Anda di halaman 1dari 2

SUKROSA

Rumus kimia : C12H22O11

Nama IUPAC : (2R,3R,4S,5S,6R)-2-[(2S,3S,4S,5R)-3,4-dihydroxy-2,5-bis(hydroxymethyl)oxolan-


2-yl]oxy-6-(hydroxymethyl)oxane-3,4,5-triol

Nama lain : Gula; Sakarosa; α-D-glukopiranosil-(1→2)-β-D-fruktofuranosida; β-D-


fruktofuranosil-(2→1)-α-D-glukopiranosida; β-(2S,3S,4S,5R)-fruktofuranosil-α-
(1R,2R,3S,4S,5R)-glucopyranoside; α-(1R,2R,3S,4S,5R)-glukopiranosil-β-
(2S,3S,4S,5R)-fruktofuranosida

BM : 342,2965 g/mol

Densitas : 1.587 g/cm3

Titik lebur : 186 °C

Kelarutan dalam air : 2000 g/L (25 °C)

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus, atau
serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutannya netral
terhadap lakmus.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Sukrosa adalah sukrosa yang merupakan disakarida yang dibentuk oleh unit-unit glukosa dan
fruktosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen asetal dari hemiasetal glukosa hingga hemiketal
fruktosa. Sukrosa adalah molekul gula non-reduksi yang ditemukan dalam bentuk padat putih, tidak
berbau dan kristalin. Sumber utama sukrosa didapatkan dari berbagai jenis tanaman yaitu Tebu
(Saccharum spp.); Bit (Beta vulgaris); Kurma (Phoenix dactylifera); Sorgum (Sorghum vulgare); Mapel (Acer
saccharum).

Sukrosa merupakan disakarida non-pereduksi yang terdiri dari glukosa dan fruktosa yang
dihubungkan melalui karbon anomernya. Sukrosa berasal dari penghancuran dan ekstraksi tebu
(Saccharum officinarum) dengan air atau ekstraksi bit gula (Beta vulgaris) dengan air, penguapan, dan
pemurnian dengan kapur, karbon, dan berbagai cairan. Sukrosa juga dapat diperoleh dari sorgum. Sukrosa
terjadi dalam persentase rendah dalam madu dan sirup maple. Sukrosa digunakan sebagai pemanis dan
pengawet dalam makanan dan minuman ringan, gula invert, produk farmasi, dan karamel. Selain itu,
sukrosa digunakan dalam produk makanan sebagai antioksidan, zat pengontrol kelembaban, zat penstabil
dan zat pengental, pengencer dalam sirup, tablet, kapsul, dan formulasi bubuk. Sukrosa juga merupakan
zat kimia yang digunakan untuk deterjen, zat pengemulsi, dan turunan sukrosa lainnya. Sukrosa tersebar
luas dalam biji, daun, buah, bunga dan akar tanaman, di mana ia berfungsi sebagai penyimpan energi
untuk metabolisme dan sebagai sumber karbon untuk biosintesis.

Salah satu sumber utama sukrosa adalah gula tebu. Tumbuhan tebu diproses untuk memperoleh
sukrosa dalam bentuk gula meja yang kita konsumsi dalam kehidupan kita sehari hari. Sukrosa memiliki
tingkat kemanisan yang tinggi. Oleh karena itu, digunakan sebagai pemanis untuk minuman ringan dan
banyak makanan lainnya. Namun, indeks glikemik sukrosa relatif rendah. Itu karena adanya 50% fruktosa
dalam struktur sukrosa. Karena itu, sukrosa memiliki efek minimal pada gula darah.

Fungsi sukrosa dibedakan menjadi dua yaitu bersifat positif dan negatif. Fungsi positifnya yaitu
sebagai sumber energi utama setelah karbohidrat dan sumber cadangan bagi tubuh untuk melakukan
aktivitas fisik sehari-hari. Fungsi negatifnya yaitu ketika kita mengonsumsi sukrosa secara berlebihan.
Sukrosa mengandung glikemik yang akan mengurangi kemampuan tubuh dalam mencerna karbohidrat.
Akibatnya tubuh akan mengalami penumpukan gula yang berlebihan, baik dari masuknya sukrosa maupun
karbohidrat sehingga menjadikan kadar gula di dalam darah naik secara drastis ataupun perlahan. Hal ini
dapat memicu gangguan kesehatan pada pankreas dan memunculkan penyakit diabetes.

Mengonsumsi sukrosa dan makanan manis lainnya dalam jumlah yang berlebihan dapat
meningkatkan risiko gigi berlubang dan masalah gigi lainnya. Hal ini juga berisiko jika tidak di imbangi
dengan menjaga kebersihan gigi secara rutin karena bahan bakar bakteri menghasilkan plak yang
menyebabkan gigi berlubang. Bakteri yang bekerja memakan gula memproduksi asam sebagai limbah.
Asam ini pada akhirnya dapat menggerogoti enamel gigi dan menyebabkan kerusakan dan kehilangan gigi.

Selain itu, sukrosa dan gula lain sering ditambahkan ke dalam makanan olahan untuk
meningkatkan rasa, meningkatkan kalori tetapi bukan zat gizi yang sebenarnya. Hal ini dapat
menyebabkan penambahan berat badan karena adanya penumpukan gula di dalam tubuh.

Pada bidang farmasi sukrosa digunakan untuk menutupi rasa obat. Dalam kadar lebih tinggi dari
60 %, berfungsi sebagai bahan pengawet karena tekanan osmosisnya tinggi sementara tekanan uapnya
rendah. Gula sukrosa juga dipakai sebagai bahan pemicu fermentasi etanol, butanol, gliserol, asam sitrat.
Dalam pembuatan sirup sebagian sukrosa (gula pasir) akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa yang
disebut gula invert. Gula invert secara alami terdapat didalam madu dan rasanya lebih manis daripada
sukrosa.

Anda mungkin juga menyukai