Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpa 58d579b4 PDF
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpa 58d579b4 PDF
,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
ABSTRAK
Ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi
sebagai antibakteri, laksatif, dan inhibitor lipase pankreas. Kandungan senyawa yang terdapat dalam ekstrak
yang diduga berperan dalam aktivitas tersebut. Kandungan senyawa yang terdapat di dalam tanaman dapat
ditarik oleh suatu pelarut saat proses ekstraksi. Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting
dalam proses ekstraksi. Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal yang dapat menarik sebagian
besar senyawa kimia dalam tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa apa saja yang yang
terkandung di dalam ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) berdasarkan uji skrining
fitokimia.
Penelitian ini dilakukan melaui dua tahap, yaitu proses ekstraksi dengan maserasi menggunakan
metanol dan uji skrining fitokimia yang terdiri dari skrining flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan
steroid, alkaloid, minyak atsiri, serta glikosida. Hasil skrining fitokimia yang diperoleh berupa data
kandungan kimia dari ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) yang disajikan dalam
bentuk tabel. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb.) mengandung golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, minyak atsiri, dan
glikosida.
Kata Kunci: Rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.), metanol, ekstrak metanol, dan skrining fitokimia.
1
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
bahwa metanol mampu menarik lebih banyak menunjukkan adanya flavonoid (Depkes RI,
jumlah metabolit sekunder yaitu senyawa fenolik, 1995).
flavonoid, dan tanin dalam daun Artocarpus altilis B. Saponin
F. dibandingkan dengan etanol. Penelitian ini Ekstrak kental metanol rimpang bangle
dilakukan untuk menguji kandungan senyawa apa (Zingiber purpureum Roxb.) sebanyak 1 g
saja di dalam rimpang bangle (Zingiber ditambahkan dengan air hangat, dikocok vertikal
purpureum Roxb.) yang dapat tertarik dalam selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10
pelarut metanol. detik. Pembentukan busa setinggi 1–10 cm yang
stabil selama tidak kurang dari 10 menit,
2. BAHAN DAN METODE menunjukkan adanya saponin. Pada penambahan
2.1 Bahan Penelitian 1 tetes HCl 2 N, busa tidak hilang (Depkes RI,
Rimpang Zingiber purpureum Roxb. 1995).
diperoleh dari daerah Banjar Siladan, Desa C. Tanin
Siangan, Kabupaten Gianyar. Kertas saring, Larutan uji sebanyak 1 mL direaksikan
aluminium foil, aseton P, serbuk halus asam borat dengan larutan besi (III) klorida 10%, jika terjadi
P, serbuk halus asam oksalat P, eter P, HCL 2 N, warna biru tua atau hitam kehijauan menunjukkan
larutan besi (III) klorida 10%, kloroform, asam adanya tanin (Robinson, 1991).
asetat anhidrat, asam sulfat, pereaksi Dragendorff, D. Triterpenoid dan Steroid
dan pereaksi Mayer. Pemeriksaan triterpenoid dan steroid
dilakukan dengan reaksi Liebermann-Burchard.
2.2 Alat Penelitian Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam cawan
Peralatan yang akan digunakan meliputi: porselin. Residu dilarutkan dengan 0,5 mL
blender (Miyako®), neraca analitik (AND®), kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 mL asam
sendok tanduk, oven (Binder®), toples kaca, asetat anhidrat. Asam sulfat pekat sebanyak 2 mL
vacum rotary evaporator (Eyela®), cawan selanjutnya ditambahkan melalui dinding tabung.
porselen, lampu UV254 dan UV366 (Camag®), dan Terbentuk cincin kecoklatan atau violet pada
alat-alat gelas. perbatasan larutan menunjukkan adanya
triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru
2.3 Prosedur Penelitian kehijauan menunjukkan adanya steroid (Ciulei,
2.3.1 Ekstraksi 1984).
Rimpang Zingiber purpureum Roxb. dipilih E. Alkaloid
yang masih segar, dicuci bersih, dipotong-potong, Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan di atas
dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, cawan porselin. Residu yang dihasilkan kemudian
kemudian diserbuk menggunakan blender. Serbuk dilarutkan dengan 5 mL HCL 2 N. Larutan yang
digunakan untuk ekstraksi. Serbuk simplisia diperoleh dibagi ke dalam 3 tabung reaksi.
rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) Tabung pertama ditambahkan dengan 3 tetes HCl
sebanyak 800,005 g dimaserasi dengan 6 L 2 N yang berfungsi sebagai blanko. Tabung kedua
metanol selama 5 hari, kemudian ampas ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendorff dan
diremaserasi dengan 2 L metanol selama 2 hari. tabung ketiga ditambahkan 3 tetes pereaksi
Semua maserat yang diperoleh, dikumpulkan dan Mayer. Terbentuk endapan jingga pada tabung
diuapkan dengan vacum rotary evaporator pada kedua dan endapan kuning pada tabung ketiga
suhu 50°C hingga diperoleh ekstrak kental dan menunjukkan adanya alkaloid (Farsnworth, 1966).
dihitung rendemen ekstrak yang diperoleh. F. Minyak atsiri
2.3.2 Skrining Fitokimia Larutan uji sebanyak 1 mL dipipet lalu
Pembuatan larutan uji untuk skrining diuapkan di atas cawan porselin hingga diperoleh
fitokimia dengan konsentrasi 500 mg/50 mL. residu. Hasil positif minyak atsiri ditandai dengan
A. Flavonoid bau khas yang dihasilkan oleh residu tersebut
Larutan uji ± 1 mL diuapkan hingga kering, (Ciulei, 1984).
dibasahkan sisanya dengan aseton P, ditambahkan G. Glikosida
sedikit serbuk halus asam borat P dan serbuk Pengujian dengan reaksi Liebermann
halus asam oksalat P, dipanaskan di atas tangas air Burchard dilakukan dengan cara sebanyak 1 g
dan hindari pemanasan berlebihan. Eter P ekstrak kental metanol rimpang Zingiber
ditambahkan 10 mL. Larutan diamati di bawah purpureum Roxb. dalam cawan porselin,
sinar UV 366 nm; berfluoresensi kuning intensif, ditambahkan dengan 5 mL asam asetat anhidrat P.
2
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
Asam sulfat P ditambahkan 10 tetes, terjadi warna (Kristanti dkk., 2008). Timbulnya busa pada uji
biru atau hijau menunjukkan adanya glikosida saponin menunjukkan adanya glikosida yang
(Depkes RI, 1995). mempunyai kemampuan untuk membentuk buih
3. HASIL dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan
3.1 Ekstraksi senyawa lainnya (Marliana dkk., 2005). Senyawa
Ekstrak kental yang diperoleh dari maserasi saponin tersebut akan cenderung tertarik oleh
dengan pelarut metanol sebanyak 92,311 g dengan pelarut yang bersifat semi polar seperti metanol.
rendemen ekstrak kental sebesar 11,539 %. Minyak atsiri tersusun atas senyawa
3.2 Skrining Fitokimia triterpenoid. Triterpenoid tersusun dari rantai
Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol panjang hidrokarbon C30 yang menyebabkan
rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.) sifatnya non polar sehingga mudah terekstrak
positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, dalam pelarut yang bersifat non polar. Ada
tanin, triterpenoid, minyak atsiri, dan glikosida. beberapa senyawa triterpenoid memiliki struktur
siklik yang berupa alkohol. Senyawa triterpenoid
4. PEMBAHASAN juga dapat terikat dengan gugus gula sehingga
Skrining fitokimia dilakukan untuk akan dapat tertarik oleh pelarut yang bersifat semi
memberikan gambaran tentang golongan senyawa polar bahkan pelarut polar (Harborne, 1987;
yang terkandung dalam ekstrak (Kristanti dkk., Kristanti dkk., 2008). Oleh karena itu, ekstrak
2008), dalam hal ini adalah ekstrak metanol metanol rimpang Zingiber purpureum Roxb.
rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb.). mengandung minyak atsiri dan triterpenoid yang
Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol rimpang dapat tertarik oleh metanol.
bangle (Zingiber purpureum Roxb.) yang Pada pengujian steroid dan triterpenoid,
diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan analisis senyawa didasarkan pada kemampuan
bahwa senyawa flavonoid, saponin, tanin, senyawa tersebut membentuk warna dengan
triterpenoid, minyak atsiri, serta glikosida dapat H2SO4 pekat dalam pelarut asam asetat anhidrat
tertarik dalam pelarut metanol. Hal ini disebabkan (Ciulei, 1984). Hasil yang diperoleh menunjukkan
karena metanol merupakan pelarut universal yang hasil positif dengan terbentuknya cincin berwarna
memiliki gugus polar (-OH) dan gugus nonpolar kecoklatan yang menunjukkan kandungan
(-CH3) sehingga dapat menarik analit-analit yang triterpenoid dan tidak terbentuk cincin berwarna
bersifat polar dan nonpolar. biru kehijauan sehingga negatif mengandung
Flavonoid dan tanin merupakan bagian dari steroid.
senyawa fenolik. Flavonoid yang memiliki gugus Pada skrining alkaloid prinsipnya yaitu
hidroksi berkedudukan orto akan memberikan reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya
fluoresensi kuning intensif pada UV 366, jika penggantian ligan. Atom nitrogen yang
bereaksi dengan asam borat. Flavonoid mempunyai pasangan elektron bebas pada
mempunyai tipe yang beragam dan terdapat dalam alkaloid dapat mengganti ion iod dalam pereaksi
bentuk bebas (aglikon) maupun terikat sebagai dragendroff dan pereaksi mayer (Marliana dkk.,
glikosida. Aglikon polimetoksi bersifat non polar, 2005). Pada pengujian ini tidak terbentuk endapan
aglikon polihidroksi bersifat semi polar, jingga setelah penambahan pereaksi dragendroff
sedangkan glikosida flavonoid bersifat polar dan tidak terbentuk endapan kuning setelah
karena mengandung sejumlah gugus hidroksil dan penambahan pereaksi mayer. Alkaloid dapat
gula (Harbone, 1987; Markham, 1988). Oleh ditemukan dalam berbagai bagian tanaman, tetapi
karena itu golongan flavonoid dapat tertarik sering kali kadar alkaloid dalam jaringan
dalam pelarut metanol yang bersifat universal. tumbuhan kurang dari 1% (Kristanti dkk., 2008).
Tanin ditunjukkan dari adanya perubahan warna Hal ini yang dapat menyebabkan uji skrining
setelah penambahan FeCl3 yang dapat bereaksi alkaloid memberikan hasil yang negatif.
dengan salah satu gugus hidroksil pada senyawa
tanin. Penambahan FeCl3 menghasilkan warna 5. KESIMPULAN
hijau kehitaman yang menunjukkan adanya tanin Ekstrak metanol rimpang bangle (Zingiber
terkondensasi. purpureum Roxb.) positif mengandung golongan
Saponin merupakan bentuk glikosida dari senyawa flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid,
sapogenin sehingga akan bersifat polar. Saponin minyak atsiri, dan glikosida berdasarkan uji
adalah senyawa yang bersifat aktif permukaan dan skrining fitokimia.
dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air
3
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
4
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
APENDIK A.
Tabel A.1 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
5
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)
APENDIK B.
(g)
Keterangan:
a. Hasil skrining fitokimia flavonoid
b. Hasil skrining fitokimia saponin
c. Hasil skrining fitokimia tanin
d. Hasil skrining fitokimia terpenoid dan steroid
e. Hasil skrining fitokimia alkaloid
f. Hasil skrining fitokimia minyak atsiri
g. Hasil skrining fitokimia glikosida
Gambar B.1 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
6
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) (Astarina, N. W. G.,
Astuti, K. W., Warditiani, N. K.)