Edit Kelompok Uu Obat-Kosmetik
Edit Kelompok Uu Obat-Kosmetik
Disusun Oleh :
1. Afra Baiatun Nisaa 1804026008
2. Dwina Puspandiah 1804026037
3. Fajar Ade Kurniawan 1804026043
4. Ilham Maulana 1804026054
5. Imalia Nurhasanah 1804026055
6. KhairunnisaAnsyari 1804026064
7. Khansa Nabilah 1804026065
8. Kholidah hafzony 1804026066
9. Lusi Noviana 1804026072
10. Lutfiah Sukmadayanti 1804026073
11. Rachmadian Agustina 1804026089
12. Repi 1804026094
13. Septi Setiawati 1804026106
14. SyifaKhairunnisa 1804026109
15. Thiana Lestari 1804026110
IZIN EDAR/PEREDARAN
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Tujuan PP 72/1998; Melindungi masyarakat PP 72/1998; Melindungi masyarakat
Pengamanan dari peredaran obat yang Pengamanan dari peredaran dan
Sediaan tidak memenuhi Sediaan penggunaan kosmetika
Farmasi persyaratan, keamanan, Farmasi yang tidak memenuhi
dan Alkes mutu, dan kemanfaatan, dan Alkes persyaratan mutu,
dan khasiat keamanan, dan
PMK kemanfaatan
1010/2008;
Registrasi PMK
Obat 1176/2010;
Notifikasi
Peraturan Kosmetika
KaBPOM
HK.03.1.23.1
0.11.08481; Peraturan
Kriteria KaBPOM
dan Tata HK.00.05.4.1
Laksana 745;
Registrasi Kosmetik
Obat
2 Definisi PMK lzin edar adalah bentuk PMK (1) Setiap kosmetik
1010/2008; persetujuan registrasi 1176/2010; hanya dapat
Registrasi obat untuk dapat Notifikasi diedarkan setelah
Obat diedarkan di wilayah Kosmetika mendapat izin edar
lndonesia. (Pasal 3) dari Menteri.
(2) Izin edar
Peraturan sebagaimana
KaBPOM dimaksud pada ayat
HK.03.1.23.1 (1) berupa notifikasi.
0.11.08481;
Kriteria .
dan Tata
Laksana
Registrasi
Obat
Keputusan
KaBPOM
HK.00.05.3.1
950; Kriteria
dan Tata
Laksana
Registrasi
Obat
Peraturan Peredaran adalah
KaBPOM pengadaan,
HK.0.1.23.12 pengangkutan,
.11.10052/ pemberian, penyerahan,
2011; penjualan dan
Pengawasan penyediaan di tempat
Produksi serta penyimpanan, baik
dan untuk perdagangan atau
Peredaran bukan perdagangan.
Kosmetik
(Pasal 1)
3 Kategori/ Peraturan a. Registrasi baru;
Jenis KaBPOM b. Registrasi variasi;
HK.03.1.23.1 dan
0.11.08481; c. Registrasi ulang.
Kriteria
dan Tata
Laksana
Registrasi
Obat
(Pasal 5)
4 Pengecua PMK Obat penggunaan PMK Kosmetika untuk
lian Izin 1010/2008; khusus atas permintaan 1176/2010; penelitian dan sampel
Registrasi dokter, obat donasi, obat Notifikasi kosmetika untuk
Obat untuk uji klinik, obat Kosmetika pameran dalam jumlah
(Pasal 2) sampel untuk registrasi. (Pasal 3) terbatas dan tidak
diperjualbelikan.
5 Pelaku/ PMK Registrasi obat produksi PMK a. Industri kosmetika
Pemohon 1010/2008; dalam negeri hanya 1176/2010; yang berada di
Izin Registrasi dilakukan oleh industri Notifikasi wilayah Indonesia
Obat (Pasal farmasi yang memiliki Kosmetika yang telah memiliki
6 dan 7) izin industri farmasi (Pasal 4) izin produksi;
yang dikeluarkan oleh b. Importir yang
Menteri. mempunyai Angka
Peraturan Pengenal Impor
Khusus untuk registrasi KaBPOM (API) dan surat
obat narkotika hanya HK.03.1.23.1 penunjukkan
dapat dilakukan oleh 2.10.11983; keagenan dari
industri farmasi yang Kriteria dan produsen Negara
memiliki izin khusus Tata Cara asal;
untuk memproduksi Pengajuan c. Usaha perorangan/
narkotika dari Menteri. Notifikasi badan usaha yang
Kosmetika melakukan kontrak
(Pasal 6) produksi dengan
industri kosmetika
yang telah memiliki
izin produksi.
b. Penghentian
sementara
kegiatan;
c. Pembekuan
dan/atau
pencabutan izin
edar obat yang
bersangkutan;
d. Sanksi administratif
lain sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
PEMASUKAN DAN PENGELUARAN
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Definisi Peraturan Pemasukan obat dan Peraturan a. Ayat (1): izin edar
KaBPOM; makanan adalah KaBPOM adalah bentuk
12/2015 importasi obat dan HK.03.1.23.0 persetujuan
(Pasal 1 makanan ke dalam 4.11.03724/2 kosmetika dalam
Ayat 2) wilayah Indonesia. 011 (Pasal 1 bentuk notifikasi
Ayat 1,2,3) yang diberikan
kepada kepala
badan untuk dapat
diedarkan di
wilayah Indonesia
b. Ayat (2):
pemasukan
kosmetika adalah
importasi
kosmetika melalui
angkutan darat,
laut, dan udara ke
dalam wilayah
Indonesia.
c. Ayat (3): kepala
badan adalah
kepala badan
yang tugas dan
tanggung
jawabnya
dibidang
pengawasan obat
dan makanan.
2 Persyaratan Peraturan a. Obat dan makanan Peraturan a. Kosmetika yang
Pemasukan KaBPOM yang dapat KaBPOM dapat dimasukkan
12/2015; dimasukkan ke HK.03.1.23.0 ke dalam wilayah
Pengawasan dalam wilayah 4.11.03724/ Indonesia untuk
Pemasukan Indonesia untuk 2011; diedarkan adalah
Obat dan diedarkan adalah Pengawasan kosmetika yang
Makanan obat dan makanan Pemasukan telah memiliki izin
Ke Dalam yang telah memiliki Kosmetika edar berupa
Wilayah izin edar. (Pasal 3) notifikasi.
Indonesia b. Pemasukan obat b. Pemasukan
(Pasal 3) dilakukan oleh kosmetik
pemegang izin edar dilakukan oleh
atau kuasanya. pemegang
c. Pemasukan obat notifikasi kosmetik
harus mendapat c. Pemasukan
persetujuan kepala koswetik harus
badan POM yang mendapat
berupa SKI, SKI persetujuan kepala
digunakan untuk badan POM yang
satu kali berupa SKI, SKI
pemasukan. digunakan untuk
d. Obat yang satu kali
dimasukkan ke pemasukan
dalam wilayah d. Kosmetik yang
Indonesia harus dimasukkan ke
memiliki masa dalam wilayah
simpan paling Indonesia harus
sedikit 1/3 dari memiliki masa
masa simpan obat, simpan paling
sedangkan untuk sedikit 1/3 dari
produk biologi masa simpan
harus memiliki kosmetik. SKI
masa simpan 9 berlaku untuk
bulan sebelum pemasukan
batasa kadaluarsa kosmetik di
SKI juga berlaku wilayah Indonesia
untuk pemasukan Permohonan SKI
Obat di Indonesia dilakukan secara
dan wilayah online dan tertulis.
Kawasan
Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan
Bebas serta
Kawasan Berikat.
3 Tata Cara Peraturan Permohonan SKI Peraturan Permohonan SKI
Permohonan KaBPOM harus dilengkapi KaBPOM diajukan secara
12/2015; dengan dokumen HK.03.1.23.0 tertulis kepada
Pengawasan elektronik sebagai 4.11.03724/ Kepala Badan oleh
Pemasukan berikut: 2011; Pemegang Notifikasi
Obat dan a. Persetujuan izin Pengawasan Kosmetika atau
Makanan edar; Pemasukan kuasanya dengan
Ke Dalam b. Sertifikat analisis; Kosmetika melampiri dokumen
Wilayah c. Faktur (invoice); sebagai berikut:
Indonesia dan a. Sertifikat analisis
d. Bukti pembayaran kosmetika;
PNBP dan juga b. Invoice;
dilengkapi dengan c. Bill of Lading
hasil pemindaian (B/L) atau Air
asli Izin Industri Ways Bill(AWB);
Farmasi atau Izin d. Fotokopi NPWP
Pedagang Besar pemohon; dan
Farmasi yang e. Fotokopi API
mendapat kuasa. pemohon selain
harus melampiri
Pemasukan obat khusus dokumen tersebut,
untuk pemasukan obat khusus
berupa Produk Ruahan permohonan SKI
(bulk), maka selain untuk penelitian
harus melampirkan dan sampel
persetujuan izin edar, kosmetika untuk
juga harus dilengkapi pameran
dengan surat sebagaimana
persetujuan impor harus melampiri
dalam bentuk ruahan juga proposal
dilakukan oleh dan/atau data
pemegang izin edar pendukung.
atau kuasanya. Khusus
permohonan SKI Harus memenuhi
berupa vaksin, juga persyaratan sebagai
harus dilengkapi berikut:
dengan dokumen a. nama produk
sebagai berikut yang tercantum
sertifikat pelulusan pada faktur
protokol ringkasan (invoice) harus
SKI berupa sera, juga sama dengan
harus dilengkapi nama produk
dengan sertifikat yang tercantum
analisis yang pada izin edar,
mencantumkan sumber dikecualikan
zat aktif. untuk kosmetika;
b. dalam hal nama
kosmetika
sebagaimana
dimaksud pada
huruf a tidak
sama dengan
nama yang
tercantum pada
izin edar, maka
harus dilengkapi
dengan surat
keterangan dari
produsen;
dan/atau
c. sertifikat atau
surat keterangan
lain yang
dipersyaratkan
sesuai ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
4 Dokumentasi Peraturan Dokumen pemasukan Peraturan Khusus untuk
KaBPOM Obat & Makanan harus KaBPOM pemasukan
12/ 2015; didokumentasikan HK.03.1.23.0 Kosmetika Produk
Pengawasan dengan baik paling 4.11.03724/ Ruahan (bulk),
Pemasukan sedikit selama 3 (tiga) 2011; maka harus
Obat dan tahun oleh pemegang Pengawasan melampirkan izin
Makanan izin edar obat yang Pemasukan produksi.
Ke Dalam mengajukan Kosmetika
Wilayah permohonan SKI.
Indonesia
5 Biaya Peraturan Terhadap permohonan Peraturan Tidak menjelaskan
KaBPOM SKI dikenai biaya KaBPOM tentang biaya
12/2015; untuk setiap kali HK.03.1.23.0
Pengawasan pemasukan sebagai 4.11.03724/
Pemasukan PNBP sesuai ketentuan 2011;
Obat dan peraturan perundang- Pengawasan
Makanan undangan. Pemasukan
Ke Dalam Kosmetika
Wilayah
Indonesia
6 Sanksi Peraturan Pelanggaran terhadap Peraturan Pelanggaran
KaBPOM ketentuan dalam KaBPOM terhadap ketentuan
12/ 2015; Peraturan ini, dapat HK.03.1.23.0 dalam Peraturan ini,
Pengawasan dikenai sanksi 4.11.03724/ dapat dikenai
Pemasukan administratif berupa: 2011; sanksi administratif
Obat dan a. Peringatan tertulis; Pengawasan berupa:
Makanan b. Penghentian Pemasukan a. Peringatan
Ke Dalam sementara kegiatan Kosmetika tertulis;
Wilayah pemasukan dan/atau b. Penghentian
Indonesia peredaran; sementara
c. Pemusnahan atau kegiatan
re-ekspor; pemasukan
d. Pembekuan izin dan/atau
edar; dan/atau peredaran;
e. Pencabutan izin c. Pemusnahan atau
edar; re-ekspor;
d. Pembekuan izin
edar; dan/atau
e. Pencabutan izin
edarasukan
kembali.
KEMASAN
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Tujuan Peraturan a) Melindungi isi
KaBPOM terhadap pengaruh
HK.00.05.4.1 dari luar
745 (Pasal b) Menjamin mutu,
17 Ayat 1) keutuhan, dan
keaslian isinya
PENANDAAN
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Definisi Peraturan KaBPOM HK.03.1.23.12.10.12459/2010 (Pasal 1)
Penandaan adalah keterangan lengkap mengenai kosmetika meliputi aspek
keamanan dan manfaat, serta informasi lain yang dianggap perlu yang
dicantumkan pada etiket, brosur, atau bentuk lain yang disertakan pada kosmetika.
Peraturan Obat adalah bahan Peraturan Kosmetika adalah
KaBPOM atau paduan bahan, KaBPOM bahan atau sediaan
8/2017 termasuk produk HK.03.1.23.1 yang dimaksudkan
(Pasal 1) biologi yang 2.10.12459/2 untuk digunakan pada
digunakan untuk 010 (Pasal 1) bagian luar tubuh
mempengaruhi atau manusia (epidermis,
menyelidiki sistem rambut, kuku, bibir,
fisiologi atau kadaan dan organ genital
patologi dalam rangka bagian luar), atau gigi
penetapan diagnosis, dan membran mukosa
pencegahan, mulut, terutama untuk
penyembuhan, membersihkan,
pemulihan, mewangikan,
peningkatan kesehatan mengubah
dan kontrasepsi, untuk penampilan, dan/atau
manusia. memperbaiki bau
badan atau
melindungi atau
memelihara tubuh
pada kondisi baik.
2 Tujuan PP 72/1998 (Pasal 26)
Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat dari informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang
tidak obyektif, tidak lengkap serta menyesatkan.
3 Syarat PP 72/1998 Penandaan dan Peraturan Penandaan harus
(Pasal 28 Ayat 1 informasi sediaan KaBPOM berisi keterangan
dan 2) farmasi dan alat HK.03.1.23.12 mengenai kosmetika
kesehatan yang .10.12459/2010 secara lengkap,
harus (Pasal 5) obyektif,
dicantumkan dan tidak
sebagaimana menyesatkan.
dimaksud dalam
Pasal 27 harus Keterangan
memenuhi sebagaimana
persyaratan dimaksud pada ayat
berbentuk tulisan (1):
yang berisi a. Dapat berbentuk
keterangan tulisan, gambar,
mengenai sediaan warna, atau
farmasi dan alat kombinasi antara
kesehatan secara atau ketiganya atau
obyektif, lengkap bentuk lainnya
serta tidak yang disertakan
menyesatkan. pada kosmetika
atau dimasukkan
Keterangan dalam kemasan
sebagaimana sekunder atau
dimaksud dalam merupakan bagian
ayat (1) sekurang- dari kemasan
kurangnya berisi: primer dan/atau
a. Nama produk kemasan sekunder;
dan/atau b. Harus berisi
merek dagang informasi yang
b. Nama badan lengkap dengan
usaha yang mencantumkan
memproduksi informasi tentang
atau kemanfaatan, hal
memasukkan yang harus
sediaan diperhatikan
farmasi dan berupa cara
alat kesehatan penggunaan,
ke dalam peringatan dan
wilayah efek yang tidak
Indonesia diinginkan, jika
c. Komponen ada;
pokok sediaan c. Harus berisi
farmasi dan informasi yang
alat kesehatan obyektif dengan
d. Tata cara memberikan
penggunaan informasi sesuai
e. Tanda dengan kenyataan
peringatan yang ada dan tidak
atau efek boleh menyimpang
samping dari sifat
f. Batas waktu keamanan dan
kadaluwarsa kemanfaatan
untuk sediaan kosmetika;
farmasi d. Harus berisi
tertentu. informasi yang
tidak menyesatkan
dengan
memberikan
informasi yang
jujur, akurat,
bertanggung
jawab, dan tidak
boleh
memanfaatkan
kekuatiran
masyarakat akan
suatu masalah
kesehatan; dan
e. Tidak boleh berisi
informasi seolah-
olah sebagai obat.
Penandaan paling
sedikit harus
mencantumkan:
a. Nama kosmetika;
b. Kegunaan;
c. Cara penggunaan;
d. Komposisi;
e. Nama dan negara
produsen;
f. Nama dan alamat
lengkap pemohon
notifikasi;
g. Nomor bets;
h. Ukuran, isi, atau
berat bersih;
i. Tanggal
kedaluwarsa;
j. Peringatan/
perhatian dan
keterangan lain.
PMK 96/1977 1. Pada etiket cat
(Pasal 30, 31) rambut yang
mengandung, para
fenilen diamin atau
zat warna lain yang
berasal dari terbatu
bara (coal tar)
harus dicantumkan
tanda peringatan
yang berbunyi
sebagai berikut:
"AWAS! Cat
rambut ini
mengandung bahan
yang dapat
menimbulkan
iritasi kulit pada
orang tertentu.
Lakukanlah
percobaan
pendahuluan
seperti yang
tercantum dalam
petunjuk
pemakaian. Cat
rambut ini jangan
digunakan untuk
mencat alis atau
bulu mata, karena
dapat
menimbulkan
kebutaan.”
2. Cara melakukan
percobaan
pendahuluan pada
kulit sebagaimana
dimaksud dalam
ayat (1), harus
dicantumkan
dengan jelas dan
terperinci dalam
penandaan.
3. Pada etiket
kosmetika atau alat
kesehatan yang
berbentuk aerosol
harus dicantumkan
peringatan yang
berbunyi sebagai
berikut :
a. "PERHATIAN!
Jangan sampai
kena mata atau
selaput lendir
lain dan jangan
dihirup"
b. "AWAS ! Isi
bertekanan
tinggi, dapat
meledak pada
suhu di atas
50ºC (lima
puluh derajat
celcius).
c. Jangan ditusuk.
d. Jangan disimpan
di tempat panas,
di dekat api,
atau dibuang di
tempat
pembakaran
sampah.
4 Sanksi Peraturan Pelanggaran terhadap
KaBPOM ketentuan dalam
HK.03.1.23.12 peraturan ini dapat
.10.12459/2010 dikenai sanksi
(Pasal 18) administratif berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Larangan
mengedarkan
kosmetika untuk
sementara;
c. Penarikan
kosmetika yang
tidak memenuhi
persyaratan
keamanan,
kemanfaatan,
mutu, penandaan
dan/atau klaim dari
peredaran;
d. Pemusnahan
kosmetika;
dan/atau
e. Penghentian
sementara kegiatan
produksi dan/atau
impor kosmetika;
dan/atau
f. Pembatalan
notifikasi.
IKLAN
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Definisi Peraturan Iklan obat, yang Peraturan Iklan kosmetika,
KaBPOM selanjutnya disebut KaBPOM selanjutnya disebut
8/2017 iklan, adalah setiap 1/2016 iklan, adalah setiap
(Pasal 1) keterangan atau (Pasal 1 Ayat keterangan atau
pernyataan (1)(2), Pasal 2, pernyataan mengenai
mengenai obat 3, 4) kosmetika dalam
dalam bentuk bentuk gambar,
gambar, tulisan, tulisan, atau
atau bentuk lain bentuk lain yang
yang dilakukan dilakukan dengan
dengan berbagai berbagai cara untuk
cara untuk pemasaran dan/atau
pemasaran dan/atau perdagangan
perdagangan obat. kosmetika.
2 Syarat PP 71/1998 Iklan sediaan Peraturan Kosmetika dapat
(Pasal 31) farmasi dan alat KaBPOM diiklankan setelah
kesehatan yang 1/2016 mendapat izin
diedarkan harus (Pasal 1) edar berupa notifikasi
memuat keterangan dari Kepala Badan.
mengenai sediaan
farmasi dan alat
kesehatan secara
obyektif, lengkap,
dan tidak
menyesatkan.
PP 71/1998 Sediaan farmasi PMK 96/1977 Dilarang
(Pasal 32) yang berupa obat (Pasal 38) mengiklankan
untuk pelayanan kosmetika atau alat
kesehatan yang kesehatan :
penyerahannya a. Yang belum
dilakukan terdaftar atau
berdasarkan resep belum mendapat
dokter hanya dapat nomor pendaftaran
diiklankan b. Dengan
pada media cetak menggunakan
ilmiah kedokteran kalimat, kata-kata,
atau media cetak pernyataan yang
ilmiah farmasi. isinya tidak sesuai
dengan penandaan
atau keterangan
yang tercantum
pada formulir
permohonan
pendaftaran yang
telah disetujui;
d. Dengan
menggunakan
rekomendasi dari
suatu laboratorium,
instansi
pemerintah,
organisasi profesi
kesehatan atau
kecantikan
dan/atau tenaga
kesehatan;
e. Dengan
menggunakan
peragaan tenaga
kesehatan atau
yang mirip dengan
itu; Seolah-olah
sebagai obat.
Peraturan 2) Obat yang dapat
KaBPOM diiklankan kepada
8/2017 masyarakat umum
(Pasal 3 Ayat merupakan obat
(2)(3)) yang termasuk
dalam daftar obat
bebas dan obat
bebas terbatas.
3) Obat bebas dan
Obat bebas terbatas
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) dapat
diiklankan pada:
a. Media cetak
b. Media
elektronik; dan
c. Media luar
ruang.
PP 71/1998 (Pasal 33)
Iklan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan pada media apapun yang
dipergunakan untuk menyebarkan iklan dilaksanakan dengan memperhatikan etika
periklanan.
3 Sanksi PP 72/1998 Mengiklankan Peraturan Pelanggaran terhadap
(Pasal 79) sediaan farmasi KaBPOM ketentuan dalam
dan alat kesehatan 1/2016 Peraturan Kepala
yang (Pasal 7) Badan ini dapat
penyerahannya dikenai sanksi
dilakukan administratif kepada
berdasarkan resep Pemilik Nomor
dokter pada Notifikasi berupa:
media cetak a. peringatan tertulis;
selain yang b. perintah
ditentukan dalam penghentian tayang
Pasal 32, dipidana iklan;
dengan pidana c. penarikan dan/atau
denda sebesar pemusnahan media
Rp10.000.000,00 iklan meliputi
(sepuluh juta poster atau selebaran,
rupiah). leaflet, stiker, buklet,
pamflet,
spanduk, banner,
sarung ban dan yang
sejenisnya;
d. larangan
mengiklankan produk;
e. penghentian
sementara kegiatan
produksi/ distribusi/
importasi produk
yang melanggar iklan;
dan/atau
f. pembatalan
notifikasi terhadap
produk yang
melanggar
iklan.
PEMELIHARAAN MUTU
ASPEK OBAT KOSMETIK
NO YANG PER-UU-AN PER-UU-AN
ISI ISI
DIATUR TERKAIT TERKAIT
1 Definisi PP 72/1998 (Pasal 34)
Pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan cara tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan untuk
menjaga terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfataan sediaan
farmasi dan alat kesehatan.
2 Tujuan PP 72/1998 (Pasal 34)
1. Pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan dalam
upaya untuk menjamin sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi
persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan.
2. Penyelenggaraan upaya pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sejak kegiatan produksi
sampai dengan peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Peraturan Melindungi
KaBPOM masyarakat dari
HK.03.1.23.11 peredaran kosmetika
.10052/2011; yang tidak memenuhi
Pengawasan persyaratan khasiat,
Produksi dan keamanan, dan mutu.
Peredaran
Kosmetika
3 Syarat PP 72/1998 (Pasal 35)
Pemohon Dalam rangka pelaksanaan upaya pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan, Menteri melakukan :
a. Penetapan persyaratan pemeliharaan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan
b. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan mutu sediaan farmasi
dan alat kesehatan.
Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
oleh Menteri.
PENDISTRIBUSIAN PRODUK
NO OBAT KOSMETIK
ASPEK
PER-UU-AN PER-UU-AN
YANG ISI ISI
TERKAIT TERKAIT
DIATUR
1 Tujuan UU 36/2009 Melindungi UU 36/2009 Melindungi
(Pasal 104) masyarakat dari (Pasal 104) masyarakat dari
peredaran obat yang peredaran kosmetika
tidak memenuhi PMK yang tidak memenuhi
PMK persyaratan 1176/2010 persyaratan
1010/2008 keamanan, mutu dan keamanan, mutu dan
kemanfaatan/khasiat. kemanfaatan/khasiat.
2 Definisi Peraturan Cara Distribusi Obat Peraturan Peredaran adalah
KaBPOM yang Baik (CDOB) KaBPOM pengadaan,
25/2017 adalah cara HK.03.1.23.12 pengangkutan,
distribusi/penyaluran .11.10052/ pemberian,
obat dan/atau bahan 2011 (Pasal 1) penyerahan, penjualan
obat yang bertujuan dan penyediaan di
untuk memastikan tempat serta
mutu sepanjang jalur penyimpanan, baik
distribusi/penyaluran untuk perdagangan
sesuai persyaratan atau bukan
dan tujuan perdagangan.
penggunaannya.
3 Pelaku PP 51/2009
Fasilitas distribusi atau Penyaluran Sediaan Farmasi dan alkes melalui Pedagang
Besar Farmasi, Penyalur alat kesehatan, instalasi sediaan farmasi dan alat
kesehatan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
PMK 1176 Notifikasi dilakukan
(Pasal 4) sebelum kosmetika
beredar oleh pemohon
kepada Kepala Badan.
4 Syarat PMK Industri farmasi PMK 1176 Pemohon sebagaimana
Pemohon 1010/2008 yang telah memiliki (Pasal 4 dimaksud pada ayat
(Pasal 6-12) izin industri farmasi Ayat 2) (1) terdiri atas:
yang dikeluarkan a. Industri kosmetika
oleh Menteri. yang berada di
wilayah Indonesia
yang telah
memiliki izin
produksi;
b. Importir kosmetika
yang mempunyai
Angka Pengenal
Impor (API) dan
surat penunjukkan
keagenan dari
produsen negara
asal; dan/atau
c. Usaha perorangan/
badan usaha yang
melakukan kontrak
produksi dengan
industri kosmetika
yang telah
memiliki izin
produksi.
5 Pemberi Izin PMK Izin edar diberikan PMK Setiap kosmetika
1010/2008 oleh Menteri. 1176/2010 hanya dapat diedarkan
(Pasal 2 (Pasal 3 setelah mendapat izin
Ayat 2) Ayat 1) edar dari Menteri.