Anda di halaman 1dari 13

PELUANG PASAR PRODUK PERLEBAHAN

INDONESIA

Oleh :
Alex Novandra, S.Hut.,M.S.E.
Ir. I Made Widnyana

Disampaikan pada Acara Alih Teknologi


Balai Penelitian Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu
2013
1. Pendahuluan
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas pengembangan
Kementerian Kehutanan dan menjadi komoditas unggulan adalah madu. Madu
merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan
memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai suplemen kesehatan, kecantikan, anti
toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku dalam industri makanan dan minuman.
Dengan luas hutan yang mencapai 136,88 juta ha (Kementerian Kehutanan, 2010)
potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar. Sumber daya hutan itu dapat
dikembangkan sebagai ekosistem dan peternakan lebah madu. Diperkirakan rata-rata
produksi madu seluruh Indonesia sekitar 4000 ton setiap tahunnya, dan dari produksi
tersebut sekitar 75 % dihasilkan dari perburuan madu liar di hutan (Kuntadi, 2008).
Madu merupakan produk yang mengandalkan sumber daya alam untuk
produksinya. Dengan potensi sumber daya hutan yang cukup luas, Indonesia bisa
dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dibandingkan
negara lain. Keunggulan komparatif tersebut merupakan modal dasar yang perlu
dikembangkan melalui pembangunan ekonomi sehingga dapat menjadi keunggulan
bersaing (competitive advantage) yang bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan
perekonomian nasional secara umum.
Peningkatkan pemasaran madu baik pada pasar domestik mauapun pada pasar
Internasional akan menghadapi tantangan yang semakin kuat dalam era globalisasi. Era
globalisasi ini ditandai dengan terbentuknya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)
yang terus mempromosikan liberalisasi perdagangan dunia dan berkompeten untuk
menghasilkan aturan perdagangan antar negara. Kesepakan liberalisasi perdagangan
yang telah disepakati oleh Indonesia baik lingkup bilateral, regional maupun dunia
menjadikan suatu keharusan agar kita bisa menghasilkan produk khususnya madu
dengan kualitas yang baik dan dengan harga bersaing agar tidak kalah bersaing dengan
negara lain.
Harga madu juga menjadi elemen penting dalam kegiatan pemasaran, dimana teori
menyatakan bahwa ketika harga suatu barang mengalami kenaikan maka permintaan
terhadap barang tersebut akan menurun, hal sebaliknya ketika terjadi penurunan harga
barang maka permintaan akan barang tersebut akan mengalami peningkatan.
Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat
konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15 gram/orang/th atau
hanya setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Sebagai pembanding
konsumsi madu di negara – negara maju seperti Jepang dan Australia telah mencapai
kisaran 1.200 s/d 1.500 gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).

Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari Kementerian
Kehutanan.
Tabel. 1. Jumlah Produksi Madu Indonesia
No Tahun Jumlah Produksi (ton)
1 2001 2.112
2 2002 1.932
3 2003 1.949
4 2004 3.841
5 2005 1.588
6 2006 1.421
7 2007 -
8 2008 -
9 2009 1.932
10 2010 -
(Sumber : Kementerian Kehutanan, 2010)

Perdagangan madu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami defisit yang cukup
besar, hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih sangat rendah,
sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk
sekitar 250 juta jiwa dan asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr /
tahun paling tidak kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun untuk
memenuhi kebutuhan madu domestik. Sementara produksi madu kita dari tahun ke
tahun terus menurun, sehingga tidak mengherankan jika Indonesia mengimpor madu
dari negara lain untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Peluang pasar seperti
ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar hutan agar mampu
memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang bersaing.
Tabel 2. Nilai Ekspor Impor Madu Indonesia tahun 2011 (Kode Harmonize System
0409000000)
No Bulan Ekspor (US $) Impor (US $) Ekspor - Impor
1 Januari 252.056 1.114.317 -862.261
2 Februari 239.653 659.376 -419.723
3 Maret 282.275 335.086 -52.811
4 April 296.221 972.899 -676.678
5 Mei 230.605 574.834 -344.229
6 Juni 186.943 751.317 -564.374
7 Juli 300.426 269.681 30.745
8 Agustus 276.948 1.119.069 -842.121
9 September 473.847 426.975 46.872
10 Oktober 128.198 427.722 -299.524
11 November 205.833 837.120 -631.287
12 Desember 201.967 304.264 -102.297
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012)

