KELOMPOK 1
mata kuliah “Pelayanan Kefarmasian” MESO Kortikosteroid dan KIE Home care
pada tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Tita Nofianti, M.Si.,Apt yang
Tiada hal yang kami harapkan selain makalah ini dapat diterima dengan baik
Penulis,
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Pengawasan Obat dan makanan Republik indonesiasebagai
lembaga yang mengemban otoritas regulatoridi bidang obat di Indonesia
mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat untuk menjamin bahwa
semua produk obat yang beredar ( pasca pemasaran ) memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat dan mutu. Dalam hal ini, badan POM melakukan langkah
pengawalan dan pemantau baik dari aspek keamanan, kemanfaatan dan mutu
obat yang beredar , mulai dari evaluasi pra pemasaran hingga pengawasan
pasca pemasaran obat yang beredar diwilayah republic Indonesia.
Efek Samping Obat / ESO (Adverse Drug Reactions/ADR) adalah
respon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan serta terjadi
pada dosis yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan,
diagnosis, terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis.
Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah kegiatan pemantauan
dan pelaporan efek samping obat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan secara
sukarela (voluntary reporting) dengan menggunakan formulir pelaporan ESO
berwarna kuning, yang dikenal sebagai form kuning. Monitoring dilakukan
terhadap seluruh obat yang beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan
di Indonesia. Aktifitas monitoring ESO dan juga pelaporannya yang dilakukan
oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider merupakan suatu
alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO
yang serius dan jarang terjadi.
Tujuan MESO adalah untuk sedini mungkin memperoleh informasi baru
mengenai efek samping obat, tingkat kegawatan, frekuensi kejadiannya,
sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti
penarikan obat yang bersangkutan dari peredaran; pembatasan penggunaan
obat, misalnya perubahan golongan obat; pembatasan indikasi; perubahan
penandaan; dan tindakan lain yang dianggap perlu untuk pengamanan atau
penyesuaian penggunaan obat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Monitoring Efek Samping Obat ?
2. Bagaimana MESO kortikosteroid ?
3. Bagaimana KIE dari obat kortikosteroid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan MESO ?
2. Untuk mengetahui MESO kortikosteroid ?
3. Untuk mengetahui KIE dari obat kortikosteroid ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian MESO
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO 1970) efek samping suatu obat adalah segala sesuatu
khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada
dosis yang dianjurkan.
Pengertian efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki
yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu
pengobatan. Efek samping tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali,
tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan menghindari
faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui. (Anief, 2007)
Efek Samping Obat/ESO (Adverse Drug Reactions/ADR) adalah
respon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yang
terjadi pada dosis yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan,
diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik.
Tujuan MESO adalah untuk sedini mungkin memperoleh informasi
baru mengenai efek samping obat, tingkat kegawatan, frekuensi kejadiannya,
sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut yang diperlukan, seperti
penarikan obat yang bersangkutan dari peredaran; pembatasan penggunaan
obat, misalnya perubahan golongan obat; pembatasan indikasi; perubahan
penandaan; dan tindakan lain yang dianggap perlu untuk pengamanan atau
penyesuaian penggunaan obat (Sirait, 2001).
B. Masalah dan Kejadian Efek Samping Obat
Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek
samping. Oleh karena itu, efek samping obat juga merupakan hasil interaksi
yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam
sistem biologik tubuh. Jika suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, ini
juga akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.
Anief (2007) mengatakan bahwa efek samping adalah sautu obat yang
tidak termasuk kegunaan terapi. Misalnya C.T.M efek samping yang ada ialah
menidurkan. Pengertian efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap
efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien dari
suatu pengobatan. Efek samping tidak mungkin dihindari atau dihilangkan
sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin dengan
menghindari faktor-faktor risiko yang sebagian besar sudah diketahui.
Beberapa contoh efek samping misalnya:
a. Reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi imunologik)
b. Hipoglikemia berat karena pemberian insulin (efek farmakologik yang
berlebihan)
c. Osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid jangka lama (efek samping
karena penggunaan jangka lama)
d. Hipertensi karena penghentian pemberian klonidin (gejala penghentian
obat)
e. Fokomelia pada anak karena ibunya menggunakan talidomid pada masa
awal kehamilan (efek teratogenik)
Probable
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa terjadi
setelah penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality with
reasonable time relationship to drug intak)
Tidak tampak sebagai perkembangan penyakit atau dapat
disebabkan oleh obat lain (Unlikely to be attributed to disease or
other drugs)
Respon terhadap penghentian penggunaan obat secara klinik dapat
diterima (Response to withdrawal clinically reasonable)
Rechallenge tidak perlu (Rechallenge not necessary)
Possible
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa terjadi
setelah penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality with
reasonable time relationship to drug intake)
Dapat dijelaskan oleh kemungkinan perkembangan penyakit atau
disebabkan oleh obat lain (Could also be explained by disease or
other drugs)
Informasi terkait penghentian obat tidak lengkap atau tidak jelas
(Information on drug withdrawal lacking or unclear)
Unlikely
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat
dari hubungan waktu kejadian dan penggunaan obat adalah tidak
mungkin (Event or laboratory test abnormality with a time
relationship to drug intake that makes a connection improbable
(but not impossible))
Perkembangan penyakit dan akibat penggunaan obat lain dapat
memberikan penjelasan yang dapat diterima (Diseases or other
drugs provide plausible explanations)
Conditional / Unclassified
Terjadi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal (Event or
laboratory test abnormality)
ata yang lebih lanjut diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi
yang baik (More data for proper assessment needed) Atau data
tambahan dalam proses pengujian (Or additional data under
examination)
Unassessable / Unclassifiable
Laporan efek samping menduga adanya efek samping obat (A
report suggesting an adverse reaction)
Namun tidak dapat dinilai karena informasi yang tidak lengkap
atau cukup atau adanya informasi yang kontradiksi (Cannot be
judged because of insufficient or contradictory information)
b) Algoritma Naranjo
7. Kerahasiaan/Confidentiality
Semua informasi yang disampaikan dalam pelaporan KTD/ESO akan
dijaga kerahasiaannya oleh Badan POM RI.
Contoh form MESO
D. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol
respon inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu
glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting
pada metabolisme karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid
memiliki efek kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit (Katzung,
2012; Gilman, 2012; Johan, 2015).
Penggunaan yang luas dan manfaat yang banyak, membuat
kortikosteroid menjadi obat yang digemari. Selain memiliki manfaat yang
banyak, kortikoseteroid memiliki banyak efek samping, yaitu sekitar sembilan
puluh lima efek samping pengobatan. Kortikosteroid sering disebut life saving
drug karena dalam penggunaanya sebagai antiinflamasi, kortikosteroid
berfungsi sebagai terapi paliatif, yaitu menghambat gejala saja sedangkan
penyebab penyakit masih tetap ada. Hal ini akhirnya menyebabkan
kortikosteroid banyak digunakan tidak sesuai indikasi, dosis, dan lama
pemberian (Suherman & Ascobat, 2005; Azis, 2006; Guidry et al., 2009).
Penggunaan yang terus menerus menyebabkan efek samping yang
serius dan bersifat merugikan. Efek samping yang ditimbulkan oleh
kortikosteroid akan menjadi semakin buruk apabila digunakan tidak sesuai
dengan aturan pakainya, baik itu dosis maupun lama pemakaian (Gilman,
2012). Guidry et al. (2009) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara durasi pemakaian kortikostroid dengan mean severity score
efek samping kortikosteroid.
Kortison dan hidrokortison mempunyai efek mineralokortikoid
yang relatif tinggi yang akan menyebabkan dapat menyebabkan retensi cairan,
sehingga tidak sesuai untuk pengobatan jangka panjang. Meskipun keduanya
dapat digunakan sebagai terapi pengganti pada insufisiensi adrenal,
hidrokortison lebih baik karena kortison masih perlu diubah menjadi
hidrokortison di liver. Hidrokortison digunakan intravena untuk pengobatan
jangka pendek pada penanganan darurat beberapa keadaan. Hidrokortison
mempunyai potensi antiinflamasi yang tidak terlalu kuat, sehingga baik
digunakan secara topikal untuk inflamasi kulit karena kemungkinan efek
samping topikal maupun sistemik kecil. Kortison tidak aktif secara topical
Prednisolon, mempunyai efek glukokortikoid yang dominan dan
merupakan kortikosteroid oral yang paling sering digunakan dalam terapi
supresi penyakit jangka panjang.
Betametason dan deksametason mempunyai aktivitas
glukokortikoid yang sangat tinggi sedangkan aktivitas mineralokortikoidnya
sangat rendah; sehingga digunakan untuk kondisi yang memerlukan
kortikosteroid dosis tinggi tanpa retensi cairan yang membahayakan.
Betametason dan deksametason mempunyai masa kerja yang lama, dengan
efek mineralokortikoid yang kecil sehingga kedua sifat ini sesuai untuk
kondisi yang memerlukan supresi sekresi kortikotropin (hiperplasia adrenal
kongenital). Beberapa bentuk ester betametason dan beklometason bila
diberikan mempunyai efek topikal (pada kulit dan paru-paru) yang lebih nyata
daripada bila diberikan secara oral, sehingga sifat ini dimanfaatkan dengan
menggunakan ester tersebut secara topikal agar kemungkinan efek samping
sistemik minimal (untuk pemakaian pada kulit dan inhalasi untuk asma)
Deflazakort mempunyai aktivitas glukokor-tikoid yang tinggi,
merupakan turunan dari prednisolon.
G. MESO KORTIKOSTEROID
Jurnal Kortikosteroid
OBAT KORTIKOSTEROID
Seorang pasien bernama Lani berumur 45 tahun datang ke apotek dengan membawa
resep yang berisi obat, prednisone 5 mg untuk mengobati radangnya.
Pasien : ” Ini saya ada resep dari dokter, mau tebus obat disini”
Apoteker : “ selamat pagi bu, saya dengan apoteker Tia. ibu apa yang terasa?”
Apoteker : “ baik bu, ini dari dokter ibu diberi prednison 5mg untuk obat
radangnya.
Apoteker : ’’Sama- sama bu, oh iya begini bu karena penyakit ibu kusta dan
terapi obat pada obat yang ibu gunakan dengan cara saya datang
Apoteker : ‘‘ya sudah bu mulai besok saya akan berkunjung kerumah ibu.’’
Apoteker : ‘‘Assalamualaikum,’’
Apoteker : ‘‘saya apoteker dari apotek adila farma bu, mau Melakukan
Apoteker : ‘‘Apakah obat terdeteksi alam darah ( cairan lain) dalam konsentrasi
Apoteker : ‘‘Apakah rx lebih berat saat obat dinaikan atau berkurang saat dosis
diturunkan?’’
Apoteker : ‘‘Apakah pasien mempunyai rx yang mirip pada obat yang sama 1
sama lain?’’
Apoteker : baik bu. Dari hasil pertanyaan yang saya ajukan ke ibu kemungkinan
ibu mengalami efek samping dari obat prednison yaitu moon face atau
wajah ibu bengkak. Saran saya sebaiknya ibu ke dokter lagi untuk
mengonsultasikan dosis obat prednison agar di turunkan dosisnya
sedikit-demi sedikit agar wajah ibu tidakmengalami pembengkakan
lagi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Obat- obat kortikosteroid adalah jenis obat yang digunakan sebagai anti
inflamasi atau anti peradangan pada tubuh.
- Manfaat dari penggunaan jenis kortikosteroid adalah untuk menangani kondisi
penyakit seperti asma, bronchitis, peradangan, reaksi alergi, Rheumatoid
arthritis dan lain- lain
- Jenis Obat-obatan kortikosteroid antara lain, betametason, dexametason,
methylprednisolone, prednisone dan sebagainya.
- Dosis pemakaian dari jenis obat- obatan tergantung kepada rentan umur
penggunanya, dan kadar didalam obat tersebut.
- Efek samping dari penggunaan obat- obatan kortikosteroid jangka panjang
yaitu rentan terkena infeksi, meningkatnya tekanan darah atau hipertensi,
meningkatnya kadar gula darah dan lain.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2012. Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga
Sirait, Midian. 2001. Tiga Dimensi Farmasi, Ilmu Teknologi, Pelayanan Kesehatan,
Anief, M., 2007, Apa yang diketahui tentang obat, cetakan kelima, Yogyakarta: