Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR
Gerak Harmonik Sederhana

Nama : Sajidin
NPM : 240110120082
Kelompok :4
Shift : TMIP-B1
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Asisten : Annisa Oktaviani

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Percobaan kali ini membahas mengenai gerak harmonik sederhana. Gerak
harmonik sederhana yang disingkat GHS adalah gerak bolak-balik suatu benda di
sekitar titik keseimbangan.
Dalam kehidupan ini begitu banyak benda yang mengalami berbagai gaya
yang tidak sedikit kemungkinan menyebabkan benda tersebut bergetar atau
berosilasi. Seperti senar gitar yang dipetik, garpu tala yang digetarkan, roda
penyeimbang pada jam tua ketika jam berdentang, laba-laba mendeteksi
mangsanya dari getaran sarangnya, mobil berosilasi ke atas dan ke bawah ketika
menabrak sesuatu, bangunan dan jembatan bergetar ketika truk yang berat berlalu
di atasnya atau ketika angin bertiup cukup kencang, sebuah benda di ujung pegas,
dan hal-hal lain sebagainya yang serupa.
Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami gaya
dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Pada kenyataannya setiap benda
akan mengalami perubahan bentuk ketika diberi gaya seperti halnya pada waktu
pegas ditarik dengan gaya F, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan
gaya yang menarik, tetapi arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi). Maka gaya ini
dapat dikatakan sebagai gaya pegas. Hukum Hooke menyatakan hubungan antara
gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang pegas x pada daerah
elastis pegas. Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan bergetar dengan
cara yang unik dan sederhana.
Pada saat suatu benda menjalani gerak periodik, maka posisi kecepatan,
dan percepatannya akan berulang dalam interval waktu yang sama. Salah satu
jenis gerak periodik memiliki persamaan gerak sebagai fungsi waktu berbentuk
sinusoidal yang disebut gerak harmonik atau gerak selaras. Dengan demikian,
sangat jelaslah bahwa untuk banyak bidang ilmufisika, pengetahuan mengenai
gerak harmonik ini amat penting untuk dipelajari.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mampu mengungkapkan Hukum Hooke.
2. Mampu menyelesaikan soal-soal gerak harmonik sederhana.
3. Mampu menentukan tetapan pegas dan masa efektif pegas dengan
melaksanakan percobaan ayunan pegas yang dibebani.
4. Mampu menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan
pegas yang dibebani.

BAB II
TINJAUANPUSTAKA
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu
titik keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Setiap system yang memenuhi Hukum Hooke akan bergetar
dengan cara yang unik dan sederhana yang bisa disebut pula gerak harmonik
sederhana. Setiap system yang melengkung terpuntir atau mengalami perubahan
bentuk yang elastis dikatakan memenuhi Hukum Hooke.
Gerak Harmonik Sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Linier, misalnya penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa / air dalam pipa U, gerak horizontal / vertikal dari
pegas, dan sebagainya.
2. Gerak Harmonik Sederhana (GHS) Angular, misalnya gerak bandul/ bandul
fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya.
Beberapa Contoh Gerak Harmonik Sederhana:
1. Gerak harmonik pada bandul

Gambar 1. Gerak harmonik pada bandul


Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya, maka
benda akan diam di titik keseimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan
dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan
beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan
di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
2. Gerak harmonik pada pegas
Semua pegas memiliki panjang alami. Ketika sebuah benda dihubungkan
ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang (bertambah panjang). Pegas
akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau
digoyang).
Hubungan antara Periode dan Frekuensi:
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu detik. Dengan
demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran
adalah:

x 1 sekon = sekon

Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah periode.
Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan frekuensi
adalah sebagai berikut:

T= f=

Amplitudo
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo.
Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.
Gaya Pemulih
Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya sehingga benda
elastis tersebut berubah bentuk. Gaya yang timbul pada benda elastis untuk
menarik kembali benda yang melekat padanya di sebut gaya pemulih.
Gaya Pemulih pada Pegas
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini,
suatu pegas yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula- mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan
sehari- hari. Misalnya di dalam shockbreaker dan springbed. Sebuah pegas
berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata.
Pegas - pegas yang tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan
saat orang tidur.
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut
akan kembali pada keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan
Inggris menyimpulkan bahwa sifat elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar
gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Dari penelitian yang
dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding dengan
pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai :

F= -k , dengan k= tetapan pegas

Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah
gerak pegas tersebut.
Aplikasi Gerak Harmonik Sederhana
1. Shockabsorber pada Mobil

Gambar 2. Shockabsorber pada mobil


Peredam kejut (shockabsorber) pada mobil memiliki komponen pada
bagian atasnya terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan rangka
kendaraan. Bagian bawahnya, terpasang dengan silinder bagian bawah yang
dipasangkan dengan as roda. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang
bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini
membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda.
2. Jam Mekanik
Roda keseimbangan dari suatu jam mekanik memiliki komponen pegas. Pegas
akan memberikan suatu torsi pemulih yang sebanding dengan perpindahan sudut
dan posisi kesetimbangan. Gerak ini dinamakan Gerak Harmonik Sederhana sudut
(angular).
Gambar 3. Jam mekanik
3. Garpu Tala

Gambar 4. Garpu tala


Garpu tala dengan ukuran yang berbeda menghasilkan bunyi dengan pola
titinada yang berbeda. Makin kecil massa m pada gigi garpu tala, makin tinggi
frekuensi osilasi dan makin tinggi pola titinada dari bunyi yang dihasilkan garpu
tala.
(Dikutip dari Wikipedia, 20 Oktober 2012)
Gerak harmonik sederhana yang selanjutnya disingkat GHS adalah gerak
bolak-balik suatu benda di sekitar titik keseimbangan. Gerak Harmonik
Sederhana mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan
digunakan untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik
adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam interval
waktu tetap.
Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami gaya
dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Pada kenyataannya setiap benda
akan mengalami perubahan bentuk ketika diberi gaya seperti halnya pada
waktu pegas ditarik dengan gaya F, pegas mengadakan gaya yang besarnya
sama dengan gaya yang menarik, tetapi arahnya berlawanan (Faksi = -
Freaksi). Maka gaya ini dapat dikatakan sebagai gaya pegas.
Hukum Hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastis pegas. Setiap sistem
yang
memenuhi hukum Hooke akan bergetar dengan cara yang unik dan sederhana.
Ketika kita melihat gagang telepon yang terlepas lalu tergantung maka
gagang telepon tersebut akan melakukan sebuah gerakan. Jika kita perhatikan
gerakannya, gagang telepon tersebut akan mengalami gerak yang berbeda
dengan gerak lurus ataupun gerak melingkar. Gerak tersebut merupakan gerak
bolak-balik yang melalui titik keseimbangannya dan berlangsung secara
periodik. Pada saat suatu benda menjalani gerak periodik, maka posisi kecepatan,
dan percepatannya akan berulang dalam interval waktu yang sama. Salah satu
jenis gerak periodik memiliki persamaan gerak sebagai fungsi waktu
berbentuk sinusoidal yang disebut gerak harmonik atau gerak selaras.
(Dikutip dari Nova Nurfauziawati, 11 November 2010)

Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara
lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila benda mulai bergerak
dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari titik di
mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut ). Satuan
periode adalah sekon atau detik.

T= 2

Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi atau banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan getaran di sini
adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon atau s-1. 1/sekon atau s-1
disebut juga hertz, menghargai seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang
fisikawan tempo dulu.

Gambar 5. Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas


Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a. Ketika
sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan meregang
(bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan jika tidak
diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang), sebagaimana tampak pada gambar B.
Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1 dan dilepaskan benda akan akan bergerak
ke B, ke D lalu kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan
periodik.
(Dikutip dari Urly Safru, November 2008)
Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang
sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut
juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel melakukan gerak
periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada
ujung pegas. Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Banyak
jenis gerak lain (osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul,
dan sebagainya) yang mirip dengan jenis gerakan ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak balik benda yang bergetar
terjadi tidak tepat sama karena pengaruh gaya gesekan. Ketika kita memainkan
gitar, senar gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila kita menghentikan
petikan. Demikian juga bandul yang berhenti berayun jika tidak digerakan secara
berulang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gesekan. Gaya gesekan
menyebabkan benda-benda tersebut berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini
disebut getaran harmonik teredam. Walaupun kita tidak dapat menghindari
gesekan, kita dapat meniadakan efek redaman dengan menambahkan energi ke
dalam sistem yang berosilasi untuk mengisi kembali energi yang hilang akibat
gesekan, salah satu contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering kita pakai.
Pada kesempatan ini kita hanya membahas gerak harmonik sederhana secara
mendetail, karena dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang
menyerupai sistem ini.
(Dikutip dari Denia Azkiya, 12 November 2011)
Jika posisi pegas horizontal (mendatar), pegas akan meregang atau
mengerut jika diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Pada pegas yang
digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada
ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan
sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada
pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang
jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya
pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke
bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
(Dikutip dari Ardhan Apriadi, 13 Desember 2010)

Simpangan Getar
Simpangan getaran didefinisikan sebagai jarak benda yang bergetar ke titik
keseimbangan. Karena posisi benda yang bergetar selalu berubah, maka
simpangan getaran juga akan berubah mengikuti posisi benda.
Y = A sin (m) atau y = A sin w.t atau y = A sin 2 ft
Energi Potensial Getar
Ep = ½ ky2
Energi Kinetik Getar
Ek = ½ mv2
Energi Mekanik Getar
Em = Ek + Ep
Keterangan:
Y = simpangan getar (m)
A = amplitudo (m)
(Dikutip dari Adelina Verawati, 5 Desember 2009)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Statip untuk menggantungkan pegas.
2. Skala pelengkap statip skala baca untuk pengukuran.
3. Pegas spiral untuk mengayunkan beban.
4. Tabung untuk menyimpan beban.
5. Stopwatch untuk menghitung waktu.
6. Kertas grafik untuk pembuatan grafik.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah:
1. Beban untuk alat pemberat.

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum kali ini adalah:
3.2.1 Percobaan Menentukan Tetapan Pegas
1. Menggantungkan pegas pada statip lalu menggantungkan tabung
kosong dibawahnya. Lalu tabung ditarik sedikit kebawah kemudian
dilepaskan. Setelah itu mencatat waktu yang diperlukan untuk 20
getaran.
2. Menjelaskan tentang mengamati getaran 20 kali memberikan hasil
yang lebih teliti dibandingkan satu getaran saja.
3. Mengulangi pengukuran dengan menambahkan 2 keping beban
setiap kali hingga 10 keping beban digunakan.
4. Mengolah data sesuai dengan tabel yang tersedia.
5. Menimbang masing-masing beban juga pegas dan mencatat hasil
dengan dilengkapi tabel data yang tersedia.
6. Membuat grafik antara T2 terhadap masa total beban yang
digunakan.
7. Menentukan nilai rata-rata tetapan pegas dari grafik lengkap
dengan ketidakpastiannya.
8. Membandingkan massa efektif pegas dengan massa sebenarnya.
9. Mencatat hasil praktikum.

3.2.2 Percobaan Menentukan Percepatan Gravitasi


1. Mengatur skala hingga jarum menunjuk pada bagian skala itu dan
mencatat berturut-turut penunjukan jarum ketika tabung kosong,
kemudian ketika ditambah satu persatu hingga beban ke-10 lalu
ketika dikurangi satu persatu hingga tabung kosong kembali.
2. Mengolah data dan melengkapi tabel.
3. Membuat grafik antara simpangan dengan massa beban.
4. Menentukan percepatan gravitasi dari grafik.
5. Membandingkan hasil praktikum dengan gravitasi yang telah
diteliti.
6. Memberikan ulasan.

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah:
Massa pegas = 9,95.10-3 0,5.10-3 kg

Massa ember = 63,6.10-3 0,5.10-3 kg

Massa beban = 5. 10-3 0,5.10-3 kg

T2 terhadap mtotal

Beban m 0,5.10-3 t(10T) T= t/10 (s) T2 (s2)


(kg) 0,5.10-3 (s)
member 63,6x10-3 5,183 0,5183 0,2686
member+m1+m2 73,6x10-3 6,1 0,61 0,3721
member+…+m4 83,6x10-3 7,7167 0,7716 0,5954
member+…+m6 93,6x10-3 8,2167 0,8216 0,6751
member+…+m8 103,6x10-3 8,733 0,8733 0,7626
member+…+m10 113,6x10-3 9,3 0,93 0,8649
2
Tabel 4.1.1 T terhadap mtotal
A= |-0,48167|
B= 12,0934
R= 0, 9857
Y= Bx+A
Y= 12,0934x+0,48167

Grafik 4.1.1 x terhadap T2

X terhadap mbeban
Beban F= m.g (x+ 0,5.10-2) (x- 0,5.10- (<x> ( x=<x>-
(N)
2
(m) ) (m) 0,5.10-2) x0) (m)

(m)
-2 -2
m1 0,0489 1x10 1x10 1x10-2 1x10-2
m1+m2 0,0978 1,8 x10-2 1,8 x10-2 1,8 x10-2 1,8 x10-2
m1+…+m3 0,1467 3 x10-2 3 x10-2 3 x10-2 3 x10-2
m1+…+m4 0,1956 4 x10-2 4 x10-2 4 x10-2 4 x10-2
m1+…+m5 0,2445 5 x10-2 5 x10-2 5 x10-2 5 x10-2
m1+…+m6 0,2934 6 x10-2 6 x10-2 6 x10-2 6 x10-2
m1+…+m7 0,3423 7 x10-2 6,9x10-2 6,95x10-2 6,95x10-2
m1+…+m8 0,3912 8,2 x10-2 8,1x10-2 8,15x10-2 8,15x10-2
m1+…+m9 0,4401 9,3 x10-2 9,3 x10-2 9,3 x10-2 9,3 x10-2
m1+…+m10 0,4890 10,5 x10-2 10,5 x10-2 10,5 x10-2 10,5 x10-2
Tabel 4.1.2 X terhadap mbeban

A= -0,0021666|

B= 2,1042
R= 0, 9992
Y= Bx+A
Y= 2,1042x+0,0021666

Grafik 4.1.2 X terhadap mbeban

K=

K= 4,03783

Membandingkan massa pegas sebenarnya dan massa pegas efektif


Massa pegas sebenarnya= 0,00995 kg ≈ 0,01 kg

Massa pegas efektif= = 0,03419 kg

Jadi, pada praktikum kali ini massa pegas sebenarnya lebih kecil dibandingkan
massa pegas efektif.
0,00995 kg < 0,03419 kg
Perbandingan nilai gravitasi
Gravitasi literatur di Bandung 9,78 m/s2
Nilai gravitasi hasil praktikum:
g= B.K
g= 7,4926 m/s2
Pada praktikum kali ini gravitasi pada literatur lebih besar dari gravitasi hasil
praktikum.
9,78 m/s2 > 7,4926 m/s2

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang gerak harmonik sederhana. Dimana
praktikan belajar menghitung waktu pada setiap getaran pegas yang ditentukan
jumlah getarannya dan juga perbedaannya apabila ditambahkan beberapa keping
beban pada beban tersebut serta praktikan belajar menghitung besar gravitasi
bumi yang dialami pegas yang bergetar tersebut.
Pertama, praktikan menarik tabung kosong yang terkait pada pegas
sehingga menghasilkan getaran, disini praktikan mulai menyiapkan stopwatch
atau alat pengukur waktu lainnya untuk mencatat waktu yang dihasilkan dalam
dua puluh getaran pegas.
Setelah terperoleh waktu yang dihasilkan dari dua puluh getaran pegas
tadi, kemudian praktikan melakukan percobaan kembali dengan menambahkan
dua keping logam pada pegas dalam setiap percobaan yang diulangi sampai
mencapai penambahan sepuluh keping logam.
Seterusnya, terperoleh jumlah periode yang dihasilkan dari sepuluh
pembagian terhadap waktu yang nantinya akan terperoleh periode pangkat dua
sebagai pemasukan data table x terhadap periode pangkat dua. Hasil tabel yang
diperoleh adalah titik-titik pendataan antara nilai x dan periode pangkat dua
menghasilkan garis yang naik kearah kanan, hal ini membuktikan bahwa seiring
bertambahnya jumlah getaran suatu pegas maka periode yang diperoleh akan
bertambah juga secara perlahan yang merupakan hasil sepuluh pembagian
terhadap waktu tersebut.
Kemudian, praktikan membuat tabel x terhadap massa beban. Hasil tabel
yang diperoleh adalah titik-titik pendataan antara nilai x dan massa beban
menghasilkan garis yang naik secara cepat kearah kanan, hal ini membuktikan
bahwa seiring bertambahnya dua keping logam pada setiap percobaan
pengulangan mencapai sepuluh keping logam, maka pegas akan mengalami
penambahan jumlah getaran dan beban yang di tahan pegas akan sangat berat dari
beban sebelumnya.
Selanjutnya, mencari nilai konstanta pegas (K) yang diperoleh dari
pembagian empat phi kuadrat dengan nilai B yang diperoleh dari perhitungan
regresi. Nilai K ini akan membantu praktikan dalam mencari percepatan gravitasi
pada sebuah pegas tersebut yaitu dengan mengalikan antara nilai B tadi dengan
nilai konstanta pegas tersebut.
Masalah-masalah pada praktikum kali ini yaitu ketidak akuratan praktikan
dalam menghitung waktu pada setiap getaran karena kemampuan regangan pegas
terhadap jumlah beban yang ditahannya, sehingga getaran pegas terkadang tidak
teratur.
Solusi praktikan dalam menyigapi masalah ini yaitu dengan cara menarik
beban secara pelan/perlahan agar getaran yang diperoleh akan teratur atau tidak
terlalu kencang yang menyebabkan ketidak teraturan getaran pegas.
BAB V
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini didapat kesimpulan:


1. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik
keseimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan.
2. Yang dapat mempengaruhi ayunan pada gerak harmonik sederhana diantaranya
adalah periode dan frekuensi.
3. Periode adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran.
Sedangkan frekunsi adalah adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh
benda selama satu detik.
4. Satuan dari frekuensi adalah hertz.
5. Pada percobaan penentuan tetapan pegas, pengamatan harus dilakukan lebih
dari satu getaran untuk mencapai ketelitian.
6. Massa pegas sebenarnya lebih kecil dibandingkan massa pegas efektif hasil
praktikum.
7. Gravitasi sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan gravitasi praktikum.
8. Perbedaan tersebut dikarenakan kekurangtelitian dalam perhitungan,
pembacaan skala, pencatatan waktu, alat yang kurang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Zaida, Drs, M.Si., Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, Jatinangor, 2012


Wikipedia. 2012. Gerak Harmonik Sederhana. Terdapat pada:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana ( Diakses pada
tanggal 20 Oktober 2012 pukul 16.26 WIB)
Nova Nurfauziawati. 2010. Gerak Harmonik Sederhana. Terdapat pada:
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-5-ghs.pdf
(Diakses pada 20 Oktober 2012 pukul 16.46 WIB)
Urly Safru. 2008. Gerak Harmonik Sederhana. Terdapat pada:
https://www.google.co.id/search?
q=laporan+gerak+harmonik+sederhana&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
(Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 16.48 WIB)
Denia Azkiya. 2011. Gerak Harmonis. Terdapat pada :
http://deniayaya.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-fisika-gerak-
harmonis.html (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 16.52 WIB)
Ardhan Apriadi. 2010. Gerak Harmonik Sederhana. Terdapat pada:
http://ardhanapriadi.blog.com/2010/12/13/gerak-harmonik-sederhana/
(Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 16.57 WIB)
Adelina Verawati. 2009. Gerak Harmonik Sederhana. Terdapat pada:
http://adelina-verawati.blogspot.com/2009/12/gerak-harmonik-
sederhana.html (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 17.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai