Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

OLEH KELOMPOK 5
KELAS: V B

1. ANJELIKA SASI (1810030171)


2. BLASIUS MIGUEL DOY (1810030265)
3. FEBRITRI WADU DARI (1810030172)
4. MARIANTI BANU (1810030079)
5. MARIA I. RESI (1810030203)
6. NICHE LESTARI KAPITAN (1810030187)
7. TITANIA TRIYUNI GA DOKO (1610030014)
8. VIKTORIA AVILA BAMUT (1810030262)
9. VICTORIA HERYANTI RUDJE (1710030168)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG`


Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan
yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada
semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahanperubahan peran
dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat
memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam
proses pengambilan keputusan. Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat
dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan
pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.
Sistem informasi manajemen adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis
yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu
strategi bisnis. Sistem informasi manajemen berbeda dengan sistem informasi pada
umumnya karena sistem informasi manajemen digunakan untuk menganalisis sistem
informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis,
istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen
informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti
halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat pentinguntuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat
dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibatnya bila kurang mendapatkan informasi,
dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber
daya, sehingga dalam mengambil keputusankeputusan strategis sangat terganggu, yang
pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Rumah Sakit Rizani Paiton merupakan salah satu rumah sakit yang ada di Kabupaten
Probolinggo yang telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
dimana SIMRS itu sendiri berfungsi untuk memudahkan dan memaksimalkan pelayanan
yang dimiliki oleh RS Rizani. Dalam penerapannya, SIM RS Rizani menggunakan
metode Structured Design Life Cycle (SDLC) yaitu sebuah metodologi dalam
pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang
konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan
sistem.
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan analisis penerapan metode
pengembangan SIM khususnya SDLC di RS Rizani Paiton, mengidentifikasi bagaimana
tahapan-tahapan dalam penerapan SIM di RS Rizani.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran sistem informasi ( perkembangan penggunaan SI/TI , kemudahan
atau kesulitan yang dihadapi, keberhasilan atau kegagalan) di rumah sakit RIZANI

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui perkembangan penggunaan SI/TI dan mengetahui kemudahan atau
kesulitan yang dihadapi, keberhasilan atau kegagalan, dan manjemen perubahan di rumah
sakit tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

Peranan SIM di Rumah Sakit secara umum


Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) merupakan himpunan atau
kegiatan dan prosedur yang terorganisasikan dan saling berkaitan serta saling
ketergantungan dan dirancang sesuai dengan rencana dalam usaha menyajikan info
yang akurat dan tepat waktu di rumah sakit. Selain itu, sistem ini berguna untuk
menunjang proses fungsi-fungsi manajemen dan pengambilan keputusan dalam
memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sistem tersebut, saat ini ditujukan
untuk menunjang fungsi perencanaan dan evaluasi dari penampilan kerja rumah sakit
antara lain adalah jaminan mutu pelayanan rumah sakit yang bersangkutan,
pengendalian keuangan dan perbaikan hasil kerja rumah sakit tersebut, kajian dalam
penggunaan dan penaksiran permintaan pelayanan kesehatan rumah sakit oleh
masyarakat, perencanaan dan evaluasi program rumah sakit, penyempurnaan laporan
rumah sakit serta untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
SIMRS sudah harus diadakan oleh setiap rumah sakit oleh karena teknologi
kedokteran kini semakin berkembang, semakin kompleks, semakin kuat, semakin
punya bahaya dan semakin mahal biayanya, sebingga memerlukan pengawasan yang
ketat. Teknologi sistem informasi semakin canggih sehingga memungkinkan
pengawasan yang ketat dengan biaya yang wajar. Situasi lingkungan yang
mengharuskan pelayanan kesehatan di rumah sakit dilakukan seefektif dan seefisien
mungkin.
Sistem informasi Rumah Sakit (SIRS) merupakan suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa,
dan penyimpanan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
Sistem Informasi Rumah Sakit terdiri atas:
1. Sistem informasi administrasi, merupakan sistem informasi yang membantu
pelaksanaan administrasi rumah sakit. Misalnya: billingsystem, pelaporan data obat-
obatan, penggajian, dll.
2. Sistem informasi klinik, merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk
membantu pasien dalam pelayanan medis selama pasien di rumah sakit. Misalnya:
sistem yang membantu pelayanan laboratorium, radiologi, obat-obatan, dll.
3. Sistem informasi manajemen, merupakan sistem informasi yang membantu
manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Misalnya: sistem informasi
manajemen pelayanan, keuangan, dan pemasaran.

2.1 PROFIL RUMAH SAKIT RIZANI PAITON


Rumah Sakit Rizani adalah salah satu rumah sakit swasta yang didirikan di Kabupaten
Probolinggo Jawa Timur yang menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dari
staf berdedikasi dan profesional dengan menggunakan teknologi terkini dan fasilitas
berstandar tinggi bagi masyarakat. RS ini berada di wilayah yang strategis yaitu antara
Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Situbondo tepatnya di Jalan Raya Surabaya –
Situbondo KM 137 Desa Sumberejo Kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.
RS Rizani telah menetapkan visi dan misi untuk menjamin tersedianya layanan yang
dapat dipertanggung jawabkan. Berikut ada visi,misi, nilai, dan motto RS Rizani:
Visi:
Terwujudnya rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang orofesional,
handal, mampu berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran modern yang
berstandar internasional.
Misi:
1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat secara
profesional, terjangkau, paripurna, efisien, efektif, manusiawi dan memuaskan.
2. Mendorong terwujudnya sumberdaya manusia yang profesional, akuntabel, dan
berorientasi pada pelanggan.
3. Memberikan pelayanan dengan tetap memperhatikan aspek sosial ekonomi.
4. Selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan sumber daya insani.
Nilai:
R = Responsive, cepat tanggap dalam melayani dan menyelesaikan masalah pasien
I = Inexpensive, fasilitas modern dengan tarif yang terjangkau
Z =Zestful, selalu semangat dalam pelayanan dan totalitas saat bekerja
A = all-in, memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat
N = Nearest, rumah sakit yang terpercaya dengan pelayanan kesehatan yang profesional
yang berada sangat dekat dengan masyarakat Kab. Probolinggo terutama daerah Paiton
dan sekitarnya
I = Innovative, selalu melakukan inovasi dalam pelayanan, fasilitas, dan sumber daya
Insani
Motto:
“Kami senantiasa Mengutamakan Kesehatan Pasien”
Berikut adalah pelayanan yang tersedia di RS Rizani, baik pelayanan medis maupun
pelayanan penunjang medis.
a. Pelayanan Medis
1. Instalasi Rawat Jalan
 Poli spesialis anak
 Poli spesialis penyakit dalam
 Poli spesialis bedah umum
 Poli spesialis bedah tulang
 Poli spesialis paru
 Poli spesialis penyakit kulit dan kelamin
 Poli spesialis mata
 Poli spesialis THT
 Poli spesialis gigi
 Poli gigi umum
 Poli spesialis jantung pembuluh darah
 Poli spesialis syaraf
 Rehabilitasi medik/fisioterapi
 Medical check up (MCU)
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Perawatan Intensif (ICU & NICU)
6. Kamar Bersalin
7. Instalasi Rekam Medis
b. PELAYANAN PENUNJANG MEDIS
1. Instalasi Radiologi 24 jam
2. Instalasi Laboratorium 24 jam
3. Instalasi Farmasi
4. Ambulance 24 jam
5. Instalasi Gizi
6. Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS)
8. Instalasi Pengelolaan Air Limbah
9. Instalasi Pemulasaran Jenasah

2.2 PERKEMBANGAN PENGGUNAAN SI/TI RUMAH SAKIT


Rumah Sakit sebagai salah satu institusi dalam bidang kesehatan yang dituntut untuk
selalu meningkatkan kinerja dan mutunya. Hal ini termasuk peningkatan sarana
penunjang, salah satunya yaitu komputerisasi yaitu mencakup peningkatan sumberdaya
manusia, penyempurnaan sistem pembantu kerja dan kegiatan operasional sehari-hari baik
yang berkaitan dengan pelayanan pasien maupun operasional intern di rumah sakit. Oleh
karena itu, rumah sakit tidak bisa lepas untuk selalu melakukan pengembangan dan
penyempurnaan sistem khususnya pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS).
Pada penerapan SIM di RS Rizani, pihak manajemen menggunakan metode
outsourcing, yang menurut O’Brien, merupakan metode dengan pembelian sejumlah
barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi saat ini
dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan
teknologi informasi, outsourcing digunakan untuk menjangkau fungsi IT secara luas
dengan mengontrak penyedia layanan eksternal. Yang mendorong organisasi
menggunakan metode ini adalah pertimbangan biaya, waktu, ketersediaan SDM, dan
kebutuhan layanan dukunga pelanggan.
Rumah sakit yang berdiri sejak 2013 ini, pada awalnya tidak memiliki sumberdaya di
bidang IT sehingga untuk penerapan SIM, pihak manajemen memutuskan untuk
menggunakan pihak ketiga, dan menyerahkan seluruh proses kepada vendor. Sehingga
dapat diasumsikan alasan rumah sakit menggunakan outsourcing dalam layanan sistem
informasi antara lain:
 Biaya ekonomis
 Keahlian dan kompetensi internal yang tidak memadai
 Perubahan teknologi yang cepat
 Buruk dalam layanan sistem informasi
 Fokus pada kompetensi inti
 Top manajemen kurang perhatian terhadap inovasi IT di RS
Meskipun menggunakan pihak ketiga sebagai pihak yang merancang SIM, dari hasil
wawancara yang dilakukan kepada pihak programmer, metode pengembangan SIM yang
digunakan adalah SDLC (Structured Design Life Cycle).
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan sebuah metodologi dalam
pembangunan atau pengembangan sistem. SDLC memberikan kerangka kerja yang
konsisten terhadap tujuan yang diinginkan dalam pembangunan dan pengembangan
sistem. Metodologi SDLC dimulai dengan ide-ide yang berasal dari pengguna, melalui
studi kelayakan, analisis dan desain sistem, pemrograman, pilot testing, implementasi, dan
analisis setelah diimplementasikan (evaluasi). Dokumentasi yang dibuat selama
melakukan pembangunan atau pengembangan sistem digunakan untuk perubahan-
perubahan di masa yang akan datang, misalnya melanjutkan pengembangan sistem,
modifikasi atau penghilangan (deletion). Berikut siklus hidup pengembangan sistem
informasi:

Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi


Tahapan untuk mengembangkan sistem yang digunakan oleh programmer adalah sebagai
berikut:
1. Analisa sistem
Tahapan analisa sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru.
Permintaan dapat datang dari manajemen rumah sakit yang mengetahui bahwa sistem
sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pelayanan. Inisiatif pengembangan sistem
baru berasal dari bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem
informasi, yang bermaksud mengembangkan sistem yang sudah ada atau menangani
masalah-masalah yang belum tertangani. Dalam hal ini, yang dilakukan adalah mencatat
pasien yang masuk dan keluar setiap harinya ke dalam satu buku induk, dan kemudian
mencatatnya kembali dengan menggunakan program excel dan Dbase. Permasalahan
registrasi yang sering terjadi diantaranya nomor rekam medis yang hilang, pencatatan
ganda baik nama maupun nomor rekam medis, dan sulitnya mendapatkan informasi
jumlah pasien yang masuk dan kelur secara cepat dan tepat. Dan sulitnya mencari data
pasien dan rekam medis pasien apabila pasien tersebut datang kembali berobat.
Pada tahap ini, programmer memastikan bahwa dengan pembuatan sistem ini maka akan
benar-benar dapat dicapai dengan sumberdaya dan dengan memperhatikan kendala yang
terdapat di rumah sakit dan dampak terhadap lingkungan sekeliling. Dilakukan studi
kelayakan meliputi:

a. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem


b. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan
c. Pengidentifikasian para pemakai sistem
d. Pembentukan lingkup sistem
Setelah dilakukan pengamatan dan analisa, bagian rekam medis pasien rawat inap selama
ini masih melakukan pencatatan data registrasi pasien rawat inap secara manual. Mereka
sangat membutuhkan sebuah program yang dapat membantu mempermudah dalam
menginput dan mengakses data dengan cepat dan tepat. Dari data yang diinput tersebut,
diharapkan dapat menghasilkan informasi pasien masuk dan pasien keluar per hari, pasien
masuk dan pasien keluar per bulan, indikator rumah sakit per bulan dan indikator rumah
sakit per tahun.
Programmer melakukan analisa secara mandiri yaitu dengan wawancara terhadap seluruh
pegawai di setiap unit dan observasi lapangan untuk mengetahu informasi apa sajakah
yang dibutuhkan pengguna nantinya dalam sistem.Hasil analisa kebutuhan, seperti
instalasi farmasi ingin mengurangi tenaga dan biaya yang dikeluarkan utk pencatatan yg
msh manual, membutuhkan penyajian data yg cepat ttg stok obat sebagai perhitungan
pengadaan dan pertanggung jawaban, farmasi ingin menghemat biaya utk tenaga dan
saran yg digunakan dalam sistem pencatatan normal, sarana pengawasan transaksi harian
terutama keuangan, pengendalian stok obat, pengendalian masa kedaluarsa, dan
sebagainya. Sehingga data yang dibutuhkan dari farmasi adalah:
 Nama obat
 Harga obat
 Koreksi stok opname
 Input stok awal
 Stok akhir
 Manajemen rak obat
 Rak detail
 Kelompok BHP (Barang Habis Pakai)
 Expired Date Obat
 Expired Date Review
 Kategori obat
 Golongan obat
 Master kategori dan golongan obat
Sedangkan untuk registrasi pasien:
1) Data pasien
Data pasien terdiri dari: nomor rekam medis, nama pasien, perusahaan, no ktp, tanggal
lahir, usia, alamat, gender, gol.darah, rujukan, rawat jalan/rawat inap.
2) Data dokter
Data dokter terdiri dari : kode dokter, nama dokter, alamat dokter, telepon dokter,
handphone dokter dan spesialis.
3) Data perawat
Data perawat terdiri dari : kode perawat, nama perawat, telepon perawat, shift
4) Data kamar
Data kamar terdiri dari kode kamar, nama kamar, klasifikasi kamar, jumlah tempat tidur
2. Perancangan sistem
Setelah dilakukan analisis, programmer melanjutkan ke tahap perancangan. Dimana
ada perancangan konseptual dan perancangan fisik. Pada perancangan konseptual,
kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah yang sudah dianalisis kemudian dibuat
untuk diimplementasikan. Kemudian dibuat evaluasi alternatif berupa:
a. Keluaran
Rancangan laporan mencakup frekuensi laporan (harian, mingguan, dan sebagainya), isi
laporan, bentuk laporan, dan laporan cukup ditampilkan pada layar atau perlu dicetak.
b. Penyimpanan data
Dalam hal ini, semua data yang diperlukan untuk membentuk laporan ditentukan lebih
detail, termasuk ukuran data (misalnya, nama obat maksimal terdiri atas 25 karakter)
letaknya dalam berkas.
c. Masukan
Rancangan masukan meliputi data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem.
d. Prosedur pemrosesan dan operasi
Rancangan yang telah dibuat menjelaskan masukan yang telah diproses dan disimpan
untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya rancangan konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk
spesifikasi yang lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antarmodul, serta
rancangan basis data secara fisik. Hasil akhirnya berupa:
a. Rancangan keluaran, berbentuk laporan dan rancangan dokumen
b. Rancangan masukan, berupa rancangan layar untuk pemasukan data
c. Rancangan antarmuka pemakai dan sistem, berupa rancangan interaksi antara pemakai
dan sistem yaitu menu, ikon, dan lainnya.
d. Rancangan platform, berupa rancangan yang menentukan perngkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan.
e. Rancangan basis data, berupa rancangan-rancangan berkas dalam basis data, termasuk
penentuan kapasitas masing-masing.
f. Rancangan modul, berupa rancangan modul atau program yang dilengkapi dengan
algoritma (cara modul atau program kerja bekerja).
g. Rancangan kontrol, berupa rancangan kontrol-kontrol yang digunakan dalam sistem
(mencakup hal-hal seperti validasi, otorisasi, dan pengauditan).
h. Dokumentasi, berupa hasil pendokumentasian hingga tahap perancangan sistem.
i. Rencana pengujian, berisi rencana yang dipakai untuk menguji sistem.
j. Rencana konversi, berupa rencana untuk menerapkan sistem baru terhadap sistem
lama yaitu manual.
Namun pada tahap perancangan ini tidak dibagikan kepada pihak rumah sakit.
Sehingga jika ada perubahan informasi, pihak rumah sakit harus menghubungi
programmer.
3. Implementasi sistem
Berdasarkan perancangan fisik, pemrograman memulai melakukan pemrograman,
merupakan aktivitas pembuatan program atau sederatan instruksi yang digunakan untuk
mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan masing-masing maksud instruksi.
Kemudian dilakukan pengujian terhadap sistem, dan penerapan oleh pengguna. Setelah
sistem dirancang, programmer mulai menguji sistem apakah sudah dapat menyajikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4. Operasi dan pemeliharaan


