Anda di halaman 1dari 6

PASSIVE CONTINENTAL MARGIN BASINS

Vertika Dhianda Supraba (410017027) // Bella Berliana Nur Rakhma (410017045)

PENDAHULUAN

Passive margin adalah batas kerak bumi yang paling umum dijumpai di bumi.

Sepanjang penelitian yang telah dilakukan, passive margin memiliki aggregat yang

paling panjang (105.000 km) jauh melampau panjang aggregat spreading ridge

(65.000 km) dan convergent plate boundary (53.000 km) (Gambar 1). Secara

umum passive margin tidak berasosiasi dengan aktivitas tektonik sehingga jarang

sekali terjadi gempa bumi.

Gambar 1. Peta perbandingan passive (hijau) dan active (merah) margin (Bradley,
2008)

Passive margin merupakan salah satu tahapan penting dalam Wilson Clycle

dari proses pembukaan hingga penutupan samudra. Passive margin diketahui

merupakan lokasi ditemukannya cadangan minyak yang ada di bumi. Hingga tahun

1999, dalam kompilasi data ladang minyak raksasa dunia passive margin

mengandung 35% cadangan minyak yang ada di bumi (Mann et al, 2003). Passive
margin memiliki nama lain berupa trailing edge margin, rifted margin, divergent

margin, Atlantic-type margin, geosyncline (pre-plate tectonic term), pull-apart

margin (digunakan oleh di beberapa industri migas yang tidak berkaitan dengan

strike-slip basin, Atlantic-type passive margins).

Pada passive margin, sedimen yang terakumulasi akan menutupi bagian

yang telah tidak aktif pada bagian yang mengalami penurunan dari ”rifted

contonental crust” dan “oceanic crust” yang baru terbentuk. Ketika “rifting

continental margin” tertutupi oleh sedimen “passive margin” maka akan

membentuk sebuah “conjugate margin” seperti yang terjadi di Laut Hitam

(Gambar 2).

Gambar 2. Penampang seismik di Laut Hitam memperlihatkan pertemuan antara


sedimen yang menutupi passive margin dengan sedimen continental rifting yang
membentuk conjugate margin (GEO ExPro, 2013 dalam Mann, 2015)
PROSES PEMBENTUKAN PASSIVE CONTINENTAL MARGIN BASIN

Turunnya cekungan di passive margin didorong oleh panas dari litosfer

setelah rifting dan pemekaran lantai samudera sehingga membentuk lingkungan

sedimen yang paling tebal di bumi dengan ketebalan batuan sedimen hingga 18 km.

Karena ketebalannya yang besar dan luasnya, batuan sedimen yang semula

mengendap di sepanjang passive margin biasanya dapat terekam di sabuk

pegunungan akibat proses deformasi.

Passive margin terjadi sebagai conjugate margin yang berasal sebagai daerah

yang berdekatan dari kerak benua yang terpisahkan oleh cekungan samudera

dengan lebar yang berbeda-beda dan dapat direkonstruksi dengan menghilangkan

area kerak samudera dan mengurangi lebar kerak benua sepanjang periode awal

pemekaran.

Contoh terkenal dari passive margin termasuk conjugate margin dari

Samudra Arktik, sebagian besar batas Afrika, Greenland, India, Australia, dan

Samudra Atlantik Selatan. (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3. Passive margin termasuk conjugate margindi Greenland


Gambar 4. Conjugate passive margins yang mengoverlay rifted continental
margins di Uruguay, Amerika Selatan dan Namibia, Afrika Barat.

Passive margin memiliki perbedaan yang jelas dengan active margin dimana

karakteristiknya terbentuk akibat strike-slip faulting, collisional faulting, dan

subduction-related faulting sepanjang batas lempeng utama.

Pergerakan pada passive margin dipicu oleh pengaruh gravitasi umumnya

pada sedimen pada fase drift. Struktur tersebut tidak disebabkan oleh tektonik pada

batuan dasar, namun oleh ketidakstabilan sedimen penutupnya.

MORFOLOGI DAN SEDIMENTASI PASSIVE MARGIN

Pada kenampakan di penampang, bentukan membaji di passive margin umum

dijumpai pada daerah yang memiliki morfologi berupa continental shelf,

continental slope, continental rise, dan abbysal plain, meskipun secara umum

penyebaranya tergantung pada bukaan ekstensional atau strike-slip. Bentukan

membaji yang terlihat di gambar 4 merupakan hasil dari proses sedimentasi

progradasi shelf facies pada lingkungan yang lebih dalam.


Ruang akomodasi untuk sedimentasi dikontrol oleh penurunan panas yang

terus-menerus dari kerak benua dan litosfer. Pengisian cekungan itu sendiri oleh

sedimen post-rift dominan tersusun oleh endapan laut dangkal, seismik refleksi

menunjukkan beberapa passive margin didasari oleh sistem patahan listrik

ekstensional yang bergabung menjadi patahan dengan sudut kecil.

STUDI KASUS

Seperti yang ada di Laut Hitam dilihat dari Gambar 2 dapat terlihat bahwa

sebuah lempeng (continental/transisional) yang mengalami pemekaran/rifting

dicirikan dengan adanya blok-blok penurunan cekungan yang mempunyai arah

kemiringan yang mengarah ke laut. Blok-blok patahan ini terbentuk pada fase syn-

rifted pada batuan basement ataupun sedimen-sediment syn-rift yang berasosiasi

dengan endapan fluvial-deltaic. Pada fase ini umum dijumpai batuan-batuan

terobosan yang muncul melalui celah patahan. Setelah proses rifting selesai,

bentukan morfologi pada cekungan yang cenderung membentuk lereng-lereng yang

mengarah ke arah laut sehingga nantinya endapan-endapan post rift pada awalnya

akan berasosiasi dengan sedimen gravitional sliding.

Referensi
Bradley, D., 2008. Passive margins through earth history. Earth-Science
Reviews, 91, 1–26.

Hudec, M., Jackson, M., and Peel, F., 2013. Influence of deep Louann
structure on the evolution of the northern Gulf of Mexico basin. AAPG Bulletin,
97, 1711–1735.
Mann, P., Gahagan, L., and Gordon, M., 2003. Tectonic setting of the
world’s giant oil and gas fields. In Halbouty, M. T. (ed.), Giant Oil and Gas Fields
of the Decade, 1990–1999. Tulsa: American Association of Petroleum Geologists.
AAPG Memoir, Vol. 78, pp. 15–105.

Rowan, M., Peel, F., and Vendeville, B., 2004. Gravity-driven fold belts on
passive margins. In Clay, K. R. (ed.), Thrust Tectonics and Hydrocarbon Systems.
AAPG Memoir, Vol. 82, pp. 157–182.

Anda mungkin juga menyukai