DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCUBUANA
BEKASI
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALL SWT karena dengan
rahmat, taufik, serta Hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya kami dapatkan untuk
menyelesaikan laporan 1 perancangan produk Meja Laptop Multifungsi ini.
Laporan ini merupakan salah satu ujian serta tugas dalam mata kuliah Perancangan
dan Aplikasi Sistem Industri di Universitas Mercu Buana – Bekasi. Kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Didi Junaidi, ST, MT selaku dosen mata kuliah ini yang
telah memberikan dukungan, mengarahkan dan membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan 1 ini.
Kami selaku penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan ini
baik dalam kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meminta maaf dan dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaikinya.
Terakhir, semoga ilmu yang kami tuangkan dalam laporan perancangaan Meja Laptop
Multifungsi ini memberikan manfaat bagi masyarakat dan memberikan inspirasi bagi
pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Perkembangan produk dalam dunia industri akan semakin dibutuhkan untuk menuju Indonesia
sebagai negara maju. Produk merupakan titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri
manufaktur. Oleh karena itu, kesuksesan dalam persaingan industri tersebut akan ditentukan oleh
keberhasilan mengembangkan produk sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen.
Setiap produk memiliki komponen – komponen penyusunnya. Antara lain dari bagian pertama
merupakan dasar bentuk, ukuran dan tujuannya. Pada bagian kedua terdapat spesifikasi dari
produk itu antara lain harga, bahan kemasan, kualitas, nama, jenis.
Desain meja Laptop selalu mengalami perkembangan, baik dari segi bentuk ataupun
penambahan fungsi. Tetapi seiring dengan perkembangan tersebut seringkali desain meja laptop
kurang memeperhatikan nilai ergonomi, karena desain meja belajar saat ini cenderung lebih
mengutamakan desain bentuk yang simple dan minimalis sebagai tuntutan trend, sehingga fungsi
utama dari meja Laptop tersebut terabaikan, mulai dari dimensinya bahkan volume dari desain
meja Laptop sebelumnya.
Produk yang menjadi rancangan pada penelitian ini adalah meja laptop lipat multifungsi yang
ergonomis. Fungsi-fungsi dari perancang tersebut adalah meja ini selain berfungsi sebagai meja
laptop bisa juga untuk sambil duduk lesehan dan Meja Sangat Fleksibel (Untuh menentukan
Tinggi / Rendah Meja), Rangka Meja Bongkar Pasang, Terdapat Coller Laptop, Terdapat Wadah
Menaruh Botol dan Banyak sekali desain dan model meja belajar yang menjadi inovasi yang
sangat di minati dari kalangan konsumen.
Dari masalah tersebut maka perlu ada rancangan ulang (redesign) pada meja laptop yang
dapat dikatakan ergonomis, aman, nyaman melalui perancangan fasilitas kerja baru.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana mendesain Meja Laptop Multifungsi yang dapat menimbulkan daya tarik
bagi konsumen dan mencerminkan manfaat positif bagi desain tersebut?
3. Bagaimana mendesain simple ketinggian Meja Laptop Multifungsi Agar saat memakai
Meja ini Pengguna tidak terasa sakit karena posisi meja terlalu tinggi/rendah
Tujuan
Tujuan dari pembuatan Meja Laptop Multifungsi adalah membuat suatu inovasi baru dimana
ingin memberikan kemudahan kepada para penggunanya dalam menggunakan Meja Laptop
Multifungsi dimana Meja Laptop Multifungsi yang kami buat memiliki tempat Kaki Meja Sangat
Fleksibel (Untuh menentukan Tinggi / Rendah Meja), Rangka Meja Bongkar Pasang, Terdapat
Coller Laptop dan Terdapat Wadah Menaruh Botol sehingga pada aktivitas tertentu seperti
pengguna tidak lagi dipersulit Ada keluhan yang dirasakan setelah pakai meja ini, yaitu
punggung terasa sakit karena posisi meja terlalu tinggi/rendah.
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sistematika
Penulisan. Hal ini diperlukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik akan karakteristik
– karakteristik utama sistem, yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Berisi beberapa konsep dasar dan metode dari buku-buku, referensi-referensi lain, yang
digunakan dalam penyelesaian masalah, penjelasan tentang peran masing-masing metode main
mapping dan branstorming.
Pada bab ini berisikan secara singkat mengenai metode/pembuatan yang digunakan atau tahapan
dalam pembuatan mind mapping dan brainstorming.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan mengenai analisa data yang telah didapatkan terhadap metode yang
digunakan, hasil dan gambar teknik dari Meja Laptop Multifungsi.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terakhir pada laporan ini yang berisikan kesimpulan dari hasil penulisan dan
saran saran yang berkaitan dengan penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sebuah daftar yang berisi judul buku dan bahan penelitian lainnya yang mempunyai kaitan
dengan sebuah penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi
dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan
kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu
paling penting bagi proyek pengembangan produk adalah
Pemasaran
Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan
lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta
promosi produk.
Perancangan (desain)
Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk
agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan
mencakup desain engineering (mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan desain industri
(estetika, ergonomics, user interface).
Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan system
produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya melalui 6 tahapan proses,
antara lain adalah :
Fase 0 : Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan
seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang dimaksud.
3. Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila
produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan,
distribusi, perubahan harga dan promosi.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai
kinerja usaha pengembangan produk, yaitu :
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi
yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan
bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari
persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk,
perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Fase Perancangan Produk dan Mind Mapping
Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan
konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep
menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi
yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan
merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.
Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap
berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara berpikir divergen
dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat
berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony
Buzan , 2008:4).
Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti
merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan
perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih
cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.
Ditinjau dari segi waktu Mind maping juga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam
mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya disebabkan karena metode ini dapat menyajikan
gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, Mind
maping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang
memakan waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh
individu.
b. Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki kadar
kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
c. Hubungan masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
d. Lebih mudah dipahami dan diingat.
e. Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur Mind
mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
Mind Map adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Mind map
memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya dalam pola radial dan
jaringan sebagimana otak dirancang, seperti yang secara internal selalu digunakan otak, dan
terhadap mana perlu memberiarkannya membiasakan diri kembali.
Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:
Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema
utama. Dari tema utama Sejarah Indonesia, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari:
Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai
dengan garis, warna atau simbol. Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema
turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari
hubungan yang ada antara setiap tema turunan.
Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk
menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini
akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang
telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh
lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang miskin warna.
Gunakan huruf besar. Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-
poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan
jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf
kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci
Buat peta pikiran dikertas polos dan hilangkan proses edit. Ide dari Peta Pikiran adalah agar
kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk
memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan
modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga
menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
Sisakan ruangan untuk penambahan tema. Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah
yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa
waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan
menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting.
Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Mind mapping adalah suatu teknik mencatat yang
mampu mengembangkan pikiran dan meningkatkan daya ingat karena informasi disusun secara
bercabang dari tema utama yang menyertakan gambar, simbol, warna dan teks untuk yang dapat
memampukan peserta didik untuk menggunakan seluruh potensi dan kapasitas otak dengan
efektif dan efisien.
Pengertian Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari
sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi
yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Manfaat Kuesioner
- Dapat dibuat anonim (tanpa nama) sehingga responden tidak malu ketika menjawab
pertanyaan.
Tentukan tujuan kuesioner. Data atau informasi apakah yang ingin Anda kumpulkan dari
kuesioner tersebut? Apa tujuan utama penelitian Anda? Apakah kuesioner adalah teknik
pengumpulan data yang efektif untuk jenis penelitian Anda?
Pilih tipe pertanyaan. Ada beberapa tipe pertanyaan yang lazim digunakan dalam kuesioner
penelitian; setiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, serta sangat
bergantung pada data atau informasi yang ingin Anda kumpulkan. Beberapa tipe pertanyaan
yang lazim digunakan dalam kuesioner :
Pertanyaan dikotomis: pertanyaan dikotomis hanya mampu dijawab dengan “ya” atau
“tidak”; terkadang, ada pula kuesioner yang menyediakan jawaban “setuju” atau “tidak
setuju”. Tipe pertanyaan ini paling mudah untuk dianalisis, namun tidak bisa dijadikan
alat ukur yang akurat dan mendetail.
Pertanyaan terbuka: pertanyaan terbuka mengizinkan responden untuk menguraikan
jawaban. Secara umum, tipe pertanyaan ini berguna untuk memahami sudut pandang
responden, namun sangat sulit untuk dianalisis. Tipe pertanyaan ini sebaiknya digunakan
untuk menjawab pertanyaan “mengapa”.
Pertanyaan berupa pilihan berganda: tipe pertanyaan ini dilengkapi dengan tiga pilihan
jawaban atau lebih yang saling bertentangan; responden kemudian diminta untuk memilih satu
atau beberapa jawaban yang menurutnya paling sesuai. Pertanyaan berupa pilihan berganda
dapat dianalisis dengan mudah, namun kemungkinan tidak melibatkan jawaban yang paling
diinginkan responden.
Pertanyaan berupa skala ordinal/skala peringkat: Tipe pertanyaan ini meminta responden
untuk mengurutkan pilihan jawaban yang disediakan. Misanya, responden mungkin diminta
untuk mengurutkan lima buah pilihan jawaban dimulai dari yang kurang penting sampai paling
penting. Tipe pertanyaan ini secara tidak langsung memaksa responden untuk mendiskriminasi
pilihan-pilihan yang ada, namun tidak mampu menjelaskan alasan di balik pilihan responden.
Pertanyaan berupa skala bertingkat: tipe pertanyaan ini memungkinkan responden untuk
menilai suatu isu berdasarkan skala ukur yang tersedia. Anda bisa menyediakan skala ukur
berupa angka 1-5; angka 1 mewakili jawaban “sangat tidak setuju”, sementara angka 5 mewakili
jawaban “sangat setuju”. Tipe pertanyaan ini sangat fleksibel, namun tidak mampu menjawab
pertanyaan “mengapa”.
Batasi panjang kuesioner. Buat kuesioner Anda sesingkat dan selugas mungkin, terutama karena
orang-orang cenderung lebih nyaman mengisi kuesioner yang singkat. Meski demikian,pastikan
kuesioner Anda tetap komprehensif dan membantu Anda mendapatkan berbagai informasi
penting yang diperlukan. Jika mampu membuat kuesioner yang hanya terdiri dari 5 pertanyaan,
mengapa tidak?
Ajukan pertanyaan yang benar-benar relevan dengan pertanyaan penelitian Anda. Ingat,
kuesioner tidak ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai responden!
Hindari pertanyaan yang kurang jelas atau bertele-tele; pastikan Anda tidak
membingungkan responden!
Identifikasi demografi target responden. Apakah ada kelompok tertentu yang menjadi target
responden Anda? Agar penelitian lebih terarah, ada baiknya Anda terlebih dahulu menentukan
demografi target responden sebelum menyebarkan kuesioner.
pikirkan kriteria apa lagi yang bisa Anda masukkan dalam demografi target responden. Apakah
responden Anda harus bisa mengendarai mobil? Apakah mereka harus memiliki asuransi
kesehatan? Apakah mereka harus memiliki anak yang berusia di bawah 3 tahun? Pastikan Anda
menentukan kriteria sejelas-jelasnya sebelum menyebarkan kuesioner. Pastikan Anda mampu
melindungi kerahasiaan responden. Tentukan rencana perlindungan data responden bahkan
sebelum Anda membuat kuesioner; ini merupakan salah satu tahap terpenting yang tidak boleh
Anda lewatkan.
Pertimbangkan untuk membuat kuesioner anonim; dengan kata lain, tidak perlu meminta
responden menuliskan nama mereka di dalam kuesioner. Ini adalah langkah sederhana
untuk melindungi kerahasiaan mereka, meski terkadang identitas mereka tetap akan
terlihat dari informasi lainnya (seperti usia, fitur jasmaniah, atau kode pos).
Pertimbangkan untuk memberikan identitas baru bagi setiap responden Anda. Berikan
identitas berupa deretan nomor unik untuk setiap lembar kuesioner yang sudah diisi oleh
responden), dan rujuk responden Anda hanya dengan identitas baru tersebut. Hapus atau
sobek berbagai identitas personal yang dituliskan responden.
Ingat, tidak dibutuhkan terlalu banyak informasi untuk mengidentifikasi identitas
seseorang. Kemungkinan besar, orang-orang enggan menjadi responden penelitian karena
alasan tersebut; jika memungkinkan, pastikan Anda tidak menanyakan terlalu banyak
informasi personal agar mampu meraih lebih banyak responden.
Pastikan Anda menghapus seluruh data (terutama informasi responden) setelah
penelitianAnda selesai.