2. Potensi Madu Indonesia


Madu merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi produk
unggulan di sektor kehutanan. Dengan luas daratan seluas 193 juta hektar dan luas
hutan sekitar 143 juta hektar, maka Indonesia mempunyai sumber daya alam lahan yang
sangat luas untuk pengembangan industri madu. Sedikitnya terdapat 115 tanaman yang
dapat menjadi sumber nektar di negeri ini, keadaan alam Indonesia ini sangat cocok
untuk usaha peternakan lebah karena sangat kaya akan ragam tanaman berbunga.
Kenyataan ini memungkinkan produksi madu di Indonesia dapat terjadi sepanjang
tahun.
Di Indonesia madu dihasilkan dari beberapa jenis lebah madu diantaranya: Apis
andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis
koschevnikovi, Apis nigrocicta, Apis mellifera. Dari berbagai jenis lebah madu tersebut,
jenis Apis dorsata merupakan lebah madu Asia yang paling produktif dalam
menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang
menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka dan tebing jurang
bebatuan. Karena itu sampai sekarang para ilmuwan belum berhasil membudidayakan
lebah Apis dorsata dalam bentuk tertutup.
Di Indonesia daerah yang terkenal sebagai sumber penghasil madu salah satunya
adalah di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Madu lebah hutan di Sumbawa sebagian
besar di hasilkan oleh jenis lebah dari Apis dorsata atau oleh banyak kalangan
perlebahan dikategorikan sebagai lebah raksasa karena ukurannya lebih besar dari jenis
lebah madu lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah hutan yang hingga
saat ini di kalangan masyarakat Sumbawa belum dapat dibudidayakan baik dengan cara
tertutup maupun dengan cara terbuka. Spesies lebah ini dapat di temukan di seluruh
desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

a. Profil Perdagangan Madu Domestik


Data volume kebutuhan produk madu di pasar nasional belum ada. Karakteristik
madu yang dibutuhkan untuk pasar industri umumnya harus memenuhi standar nasional
(SNI 01-3545-1994). Sedangkan untuk pasar konsumen, seiring dengan meningkatnya
kesadaran akan hidup sehat, volume permintaan pasar semakin bertambah walaupun
tidak signifikan dan terbatas di kalangan masyarakat menengah ke atas. Outlet - outlet
penjual madu pun semakin banyak bermunculan, terutama di kota-kota besar.
Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI), sebuah jaringan LSM pendamping
produsen madu hutan memproduksi sekitar 208 ton madu hutan per tahun. Namun
kemampuan JMHI memasarkan madu hutan baru sekitar 27 ton atau 13 persen dari total
madu yang dihasilkan oleh para produsen madu hutan, itupun hanya madu yang berasal
dari Kalimantan (90%) dan sisanya berasal dari Sulawesi (10%). Kelebihan produksi
madu hutan yang tidak dapat dipasarkan oleh JMHI ini akhirnya dipasarkan ke
masyarakat lokal.
Masyarakat sebagian besar memanfaatkan madu ini untuk tujuan kesehatan atau
obat karena mereka percaya terhadap keaslian dan manfaat madu hutan. Harga madu
hutan di tingkat petani berbeda-beda, berkisar antara Rp.40.000 - Rp.50.000 per kg.
Sedangkan harga jual di tingkat kota berkisar antara Rp.75.000 hingga Rp.100.000 per
kg. Produk madu hutan yang dihasilkan oleh produsen di kawasan hutan, umumnya
dipasarkan ke konsumen yang berada di kota-kota terdekat dari lokasi penghasil madu.
Mekanisme pemasaran madu hutan dapat langsung dijual oleh petani madu di sekitar
hutan kepada konsumen, dapat juga melalui pengumpul/trader dari kota-kota terdekat
dengan konsumen. Umumnya ada tiga cara pemasaran yang dilakukan oleh para pelaku
pasar madu hutan. Pertama, setelah panen, para produsen madu langsung memasarkan
produknya ke LSM pendamping yang kemudian dipasarkan ke pengecer atau ada yang
langsung ditawarkan ke konsumen. Ada pula yang sebelum sampai ke konsumen, madu
tersebut melewati pengecer terlebih dahulu. Kedua, petani madu langsung menjualnya
ke tengkulak. Setelah itu, tengkulak baru memasarkannya ke pengecer, dari pengecer
inilah sampai ke tangan konsumen. Pola yang ketiga lebih sederhana, setelah para petani
madu memanen madu hutan, mereka langsung memasarkannya ke konsumen.
Selain dimanfaatkan oleh masyarakat lokal, kalangan industri jamu juga tertarik
memanfaatkan madu hutan untuk produk-produk jamu. Namun standar madu yang
diperlukan oleh industri jamu sulit dipenuhi oleh petani madu. Misalnya kandungan
kadar air madu yang dapat diterima industri jamu sebesar 24 persen, sedangkan
kandungan kadar air madu hutan yang dihasilkan masih sekitar 28 persen. Penolakan
madu hutan oleh pihak industri jamu juga terkadang karena produk kurang higienis,
seperti kaki lebah dan kotoran sarang lebah yang sering masih ditemukan dalam madu
hutan. Selain itu, harga yang diminta oleh industri jamu lebih rendah dari yang
diharapkan oleh petani. Data komprehensif volume pasar madu hutan untuk saat ini
masih sulit ditemukan. Termasuk data kebutuhan madu yang diperlukan baik oleh
industri jamu atau kosmetika.

b. Profil Perdagangan Internasional Madu


Tidak ada data komprehensif mengenai volume madu di tingkat internasional.
Banyak dari negara-negara produsen madu memanfaatkan produknya untuk konsumsi
dalam negerinya. Madu hutan yang banyak dihasilkan oleh lebah Apis dorsata ini,
merupakan produk hasil hutan non kayu utama di banyak negara. Madu adalah sumber
pendapatan pemerintah, Di beberapa negara seperti Bangladesh dan Thailand,
pengumpulan madu hutan dikendalikan dan diorganisir melalui izin pemungutan hasil
oleh Departemen Kehutanan. Sedangkan di negara lain, para pemungut hasil hutan
dapat mengambilnya cuma-cuma baik untuk keperluan domestik atau untuk dijual.
Hutan sundarbans di Bangladesh (hutan mangrove terbaik di Asia) adalah sumber
utama penghasil madu di negara tersebut, rata-rata panen berkisar antara 220 ton madu
dan 55 ton lilin setiap tahunnya (ADB, 1992). Sejumlah kecil lilin lebah biasanya
diekspor dari negeri ini. Menurut Gupta dan Guleria (1982), dari hutan-hutan India
dihasilkan sekitar 350 ton madu setiap tahunnya. Sebuah sarang lebah alami, dalam satu
tahun dapat menghasilkan sekitar 35 kg madu dan 1 kg lilin. Sementara di kawasan
hutan Pakistan, pengumpul madu dapat menghasilkan 55 - 60 ton per tahun (Iqbal,
1991). Menurut De Beer (1993), Vietnam setiap tahunnya menghasilkan sekitar 200 -
400 ton madu hutan untuk memenuhi kebutuhan domestiknya. Satu liter madu dari delta
sungai Mekong dihargai 10.000 hingga 40.000 Dong atau sekitar US$ 0,6 – US$ 2,7
(tahun 1991). Beberapa provinsi di Laos juga menghasilkan madu hutan berkualitas
baik, saat ini, kebanyakan madu dipasarkan secara lokal. Sejumlah kecil dijual di
perbatasan negara-negara tetangga seperti Thailand, Banglasedh, dan Vietnam. Pada
tahun 1992, sebuah pabrik kecil telah dibangun guna memproses dan mengepak madu
hutan untuk ekspor ke Thailand dan Eropa (De Beer, 1993).
Nurhayati (2006) menjelaskan bahwa negara eropa sangat tergantung pada impor
madu karena produksi dalam negerinya hanya mampu memenuhi 40 persen permintaan
pasar domestiknya. Negara-negara Eropa yang mengimpor madu diantaranya adalah
Perancis, Spanyol, Inggris, Belgia, Denmark dengan jumlah madu yang diimpor (per
tahun) berurut-turut adalah 10.175 ton, 2.629 ton, 2.724 ton, 2.313 ton dan 1.084 ton.
Madu-madu impor tersebut umumnya digunakan untuk keperluan industri dan juga
sebagai bahan baku madu konsumsi yang dijual melalui outlet atau retail. Pasar madu
organis Eropa relatif sangat kecil, diperkirakan hanya sekitar 1 persen total pasar madu
konvensional (288.000 ton pada tahun 2001). Penyebabnya adalah perbedaan antara
madu organis dan konvensional sangat sedikit, karena bagaimanapun juga, madu adalah
produk alami. Perbedaan ini mungkin akan menjadi lebih penting jika masyarakat
menaruh perhatian pada skandal kontaminasi madu dari China. Saat ini, madu-madu
yang berasal dari China dilarang masuk ke pasar Eropa karena resiko terkontaminasi
antibiotik. Namun disisi lain, jika standar kualitas madu konvensional lebih ketat, maka
ruang gerak madu organis akan semakin sempit. Saat ini, pasar madu organis di Jerman,
Inggris dan Belanda diperkirakan sekitar 2.000 ton. Sementara itu pasar madu organis
untuk keperluan industri di 3 negara tersebut diperkirakan 50 persen dari total pasar
madu organis , lebih besar ketimbang pasar madu konvensional untuk industri yang
berkisar 20 persen. Ini disebabkan karena banyak pengolah bahan pangan organis lebih
suka menggunakan madu sebagai salah satu bahan ingrediennya. Di tingkat pengecer,
para pembeli lebih menyukai madu tanpa campuran, jumlah madu untuk keperluan
konsumsi yang telah dicampur tidak begitu disukai. (Export opportunities for African
organic honey, Juli 2002).
Madu-madu yang diimpor ke Eropa umumnya digunakan untuk keperluan industri
sebagai campuran sereal, kacang salut madu, makanan bayi, produk farmasi, dan
kosmetik, atau sebagai bahan pembuatan roti, atau sebagai bahan baku madu untuk
keperluan konsumsi (dijual melalui outlet/retail). Untuk setiap segmennya, dibutuhkan
standar kualitas yang berbeda, juga harga yang berbeda Untuk pasar fair trade sendiri,
14% madu eceran dijual secara fair trade. Total penjualan madu dunia secara fair trade
pada tahun 2004 adalah sebanyak 1.236 ton. Negara-negara yang menjual madu secara
fair trade selama tiga tahun terakhir adalah: Jerman (turun, dari 378 ton menjadi 335
ton). Inggris (meningkat tajam, dari 100 ton menjadi 207 ton). Swiss (seimbang, dari
385 ton menjadi 396 ton). Italia (meningkat, dari 38 ton menjadi 102 ton). Perancis
(meningkat dari 0 ton menjadi 52 ton). (Sumber: FAOSTAT 2005, Eurostat 2005).

Tabel. 3. Produksi, dan Perdagangan Madu Dunia Tahun 1997


No Negara Produksi Impor Nilai (US Ekspor Nilai US $
(ton) (ton) $ x 1.000) (ton) x 1.000)
1 Argentina 65.000 171 336 70.422 108.361
2 Australia 26.000 30 70 13.287 22.159
3 Canada 29.000 1.992 3.279 8.408 17.054
4 China 188.000 2.296 2.393 48.306 69.200
5 Cuba 6.000 - - 3.800 5
6 Ethiopia 31.000 - - 1 5.000
7 Jerman 12.000 83.295 130.383 13.061 33.406
8 Kenya 26.000 20 57 1 1
9 Mexico 54.000 135 246 26.900 41.090
10 Afrika Selatan 1.000 587 707 27 83
11 United 3.000 21.223 37.282 904 2.430
Kingdom
12 USA 90.000 75.950 124.852 4.111 7.858
(sumber : FAO Production Yearbook, Vol 51)
3. Potensi Pemasaran Produk Trigona Spp.

Selain menghasilkan madu, lebah Trigona juga menghasilkan propolis yang berkhasiat
untuk kesehatan dan permintaan terhadap propolis semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Beberapa contoh kemasan produk propolis yang siap untuk di pasarkan bisa di
lihat seperti gambar berikut.

Beberapa Gambar Produk Propolis


Dalam majalah Trubus No. 482 periode terbitan Januari 2010/XLI disebutkan bahwa
harga jual propolis yang sudah dikemas dalam ukuran 6 ml laku terjual seharga
Rp.550.000,-. Beberapa produsen dan distributor produk dari propolis diantaranya
seperti PT. Ratu Nusantara, CV Cahya Sejahtera, PT Melia Nature Indonesia, dan PT
High Dessert Indonesia.

4. Strategi Pemasaran

Merupakan hal yang penting untuk mengenalkan produk atau brand kepada orang
banyak atau pembeli, oleh karena itu, marketing merupakan hal yang harus benar-benar
diperhatikan jika ingin menjalani sebuah usaha atau bisnis. Hal penting lainnya yang
harus diingat bahwa marketing merupakan hal yang terus berubah, maka dituntut
keharusan untuk terus berinovasi.

Berikut ini beberapa strategi didalam memasarkan produk perlebahan baik madu
maupun propolis ataupun jenis perlebahan yang lainnya seperti lilin, polen maupun
royal jelly yang disarikan dari www. http://tips-cara-kiat-sukses.blogspot.com

a. Buatlah pembeli Anda sebagai agen promosi Anda


Konsumen yang berpotensi umumnya mengenal produk Anda dari kenalan atau
sahabat mereka, yang merekomendasikan produk Anda. Jadi, mengapa Anda tidak
memanfaatkan hal ini? Anda bisa menbuat konsumen Anda menjadi seorang Brand
Ambassador. Anda bisa memberikan mereka diskon khusus jika mereka
merekomendasikan produk Anda ke masyarakat luas.

b. Buatlah konsumen Anda menjadi fans produk Anda


Anda harus melihat bagaimana Steve Jobs dapat membuat beribu orang mencintai
dirinya, dan sangat setia dengan produk-produk yang ia luncurkan. Anda harus
membuat produk, bahkan diri Anda sendiri sangat menarik, hingga semua orang
tertarik untuk mempromosikannya kepada teman mereka.
c. Tawarkan kartu diskon
Cara untuk memberikan hadiah kepada konsumen Anda yag loyal adalah dengan
memberikan kartu diskon. Hal ini dapat membantu membangun loyalitas orang-
orang terhadap Brand Anda, dan mereka akan terus kembali lagi untuk menikmati
diskon-diskon yang Anda berikan.

d. Mintalah testimonial dari pelanggan Anda


Mintalah Testimonial dari pelanggan Anda yang merasa puas dengan produk yang
Anda jual. Hal itu dapat mempengaruhi masyarakat lain, karena adanya
pengalaman yang positif dari orang lain, keyakinan akan produk Anda dapat
semakin berkembang.

e. Bentuklah kemitraan
Untuk seorang trader tunggal, terkadang kemitraan sangat dibutuhkan untuk
membangun Bisnis yang lebih besar. Bekerja sama dengan Bisnis lain berarti Anda
bisa memiliki akses untuk konsumen mereka. Anda juga memiliki orang-orang
yang dapat mebantu Anda melewati kesulitan-kesulitan dalam menghadapi
permasalahan Bisnis Anda.

f. Buatlah kegiatan sosial


Membantu sebuah organisasi sosial akan sangat berpengaruh untuk Brand bisnis
Anda. memiliki dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dapat
menaikkan pamor Anda di dunia Industri, dan membantu penjualan nantinya.

g. Buatlah sebuah Kompetisi


Buatlah sesuatu yang dapat dibicarakan orang banyak. Buatlah sebuah kompetisi
menarik yang dapat menjadi bahan pembicaraan orang-orang, dan dapat
mengundang orang-orang untuk terlibat dengan Bisnis yang Anda jalankan.
Keterlibatan itu tidak hanya sebatas sebagai pembeli, tapi juga dapat terlibat
langsung melalui kompetisi yang Anda adakan.
h. Cobalah dan menangkan sebuah penghargaan Bisnis
Masuk nominasi penghargaan di dunia Bisnis tidaklah sesulit yang dibayangkan.
Untuk beberapa orang, hal yang perlu dilakukan hanyalah sekedar mengisi aplikasi.
Jika Anda sukses, koran-koran lokal bisa tertarik untuk meliput bisnis Anda
sehingga networking Anda semakin luas.

i. Buatlah business card yang menarik


Business card bisa dengan murah diperoleh dan dapat memberi kesan yang baik dari
bisnis Anda. Dengan business card, Anda dapat terkesan profesional dan dapat
membuat orang-orang mengingat Bisnis Anda. Jika Anda bertemu dengan
konsumen-konsumen yang berpotensi, berikanlah kartu Bisnis Anda. Dengan begitu
mereka dapat mengingat Anda dan menghubungi Anda di kemudian hari.

k. Tulislah sebuah berita


Tulislah sebuah berita yang berisi konten yang menjelaskan secara detail tentang
bisnis Anda, dan apa yang membuat bisnis Anda berbeda dari yang lain. Targetkan
seluruh surat kabar yang dinilai relevan dengan bisnis Anda, dan jangan berhenti
sampai disitu. Targetkan juga website, majalah, dan radio yang sesuai dengan bisnis
yang Anda jalankan.
l. Gunakalnlah media sosial yang berpengaruh, seperti Twitter.
Buatlah akun Facebook dan Twitter, serta sosial media lain yang sedang booming
untuk bisnis Anda. Anda harus membuat orang-orang megenal dan peduli dengan
produk Anda. Jika Anda memiliki sebuah toko atau stand, tweet lah tentang hal itu,
atau apa saja yang Anda sediakan di toko Anda. Tweet pula diskon-diskon yang ada
di toko Anda, dan tweet lah hal-hal yang dapat menginfokan produk Anda kepada
masyarakat.

m. Gunakanlah Facebook
Manfaatkalah Facebook untuk mengiklankan poduk Anda secara gratis, dengan
cara membagikan foto-foto dan berita-berita penting yang menarik yang bisa
menarik minat masyarakat.

n. Buatlah sebuah Website


Untuk sebuah bisnis yang ingin berkembang dan sukses, sangat perlu dibuat sebuah
Website. hal pertama yang dilakukan customer saat ingin membeli sebuah produk
adalah mencarinya lewat Google. Sebuah Website yang menarik dapat membuat
bisnis Anda terlihat profesional, dan meningkatkan kepercayaan pelanggan
terhadap bisnis Anda. sosial media yang Anda gunakan juga harus terhubung
dengan Website Anda.

Anda mungkin juga menyukai