FISIKA DASAR
Gerak Harmonik Sederhana
Nama : Sajidin
NPM : 240110120082
Kelompok :4
Shift : TMIP-B1
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Asisten : Annisa Oktaviani
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mampu mengungkapkan Hukum Hooke.
2. Mampu menyelesaikan soal-soal gerak harmonik sederhana.
3. Mampu menentukan tetapan pegas dan masa efektif pegas dengan
melaksanakan percobaan ayunan pegas yang dibebani.
4. Mampu menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan
pegas yang dibebani.
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap system yang memenuhi Hukum Hooke akan bergetar
dengan cara yang unik dan sederhana yang bisa disebut pula gerak harmonik
sederhana. Setiap system yang melengkung terpuntir atau mengalami perubahan
bentuk yang elastis dikatakan memenuhi Hukum Hooke.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari
pegas, dan sebagainya.
2. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul
fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana:
1. Gerak harmonik pada bandul
x 1 sekon = sekon
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode.
Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi
adalah sebagai berikut:
T= f=
Amplitudo
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.
Gaya Pemulih
Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda
elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk
menarik kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih.
Gaya Pemulih pada Pegas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini,
suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari- hari. Misalnya di dalam shockbreaker dan springbed. Sebuah pegas
berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata.
Pegas - pegas yang tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan
saat orang tidur.
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan
Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar
gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari penelitian yang
dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan
pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai :
Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah
gerak pegas tersebut.
Aplikasi Gerak Harmonik Sederhana
1. Shockabsorber pada Mobil
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara
lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak
dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di
mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan
periode adalah sekon atau detik.
T= 2
Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi atau banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini
adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1
disebut juga hertz, menghargai seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang
fisikawan tempo dulu.
Simpangan Getar
Simpangan getaran didefinisikan sebagai jarak benda yang bergetar ke titik
keseimbangan. Karena posisi benda yang bergetar selalu berubah, maka
simpangan getaran juga akan berubah mengikuti posisi benda.
Y = A sin (m) atau y = A sin w.t atau y = A sin 2 ft
Energi Potensial Getar
Ep = ½ ky2
Energi Kinetik Getar
Ek = ½ mv2
Energi Mekanik Getar
Em = Ek + Ep
Keterangan:
Y = simpangan getar (m)
A = amplitudo (m)
(Dikutip dari Adelina Verawati, 5 Desember 2009)
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah:
Massa pegas = 9,95.10-3 0,5.10-3 kg
T2 terhadap mtotal
X terhadap mbeban
Beban F= m.g (x+ 0,5.10-2) (x- 0,5.10- (<x> ( x=<x>-
(N)
2
(m) ) (m) 0,5.10-2) x0) (m)
(m)
-2 -2
m1 0,0489 1x10 1x10 1x10-2 1x10-2
m1+m2 0,0978 1,8 x10-2 1,8 x10-2 1,8 x10-2 1,8 x10-2
m1+…+m3 0,1467 3 x10-2 3 x10-2 3 x10-2 3 x10-2
m1+…+m4 0,1956 4 x10-2 4 x10-2 4 x10-2 4 x10-2
m1+…+m5 0,2445 5 x10-2 5 x10-2 5 x10-2 5 x10-2
m1+…+m6 0,2934 6 x10-2 6 x10-2 6 x10-2 6 x10-2
m1+…+m7 0,3423 7 x10-2 6,9x10-2 6,95x10-2 6,95x10-2
m1+…+m8 0,3912 8,2 x10-2 8,1x10-2 8,15x10-2 8,15x10-2
m1+…+m9 0,4401 9,3 x10-2 9,3 x10-2 9,3 x10-2 9,3 x10-2
m1+…+m10 0,4890 10,5 x10-2 10,5 x10-2 10,5 x10-2 10,5 x10-2
Tabel 4.1.2 X terhadap mbeban
A= -0,0021666|
B= 2,1042
R= 0, 9992
Y= Bx+A
Y= 2,1042x+0,0021666
K=
K= 4,03783
Jadi, pada praktikum kali ini massa pegas sebenarnya lebih kecil dibandingkan
massa pegas efektif.
0,00995 kg < 0,03419 kg
Perbandingan nilai gravitasi
Gravitasi literatur di Bandung 9,78 m/s2
Nilai gravitasi hasil praktikum:
g= B.K
g= 7,4926 m/s2
Pada praktikum kali ini gravitasi pada literatur lebih besar dari gravitasi hasil
praktikum.
9,78 m/s2 > 7,4926 m/s2
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang gerak harmonik sederhana. Dimana
praktikan belajar menghitung waktu pada setiap getaran pegas yang ditentukan
jumlah getarannya dan juga perbedaannya apabila ditambahkan beberapa keping
beban pada beban tersebut serta praktikan belajar menghitung besar gravitasi
bumi yang dialami pegas yang bergetar tersebut.
Pertama, praktikan menarik tabung kosong yang terkait pada pegas
sehingga menghasilkan getaran, disini praktikan mulai menyiapkan stopwatch
atau alat pengukur waktu lainnya untuk mencatat waktu yang dihasilkan dalam
dua puluh getaran pegas.
Setelah terperoleh waktu yang dihasilkan dari dua puluh getaran pegas
tadi, kemudian praktikan melakukan percobaan kembali dengan menambahkan
dua keping logam pada pegas dalam setiap percobaan yang diulangi sampai
mencapai penambahan sepuluh keping logam.
Seterusnya, terperoleh jumlah periode yang dihasilkan dari sepuluh
pembagian terhadap waktu yang nantinya akan terperoleh periode pangkat dua
sebagai pemasukan data table x terhadap periode pangkat dua. Hasil tabel yang
diperoleh adalah titik-titik pendataan antara nilai x dan periode pangkat dua
menghasilkan garis yang naik kearah kanan, hal ini membuktikan bahwa seiring
bertambahnya jumlah getaran suatu pegas maka periode yang diperoleh akan
bertambah juga secara perlahan yang merupakan hasil sepuluh pembagian
terhadap waktu tersebut.
Kemudian, praktikan membuat tabel x terhadap massa beban. Hasil tabel
yang diperoleh adalah titik-titik pendataan antara nilai x dan massa beban
menghasilkan garis yang naik secara cepat kearah kanan, hal ini membuktikan
bahwa seiring bertambahnya dua keping logam pada setiap percobaan
pengulangan mencapai sepuluh keping logam, maka pegas akan mengalami
penambahan jumlah getaran dan beban yang di tahan pegas akan sangat berat dari
beban sebelumnya.
Selanjutnya, mencari nilai konstanta pegas (K) yang diperoleh dari
pembagian empat phi kuadrat dengan nilai B yang diperoleh dari perhitungan
regresi. Nilai K ini akan membantu praktikan dalam mencari percepatan gravitasi
pada sebuah pegas tersebut yaitu dengan mengalikan antara nilai B tadi dengan
nilai konstanta pegas tersebut.
Masalah-masalah pada praktikum kali ini yaitu ketidak akuratan praktikan
dalam menghitung waktu pada setiap getaran karena kemampuan regangan pegas
terhadap jumlah beban yang ditahannya, sehingga getaran pegas terkadang tidak
teratur.
Solusi praktikan dalam menyigapi masalah ini yaitu dengan cara menarik
beban secara pelan/perlahan agar getaran yang diperoleh akan teratur atau tidak
terlalu kencang yang menyebabkan ketidak teraturan getaran pegas.
BAB V
KESIMPULAN