Fileku PDF
Fileku PDF
ABSTRACT
The development of acculturation of Hindu, Buddhist and Islamic cultures in Indonesia is
studied as a part of Indonesian national historical textbooks. In order to understand and
discover the elements of acculturation in historical events, this study is conducted based
on the historical textbook theory and cultural acculturation theory. This study is aimed at
finding the relationship and values in historical education. Critical discourse analysis is
used as a method of analysis to unveil the acculturation values contained on history
textbooks in schools. Hence, the study results showed that there is a relation between
textual study of history textbooks and the acculturation of Hindu, Buddha and Islam
culture.
ABSTRAK
Perkembangan akulturasi kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia merupakan
kajian buku teks pelajaran sejarah nasional Indonesia. Agar dapat memahami dan
menemukan unsur-unsur akulturasi pada peristiwa sejarah, maka kajian ini harus
didasarkan pada teori buku teks pelajaran sejarah dan teori akulturasi kebudayaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan dan makna nilai dalam pendidikan
sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks/wacana kritis pada buku
teks pelajaran sejarah di sekolah. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
kajian buku teks sejarah dengan akulturasi kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam.
maka teks adalah wacana (lisan) yang melakukan kontak agar dapat beradaptasi
difiksasikan ke dalam bentuk teks/wacana. dengan kebudayaan baru.
atap tumpang. Menara masjid Banten Model arsitektur dari masa awal 1)
adalah bangunan tambahan pada zaman Mustoko/memolo; 2) Atap tumpang; 3)
kemudian, menara tersebut dibangun Soko guru tatal; 4) Mihrab; 5) Serambi; 6)
oleh Cordell, seorang pelarian Belanda model Mihrab di Masjid Agung Demak”
yang masuk Islam. Bentuk menara (Badrika, 2004, hlm. 137).
masjid Banten adalah seperti Hal diatas menunjukan bahwa
mercusuar. keberadaan makam di indonesia mengalami
c. Letak masjid. Masjid selalu terletak di perpaduan akulturasi antar kebudayaan
dekat istana raja (atau adipati/bupati). sehingga memiliki corak yang khas dari
Di belakang masjid sering terdapat kondisi makam Islam di luar Indonesia. Hal
makammakam. Sedangkan di depan ini dapat ditunjukan pada kajian sejarah
istana selalu ada lapangan besar (alun- buku teks pelajaran sekolah “komplek
alun) dengan pohon beringin kembar. pemakaman pada zaman Islam di Indonesia
Letak masjid selalu ada di tepi barat dipengaruhi kebudayaan Hindu diantaranya
istana. Rangkaian makam dan masjid 1) makam dan Gapura Sendang Duwur
ini pada dasarnya adalah kelanjutan dari letaknya diatas bukit di daerah Tuhan; 2)
fungsi candi pada zaman kerajaan Cangkup makam Putri Wari di Leran
Hindu-Nusantara. Gresik; 3) Makam Syeh Maulana Malik
Ibrahim; 4) Makam Masjid Kudus
Hal ini menunjukan bahwa bentuknya serupa dengan candi yang
perkembangan masjid di Islam di Indonesia terdapat di Jawa Timur” (Badrika, 2004,
menandakan adanya perpaduan atau istilah hlm. 138). Fenomena tersebut menunjukan
lain yakni akulturasi kebudayaan antara perpaduan dan interaksi kebudayaan
kebudayaan Islam dengan kebudayaan Hindu-Budha dan Islam bercampur
lokal asli Indonesia,karena jelas masjid menghasilkan kebudayaan baru yang hanya
kuno tersebut mempunyai ciri yang sangat ada di Indonesia.
berbeda dengan masjid-masjid di luar Kesusasteraan zaman madya
Indonesia secara umum seperti (menara, (Islam) berkembang di daerah selat
atap dan letak masjid). Adapun mengenai Malaka, akan tetapi perkembangnya tidak
letak masjid sangat jelas berbeda karena sebesar kesusasteraan zaman purba (Hindu-
mayoritas masjid kuno yang berkembang di Budha). Hal ini dikarenakan tidak ada
Indonesia berdekatan dengan istana tempat khusus untuk melestarikannya
kerajaan seperti (Masjid Banten, Demak, seperti kesusasteraan purba yang masih
Cirebon, Yogyakarta). tersimpan rapih di Bali. Kesusasteraan
Dipertegas menurut Woodward zaman madya (Islam) yang ada saat ini
(2012, hlm. 87), Masjid Agung Demak sebagaian besar merupakan hasil gubahan
yang disebut sebagai masjid tertua di Jawa, baru sebagai suatu bentuk akulturasi
dan masjid-masjid keraton di Kota Gede kebudayaan.
(Mataram) memiliki bentuk atap bersusun Adapun hal diatas dapat dipelajari
seperti kuil-kuil Hindu Asia Selatan. Pola pada sejarah buku teks pelajaran sekolah
arsitektur ini tidak dikenal di kawasan dunia yang menjelaskan sebagai berikut.
Muslim lainnya,maka dipertegas Dasuki “Perkembangan awal seni sastra
(Hafizh. 1998, hlm. 30) Hal ini berbeda Indonesia pada zaman Islam berkisar
dengan bentuk masjid di wilayah jawa di sekitar selat Malaka sebagai
tengah yang cenderung berbentuk pertumbuhan baru dan di Jawa
piramida/limas seperti Masjid Demak, sebagai perkembangan lebih lanjut
Masjid Agung Surakarta, dan Masjid dari seni sastra zaman Hindu”.
Yogyakarta. (Badrika, 2004, hlm. 139).
“Model arsitektur makam pada
masa Islam awal sangat dipengaruhi oleh Pada perkembangan akulturasi
kebudayaan hindu. Hal ini nampak pada kebudayaanan Islam dengan kebudayaan
bangunan atapnyayang bertingkat-tingkat. lokal asli Indonesia terdapat gubahan karya
JPIS | Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Volume 26, Nomor 1, Juni 2017 107
sastra hasil kebudayaan Islam berubah logam mulia, dan seni lukis, sehingga jenis
menjadi karya akulturasi kebudayaan baru seni tersebut kurang berkembang. Namun
di Indonesia. Hal tersebut menjadikan demikian, ada juga seni yang berasal dari
kesusastraaan Kesusasteraan zaman madya zaman Hindu-Budha yang terus
berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi berlangsung walaupun mengalami
empat kelompok, yaitu hikayat, babad, penyesuaian dengan nilai-nilai Islam,
suluk, dan kitab primbon. Pertama, hikayat misalnya seni wayang. Seni wayang
merupakan cerita atau dongeng yang dilakukan dengan dibuatkan cerita-cerita
biasanya penuh dengan keajaiban dan yang mengambil tema-tema Islam seperti
keanehan tidak jarang pula, hikayat Pandawa Lima, dan Kalimasada, dengan
berpangkal pada tokoh-tokoh sejarah dan gambar manusianya disamarkan, tidak
peristiwa-peristiwa yang benar-benar seperti manusia utuh supaya tidak
terjadi (http://wisnu.dosen.isi-ska.ac.id). menyalahi peraturan Islam.
“Hasil sastra yang muncul pada Menurut Sunanto (2010, hlm. 100-
zaman Hindu disesuaikan dengan 101), Cerita Amir Hamzah, bahkan
perkembangan zaman Islam. Diantara karya dipertunjukan melalui wayang golek
sastra tersebut antara lain Mahabrata, dengan tokoh tokohnya diambilkan dari
Ramayana, dan Panctantra digubah menjadi pahlawan-pahlawan Islam. Wayang
hikayat pandawa lima, Hikayat Perang menjadi sarana yang efektif untuk
Pandawa Jaya, Hikayat Sri Rama, Hikayat menyebarkan nilai-nilai Islam pada saat itu.
Maharaja Rahwana, Hikayat Pancatantra Di samping itu, muncul juga wayang yang
dan sastra cerita panji tersebar di Asia dimainkan oleh orang-orang, sehingga
Tenggara dalam seni sastra Islam di daerah drama dan seni tari masih tetap berkembang
melayu dikenal dengan Syair Ken dengan disesuaikan dengan nilai-nilai
Tambuna, Lelakon Mahesa Kumitir, Syair Islam.
Panji Sumirang, cerita Wayang Kinundang, Maka pada hal tersebut nampak
Hikayat Panji Kuda Sumirang, Hikayat adanya perpaduan dua atau lebih unsur
Cekel Waning Pati, Hikayat Panji wilah kebudayaan dan interaksi kebudayaan
Kusuma, dan banyak lainnya” (Badrika, menghasilkan kebudayaan baru yaitu
2004, hlm. 139) pertunjukan wayang yang kebudayaan itu
Perkembangan akulturasi tidak terdapat aslinya di Hindu India tetapi
kebudayaan seni sastra diatas terdapat pula hanya di dapat pada saat Islam berkembang
kitab-kitab Suluk. (kitab parimbon) Kitab di Indonesia yang termasuk karya inovatif
Primbon memiliki kedekatan dengan Suluk. sang wali Sunan Kalijaga dalam
Primbon menerangkan tentang kegaiban. menanamkan nilai-nilai Islam.
Berisi ramalan-ramalan, penentuan hari Hal diatas dipertegas menurut
baik dan buruk, dan pemberian makna pada Yatim (2010, hlm. 203) adapun tema
suatu kejadian. Contoh kitab Primbon wayang yang telah dimasuki dengan nilai-
adalah kitab Primbon Bataljemur Adam nilai Islam dipentaskan sebagai sarana
makna, dan kitab Primbon Lukman Hakim. mengajarkan nilai-nilai Islam kepada para
“Kitab ini bercorak magis dan berisi penonton, yang notabene telah masuk Islam
ramalan-ramalan dan penentuan hari-hari karena telah mengucapkan dua kalimat
baik dan buruk serta pemberian-pemberian syahadat.
makna pada suatu kejadian” (Badrika, Perkembangan dan pertumbuhan
2004, hlm. 139) akulturasi kebudayaan diatas merupakan
Adanya doktrin Islam yang sebuah peninggalan sejarah yang berkait
melarang untuk menggambarkan makhluk dengan interaksi dan perpaduan manusia
hidup dan memperlihatkan kemewahan, dalam melakukan aktivitas yang bernuansa
maka pada zaman awal Islam di Nusantara kebudayaan sebagai hasil cipta karya baik
ada berbagai cabang kesenian yang abstrak atau konkrit.
kehilangan daya hidupnya, dibatasi, atau
disamarkan. Misalnya, seni arca, seni tuang
108 Yanyan Suryana | Akulturasi Kebudayaan dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah …