Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PBL

Spondilosis Ischialgia

Disusun oleh :

1. Lina Indriawati 2019.059


2. Maliyatun Siti Sholikhah 2019.060
3. Noor Afifah 2019.064
4. Oktaviani Pramudita 2019.066
5. Rachmalia Wulandari 2019.068
6. Risky Permatasari 2019.073
7. Rizki Difa Putra C. 2019.075
8. Sadhan Dany P. 2019.078

KELAS IB
AKADEMI KEPERAWATAN PANTI KOSALA
SURAKARTA
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya kepada kami sehingga kelompok PBL 1
dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang berjudul Penyakit
Spondilosis Ischialgia.

Dengan ada nya penulisan makalah ini maka harapan kami makalah yang
membahas tentang peran perawat dalam pemberian obat ini dapat bermanfaat
bagi pembaca juga terlebih dapat menjadi sarana bagi penunjang pembelajaran.

Kami mengucapkan terimkasih kepada dosen pembimbing kami Tunjung


Sri Y, S.Kep.,Ns.,M.kes sebagai dosen PBL yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sehingga dapat menambah wawasan kami terhadap penyakit
Spondilosis Ischialgia.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimkasih kepada semua pihak


baik perpustakaan dan juga teman–teman yang terlibat dalam membantu
pembuatan dan penulisan makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada
waktu yang telah di tentukan.

Penulis menyadari makalah ini tidak lepas dari kesalahan, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat dan bersifat membangun,
semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan karunia Nya kepada kita sehingga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan
terimakasih.

Sukoharjo, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. TUJUAN ................................................................................................................... 1
C. MANFAAT ................................................................................................................ 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Learning Outcome (LO) ........................................................................................... 3
B. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 4
C. Proses Diskusi.......................................................................................................... 4
1. Kata-kata sulit / Key Word. ................................................................................. 4
2. Pokok Permasalahan. .......................................................................................... 4
3. Pertanyaan Terkait dengan Pokok Masalah ....................................................... 4
4. Jawaban Sementara Penyebab Masalah Muncul. .............................................. 6
5. Tujuan Pembelajaran yang Akan Dicapai Oleh Kelompok (Kognitif dan
Psikomotor). ................................................................................................................ 8
6. Jawaban yang sesuai dengan Hasil Penelusuran Pustaka / Bertanya ke Pakar. . 9
PENUTUP ........................................................................................................................... 23
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 23
B. Saran ..................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Spondilosis merupakan penyakit degenerative tulang belakang yang
mengakibatkan medulla spinalis tertekan.Spondilosis adalah salah satu jenis radang
sendi osteoarthritis, yakni radang sendi. Osteoartritis yang terjadi di sendi-sendi tulang
belakang dinamakan spondilosis.(Dorland,2008)

Ischialgia merupakan suatub penyakit yang ditandai dengan adanya nyeri yang
menjalar disepanjang radics ischiadius. Ischiadius biasanya terkait dengan faktor usia
dan riwayat trauma. Penyakit ini perlu mendapat perhatian secara khusus karena bisa
menyebabkan kelemahan otot-otot tungkai sampai berlanjut kesulitan dalam aktifitas
sehari-hari.(Kuntono,2000)

Spondilosis Ischialgia merupakan nyeri sendi yang menjalar disepanjang radics


ischiadius.Faktor resiko untuk timbulnya spondilosis ischialgia antara lain factor usia,
jenis kelamin, faktor genetik, stress mekanikal, kegemukan atau obesitas, cedera sendi
dan akibat radang sendi lain.(meliala,2008)

B. TUJUAN
Umum
1. Menguasai konsep dasar, ilmu biomedik dasar, patofiologi, serta struktur
dan fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular.
2. Menganalisa kasus dan menjelaskan penggolongan obat, bentuk
kemasan obat, manfaat obat, dan prinsip pemberian obat sesuai dengan
kasus gangguan sistem kardiovaskular terutama penyakit Spondilosis
Ischialgia.
3. Membuat laporan asuhan keperawatan dengan kasus Spondilosis
Ischialgia.

Khusus

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penyebab penyakit Spondilosis


Ischialgia.

1
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala Spondilosis
Ischialgia.
3. Mahasiswa dapat melakukan tindakan keperawatan pada pasien
Spondilosis Ischialgia.
4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan kolaboratif pada pasien dengan
penyakit Spondilosis Ischialgia.