1. Perkenalkan diri Anda. Sebutkan nama dan latar belakang Anda; jelaskan pula apakah Anda
bekerja sendirian atau berkelompok. Jika kuesioner tersebut disebarkan untuk kepentingan
akademis atau profesional, sebutkan pula nama institusi pendidikan atau perusahaan yang
menaungi Anda. Berikut adalah beberapa contoh yang bisa Anda tiru:
Perkenalkan, nama saya Jack Smith dan saya adalah pembuat kuesioner ini. Saat ini saya
bekerja di Fakultas Psikologi, Universitas Michigan. Penelitian ini saya buat untuk
kepentingan akademis universitas terkaitdan berfokus pada pengembangan kecerdasan
balita.
Perkenalkan, nama saya Kelly Smith, mahasiswa tahun ketiga di Program Sarjana
Universitas New Mexico. Kuesioner ini saya buat dalam rangka mengumpulkan data
untuk kepentingan ujian akhir Statistik di universitas terkait.
Perkenalkan, nama saya Steve Johnson. Saat ini, saya bekerja sebagai Analis Penjualan
dan Pemasaran di The Best Company. Kuesioner ini saya buat untuk mengamati perilaku
penggunaan obat di Kanada selama beberapa tahun terakhir.
2. Jelaskan tujuan kuesioner Anda. Kemungkinan besar, responden tidak akan mau mengisi
kuesioner jika tidak memahami tujuannya. Tidak perlu memberikan penjelasan panjang lebar;
cukup jelaskan tujuan kuesioner tersebut dalam kalimat yang singkat dan padat. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Saya sedang mengumpulkan data mengenai perilaku masyarakat terkait kontrol senjata
api. Informasi yang terdata di dalam kuesioner ini akan digunakan untuk kepentingan
mata kuliah Antropologi di Universitas Maryland.
Kuesioner ini berisi 15 pertanyaan mengenai pola makan dan olahraga Anda. Kami
sedang mengumpulkan data mengenai korelasi antara pola makan dan olahraga yang
sehat dengan statistik penderita kanker pada orang dewasa.
Kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan mengenai pengalaman Anda bepergian dengan
maskapai internasional selama beberapa tahun terakhir. Dalam kuesioner ini, Anda akan
menemukan tiga kelompok pertanyaan; kelompok pertanyaan pertama meminta Anda
untuk menghitung perjalanan terkini Anda, pertanyaan kedua meminta Anda untuk
menyampaikan perasaan pada setiap perjalanan, dan pertanyaan ketiga meminta Anda
untuk menyampaikan rencana perjalanan Anda di kemudian hari. Kami sedang
mengumpulkan data mengenai pengaruh perasaan seseorang saat bepergian dengan
transportasi udara terhadap rencana perjalanan mereka ke depannya.
3. Pahami dan jelaskan tujuan pengumpulan data. Apakah data tersebut digunakan untuk
kepentingan proyek kelas atau publikasi penelitian? Apakah data tersebut
justru digunakan untuk meneliti pasar? Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatian sebelum
menyebarkan kuesioner yang sangat bergantung pada tujuan pengumpulan data Anda.
Jika kuesioner tersebut digunakan untuk kepentingan publikasi universitas, pastikan Anda
terlebih dahulu meminta izin dewan peninjau (yang juga dikenal dengan nama
Institutional Review Board/IRB) sebelum memulai proses pembuatan kuesioner.
Sebagian besar universitas memiliki staf IRB yang ditunjuk untuk meninjau kualitas
penelitian di skala universitas.
Utamakan keterbukaan. Sangat penting bagi responden untuk mengetahui proses yang
terjadi setelah data berhasil terkumpul.
Jika perlu, lampirkan lembar persetujuan. Ingat, Anda tidak akan bisa menjamin
kerahasiaan responden, namun setidaknya Anda perlu melakukan upaya yang terbaik
untuk melindungi informasi pribadi mereka.
4. Ukur waktu pengisian kuesioner. Sebelum responden mulai mengisi kuesioner, ada baiknya
Anda memberitahukan estimasi waktunya terlebih dahulu. Memberikan informasi tersebut
kepada responden memperbesar kemungkinan Anda untuk menerima kuesioner yang terisi
lengkap setelahnya.
Cobalah mengisi kuesioner yang Anda buat sendiri dan ukur waktunya. Beberapa orang
mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama atau lebih sebentar daripada Anda.
Alih-alih waktu yang spesifik, berikan estimasi rentang waktu yang dibutuhkan
responden. Misalnya, katakan kepada responden bahwa mereka memiliki waktu 15-30
menit untuk mengisi kuesioner. Jika Anda meminta mereka untuk mengisi kuesioner
dalam waktu yang spesifik (misalnya 15 menit), kemungkinan besar akan ada
beberaparesponden yang tidak menyelesaikan proses pengisian kuesioner.
