Suatu daerah dapat disebut sebagai zona active continental margin
apabila batas lempeng berhimpit dengan batas kontinen. Sedangkan suatu daerah dapat disebut sebagai zona passive continental margin apabila batas lempeng tidak berhimpit dengan batas kontinen. Batas lempeng dapat berupa batas lempeng konvergen yang meliputi subduksi dan kolisi, batas lempeng sesar geser, dan batas lempeng divergen. Karena pada zona active continental margin berhubungan dengan batas lempeng maka biasanya zona active continental margin juga ditunjukkan dengan pola penyebaran seismisitas, sedangkan pada zona passive continental margin tidak ditunjukkan dengan pola penyebaran seismisitas (lihat gambar 1).
Gambar 1. Peta seismisitas dari bumi yang menunjukkan kedalaman gempa.
Penyebara zona active continental margin dan zona passive continental
margin di bumi dapat dilihat dari peta seismisitas bumi (gambar 1). Daerah- daerah di bumi yang dapat digolongkan menjadi zona active continental margin yaitu di sepanjang urat Samudera Pasifik yang berhubungan dengan Selandia Baru, kepulauan Karmandec, Tonga, Samoa, Fiji, Solomon, Papua Nugini utara, Filipina, Formosa, Ryukyu, Jepang, Kurile, Kamchatka Timur, Aleutians, Alaska dan pantai-pantai barat dari Amerika Utara, Tengah dan Selatan. Zona active continental margin yang lain melalui Italia, Balkan, Turki, Asia Tengah, Iran, Afganistan, Romirs, Himalaya, Tibet dan Cina Barat. Daerah – daerah di bumi yang dapat digolongkan menjadi zona passive continental margin adalah di sebelah barat benua Amerika, timur benua Afrika, utara benua Antartika. Pembentukan cekungan yang ada di active continental margin ditandai dengan adanya kerak samudara yang tersubduksi dibawah kerak benua ataupun subduksi lempeng samudra dibawah lempeng samudra yang lain. Secara umum dapat dibedakan menjadi 3 mekanisme pembentukan cekungan yaitu : 1. Peripheral foreland basin Berkembang pada litosfer bagian benua pada tumbukan antara benua dengan benua 2. Retro-arc foreland basin Berkembang pada litosfer bagian benua namun terjadi pada subduksi kerak samudra atau subduksi tipe B. terletak dibelakang busur magmatik relatif terhadap batas subduksi. 3. Ocean trenches Berkembang pada litosfer bagian samodra pada tumbukan benua dengan samodra atau samodra dengan samodra. Terdapat pula pembagian cekungan komponen busur konvergen yang berkaitan dengan penunjaman kerak samodra yaitu outer rise, palung, subduction complex, forearc basin, magmatic arc, backarc. Pembentukan cekungan dibagian passive continental margin merupakan bentukan yang terjadi karena proses lanjut dari fase ekstensional rift basin. Cekungan yang terbentuk pada passive continental margin berasosiasi dengan pergerakan divergen dan strike-slip transform. Pada saat kerak saling menjauh terjadi penipisan pada kerak samudra dan terjadilah retakan. Terdapat 3 macam tipe cekungan passive continental margin yaitu : 1. Non volcanic continental margin Block faulting dengan sedikit asosiasi dari aktifitas volkanik 2. Volcanic passive continental margin Batas antara kerak samodra dan kerak benua dikarakteristikkan oleh dip gunung api yang kearah laut. 3. Rift-transform margin Ekstensi dengan komponen strike-slip yang dominan Evolusi dari passive continental margin dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu lower syn-rift, transition dan post-rift phase. Lower syn-rift mempunyai material deposit yang dominan berasal dari batupasir lingkungan fluvial benua dan batulempung lingkungan transisi. Transition phase ditandai dengan fasies lingkungan laut seperti batuan evaporit dan batulempung kaya material organik. Sag phase ditandai dengan adanya sekuen tebal dari sedimen prograding yang terbentuk dari pantai menuju cekungan laut dalam bisa terdiri dari klastik ataupun karbonat. Batas antara syn-rift dan sag phase ditandai dengan adanya ketidakselarasan.