LAPORAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Teknik Pembentukan Material
Yang diampu oleh Bapak Agus Suyetno, S.Pd, M.Pd
Oleh :
Arie Budianto 180511625541
Achmat Ridwan Efendi 200511633216
Andiko Dwi Pangestu 200511633206
Andrean Wahyu Sobhirin 200511633213
Mochammad Saiful Azis 200511633214
M. Safian 200511633205
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Topik Bahasan...............................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1. Alat................................................................................................................3
2.2. Bahan............................................................................................................6
BAB III METODE.................................................................................................11
3.1. Urutan Pembuatan.......................................................................................11
3.2. Pengerjaan Setiap Pertemuan......................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................18
4.1. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-1.............................18
4.2. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-2.............................18
4.3. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-3.............................19
4.4. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-4.............................21
4.5. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-5.............................22
4.6. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-6.............................23
4.7. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-7.............................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................25
5.1. Kesimpulan.................................................................................................25
5.2. Saran............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Topik Bahasan
Laporan ini memiliki topik bahasan sebagai berikut :
1. Bagaimana perancangan yang sesuai tema untuk kursi di cafe ?
2. Bagaimana membuat kursi yang nyaman untuk para pelanggan di cafe?
1.3. Tujuan
Laporan ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Membuat perancangan yang sesuai tema untuk kursi di cafe
2. Membuat kursi yang nyaman untuk para pelanggan di cafe
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Alat
Pada saat proses pengerjaan memerlukan beberapa alat pendukung yang berguna
untuk memudahkan proses pembentukan / pengerjaan kursi. Alat-alat yang
digunakan antara lain :
1. Gerinda Tangan
3
diberi pisau gerinda potong, dan pada saat proses penghalusan sisa
pengelasan mata gerinda diganti dengan mata gerinda asah yang kasar.
3. Las listrik
4
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektrode yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat
terus sampai habis. Logam cair dari elektrode dan dari sebagian benda
yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang
akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam
tersebut.
Pada proses pembuatan kursi café ini las listrik digunakan untuk
menyambung bagian-bagian dari kursi seprti : kaki, sandaran kaki, rangka
dudukan, plat dudukan, sandaran badan, dll. Untuk proses pengelasannya
tenaga yang digunakan tidak boleh terlalu besar karena mengakibatkan
logam yang dilas ikut meleleh dan timbulah lubang pada rangka.
4. Amplas
Gambar 4 : Amplas
Sumber : inspirasimengecat.blogspot.com
5
pasir. Amplas berfungsi untuk membuat permukaan benda yang kasar
menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan permukaan kasarnya ke
permukaan suatu bahan atau benda.
5. Kuas cat
Gambar 5 : Kuas
Sumber : shopee.co.id
Kuas cat adalah salah satu alat yang paling umum digunakan dalam
mengecat. Umumnya alat ini terbuat dari kayu dengan bulu-bulu pada
bagian bawahnya yang digunakan untuk mengoleskan cat. Pada proses
pengecatan kursi kami memilih kuas dengan ukuran kecil agar bisa
menjangkau sela-sela bagian kursi.
2.2. Bahan
6
Bahan adalah yang paling penting dalam pembuatan suatu benda, begitu juga
dengan pembuatan kursi café ini. Beberapa bahan yang digunakan dalam
proses pembuatan kursi café ini antara lain:
1. Pipa besi
2. Plat baja
7
Sumber : suksesindoperkasa.com
Plat baja merupakan salah satu material yang banyak digunakan
untuk banguan, mesin, maupun kendaraan. Penggunaannya penting bagi
proyek rumahan maupun skala industri.
Pada pembuatan kursi ini plat baja digunakan sebagai alas
dudukan, alasan penggunaannya yaitu bahan yang tidak mudah rusak
namun juga kuat menahan beban berat.
3. Dempul
Gambar 8 : Dempul
Sumber : suryadidik.com
Dempul atau putty merupakan bahan finishing yang digunakan
untuk mengisi celah dan lobang baik pada tembok,bahan logam maupun
pada kayu. Bahan ini diaplikasikan dengan cara diisikan pada celah atau
lubang dengan menggunakan scrap atau kape. Setelah itu baru dilakukan
pengamplasan agar permukaannya menjadi lebih rata dan lebih halus.
Jenis dempul menurut fungsi atau kegunaannya antara lain dempul tembok
atau plamur tembok,dempul besi atau logam,dempul kayu,plamur kayu
dan wood filler.
Dempul yang digunakan pada proses pengerjaan ini adalah dempul
besi, dalam proses pembuatan kursi ini dempul digunakan untuk menutup
lubang-lubang kecil sisa pengelasan ataupun penggerindaan.
8
Gambar 9 : Cat epoxy
Sumber : suryadidik.com
5. Cat besi
Untuk proses pemilihan warna cat besi kami memilih warna biru
muda atau biru langit karena terkesan elegan dan santai.
9
6. Thinner
Gambar 11 : Thinner
Sumber : suryadidik.com
Fungsi thinner adalah sebagai campuran cat, zat untuk
membersihkan besi yang berkarat, bertindak sebagai bahan pelarut, bahan
pengkilap, serta penguap cat agar menjadi lebih cepat kering.
10
BAB III
METODE
1. Persiapan pipa besi yang sudah diukur dan melakukan pemotongan sesuai
ukuran yang telah ditentukan. Selain itu kami juga telah memperhitungkan
ketinggian kursi yang akan dibuat yaitu dengan ketinggian 55 cm. Untuk
diameter kursi juga sudah di perhitungkan, diameter bagian atas kursi
adalah 30 cm sedangkan diameter bagian bawah kursi adalah 40 cm.
2. Sebelum memotong kami mengukur panjang pipa besi sesuai dengan
ukuran yang akan digunakan, lanjut memberi tanda pada bagian yang akan
dipotong agar proses pemotongan tidak terjadi kesalahan perhitungan
panjang pipa besi.
3. Setelah proses pemberian tanda pada pipa besi, langsung dilanjutkan
dengan proses pemotongan sesuai tanda yang sudah dibuat.
4. Setelah proses pemotongan selesai proses selanjutnya adalah penyamaan
ukuran panjang pipa besi, kita menggunakan ukuran panjang pipa besi
yang paling pendek sebagai acuan ukur.
5. Setelah itu proses pembubutan dilakukan agar menyamakan panjang pipa
besi dan juga menghaluskan permukaan yang tajam agar tidak melukai
kulit saat proses perakitan nantinya.
6. Selanjutnya kami melakukan proses penekukan pipa diameter 30 cm dan
40 cm pada bahan. Sebelum melakukan proses penekukan, pipa di isi oleh
pasir terlebih dahulu agar pada saat proses penekukan tidak terjadi
penciutan/ penyok pada pipa. Pasir digunakan sebagai isian agar tekanan
pada saat proses penekukan merata. Pada saat proses penekukan, sisi pipa
harus di pastikan sejajar agar hasil penekukan memiliki bentuk yang lurus.
11
Untuk mempermudah dalam membentuk lingkaran yang sempurna, maka
harus membuat mal lingkaran sesuai dengan diameter yang diinginkan.
7. Untuk menjaga agar sisi lingkaran tetap sejajar maka diperlukan bantuan
pada saat proses penekukan dengan cara memegang bahan saat akan
ditekuk.
8. Selanjutnya, kelompok kami melakukan proses pemotongan alas atau
dudukan pada benda kerja yang sudah dibuatkan sebuah tanda lingkaran
pada proses pengerjaan menggunakan gerinda potong yang dilakukan
secara melingkar sesuai dengan mal yang telah dibuat pada pertemuan
sebelumnya. plat yang dipotong memiliki ketebalan 3 mm dan untuk jari-
jari alas lingkaran memiliki ukuran 30 mm, pemotongan tidak dilakukan
dengan pemotongan langsung melainkan dilakukan dengan cara
memotong sebagian selanjutnya sisa hasil potongan ditekuk sampai putus
9. Setelah proses penekukan alas meja, kita melanjutkan proses pada tahap
pengelasan.
10. Pada pengelasan kali ini banyak menemui kendala diantaranya benda kerja
mengalami bolong ketika dilas hal ini diakibatkan karena benda kerja
berbentuk pipa memiliki ketebalan yang tipis sehingga ketika dilas benda
kerja akan bolong, untuk mengatasi hal ini pengelasan dilakukan dengan
menitik tidak dilakukan pengelasan menyeluruh.
11. Proses penyambungan menggunakan las listrik dengan amper 70 hal ini
dilakukan di bengkel pengelasan, tujuan menggunakan laper 70 adala agar
penyambungan tidak merusak rangka dari alas karena memiliki ketebalan
yang tipis dan mudah bolong ketika mnggunakan amper yang lebih tinggi.
Penyambungan dilakukan dengan cara penyambungan titik pada sisi dalam
rangka dan plat alas atau dudukan kursi.
12. Selanjutnya adalah tahap penyatuan bahan-bahan menjadi bentuk kursi.
Pada tahap ini pengerjaan di lakukan dengan menyiapkan bahan yang
sudah disiapkan serta ukurannya yang sudah di tentukan sebelumnya.
Kerangka tersebut terdiri dari 4 kaki yang tersusun 2 pendek dan 2
panjang, kemudian terdapat 2 lingkaran atas sebagai tempat duduk, bawah
12
sebagai penahan dan 1 tempat duduk, proses penyambungan menggunakan
Las listrik dengan amper 70 agar kerangka kursi tidak rusak.
13. Setelah penyatuan, dilakukan pengecekan kembali untuk jarak bagian
kerangka hal ini di lakukan untuk memperoleh hasil pembuatan kursi yang
bagus sesuai ukuran yang di tentukan sebelumnnya, pada tahap ini juga di
lakukan pemasangan terhadap penyangga dan tempat duduk kursi sebagai
tujuan utama pengerjaan.
14. Selanjutnya dilakukan pemotongan dan penghalusan terhadap kursi supaya
memperoleh hasil yang bagus. Penghalusan ini di lakukan menggunakan
gerinda dengan peletakan secara horizontal hasil saat pemotongan tidak
merusak bagian-bagaian kursi yang sudah jadi
15. Pada proses selanjutnya yaitu pendempulan yang berguna untuk menutup
lubang – lubang sisa pengerjaan pengelasan, dan juga memperhalus hasil
dari pengelasan.
16. Campuran dempul dan pengeras harus diperhatikan, pada penambahan
pengeras tidak boleh terlalu banyak dan terlalu sedikit, tanda campuran
yang pas adalah berwarna hijau pupus.
16. Pada proses selanjutnya, kursi telah siap di cat karena dempul sudah
kering, sebelum proses pengecatan maka dilakukan pengamplasan pada
seluruh permukaan kursi agar halus.
17. Setelah dilakukan pengamplasan maka untuk menghilangkan sisa dari
pengamplasan yang menempel maka dilakukan penyemprotan udara
menggunakan compresor udara.
18. Setelah selesai, maka dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu pengecatan
dasaran. Cat yang kami gunakan merupakan cat dasar khusus besi dengan
warna putih. Pengecatan dasaran dilakukan 2 tahap agar cat menutup rata
seluruh permukaan kursi. Setelah melakukan proses pengecatan dasar
tahap 2 maka kursi dikeringkan terlebih dahulu, agar nanti pada saat
proses pengcatan luar warnanya tidak tercampur.
19. Setelah kering maka dilanjutkan dengan proses pengecatan luar, kami
memakai cat besi dengan warna biru langit agar terlihat elegan. Proses
13
pengecatan ini juga kami lakukan 2 tahap pengecatan agar semua bagian
tertutup rata.
20. Untuk waktu pengeringan cat disini cukup lama karena cat yang lumayan
tebal, dan juga nanti pada saat dipegang cat tidak terkelupas.
2. Pertemuan praktik ke 2
Pada praktik kedua kelompok kami melakukan proses penekukan
diameter 30 cm dan 40 cm pada bahan. Sebelum melakukan proses
penekukan, pipa di isi oleh pasir terlebih dahulu agar pada saat proses
penekukan tidak terjadi penciutan/ penyok pada pipa. Pasir digunakan
sebagai isian agar tekanan pada saat proses penekukan merata. Pada saat
proses penekukan, sisi pipa harus di pastikan sejajar agar hasil penekukan
memiliki bentuk yang lurus. Untuk mempermudah dalam membentuk
14
lingkaran yang sempurna, maka harus membuat mal lingkaran sesuai
dengan diameter yang diinginkan.
3. Pertemuan praktik ke 3
Pada praktik ke tiga kelompok kami melakukan proses
pemotongan alas atau dudukan pada benda kerja yang sudah dibuatkan
sebuah tanda lingkaran pada proses pengerjaan menggunakan gerinda
potong yang dilakukan secara melingkar sesuai dengan mal yang telah
dibuat pada pertemuan sebelumnya. plat yang dipotong memiliki
ketebalan 3 mm dan untuk jari-jari alas lingkaran memiliki ukuran 30 mm,
pemetongan tidak dilakukan dengan pemotongan langsung melainkan
dilakukan dengan cara memotong sebagian selanjutnya sisa hasil potongan
ditekuk sampai putus.