Sebisa mungkin, buat kuesioner yang singkat, padat, dan jelas! Akan jauh lebih baik jika
Anda hanya menyita 20 menit alih-alih 3 jam waktu responden, bukan?
5. Jelaskan insentif yang akan diterima responden. Insentif adalah “ucapan terima kasih” yang
akan diterima responden setelah selesai mengisi kuesioner. Bentuknya tidak harus uang; Anda
juga bisa memberikan hadiah-hadiah unik dan menarik, sertifikat hadiah, permen, dsb. Namun
sebelumnya, pahamilah kekurangan dan kelebihan pemberian insentif terlebih dahulu.
Insentif berisiko menarik responden yang salah. Beberapa orang cenderung akan mengisi
kuesioner dengan asal-asalan hanya agar cepat selesai dan mendapatkan insentif yang
Anda tawarkan. Ini merupakan salah satu bahaya pemberian insentif yang harus Anda
pertimbangkan.
Insentif bisa mendorong orang-orang yang tadinya enggan mengisi kuesioner Anda
untuk berpartisipasi. Dalam situasi ini, insentif dapat membantu Anda memenuhi jumlah
responden yang dibutuhkan.
Pertimbangkan strategi yang digunakan oleh SurveyMonkey. Alih-alih membayar
responden untuk mengisi kuesioner, pihak SurveyMonkey menawarkan program donasi
sebesar 50 sen untuk kegiatan social pilihan responden yang bersedia mengisi kuesioner.
Menurut mereka, strategi ini mampu mengurangi kemungkinan terlibatnya responden
yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri.
Tawarkan kesempatan mengundi hadiah kepada responden yang bersedia menyelesaikan
kuesioner. Anda bisa memberikan berbagai tawaran hadiah seperti kupon diskon di
restoran terkenal, iPod terbaru, atau tiket menonton di bioskop. Dengan cara ini,
responden tahu bahwa mereka memiliki kesempatan untuk menerima hadiah, namun
kesempatan itu tidak mutlak.
6. Pastikan kuesioner Anda terlihat profesional. Raih kepercayaan responden dengan tampilan
kuesioner yang profesional.
Selalu cek dan perbaiki kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca dalam kuesioner
Anda.
Beri judul pada kuesioner. Judul membantu memudahkan responden untuk memahami
tujuan kuesioner.
Berikan ucapan terima kasih kepada responden di akhir kuesioner.
Berterima kasihlah kepada responden atas waktu dan usaha yang mereka berikan untuk
menyelesaikan kuesioner tersebut.
Pengolahan Data Statistik
Klasifikasi tujuan
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akhir dan cara akan mengalami perubahan selama
proses perencanaan. Tetapi sebagai bantuan untuk mengontrol dan menangani proses
perencanaan, sangatlah penting untuk mengemukakan beberapa saran yang sudah cukup jelas.
Pernyataan ini haruslah muncul dalam bentuk yang mudah dimengerti yang dapat disetujui oleh
klien dan perancang atau oleh berbagai tim perencana.
Setiap link hubungan yang digambar mengindilkasikan bahwa sebuah level tujuan yang lebih
rendah merupakan alat untuk mencapai level tujuan yang lebih tinggi dimana ia terhubung. Oleh
karena itu suatu rantai yang terdapat dibagian bawah pohon tujuan menunjukkan bagaimana
suatu level tujuan dengan tingkat yang lebih tinggi dapat dicapai, sedangkan rantai di bagian atas
menunjukkan mengapa suatu level tujuan tingkat yang lebih rendah harus diikutkan dalam pohon
tujuan.
a. Tuliskan Topik yang ingin dibahas, contohnya seperti permasalahan yang ingin diselesaikan,
Proyek yang direncanakan ataupun nama proses yang ingin dianalisa.
c. Gunakan cara curah pendapat atau brainstorming untuk mengembangkan semua kemungkinan
pertanyaan dan jawabannya hingga menemukan solusi ataupun akar permasalahannya.
d. Lakukan pemeriksaan ulang diagram pohon tersebut apakah semua yang tertulis diperlukan
untuk menyelesaikan masalah yang bersangkutan dan apakah cukup untuk menemukan akar
permasalahannya.
BAB III
PENGUMPULAN DATA
BAB V
KESIMPULAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://menulisilmiah123.blogspot.com/2017/10/dasar-perancangan-produk.html