Hingga saat ini pemeliharaan sistem yang telah beroperasi masih dilakukan khususnya
oleh kepala unit perencanaan dan pengembangan. SIM yang telah ada di RS Rizani masih
belum dapat memberikan informasi secara nyata, karena kurang up to date. Sedangkan
untuk pembaruan informasi, pihak RS harus menghubungi programmer sebagai pihak
ketiga, sehingga dibutuhkan waktu yang tepat untuk membarui informasi/input pada
sistem. Selain itu, RS Rizani tidak memiliki programmer internal sehingga kepala unit
perencanaan dan pengembangan harus melakukan pemeliharaan secara otodidak.
Setiap ruangan di unit sudah tersedia PC, 27 unit komputer dan 2 unit laptop (bagian
manajemen). Berikut rincian ruangan yang tersedia PC:
 2 unit di instalasi admisi
 1 unit di instalasi rekam medik
 3 unit di instalasi farmasi
 1 unit di instalasi rawat inap King (VVVIP)
 1 unit di instalasi rawat inap VVIP
 1 unit di instalasi rawat inap VIP dan kelas 1
 1 unit di instalasi rawat inap kelas 2 dan 3
 1 unit di instalasi rawat inap VK
 1 unit di instalasi poliklinik
 1 unit di instalasi bedah sentral
 1 unit di ruangan komite mutu
 1 unit di ruangan komite PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
 1 unit di ruangan sub bagian umum
 1 unit di ruangan Manager On Duty (MOD)
 3 unit di ruangan bagian keuangan
 2 unit di ruangan sub bagian SDM
 4 unit di ruangan sub bagian layanan perusahaan dan asuransi
 1 unit di ruangan sekretaris akreditasi
Tidak semua unit masuk ke dalam SIM RS Rizani. SIM yang dirancang untuk rumah sakit
hanya billing system dan farmasi. Instalasi yang terhubung dengan billing system adalah
instalasi admisi (menyediakan informasi identitas pasien), instalasi rawat inap (menyediakan
informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan), instalasi poliklinik
(menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan), instalasi bedah
sentral (menyediakan informasi tentang input keperawatan, jasa tenaga kesehatan).
Sedangkan untuk instalasi farmasi mempunyai sistem sendiri yang berkaitan dengan stok
obat, dan terhubung pula pada billing system.
SIM yang telah beroperasi ini mempunyai kekurangan di antaranya dikarenakan dalam
perancangannya menggunakan metode outsourcing maka pihak RS tidak dapat melakukan
pembaruan informasi terkini, karena yang mengelola secara keseluruhan adalah vendor.
Selain itu, data yang ada dalam sistem tidak riil, sehingga peran arsip rekam medik masih
sangat dibutuhkan untuk informasi pasien. Pendokumentasiannya dengan penyimpanan arsip,
lalu dimasukkan ke sistem. Untuk data yang tidak masuk dalam sistem, hanya ada di
komputer masing-masing yang terhubung dengan server yang kemudian dapat dikoneksikan
ke semua unit dengan LAN. Sedangkan untuk instalasi farmasi, telah dilakukan perbaikan,
sehingga mulai proses barang datang hingga masuk stok gudang sudah dapat memberikan
informasi secara riil, meskipun harus tetap dilakukan pengecekan stok sebulan sekali.

2.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RUMAH SAKIT RIZANI PAITON


Berikut adalah kelebihan dari sistem yang ada di RS Rizani:
1) Mudah diaplikasikan
2) Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.
Berikut adalah kekurangan dari sistem yang ada di RS Rizani:
1) Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena
komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses
2) Dapat mengakibatkan sulitnya merespons perubahan kebutuhan pengguna
3) Model SDLC harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik
4) Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena
model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
5) Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
6) Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyek dilalui.
Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar
karenaharus mengulang dari awal.
Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek
harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

Tabel 2.1 Daftar Pengguna SIMRS


PENGGUNA
No KEBUTUHAN INFORMASI
SISTEM
1 Admin pendaftaran Nama Paien
ID Pasien
Nomor RM Pasien
Jumlah Barang Masuk
2 Admin Gudang Jumlah Barang Keluar
Stok Opname
Jumlah Pendapatan Harian
Jumlah Retur (Jika Ada)
3 Admin Keuangan
Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran
Penggunaan Anggaran
Perencanaan Kebutuhan
4 Admin Farmasi Pengadaan Obat, Alat kesehatan.
Penyerapan Anggaran
Rincian biaya tiap unit pelayanan
5. Admin kasir Identitas pasien
Rincian biaya sistem pelayanan farmasi

2.4 KEBERHASILAN/KEGAGALAN
 Kegagalannya yaitu:
SIM yang telah ada di RS Rizani masih belum dapat memberikan informasi secara nyata,
karena kurang up to date. Sedangkan untuk pembaruan informasi, pihak RS harus
menghubungi programmer sebagai pihak ketiga, sehingga dibutuhkan waktu yang tepat
untuk membarui informasi/input pada sistem. Selain itu, RS Rizani tidak memiliki
programmer internal sehingga kepala unit perencanaan dan pengembangan harus
melakukan pemeliharaan secara otodidak.
 Keberhasilannya yaitu :
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi dalam bidang kesehatan yang dituntut untuk
selalu meningkatkan kinerja dan mutunya. Hal ini termasuk peningkatan sarana
penunjang, salah satunya yaitu komputerisasi yaitu mencakup peningkatan sumberdaya
manusia, penyempurnaan sistem pembantu kerja dan kegiatan operasional sehari-hari baik
yang berkaitan dengan pelayanan pasien maupun operasional intern di rumah sakit. Oleh
karena itu, rumah sakit tidak bisa lepas untuk selalu melakukan pengembangan dan
penyempurnaan sistem khususnya pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS).

2.5 PERBANDINGAN DENGAN RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI


Infrastrukur SI/TI di Rumah Sakit Yogyakarta PDHI sudah bisa dikatakan baik. Saat
ini ada satu ruang server dengan tingkat keamanan data yang sudah baik dan adanya PC di
setiap unit yang dihubungkan dengan jaringan LAN. Namun sampai saat ini belum ada
SOP terkait perawatan dan pengelolaan TI, serta permasalahan utama pada jaringan,
adalah lambatnya koneksi dan penataan jaringan yang kurang rapi.
a. SIMRS di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI belum di dukung dengan dokumen
legal yang digunakan sebagai arahan organisasi dalam pengembangan SI/TI di Rumah
Sakit Islam Yogyakarta PDHI.
b. Belum adanya kebijakan dan SOP terkait SI/TI menyebabkan TI berjalan begitu saja
tanpa ada arahannya.
c. Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHIsudah memiliki infrastruktur TI yang baik yang
meliputi terdapatnya personal computer di setiap unit layanan dan terdapat nya ruang
server yang digunakan sebagai data center. Sistem jaringan yang digunakan yaitu
jaringan intranet menggunakan LAN. Proses back up data dilakukan setiap jam
dengan menggunakan aplikasi mirror.
d. Masih adanya kesenjangan antara kondisi SI/TI di RSIY PDHI dengan standar dan
protokol tata kelola SI/TI, seta SIMRS yang ada.
e. Perlu Menyusun Renstra SI/TI di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, yang di awali
dari pembuatan kebijakan terkait keputusan penetapan Renstra IT sebagai dokumen
resmi instansi, keputusan mengenai tim perancang Renstra SI/TI di lingkungan
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, keputusan pengembangan SI/TI di lingkungan
Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI, keputusan mengenai penetapan SOP dan
manajemen TI di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.
f. Melakukan analisis lingkungan internal eksternal bisnis dan analisis lingkungan
internal eksternal SI/TI secara terstruktur, membuat tahapan pengembangan SI/TI
kemudian disusun rencana strategis SI/TI dan kemudian dituangkan dalam dokumen
renstra SI/TI Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI.
DAFTAR PUSTAKA

http://beautybigbosse.blogspot.com/2017/10/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit.html?
m=1
https://www.academia.edu/31611738/Penerapan_Sistem_Informasi_Manajemen_di_Rumah_
Sakit_Rizani_Paiton
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/132089-ID-
analisis-sistem-dan-teknologi-informasi.pdf&ved=2ahUKEwjDm6LA-
73lAhUF3o8KHU6XCLIQFjAUegQIChAB&usg=AOvVaw3X0YrRXU9wcht46VBCEu-r
LAPORAN KEAKTIFAN ANGGOTA KELOMPOK

1. ANJELIKA SASI : PENGEMBANGAN SI/TI RUMAH SAKIT RIZANI PAITON


2. BLASIUS MIGUEL DOY : MEMBUAT PPT
3. FEBRITRI WADU DARI : BAB I
4. MARIANTI BANU : PROFIL RUMAH SAKIT
5.MARIA I. RESI : KELEMAHAN,KEBERHASILAN
6.NICHE LESTARI KAPITAN : PERBANDINGAN RUMAH SAKIT
7.TITANIA TRIYUNI GA DOKO : MEMBUAT PPT
8.VIKTORIA AVILA BAMUT : MENGEDIT LAPORAN
9.VICTORIA HERYANTI RUDJE : MENCARI MATERI PERAN SI/TI DI RUMAH
SAKIT

Anda mungkin juga menyukai