Anda di halaman 1dari 4

METODE CAMPURAN (MIXED METHODS)

1. Metode Campuran (Mixed Methods)


Rancangan penelitian metode campuran (mixed methods research design) adalah suatu
prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, “dan mencampur” metode kuantitatif dan
kualitatif dalam suatu penelitian atau serangkaian penelitian untuk memahami permasalahan
penelitian (Cresswell&Plano Clark, 2011).
Asumsi dasarnya adalah penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif secara gabungan.
Berdasarkan asumsi tersebut, memberikan pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan
dan pertanyaan penelitian daripada jika secara sendiri – sendiri.
Pada pelaksanaannya dibutuhkan ketrampilan tertentu dalam penggunaan metode ini,
yaitu : (1) prosedurnya memakan banyak waktu, (2) membutuhkan pengumpulan, (3) analisis
data ekstensif.

2. Pengolahan data dengan mixed methods


a. Melibatkan merging (menyatukan/ menggabungkan)
b. Connecting (menghubungkan / membuat basis – data yang satu menjelaskan basis – data yang
lain)
c. Building (membangun / membuat basis – data yang satu membangun sesuatu yang baru yang
digunakan dalam basis data yang lain)
d. Embedding (menanamkan / menempatkan basis – data yang satu dalam basis – data lain yang
lebih besar)
e. Di –mixed (dicampur) dalam penelitian metode campuran.

Kapan kita menggunakan mixed methods?


Ketika kita memiliki data kuantitatif dan kualitatif, dan tipe data ini secara bersama – sama
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan penelitian, dibandingkan jika
secara sendiri – sendiri.

3. Pengertian Mixed Methods


Penelitian metode campuran adalah suatu rancangan yang baik untuk digunakan jika kita
mencoba mendasarkan pada kekuatan data kuantitatif maupun kualitatif.

4. 6 Rancangan Metode Campuran (dilihat dari aspek pengumpulan data)


A. Rancangan Konvergen
Adalah mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara simultan, menggabungkan
datanya, membandingkan hasilnya, dan menjelaskan semua deskripsi dalam hasilnya.
Tujuan dari rancangan ini, adalah untuk menjelaskan hasil kuantitatif dengan data kualitatif
dari suatu penelitian untuk melihat apakah mereka berkonvergensi dan memberikan hasil
serupa.

B. Rancangan Sekuensial Eksplanatoris


Adalah rancangan eksplanatoris, yang terdiri atas pertama – tama mengumpulkan data
kualitatif untuk membantu menjelaskan atau mengelaborasi tentang hasil kuantitatif. Latar
belakang pemikiran untuk pendekatan ini adalah data kuantitatif dan hasil memberikan
gambaran umum tentang permasalahan penelitiannya; lebih banyak analisis, khususnya
melalui pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk menyempurnakan, memperluas, atau
menjelaskan gambaran kuantitatif umumnya.
C. Rancangan Sekuensial Eksploratoris
Dimulai dengan data kualitatif dan setelah itu mengumpulkan informasi kuantitatif. Metode ini
terdiri atas pertama – tama mengumpulkan data kuantitatif dan setelah itu mengumpulkan data
kualitatif untuk membantu menjelaskan atau mengelaborasi tentang hasil kuantitatif. Latar
belakang pemikiran untuk pendekatan ini adalah data kuantitatif dan hasil memberikan
gambaran umum tentang permasalahan penelitiannya; lebih banyak analisis, khususnya
melalui pengumpulan data kualitatif, diperlukan untuk menyempurnakan, memperluas, atau
menjelaskan gambaran kuantitatif umumnya.
D. Rancangan Sekuensial Eksploratoris
Mulai dengan data kualitatif dan setelah itu mengumpulkan informasi kuantitatif. Metode ini
melibatkan prosedur pertama –tama mengumpulkan data kualitatif untuk mengeksplorasi suatu
fenomena dan setelah itu mengumpulkan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan yang
ditemukan dalam data kualitatif.
Niat rancangan ini adalah untuk pertama – tama mengeksplorasi suatu sampel secara kualitatif
untuk menentukan pertanyaan apa yang akan ditanyakan, variabel apa yang akan di ukur, dan
siapa orang yang akan ditanyai.
E. Rancangan eksperimental
Maksud rancangan eksperimental adalah membungkus suatu rancangan metode campuran
dasar dalam suatu eksperimen. Rancangan ini pada dasarnya berarti bahwa peneliti
menambahkan pengumpulan data, analisis data, dan hasil kualitatif ke dalam suatu eksperimen.
Menambahkan data kualitatif ke dalam suatu eksperimen sebelum eksperimen dimulai, selama
eksperimen, atau segera setelah eksperimen selesai.
F. Rancangan keadilan Sosial
Rancangan keadilan sosial adalah suatu rancangan metode campuran dimana suatu kerangka
kerja (misalnya feminis atau etnik) membungkus rancangan dasar konvergen, eksplanatoris,
atau eksploratoris.
Niat tipe rancangan metode campuran ini adalah untuk melaksanakan suatu penelitian
konvergen, eksplanatoris, atau eksploratori.
G. Rancangan Evalasi Multitahap
Rancangan evaluasi multitahap adalah rancangan metode campuran yang digunakan ketika
peneliti mencoba mengevaluasi dampak suatu program atau proyek.
Peneliti metode campuran menggunakan rancangan konvergen, eksplanatoris, atau
eksploratoris secara multitahap dalam implementasi program.

5. Merancang Prosedur-Prosedur Mixed Methods Research


Menurut John W Creswell (2009:840), ada beberapa aspek penting yang harus
dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods
research, yaitu sebagai berikut:
a) Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan
pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu
menentukan apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal
ini tergantung pada tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya
adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi penelitian.
Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data kuantitatif, di
mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika
data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada
waktu yang sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama
dalam proses pengumpulannya.
b) Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang
diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau
seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode.
Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti
pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam
kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa dipertimbangkan melalui
beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih
dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data tersebut atau apakah
metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau metode deduktif
(seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.
c) Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar
dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang
lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah
namun keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian.
bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan
menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema
kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan hasil
penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran
menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data
kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang
berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder
(kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder
memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.
d) Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah
perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian
perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih
luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk
membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian,
bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.

6. Analisis Data Dan Prosedur-Prosedur Validasi Mixed Methods


John W Creswell (2009:933) menyebutkan beberapa analisis data mixed method yaitu:
A. Transformasi data. Dalam strategi-strategi kunkuren, peneliti bisa saja menghitung data
kuantitatif atau sebaliknya peneliti juga dapat mengalifikasi data kuantitatif.
B. Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam strategi-strategi sekuensial, analisis data kuantitatif
pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrim dan outlier. Setelah analisis
penliti dapat menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasus-kasus outlier tersebut
untuk memperoleh penegtahuan tentang mengapa kasus ini berbeda/menyimpang dari sampel
kuantitatif.
C. Membuat instrument. Dengan menerapkan salah satu strategi sekuensial sebelumnya,
kumpulkan tema-tema atau statemen tertentu tertentu dari partisipan pada tahap pertama,
selanjutnya gunakan statemen tersebut sebagai item-item spesifik dan temanya sebagai skala-
skla untuk membuat instrument survey kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah menvalidasi
instrument tersebut dengan sampel yang representative dari populasi.
D. Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi embedded konkuren, lalkukan survey
(misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif tentang
sampel. Pada waktu bersamaan, lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada individu-individu)
untuk mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan individu-individu dalam
kelompok-kelompok tersebut.
E. Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu strategi konkuren yang sudah
dijelaskan sebelumnya, kombinasikan informasi-informasi yang diperoleh dari pengumpulan
data kuantitatif dan kualitatif kedalam bentuk matriks atau tabel.

Aspek lain dari analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal proposal mixed
method adalah serangkaian langkah yang diambil untuk memerikasa validitas data kuantitatif
dan akurasi hasil kualitatif.

7. Contoh Kasus Mixed Methods


Menggunakan data kuantitatif : faktor – faktor apa yang mempengaruhi sikap siswa terhadap
kepemilikan buku ajar yang tidak diwajibkan sekolah?
Menggunakan data kualitatif : Ketika siswa menyebutkan salah satu faktor alasan yang
mempengaruhi kepemilikan buku ajar yang tidak diwajibkan sekolah, misalnya untuk
memperoleh pengetahuan lebih, apa yang dimaksudkan mereka?

Anda mungkin juga menyukai