C. MANFAAT
Mahasiswa mampu memahami hal-hal yang berkaitan dengan Penyakit
Spondilosis Ischialgia pada pasien dan mampu memberikan penanganan yang tepat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Learning Outcome (LO)


Umum
Setelah menyelesaikan mata ajaran ini peserta didik diharapkan:
1. Menguasai konsep dasar farmakologi, ilmu biomedik dasar, patofiologi,
konsepbiologi, serta struktur dan fungsi tubuh manusia yang berkaitan
dengan mobilisasi.
2. Menganalisa kasus dan menjelaskan penggolongan obat, bentuk kemasan
obat, manfaat obat, dan prinsip pemberian obat sesuai dengan kasus
mobilisasi.
Khusus
1. Mahasiswa dapat menyebutkan struktur/anatomi dan fisiologi skeletal.
2. Mahasiswa dapat menguraikan struktur/anatomi dan fisiologi muskulus.
3. Mahasiswa dapat menguraikan penggolongan obat yang diberikan pada
pasien dengan gangguan mobilisasi.
4. Mahasiswa dapat menguraikan farmakokinetik obat-obatan mobilisasi yang
meliputi :
a) Absorbsi
b) Distribusi
c) Biotransformasi
d) Ekskresi
5. Mahasiswa dapat menguraikan farmakodinamik obat-obatan mobilisasi yang
meliputi :
a) Tempat kerja obat
b) Mekanisme kerja obat
c) Efek obat
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja obat
6. Mahasiswa dapat menyebutkan macam gangguan mobilisasi.
7. Mahasiswa dapat menguraikan patofisiologi terjadinya gangguan mobilisasi
pada kasus spondilosis ischialgia.
8. Mahasiswa dapat menguraikan pemeriksaan fungsi musculoskeletal.

3
B. Latar Belakang Masalah

“ Spondilosis Ischialgia”

Ibu W (51 th) Klien mengatakan mengeluh nyeri pinggang sejak 1 bulan yang
lalu dan semakin berat 1 minggu yang lalu, nyeri terasa hingga ke paha kiri dengan
kualitas nyeri cekot-cekot dengan skala 6, muncul secara terus menerus dan sangat
mengganggu aktivitas bahkan untuk bergerak bebas sangat terbatas. Terpasang DC
produksi urine 300-400 cc/hari. Hasil pemeriksaan radiologi: spondylosis dan
spondylolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade 1, kompresi hingga corpus Vth 12,
paralumbal muscle spasme, suspect sacroleitis bilateral. Terapi infus Asering 20 tpm,
ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50 mg/12 jam, Tramol 1 gr/12 jam,
methylprednisolone 1 gr/8 jam, santagesik 1 gr/12 jam. Dx Medis: Spondilosis Ischialgia.

C. Proses Diskusi

1. Kata-kata sulit / Key Word.


a) Spondilosis
b) Spondilolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade 1.
c) Kompresi hingga corpus Vth 12
d) Paralumbal muscle spasme
e) Suspect sacroileitis bilateral.

2. Pokok Permasalahan.
a) Ibu W mengeluh nyeri pinggang sejak 1 bulan yang lalu dan semakin berat 1 minggu
yang lalu, nyeri terasa hingga ke paha kiri dengan kualitas nyeri cekot-cekot dengan
skala 6, muncul secara terus menerus dan sangat mengganggu aktivitas bahkan untuk
bergerak bebas sangat terbatas.
b) Terpasang DC produksi urine 300-400 cc/hari.Hasil pemeriksaan radiologi: spondylosis
dan spondylolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade 1, kompresi hingga corpus Vth
12, paralumbal muscle spasme, suspect sacroleitis bilateral.
c) Terapi infus Asering 20 tpm, ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50 mg/12 jam, Tramol 1
gr/12 jam, methylprednisolone 1 gr/8 jam, santagesik 1 gr/12 jam. Dx Medis:
Spondilosis Ischialgia.

3. Pertanyaan Terkait dengan Pokok Masalah


a.) Pokok Permasalahan 1

4
Ibu W (51 th) Klien mengatakan mengeluh nyeri pinggang sejak 1 bulan yang
lalu dan semakin berat 1 minggu yang lalu, nyeri terasa hingga ke paha kiri
dengan kualitas nyeri cekot-cekot dengan skala 6, muncul secara terus
menerus dan sangat mengganggu aktivitas bahkan untuk bergerak bebas
sangat terbatas.

1) Apa pengertian spondilosis ischialgia?


2) Apa saja jenis penyakit spondilosis ischialgia?
3) Apa saja gejala umum spondilosis ischialgia?
4) Bagaimana patofisiologi terjadinya gangguan spondilosis ischialgia?
5) Apa saja faktor resiko spondilosis ischialgia?
6) Apa saja komplikasi dari spondilosis ischialgia?
7) Bagaimana penatalaksanaan spondilosis ischialgia?
8) Bagaimana tingkatan skala nyeri?
9) Bagaimana anatomi fisiologi skeleta?
10) Bagaimana anatomi fisiologi muskulus?

b.) Pokok Permasalahan 2


Terpasang DC produksi urine 300-400 cc/hari. Hasil pemeriksaan radiologi:
spondylosis dan spondylolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade
1,kompresi hingga corpus Vth 12, paralumbal muscle spasme, suspect
sacroleitis bilateral.

1) Apa yang dimaksud dengan DC?


2) Kenapa pada pasien spondilosis ischialgia harus dipasang DC?
3) Bagaimana langkah pemeriksaan radiologi pada pasien spondilosis
ischialgia?
4) Apa saja penyakit yang diperiksa menggunakan pemeriksaan radiologi?
5) Bagaimana cara pemeriksaan musculoskeletal?

c.) Pokok Permasalahan 3


Terapi infus Asering 20 tpm, ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50
mg/12 jam, Tramol 1 gr/12 jam, methylprednisolone 1 gr/8 jam, santagesik 1
gr/12 jam. Dx Medis: Spondilosis Ischialgia.

1) Bagaimana farmakologi obat ketorolac?


2) Bagaimana farmakologi obat ranitidine?

5
3) Bagaimana farmakologi obat tramol?
4) Bagaimana farmakologi obat methylprednisolone?
5) Bagaimana farmakologi obat santagesik?

4. Jawaban Sementara Penyebab Masalah Muncul.


a. Kata-kata sulit / Key Word
1) Spondilosis : rematik atau nyeri pada tulang belakang
2) Spondilolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade 1 : -
3) Kompresi hingga corpus Vth 5: -
4) Paralumbal muscle spasme: nyeri otot yang menyerang diarea
vertebra lumbalis
5) Suspect sacroileitis bilateral: peradangan pada sendi

b. Pokok permasalahan 1
Ibu W (51 th) Klien mengatakan mengeluh nyeri pinggang sejak 1 bulan
yang lalu dan semakin berat 1 minggu yang lalu, nyeri terasa hingga ke
paha kiri dengan kualitas nyeri cekot-cekot dengan skala 6, muncul secara
terus menerus dan sangat mengganggu aktivitas bahkan untuk bergerak
bebas sangat terbatas.

1) Apa pengertian spondilosis ischialgia?


Jawaban sementara: Nyeri sendi yang menyerang pada bagian tulang
belakang.
2) Apa saja jenis penyakit spondilosis ischialgia?
Jawaban sementara: Spondilosis cervikalis, spondilosis thorakalis,
spondilosis lumbalis, spondilosis sakralis
3) Apa saja gejala umum spondilosis ischialgia?
Jawaban sementara: nyeri di area tulang belakang, keterbatasan
aktivitas.
4) Bagaimana patofisiologi terjadinya gangguan spondilosis ischialgia?
Jawaban sementara: -
5) Apa saja faktor resiko spondilosis ischialgia?
Jawaban sementara: usia, cidera, obesitas.
6) Apa saja komplikasi dari spondilosis ischialgia?

6
Jawaban sementara: osteoporosis, kanker tulang, rakitis.
7) Bagaimana penatalaksanaan spondilosis ischialgia?
Jawaban sementara: kompres hangat di area nyeri, konsumsi obat anti
nyeri, tidak melakukan aktivitas berlebih.
8) Bagaimana tingkatan skala nyeri?
Jawaban sementara: skala 1-3 nyeri ringan, skala 4-6 nyeri sedang,
skala 7-10 nyeri berat.
9) Bagaimana anatomi fisiologi skeleta?
Jawaban sementara: vertebra cervikalis, vertebra thorakalis, vertebra
lumbalis, vertebra sakralis. Berfungsi sebagai alat gerak.
10) Bagaimana anatomi fisiologi muskulus?
Jawaban sementara: muskulus sternocleidomastoideus, muskulus
trapezius, muskulus infraspinatus, muskulus teres mayor dan minor,
muskulus latisimus dorsi, muskulus seratus anterior, muskulus obliqus
abdominalis, muskulus gluteus maximus dan medius.

c. Pokok Permasalahan 2
Terpasang DC produksi urine 300-400 cc/hari. Hasil pemeriksaan
radiologi: spondylosis dan spondylolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior
grade 1,kompresi hingga corpus Vth 12, paralumbal muscle spasme,
suspect sacroleitis bilateral.

1) Apa yang dimaksud dengan DC?


Jawaban sementara: DC kepanjangan Dower Cateter merupakan
suatu selang yang dimasukkan kedalam saluran kencing untuk
mengeluarkan urin.
2) Kenapa pada pasien spondilosis ischialgia harus dipasang DC?
Jawaban sementara: agar tidak banyak melakukan pergerakan yang
dapat memperparah penyakit.
3) Bagaimana langkah pemeriksaan radiologi pada pasien spondilosis
ischialgia?
Jawaban sementara: -
4) Apa saja penyakit yang diperiksa menggunakan pemeriksaan
radiologi?

7
Jawaban sementara: penyakit paru, gangguan pada tulang, gangguan
pada sistem pencernaan.
5) Bagaimana cara pemeriksaan musculoskeletal?
Jawaban sementara: -

d. Pokok permasalahan 3
Terapi infus Asering 20 tpm, ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50
mg/12 jam, Tramol 1 gr/12 jam, methylprednisolone 1 gr/8 jam,
santagesik 1 gr/12 jam. Dx Medis: Spondilosis Ischialgia.
1) Bagaimana farmakologi obat ketorolac?
Jawaban sementara: -
2) Bagaimana farmakologi obat ranitidine?
Jawaban sementara: -
3) Bagaimana farmakologi obat tramol?
Jawaban sementara: -
4) Bagaimana farmakologi obat methylprednisolone?
Jawaban sementara: -
5) Bagaimana farmakologi obat santagesik?
Jawaban sementara: -

5. Tujuan Pembelajaran yang Akan Dicapai Oleh Kelompok (Kognitif dan


Psikomotor).
a. Kognitif
- Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan spondilosis ischialgia
- Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan fungsi
muskuloskeletal
b. Psikomotor
- Mahasiswa mampu mengambil tindakan yang sesuai pada pasien
yang mengalami spondilosis ischialgia.
- Cara melakukan pemeriksaan fisik musculoskeletal

8
6. Jawaban yang sesuai dengan Hasil Penelusuran Pustaka / Bertanya ke Pakar.
a) Kata kata sulit/ keywoard.
1) Spondilosis: Fenomena penuaan. Dengan bertambahnya usia, tulang
dan ligamen pada tulang belakang, menyebabkan tonjolan tulang (taji
atau spur, atau osteofit).
2) Spondilolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior grade 1:Penyakit
Spondiloss dimulai dari Vertebral Lumbalis 1-5 di tubuh bagian depan.
3) Kompresi hingga corpus Vth 12:Pemberian tekannan tinggi pada bagian
Vertebral Thorakalis 1-12.
4) Paralumbal muscle spasme: Gangguan pada otot paralumbal yang
dapat menyebabkan nyeri.
5) Suspect sacroileitis bilateral: Peradangan disalah satu atau kedua sendi
sakroiliaka yang menghubungkan tulang belakang bawah dengan
panggul.

b) Pokok permasalahan 1
Ibu W (51 th) Klien mengatakan mengeluh nyeri pinggang sejak 1 bulan
yang lalu dan semakin berat 1 minggu yang lalu, nyeri terasa hingga ke
paha kiri dengan kualitas nyeri cekot-cekot dengan skala 6, muncul secara
terus menerus dan sangat mengganggu aktivitas bahkan untuk bergerak
bebas sangat terbatas.
1) Apa pengertian spondilosis ischialgia?
Jawaban:Spondylosis adalah istilah medis yang digunakan untuk
menggambarkan proses penuaan (degenerasi) tulang belakang.
Degenerasi biasanya terjadi pada taji tulang dan piringan antar tulang
belakang.Kondisi ini merupakan salah satu jenis dari osteoarthritis, yaitu
degenerasi yang terjadi pada persendian. Namun, istilah ini umumnya
merujuk pada kerusakan yang terjadi pada tulang belakang secara
keseluruhan.
Ischialgia adalah rasa sakit yang dimulai pada punggung bawah
dan menjalar ke tungkai dan kadang-kadang hingga sampai ke kaki.
Keadaan ini terjadi ketika terdapat penekanan pada saraf ischiadicus
misalnya saja karena adanya sebuah diskus yang mengalami herniasi
atau bisa juga karena adanya tonjolan tulang.(Isyanatungga,2015)

9
2) Apa saja jenis penyakit spondilosis ischialgia?
Jawaban:
a) Spondilosis Cervikalis: radang sendi yang menyerang bagian
tulang leher.
b) Spondilosis Thorakalis: radang sendi yang memengaruhi bagian
tengah tulang belakang.
c) Spondilosis Lumbalis: radang sendi yang mengenai punggung
bagian bawah.
d) Multilevel Spondilosis: radang sendi yang menyerang lebih dari
satu bagian tulang belakang.(Wikinson,2007)
3) Apa saja gejala umum spondilosis ischialgia?
Jawaban: Sakit yang menyebar dari punggung bawah menuju paha
belakang hingga kaki sakit yang terjadi beragam, mulai dari yang ringan
hingga seperti tertusuk-tusuk sensasi terbakar dan perasaan tidak
nyaman. Rasa sakit akan bertambah parah apabila penderita batuk,
bersin, atau duduk dalam waktu yang lama.(Muttaqin,2009)
4) Bagaimana patofisiologi terjadinya gangguan spondilosis ischialgia?
Jawaban: penyakit degeneratif pada tulang belakang menyebabkan
degenerasi pada diskus intervertebralis, diskus akan mulai
rusak,diskusmenjadi lebih kering,lebih tipis,dan rapuh. Dengan demikian
penutup luar diskus amat rentan untuk robek, robekan pada penutup
luar diskus ini menyebabkan keluarnya isi dari diskus, diskus inilah yang
akan menekan akar saraf sehingga jalur implus akan terganggu.
(Tjokorda,2013)
5) Apa saja faktor resiko spondilosis ischialgia?
Jawaban:
a) Usia, biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang
berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada
dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini
semakin lama semakin meningkat hingga umur sekitar 55
tahun.
b) Jenis Kelamin, laki-laki dan perempuan memiliki resiko
yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur
60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin

10
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri
pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih sering
terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi,
selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan
kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon
estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri
pinggang.
c) Status Antropometri,pada orang yang memiliki berat badan
yang berlebih resiko timbulnya nyeri pinggang lebih besar,
karena beban pada sendi penumpu berat badan akan
meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri
pinggang.
d) Pekerjaan, faktor resiko di tempat kerja yang banyak
menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah
kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan
barang, gerakan berulang, posisi atau sikap tubuh selama
bekerja, getaran, dan kerja statis.
e) Aktivitas / olahraga, kebiasaan seseorang, seperti duduk,
berdiri, tidur,mengangkat beban pada posisi yang salah
dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada
pekerja kantoran yang terbiasa duduk dengan posisi
punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang
mahasiswa yang seringkali membungkukkan
punggungnya pada waktu menulis.
f) Kebiasaan merokok, kebiasaan merokok, diduga karena
perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami
gangguan pada peredaran darahnya, termasuk ke tulang
belakang
g) Abnormalitas struktur, ketidaknormalan struktur tulang
belakang seperti pada skoliosis, lordosis, maupun kifosis,
merupakan faktor resiko untuk terjadinya LBP.(Kim,2007)

11
6) Apa saja komplikasi dari spondilosis ischialgia?
Jawaban: Hilangnya sensasi pada tungkai yang terkena, hilangnya
pergerakan pada tungkai, dan hilangnya fungsi miksi dan defekasi.
(Muttaqin,2008)
7) Bagaimana penatalaksanaan spondilosis ischialgia?
Jawaban:
8) Bagaimana tingkatan skala nyeri?
Jawaban: Kriteria skala nyeri yaitu:
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan, secara objektif pasien dapat berkomunikasi
dengan baik
4-6 : nyeri sedang, secara objektif pasien mendesis,menyeringai
7-9 : nyeri berat, secara objektif pasien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi,
nafas panjang, dan distraksi
10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu berkomunikasi
lagi.(Farastuti dan Windiastuti,2005)
9) Bagaimana anatomi fisiologi skeletal?
Jawaban:
1. Fungsi tulang secara umum :
- Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran tubuh)
- Formasi sendi (penggerak)
- Perlengketan otot
- Pengungkit
- Menyokong berat badan
- Penyimpanan mineral

2. Fungsi tulang secara khusus:

- sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suara


- email gigi: memotong,menggigit,dan menggilas makanan
- tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara.
- Panggul wanita :memudahkan proses partus.

12
- Mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan).
- Kalsium dan fosfat.
3. Faktor pertumbuhan tulang
- Herediter
- Nutrisi
- Faktor endokrin
- Faktor persarafan
- Faktor mekanis
- Penyakit-penyakit
4. Tulang menurut bentuknya
- Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya
terbesar, contohnya os humerus
- Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga ukurannya kira-
kira sama besar, contohnya ossa carpi
- Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yang ukuran lebarnya
terbesar, contohnya os parietale
- Ossa irregular (tulang tak beraturan) contohnya os sphenoidale
- Ossa pneumatica (tulang berongga udara),contohny os maxilla,
(Isyanatungga, 2015)
10) Bagaimana anatomi fisiologi muskulus?
Jawaban:
- orbicularis oris merupakan otot cincin disekitar mata, dan
dengan berkontraksi menutup mata.
- Muskulus frontalis adalah otot dasar tipis dibawah kulit dahi
- Muskulus ocipitalis adalah otot dasar tipis pada bagian belakang
kepala
- Sternomastoideus adalah otot yang menonjol pada bagian
samping leher
- Trapezius adalah otot pipih yang melebar dari os ocipitale
kearah bawah vertebrata,berfungsi untuk rotasi scapula ketika
lengan diangkat ke atas dan mengontrol penurunan lengan.
- Pectoralis minor,otot kecil yang terletak didalam pectoralis
major,berfungsi untuk mengangkat lengan,rotasi lengan
kedalam dan menarik badan saat memijat.

13
- Deltoideus adalah otot tebal diatas bahu berfungsi untuk
mengangkat lengan dan mengontrol penuunannya dan rotasi
medial dan latera lengan.(Kim, 2007)

c) Pokok Permasalahan 2
Terpasang DC produksi urine 300-400 cc/hari. Hasil pemeriksaan
radiologi: spondylosis dan spondylolisthesis VL 5 terhadap S1 ke anterior
grade 1,kompresi hingga corpus Vth 12, paralumbal muscle spasme,
suspect sacroleitis bilateral.

1) Apa yang dimaksud dengan DC?


Jawaban: Tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kandung
kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine.
2) Kenapa pada pasien spondilosis ischialgia harus dipasang DC?
Jawaban: Karena pasien geraknya dibatasi untuk proses
penyembuhan, sehingga ia tdak diperbolehkan buang air besar
maupun kecil sendiri ke kamar mandi agar tidak terjadi gangguan
pada tulang belakangnya lagi.
3) Bagaimana langkah pemeriksaan radiologi pada pasien spondilosis
ischialgia?
Jawaban: persiapan pemeriksaan radiologi
- Puasa
- Minum,namun meahan untuk tidak buang air kecil
- Melepas aksesoris yang ada di tubuh
- Mengenakan pakaian khusus
Pasca pemeriksaan radiologi
Pasien bisa kembali beraktivitas setelah pemeriksaan
selesai dilakukan. Hasil pemeriksaan bisa diketahui dihri yang
sama,atau bahkan beberapa hari kemudian.
4) Apa saja penyakit yang diperiksa menggunakan pemeriksaan
radiologi?
Jawaban: Beberapa kondisi yang bias diketahui melalui pemeriksaan
radiologi, diantaranya kanker, epilepsi, penyakit jantung, penyakit

14
paru, stroke, infeksi, gangguan pembuluh darah, gangguan sendi dan
tulang, gangguan saluran pencernaan. (Soetikno,2014)
5) Bagaimana cara pemeriksaan musculoskeletal?

Jawaban: Pemeriksaan muskuloskeletal yang Sistematis ini


merupakan teks dan atlas pembelajaran yang menyajikan materi
secara jelas dalam format langkah-demi-langkah yang dirancang
untuk mengajarkan dasar-dasar keterampilan pemeriksaan fisik
muskuloskeletal yang penting. Dengan pembahasan materi yang
mudah untuk dipahami disertai dengan ratusan foto/gambar yang
mengagumkan, buku ini menjadi sumber referensi penting bagi
mahasiswa kedokteran, residen yang sedang menjalani pelatihan,
perawat, serta dokter praktik yang sedang mencari pendekatan yang
tersistematis untuk melakukan pemeriksaan fisik muskuloskeletal
yang berpusat pada masalah/gangguan yang muncul.

PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL YANG SISTEMATIS INI


MENYAJIKAN 3 BAGIAN SISTEM PEMBELAJARAN:

- PEMERIKSAAN PENAPISAN (SKRINING)


MUSKULOSKELETAL: penilaian cepat terhadap struktur dan fungsi
- PEMERIKSAAN UMUM MUSKULOSKELETAL: penilaian yang
komprehensif terhadap inflamasi sendi dan artritis
- PEMERIKSAAN REGIONAL MUSKULOSKELETAL: penilaian yang
berpusat pada struktur dan fungsi yang dikombinasikan dengan
pemeriksaan khusus pada bahu, lutut, leher, dan punggung bawah
Setiap bab membahas tentang: Pendahuluan, Penerapan
Klinis, dan Tujuan; Konsep Penting dan Riwayat Klinis; Gambaran
Umum Pemeriksaan dan Unsur-unsur Pemeriksaan; Checklist
Praktik, dan deskripsi ringkas tentang Masalah Klinis yang Umum
Terjadi. Foto yang sangat bagus mendukung penyajian materi dan
mempertajam proses pembelajaran.(Muttaqin,2008)

15
d) Pokok permasalahan 3
Terapi infus Asering 20 tpm, ketorolac 30 mg/12 jam, ranitidine 50
mg/12 jam, Tramol 1 gr/12 jam, methylprednisolone 1 gr/8 jam, santagesik 1
gr/12 jam. Dx Medis: Spondilosis Ischialgia.
1) Bagaimana farmakologi obat ketorolac?
Jawaban: Tentang Ketorolac

Jenis obat Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs)

Golongan Obat resep

Manfaat Meredakan peradangan dan nyeri pasca operasi mata

Digunakan
Dewasa
oleh

Kategori C (Trimester pertama dan kedua): Studi pada


binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
Kategori hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat
kehamilan yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
dan
menyusui Kategori D (Trimester ketiga atau mendekati hari
lahir): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi
yang mengancam jiwa.

Bentuk
Tablet, suntik, dan tetes
obat

Peringatan:

 Harap berhati-hati bagi penderita infeksi mata, rheumatoid arthritis, asma atau
gangguan pernapasan lainnya, penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, stroke,
pembengkakan pada kaki atau tangan, dan diabetes.

16
 Harap berhati-hati jika Anda alergi terhadap aspirin dan obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid lainnya, seperti ibuprofen atau diclofenac.
 Harap waspada bagi Anda yang mudah mengalami perdarahan atau kelainan darah,
seperti gangguan pembekuan darah atau anemia.
 Hati-hati jika Anda menggunakan lensa kontak saat menjalani pengobatan dengan
ketorolac. Sebaiknya jangan menggunakan lensa kontak hingga kondisi mata benar-
benar sembuh.
 Jika pandangan menjadi buram setelah menggunakan ketorolac, jangan mengemudi
sebelum Anda bisa melihat dengan jelas kembali.
 Beri tahu dokter jika Anda akan melakukan operasi atau tindakan medis tertentu saat
dalam pengobatan ini agar dosis dapat disesuaikan.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Ketorolac

Berikut ini adalah dosis yang umumnya diresepkan oleh dokter sesuai dengan kondisi
pasien:

Kondisi Bentuk obat Dosis

Dewasa: 1 tetes (0.5%) di bagian mata yang


Konjungtivitis alergi Tetes
terinfeksi, 4 kali sehari.

Dewasa: 1 tetes (0.5%) di bagian mata yang


terinfeksi, 4 kali sehari selama 24 jam setelah
Peradangan mata Tetes
operasi katarak. Dosis dapat dilanjutkan selama
2 minggu.

Dewasa: 20mg sebagai dosis awal, dilanjutkan


dengan 10mg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum
per hari adalah 40 mg, dengan jangka waktu
Nyeri pasca operasi Tablet maksimal 5 hari.

Lansia: 10mg sebagai dosis awal, dilanjutkan


dengan setiap 4-6 jam. Dosis maksimum per
hari adalah 40 mg. (Kasim,2012)

17
2) Bagaimana farmakologi obat ranitidine?
Jawaban:
a) Ranitidin adalah obat yang dapat digunakan untuk
menangani gejala atau penyakit yang berkaitan dengan
produksi asam berlebih di dalam lambung.
b) Merek dagang: Acran, Conranin, Fordin, Radin, Rancus,
Ranivel, Rantin, Ratinal, Renatac, Tyran, Ulceranin,
Wiacid, Zantac, Zantifar
c) Dikonsumsi oleh dewasa dan anak-anak Kategori
kehamilan dan menyusui.
d) Peringatan:Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan
dosis dengan anjuran dokter.Konsultasikan dosis ranitidin
untuk anak-anak dengan dokter.Harap berhati-hati bagi
penderita gangguan ginjal.Harap waspada bagi yang
memiliki riwayat perdarahan, sulit menelan, muntah, dan
penurunan berat badan tanpaalasan jelas.Penderita yang
memiliki riwayat porfiria akut tidak boleh menggunakan
ranitidin.Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera
temui dokter.
e) Dosis Ranitidin
-Pencegahan sekresi asam selama pasien diberikan
anestesi general
Dewasa: 150 mg diberikan 2 jam sebelum pemberian
anestesi general. Dapat pula diberikan pada malam hari
sebelumnya.Pada wanita yang akan melahirkan, dapat
diberikan 150 mg sebagai dosis awal dan kemudian
diulangi tiap 6 jam.
-Infeksi Helicobacter pylori
Dewasa: 300 mg diminum sebelum tidur. Dapat pula
digunakan 150 mg dua kali sehari yang dikombinasikan
dengan amoxicillin 750 mg dan metronidazole 50 mg
sebanyak tiga kali sehari selama 2 minggu.
-Ulkus gastris dan ulkus duodenum jinak

18
Dewasa: Dosis awal adalah 300 mg diminum sebelum
tidur atau 150 mg dua kali sehari selama 4-8 minggu.
Pada penderita ulkus duodenum dapat diberikan 300 mg
dua kali sehari selama 4 minggu untuk mempercepat
penyembuhan.
-Kelainan Hipersekresi
Dewasa: 150 mg dua kali atau tiga kali sehari dengan
dosis maksimal 6 gram per hari.
-Penyakit refluks gastro-esofagus (GERD)
Dewasa: 150 mg dua kali sehari atau 300 mg yang
dikonsumsi sebelum tidur selama 8 minggu. Pada kasus
GERD berat dapat diberikan 150 mg sebanyak 4 kali
sehari selama 12 minggu.Anak-anak (1 bulan-16 tahun): 5-
10 mg/kg setiap hari dibagi menjadi 2 kali konsumsi. Dosis
maksimum 300 mg per hari.
-Dispepsia
Dewasa: Pada episode dispepsia kronis dapat diberikan
150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sebelum tidur selama 6
minggu.Untuk mengobati dispepsia jangka pendek, 75 mg
maksimum 4 kali sehari. Pengobatan penyakit dispepsia
jangka pendek dilakukan maksimal selama 2 minggu.
-Radang esofagus erosif
Dewasa: 150 mg 4 kali sehari. Sedangkan untuk
perawatan, dosis dapat diberikan sebanyak 150 mg dua
kali sehari.Anak-anak (1 bulan – 16 tahun): 5-10 mg/kg
setiap hari yang dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi. Dosis
maksimum adalah 600 mg per hari.
f) Efek Samping dan Bahaya Ranitidin. Beberapa efek
samping yang mungkin saja dapat terjadi setelah
menggunakan ranitidin adalah:diare,muntah-muntah, sakit
kepala, insomnia, vertigo, ruam, konstipasi, sakit perut,
sulit menelan. urine tampak keruh, bingung,
berhalusinasi.(Yeo,2016)

