Anda di halaman 1dari 5

PENGAMBILAN, PENGEPAKAN, PENGIRIMAN SPESIMEN DAN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENYAKIT VIRUS EBOLA

A. Pengambilan Spesimen
Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
dari pasien ke paramedis maupun lingkungan sekitar.
Hal tersebut meliputi:
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM dan SESUDAH
tindakan.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), minimal yang HARUS digunakan :
a. Sarung tangan
b. Baju pelindung
c. Apron
d. Kaca mata
e. Sepatu boot karet / penutup sepatu
f. Masker
3. Alat dan bahan pengambilan spesimen :
a. Vacutainer EDTA (tutup ungu)
b. Vacutainer clot activator (tutup kuning)
c. Syringe
d. d.Alkohol swab
e. e.Torniquet
f. Ice pack dan Cold box
g. g.Label nama
h. h.Formulir pengambilan spesimen
4. Daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
Pengambilan spesimen dapat dilakukan oleh dokter, perawat atau tenaga laboratorium
yang terampil dan berpengalaman atau sudah dilatih sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat.

Berdasarkan informasi yang terkini (WHO Juni 2014), spesimen yang baik untuk
pemeriksaan virus penyakit virus Ebola adalah spesimen darah. Virus Ebola juga
dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti urin, cairan mani, dan feses
tetapi kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosis infeksi penyakit virus Ebola
belum dapat dipastikan.
Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak 3 kali selama 3 hari berturut-turut.
Pemberian label jenis spesimen yang diambil sangat penting agar spesimen tidak
tertukar dan dapat menghindarkan kontaminasi.

Sarung tangan, tissue, masker dan limbah lain yang berasal dari pasien atau perawatan
pasien harus dimasukkan dalam kantong khusus (ditempatkan dalam kontainer yang
ada di kamar pasien) disterilkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat sampah
khusus untuk dimusnahkan menggunakan insenerator.

Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan. Penanganan


spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang teramat penting. Sangat
disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
coldbox dengan kondisi suhu 0-4C atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
3 hari disarankan spesimen dikirim dengan es kering (dry ice).

B. Pengepakan dan Pengiriman Spesimen


Cara pengepakan untuk spesimen tersangka terinfeksi penyakit virus Ebola menggunakan
3 lapis wadah yang tahan pecah / banting sesuai dengan standar IATA untuk pengepakan
spesimen infeksius.
Kotak spesimen tidak boleh dibuka di luar laboratorium BSL 3 untuk menghindari kontak
dengan barang infeksius. Petugas penerima spesimen langsung memberikan kepada
petugas laboratorium. Pengiriman spesimen sampai di laboratorium dalam 1 x 24 jam.
Peralatan yang diperlukan untuk pengepakan dengan kemasan tiga lapis adalah kemasan
dengan kriteria terdapat wadah primer, wadah kedua dan wadah terluar.
Berikut adalah definisi dari lapisan kemasan tersebut :
1. Wadah Primer (Primary Receptacle)
a. Merupakan tempat spesimen yang anti bocor
b. Terdapat Label
c. Tahan air (rapat), dibagian luar diberi tisu penyerap cairan (jika terjadi
kerusakan/kebocoran)
2. Wadah Kedua (Secondary Packaging)
a. Bio bottle
b. Tahan air (rapat)
c. Wadah anti bocor yang berisi wadah primer
d. Wadah terluar pengepakan (Outer Packaging)
3. Kuat/Kaku (kotak styroform / cool box)
a. Kemasan luar melindungi isi dari pengaruh luar, kerusakan fisik, saat transit.
Terkecil keseluruhan dimensi eksternal 10 x10 cm
b. Terdapat formulir – formulir
c. Ditempelkan izin yang diperlukan, alamat tujuan dan alamat pengirim, kode UN
(bila diperlukan).
Pemeriksaan dilakukan kembali pada saat pasien dinyatakan secara klinis membaik dan
akan dipulangkan.

Anda mungkin juga menyukai