipoestrogenik sehingga endometrium menjadi atrophy dan


bisa menyebabkan amenorrhea.

h. Levonorgestrel-Containing Intrauterine System

Tujuannya adalah untuk kontrasepsi namun bisa juga untuk mengurangi menorrhagia
karena mengandung progestin sintetik.

2. Surgery

a. Dilatation and Curettage (D&C)

b. Endometrial Destructive Procedures

c. Hysterectomy

Anda mungkin juga menyukai