19
3) Bagaimana farmakologi obat tramol?
Jawaban:
a) Tramol merupakan obat obat pereda rasa sakit, misalnya
rasa sakit atau nyeri setelah operasi.
b) Merek dagang tramol: Fiotram, Tramal, Thramed, Tradosik,
Tramadol, Dolatram, Zephanal, Tracedol, Ultracet, Ulcetra,
Orasic, Analtram.
c) Dikonsumsi oleh dewasa dan anak usia 12 tahun keatas
d) Peringatan: Hindari menggunakan tramol jikamenderita
asma, ileus paralitik, dan fenilketonuria.Konsultasikan ke
dokter jika Anda pernah mengalami gangguan organ hati,
ginjal, kandung kemih, empedu, pankreas, dan kelenjar
tiroid.
e) Dosis Tramol: Dosis tramol untuk dewasa dan anak-anak
12 tahun ke atas adalah 50-100 mg/hari, setiap 4-6 jam.
Konsumsi obat tramol tidak boleh melebihi 400 mg per hari.
Pada lansia di atas 75 tahun, dosis tramol tidak boleh
melebihi 300 mg per hari.Tramol dalam bentuk injeksi atau
suntik hanya diberikan di rumah sakit oleh petugas medis,
dan dosisnya ditentukan oleh dokter.
f) Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan
tramol adalah:Pusing, Sakit kepala, kantuk, mual, muntah,
konstipasi, mulut kering, berkeringat, energi menurun
Pada kondisi tertentu, tramol dapat menyebabkan efek
samping serius, terutama jika digunakan pada anak-anak.
Disarankan untuk segera menghubungi dokter apabila
terjadi hal-hal berikut setelah menggunakan tramol:sulit
tidur, jantung berdebar, gelisah, halusinasi, sesak
napas.(Yeo,2016)

20
4) Bagaimana farmakologi obat methylprednisolone?
Jawaban:
a) Methylprednisolone merupakan obat yang digunakan
untuk meredakan peradangan dan gejala alergi
b) Merek dagang methylprednisolone:Methylprednisolone,
Depo Medrol, Cormetison, Lameson, Meticon, Carmeson,
Phadilon, Vadrol, Cortesa, Prednox, Medixon, Urbason,
Hexilon, Comedrol, Lexcomet, Intidrol, Methylon, Metrison,
Advantan
c) Dikonsumsi oleh anak dan dewasa
d) Peringatan: Hindari menggunakan obat ini jikasedang
menderita infeksi jamur.Jika terjadi reaksi alergi atau
overdosis, segera hubungi dokter.
e) Dosis Methylprednisolone
-lupus atau multiple sclerosis
Obat tablet minumdosis dewasa: 2-60 mg per hari, terbagi
menjadi 1-4 kali pemberian, tergantung jenis penyakit yang
sedang diobati. Dosis anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per
hari. Pemberian obat dilakukan tiap 6-12 jam.
Obat suntikdosis dewasa: 10-500 mg per hari.
Dosis anak-anak: 0,5-1,7 mg/kgBB per hari. Pemberian
obat dilakukan tiap 6-12 jam.
-reaksi alergi dan asma
Obat tablet minum dosis dewasa: 4-24 mg per hari. Obat
suntikdosis dewasa: 40 mg per hari. Pemberian dosis
tergantung pada respons tubuh.Dosis anak-anak: 1-4
mg/kgBB per hari.
-ruam kulit akibat reaksi alergi atau peradangan (krim oles
Dosis dewasa: 1 kali sehari, dioleskan pada area yang
mengalami kelainan.Dosis anak-anak: 1 kali sehari,
dioleskan pada area yang mengalami kelainan.
f) Efek samping dan Bahaya Methylprednisolone. Beberapa
efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi
methylprednisolone: lebih mudah terkena infeksi, naiknya

21
kadar gula dalam darah, mual dan muntah, sakit kepala,
nafsu makan menurun, sulit tidur, keringat berlebih sakit
maag, nyeri otot.(Kasim,2012)

5) Bagaimana farmakologi obat santagesik?


Jawaban:santagesik digunakan untuk mengatasi nyeri akut atau kronik
berat seperti sakit kepala,sakit gigi,tumor,nyeri pasca operasi & nyeri
pasca cedera; nyeri berat yang berhubungan dengan spasme otot polos
(akut atau kronik) misalnya spasme otot atau kolik yang mempengaruhi
GIT,pasase bilier,ginjal,atau saluran kemih bagian bawah.(Kasim,2012)

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Spondilosis merupakan penyakit degeneratif tulang belakang yang mengakibatkan tulang
belakang /medulla spinalis tertekan. Spondilosis adalah salah satu jenis osteoartitis, yakni
radang sendi karena radang sendi menipis.

B. Saran
1. Apabila merasakan gejala spondilosis ischilalgia segera periksa ke dokter terdekat.
2. Selalu periksakan penyakit secara bertahap.
3. Pengobatan harus dilakukan secara intensif dengan dokter spesialis tulang.
4. Menjaga pola makan dan tidur.
5. Sering berolahraga

23
DAFTAR PUSTAKA
Farastuti, D., & Windiastuti, E. (2005). Penanganan Nyeri pada Keganasan. Jakarta: PT Isfi.

Isyanatungga, E. (2015). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada kasus Ischialgia Karena Spondilosis.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasim, F. (2012). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: Ikatan Apoteker Indonesia.

Kim, D. (2007). Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot. Semarang: Erlangga.

Muttaqin, Arief.(2008).Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.


Jakata: Salemba Medika

Yeo, B. (2016). MIMS Referensi Obat. Jakarta: PT. Media Data Indonesia.

24

Anda mungkin juga menyukai