4. Pertemuan praktik ke 4
Tahap penyatuan bahan-bahan menjadi bentuk kursi ,Pada tahap
ini pengerjaan di lakukan dengan menyiapkan bahan yang sudah di
siapkan serta ukurannya yang sudah di tentukan sebelumnya.kerangka
tersebut terdiri dari 4 kaki yang tersusun 2 pendek dan 2
panjang,kemudian terdapat 2 lingkaran atas sebagai tempat duduk, bawah
sebagai penahan dan 1 tempat duduk,proses penyambungan menggunakan
Las listrik dengan amper 70 agar kerangka kursi tidak rusak.
15
pada tahap ini juga di lakukan pemasangan terhadap penyangga dan
tempat duduk kursi sebagai tjuan utama pengerjaan.
5. Pertemuan praktik ke 5
Pada praktik ke lima hasil dari ketinggian kursi sepanjang 55 cm.
Untuk diameter kursi bagian atas kursi adalah 30 cm sedangkan diameter
bagian bawah kursi adalah 40 cm. Selanjutnya adalah proses penghalusan
permukaan.
6. Pertemuan praktik ke 6
Pada praktik keenam kami sudah berada pada tahap pendempulan,
dimana dempull ini berguna untuk menutup lubang – lubang sisa
pengerjaan pengelasan, dan juga memperhalus hasil dari pengelasan.
7. Pertemuan praktik ke 7
Pada praktek ke tujuh kursi telah siap di cat karena dempul sudah
kering, sebelum pproses pengecatan maka dilakukan pengamplasan
pseluruh permukaan kursi agar halus. Setelah dilakukan pengamplasan
maka untuk menghilangkan sisa dari pengamplasan yang menempel maka
dilakukan penyemprotan udara menggunakan compresor udara.
16
pengecatan dasar tahap 2 maka kursi dikeringkan terlebih dahulu, agar
nanti pada saat proses pengcatan luar warnanya tidak tercampur.
17
BAB IV
Bahan:
a. Pipa besi ukuran 25,4mm dan15mm
b. Baja plat dengan ketebelan 3mm
Analisis Percobaan:
Mahasiswa melakukan persiapan desain yang akan dibuat untuk praktikum
dengan mengetahui bahan baku yang tersedia pada bengkel mesin dengan
menentukan bahan apa yang digunakan serta ukuran bahan yang akan digunakan.
Pembahsan:
Tujuan dari pertemuan ini adalah agar produk yang dibuat sesuai dengan
dengan desain yang dikumpulkan serta dapat merubah desain awal yang
ditentukan menjadi desain yang falid.
18
c. Palu
d. Minyak pelumas/stempet
e. Pasir
Bahan:
a. Pipa diameter 25,4mm panjang 94,2cm
b. Pipa diameter 15mm panjang 125,6mm
Analisis Percobaan:
Mengatahui karakteristik bahan pipa besi yang akan dirol. Menyeting alat rol
sesuai dengan kebutuhan diameter bahan baku yang akan digunakan. Mengisi
pasir pada rongga pipa yang akan dirol.
Pembahasan:
Tujuan perlakuan ini adalah untuk mengrol pipa menjadi diameter 30 cm
dan 40 cm dengan menggunakan alat pengerolan manual.
Cara pengerolan tidaklah mudah, karena dalam pengujian pengerolan awal
menemui kendala yaitu diameter mal yang diinginkan tidak ada yang sesuai
sehinga harus membuat mal berupa potongan kardus untuk mengetahui diameter
yang di inginkan sehingga perlu dilakukan pengerolan bertahap dan
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya.
Bahan baku yang diperoleh untuk pengerolan yang tipis membuat hasil
pengerolan menjadi cacat sehingga perlu berhati-hati dalam menarik tuas yang
digunakan untuk mengerol dalam pembuatan ini ditemui permasalahan yaitu
terjadinya kerusakan pada benda kerja serta pengerolan tidak dapat simetris.
19
f. Topeng las
g. Sarung tangan las
h. Palu
Bahan:
a. Elektoda
b. Gerinda potong
c. Benda kerja plat 3mm dengan ukuran 30 x 30 cm
Analisis Percobaan:
Pemotongan plata menjadi bulat dengan diamer 30 cm
Langkah Kerja :
a. Persiapan alat dan bahan selanjutnya memotong bahan landasan dengan
ukuran 30 x 30 cm
b. Membuat garis untuk menentukan titik tengan bahan
c. Menitik bagian pada persilangan garis serta membuat lingkaran
menggunak jangka untuk pembuatan mal lingkaran
d. Memotong benda kerja dengan menggunakan gerinda potong sesuai
dengan mal
e. Melakukan pembersihan hasil potongan menggunakan tang untuk
Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW dengan menitik bagian-
bagian benda kerja.
- Saat mengelas sering terjadi bolong pada benda kerja karena bahan
benda kerja yang tipis
Langkah Kerja
Pembahasn
20
Tujuan praktikum ini adalah untuk menyambungkan plat dudukan dengan
rangka dudukan dengan ukuran diameter 30 cm. Cara yang dilakukan untuk
menyambung yaitu dengan mengunakan teknik pengelasan titik menggunakan las
SMAW agar benda kerja menyambung dengan kuat, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kekeroposan atau bolong pada benda kerja yang dilas untuk
mengatasi atau menambal benda kerja yang bolong dilakukan dengan cara
menambahkan bahan isi pada bagian yang bolong.
Alat
Bahan
a. Elektoda
b. Pipa besi dengan panjang 55cm sebanyak 4 buah
c. Pipa besi hasil pengerolan dengan diameter 40 cm
d. Dudukan kursi dengan diameter 30 cm
e. Pipa besi dengan panjang 30 cmsebanyak 2 buah
f. Pipa sandarab 1 buah
Analisis percobaan
21
Mengelas semua bagian sambungan rangka dengan las busur listrik atau las
SMAW dengan amper 70
Pembahasan
Tujuan perlakuan ini adalah untuk menyambung bagian rangka kursi agar
menjadi kuat saat digunakan. Cara penyambungan rangka tidak lah mudah perlu
ketelatenan dalam pengelasan karena bahan yang tipis dan mudah bolong saat di
las membuat pengerjaan perlu dilakukan secara berhati-hati agar pengelasn tidak
membuat benda kerja banyak kerusakan, pemilihan amper las sangatlah
berpengarauh pada pengerjaan ini karena dengan amper yang tepat benda kerja
dapat tersambung dengan kuat serta tidak merusak benda kerja.
Alat
Bahan
a. Gerinda potong
b. Amplas
Analisis percobaan
Pembahasan
22
4.6. Praktik Teknik Pembentukan Material Pertemuan ke-6
Penutupan bagian-bagian benda kerja yang kurang rata serta lubang-lubang yang
tercipta akibat keselahan dalam pengelasan.
Alat
a. Kapi
b. Tang
Bahan
a. Dempul
b. Pengeras
Analisis Percobaan
Pembahasan
Alat
a. Kuas
b. Amplas
Bahan
23
a. Cat dasar warna putih
b. Cat warna biru
c. Tiner
Analisis percobaan
Langkah kerja
Pembahasan
Pengeringan cat dasar bertujuan agar warna cat inti tidak tercampur
dengan cat dasar sehingga warna cat dapat tampak indah. Dalam pengecatan
memerlukan waktu yang cukup lama karena menunngu cat kering karena
terkendala dengan cuaca mendung sehinnga penggeringan memakan waktu lama.
24
BAB V
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan ini adalah, penulis mencoba memberi jalan
keluar atas masalah furniture kursi yang digunakan oleh cafe. Penulis mencoba
membuat perancangan yang dapat mengatasi masalah mereka yaitu, pembuatan
kursi yang bisa dilipat dengan memberikan fitur-fitur tambahan. Dengan
meminimalisir kerusakan jangka panjang, serta penulis mengharapkan kursi dan
lebih terjaga dan bisa diaimpan dengan baik.
Selanjutnya pengaruh material yang digunakan dalam desain ini juga tidak
diperhitungkan. Desain kursi yang dilengkapi dengan bantalan tentu memiliki
pengalaman kenyamanan berbeda dengan yang tidak memiliki bantalan.
Kelengkapan tempat sandaran lengan pada kursi juga dapat menjadi opsi baru
dalam perancangan kenyamanan tempat duduk.
5.2. Saran
Desain kursi ini harus dilakukan dengan metode pembuatan yang baik dan
benar agar menghasilkan perancangan yang memuaskan. Penulis juga harus
melakukan pendekatan langsung terhadap pengguna atau target user agar
perancangan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Produk yang
dihasilkan nantinya juga harus melewati uji coba langsung oleh pengguna apakah
sudah memenuhi standart produk yang ada, dan sesuai dengan kebutuhan dan
tematik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Belinda, A., Mulyono, G., & Nilasari, P. F. (2020). Perancangan Set Meja Dan
Kursi Dari Limbah Kayu Untuk Café. Intra, 8(1), 1-5.
26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27
28
29
30
31
32
33