C D C
Gambar 1. Prinsip dari pergerakan lempeng. Tiga tipe dari batas lempeng yang ditunjukkan oleh
arah panah pada Lithosphere. C – batas konvergen, D – batas divergen. (Van der Pluijm &
Marshak S, 1997 : 6)
Gambar 2. Perkembangan pergeseran benua menurut teori tektonik lempeng sejak jaman Permian
hingga Holosen (www.aqd.nps.gov/grd/usgsnps/pltec.com)
Gambar 3. Pergerakan lempeng dunia. Garis dobel menunjukkan zona pemekaran, garis dengan segitiga runcing menunjukkan zona subduksi, garis tunggal
menunjukkan strike-slipe fault (transform). (Hamilton, 1979)
Batas konvergen dan kolisi di berbagai belahan dunia ditandai dengan
penyebaran titik-titik gempa yang menunjukkan bahwa tempat tersebut
merupakan zona kolisi atau batas konvergen (Wadati-Benioff zone), hal ini
diketahui dengan menggunakan seismik. Pergeseran dari 7 lempeng besar
dunia yang mencapai ratusan ribu mil inilah yang menghasilkan gempa bumi.
Punggungan tengah samudra sebagai batas divergen, yang arahnya tegak lurus
dengan pergerakan lempeng merupakan pusat pemisahan antara 2 lempeng
dan merupakan tempat terbentuknya basalt di lautan, kemudian disebut
sebagai batas pembentukan lempeng atau constructive plate margin. Palung
sebagai batas konvergen adalah wilayah pertemuan 2 lempeng, dimana
lempeng yang satu menunjam terhadap yang lain. Tidak seperti punggungan
tengah samudra, palung biasanya melengkung dengan lempeng yang tidak
menunjam menunjukkan batas cekung. Ini merupakan batas penghancuran
lempeng atau destructive plate margin.
Gambar 4. Penyebaran titik gempa bumi di dunia, ditunjukkan dengan titik hitam
(www.aqd.nps.gov/grd/usgsnps/pltec.com)
Gambar 5. Mesozoic dan Cenozoic tektonik elemen dari Asia Tenggara dan Indonesia. Posisi dan
bentuk dari elemen tektonik sangat berbeda ketika pertama kali terbentuk (Hamilton , 1979)
IV. Tektonik Lempeng Asia Tenggara
Pergerakan lempeng di Asia Tenggara erat hubungannya dengan
pergerakan lempeng global. Kenampakan bentuk dari pulau-pulau di Asia
Tenggara merupakan hasil bentukan dari pergerakan lempeng-lempeng dunia,
seperti kita ketahui juga bahwa Indonesia juga merupakan bagian dari Asia
Tenggara dan Indonesia termasuk dalam sabuk gempa dunia yang sampai
sekarang (kuarter) gunung-gunung api di Indonesia masih menunjukkan
keaktifannya.
Pergerakan relatif lempeng Asia-Tenggara dikontrol oleh 3 lempeng besar
dunia, yaitu Lempeng Indo-Australian, Lempeng Eurasian dan Pasifik
ditambah lagi dengan interaksi 2 lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng laut
Filipina dan lempeng Caroline. Lempeng Indo-Australian terus bergerak ke
arah utara sedang lempeng Eurasian relatif mempertahankan posisinya, ini
mengakibatkan banyaknya zona subduksi dan kolisi di daerah Asia Tenggara;
contohnya : palung selatan pulau jawa, palung mariana di philipina, sampai
dengan kolisi yang terjadi di India yang membentuk gugusan pegunungan
himalaya, juga dibuktikan dengan deretan gunung api yang memanjang dari
timur Indonesia sampai barat laut Indonesia yang termasuk dalam sabuk
gempa dunia.
Pergerakan lempeng Asia Tenggara tercermin dari batuan dan struktur
yang terdapat di benua Asia yang didominasi berumur akhir Paleozoic dan
Mesozoic.
Pergerakan lempeng Asia Tenggara berhubungan dengan pergerakan
lempeng yang terjadi di India yang membentuk gugusan pegunungan
Himalaya. Lempeng benua India bertumbukan terhadap batas margin Eurasia
sekitar 40 juta tahun yang lalu, dan sejak itu terus berjalan ke arah utara
sekitar 50 cm/ th, 50 km/ juta tahun. Pergerakan dari kolisi ini relatif dari
Timur tengah ke barat dan Asia tenggara ke timur.
Gambar 7. Interpretasi pergerakan lempeng di Asia Tenggara. Gambar (a) menunjukkan strike slip fault yang dihasilkan dari tumbukan India-Eurasia
ditunjukkan dengan pergerakan anak panah. Gambar (b) menunjukkan percobaan dari England dan Houseman yang menginterpretasikan bahwa topografi dari
Asia Tenggara dikontrol oleh tumbukan India-Eurasia yang mengakibatkan penebalan pada beberapa tempat. (Van der Pluijm & Marshak S, 1997 : 421
Pada saat ini (Jaman Kuarter) pergerakan relatif lempeng di Asia Tenggara
masih merupakan pergerakan terusan dari 3 lempeng besar dunia, yaitu Lempeng
Indo-Australian, Lempeng Eurasian dan Pasifik (triple junction) ditambah lagi
dengan interaksi 2 lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng laut Filipina dan
lempeng Caroline. Lempeng Indo-Australian terus bergerak ke arah utara sedang
lempeng Eurasian relatif mempertahankan posisinya. Terus bergeraknya lempeng-
lempeng tersebut dibuktikan dengan masih aktifnya jalur gunung api aktif;
misalnya sepanjang pulau Sumatra dan pulau Jawa di Indonesia, semakin
bertambah tingginya jalur pegunungan himalaya di Tibet.
Karena Asia Tenggara merupakan salah satu tempat di dunia yang
mempunyai kondisi tektonik yang sangat aktif seperti yang sudah dijelaskan
uraian di atas maka di wilayah Asia Tenggara sering terjadi peristiwa seismik
seperti gempa bumi ataupun tsunami. Aktifitas gempa bumi tektonik di Asia
Tenggara umumnya di sepanjang Barat laut Asia Tenggara mulai dari Barat
Thailand memanjang kearah pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa kemudian
ke Utara sampai dengan Filipina. Daerah Kalimantan timur dan Irian jaya bagian
Selatan relatif stabil.
Dengan mengetahui arah pergerakan tektonik lempeng Asia Tenggara kita
dapat memperkirakan kegiatan tektonik apa yang akan terjadi di daerah Asia
Tenggara sehingga kita dapat mengantisipasi aspek positif dan aspek negatif apa
yang ditimbulkan dari aktifitas tektonik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA