Anda di halaman 1dari 4

Geologi regional

Kondisi geologi regional daerah penelitian menurut T.O Simanjuntak dan Surono. (1992) berada pada
Anggota Batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl) yang tersusun dari kalkarenit dan batugamping klastika
berselingan dengan napal batulempung.

Batugamping pasiran berwarna kuning, berlapis buruk, berukuran butir halus sampai kasar, tebal lapisan
rata-rata 15 cm. Kalsilutit berwarna terang, berongga, banyak mengandung fossil Mollusca.
Napal berwarna kelabu terang sampai kebiruan, padat, berlapis baik, dengan tebal lapisan rata-rata 8 cm,
mengandung fosil foraminifera bentonik dan planktonik serta ganggang. Fosil Foraminifera bentonik
yang terdapat pada napal antara lain Globocassidulina sp. Dan Euvigerina sp. Sedangkan foraminifera
planktonic yaitu Globigerinoides subquadratus, Globigerina immaturus, Globoquadrina altispira,
Globigerina peripheroacuta. Dari fosil tersebut, mengindikasikan bahwa anggota ini berumur Miosen
Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal dan terbuka. (T.O Simanjuntak dan Surono, 1992)
Secara stratigraf, Anggota Batugamping Formasi Pamutuan (Tmpl) menindih secara selaras Formasi
Jampang, menjemari dengan Anggota Tuf Napalan Formasi Pamutuan.

Gambar . Peta Geologi Regional Lembar


Pangandaran pada Daerah Penelitian
Menurut T.O Simanjuntak dan Surono.
(1992)
Gambar . Stratigrafi Regional Daerah
Penelitian

Bustomi, dkk., 2017. IDENTIFIKASI POTENSI TANAH MENGEMBANG DAERAH CINTARATU DALAM MENUNJANG
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KAMPUS UNIVERSITAS PADJADJARAN PANGANDARAN. Padjadjaran Geoscience
Jurnal 2017 Vol. 1 (1) : 75-85.

T.O Simandjutak dan Surono . 1992. Peta Geologi 1: 100.000 Lembar Pangandaran 1309 – 1. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data anomaly gaya berat yang telah didapatkan
dari akuisisi yang telah dilakukan oleh mahasiswa geofisika Universitas Padjadajan pada tahun
2019. Selain data anomaly gaya berat, data lainnya yang didapatkan juga data keterangan lokasi
pengukuran dalam bentuk koordinat UTM serta data elevasi tiap daerah pengukurannya. Data
tersebut akan diolah menjadi data CBA(Complete Anomaly Bouguer) sampai dilakukannya
pemodelan kedepan (Forward Modelling). Pengolahan data tersebut dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak Ms. Excel, perangkat lunak Oasis Montaj untuk melakukan
pemodelan kedepan.
Data Anomali gaya berat tersebut akan dilakukan beberapa koreksi gaya berat untuk
mengilangkan pengaruh lainnya untuk mendapatkan nilai anomaly Bouguer. Koreksi tersebut
diantaraya adalah koreksi udara bebas, koreksi Terrain dan beberapa koreksi lainnya. Koreksi
tersebut dilakukan pada program Ms. Excel dan Oasis Montaj. Koreksi ini bertujuan untuk
menghilangkan efek massa batuan dalam kerak bumi yang berada di antara bidang sferoida
dengan titik pengukuran (Sarkowi, 2009).
Setelah mendapatkan nilai CBA, akan dipisahkan menjadi anomaly regional dan residual. Untuk
melakukan pemodelan kedepan, digunakan anomaly regional. Anomaly regional tersebut masih
diolah menggunakan program Oasis Montaj untuk tahapan pemodelan kedepan. Setelah
dilakukan pemodelan kedepan akan dilakukan interpretasi sesuai dengan pemodelan kedepan
tersebut.

Gambar . Diagram Alir Pengolahan data CBA untuk Forward Modelling.


Mulai

Data CBA

Pemisahan anomali
Regional dan Residual

Spectral Analysis

Anomali Regional Anomali Residual

Forward Modelling

Penampang hasil
Forward Modelling

Kesimpulan
Interpretasi
Selesai

Anda mungkin juga menyukai