Dokumen - Tips - Blok Saraf Perifer
Dokumen - Tips - Blok Saraf Perifer
b. Teknik Anastesi
1.) Persiapan
Pasien dievaluasi seperti halnya teknik anestesi lainnya dan pemberian obat
berguna untuk mengurangi rasa sakit selama jarum dimasukkan untuk melakukan blok
saraf perifer. Ruang tempat melakukan blok harus terdapat monitor, alat, dan obat jika
terdapat reaksi obat anestesi lokal yang tidak diinginkan (adverse reactions). Selain itu
3
kateter intravena harus terpasang sebelum melakukan blok. Obat-obatan sedasi atau
anestesi umum dapat disiapkan, jika sewaktu-waktu perlu digunakan (Miller, 2007).
Pemilihan obat anestetik lokal untuk blok saraf perifer tergantung pada onset,
durasi, dan derajat blok konduksi. Lidokain dan mepivakain, 1-1,5% untuk operasi 10-
20 menit dan 2-3 jam, sedangkan ropivakain 0,5% dan bupivakain 0,375-0,5%
memiliki onset lebih lambat dan kurang memblok sistem motorik, akan tetapi efek
anestesi dapat bertahan 6-8 jam. Pemberian epinefrin 1:200.000 (5μg/ml) intravena
dapat meningkatkan durasi blok konduksi, beberapa klinisi menggunakan dosis 3 ml
anestesi lokal dengan 1:200.000 (5μg/mL) atau 1:400.000 (2,5μg/mL) epinefrin untuk
mendeteksi letak intravaskular jarum atau kateter. Peningkatan denyut jantung lebih
dari 20% dari keadaan awal menunjukkan injeksi ke intravaskular. Setiap pemberian 5
ml obat anestesi lokal dilakukan aspirasi untuk meminimalkan risiko injeksi
intravascular (Morgan et.al, 2006).
Keberhasilan anestesi perifer berdasarkan posisi yang tepat dari ujung jarum di
selubung perineural. Dahulu pengerjaan ini dengan membuat parestesia dengan ujung
jarum atau menggunakan pendekatan transarterial. Karena adanya risiko kerusakan
arteri atau saraf permanen, maka berkembang suatu teknologi baru berupa alat
stimulasi saraf untuk membantu menentukan letak ujung jarum. Penggunaan alat
stimulasi saraf ini memiliki risiko meningkatkan morbiditas, sehingga dilakukan
pengembangan alat baru yang lebih optimal, seperti ultrasonografi, Doppler, dan
stimulasi saraf sensorik. Saat ini cara terbaik menentukan letak ujung jarum
berdasarkan respon motorik terhadap stimulasi saraf. Respon motorik pada 0,5 mA/0,1
ms menunjukkan bahwa ujung jarum berada pada letak yang tepat dan anestesi lokal
dapat diinjeksi (Miller, 2007).
Gambaran ultrasonografi dengan resolusi tinggi akan menghasilkan visualisasi
saraf perifer, letak jarum blok, dan distribusi larutan anestesi lokal sehingga
meningkatkan keberhasilan blok dan meminimalkan pemberian obat anestesi lokal.
Selain itu ultrasonografi dapat mengetahui letak pembuluh darah agar dapat
4
mengurangi risiko komplikasi. Ultrasonografi frekuensi tinggi menghasilkan gambaran
yang bagus akan tetapi penetrasi ke dalam jaringan jelek (Stoelting and Miller, 2007).
Kontraindikasi blok saraf perifer adalah pasien tidak kooperatif (anak-anak,
demensia, dan pasien memberontak), kecenderungan perdarahan (antikoagulan,
hemofilia, dan koagulasi intravaskular diseminata), infeksi di lokasi blok, toksisitas
anestesi lokal, dan neuropati perifer (Morgan et.al, 2006).
2.) Lokasi
a.) Blok Saraf Perifer Ekstremitas Atas
Blok Pleksus Brakialis
Plexus brachialis dibentuk oleh rami anterior C5-C8 dan T1. Rami tersebut akan
bergabung di rongga antara musculus scalenus anterior dan medius membentuk tiga
truncus yakni truncus superior, media dan inferior. Truncus kemudian melewati batas
lateral costae pertama dan berjalan di bawah clavicula dan setiap truncus membentuk
divisi anterior dan posterior. Ketika plexus keluar dari bawah clavicula dan memasuki
daerah axilla, serabut plexus brachialis kemudian akan membentuk tiga fasciculus
(cord) yang dinamakan sesuai dengan lokasinya terhadap arteri aksillaris yakni
fasciculus posterior, medial dan lateral. Pada batas lateral musculus pectoralis minor,
fasciculus akan membentuk nervus terminal. Fasciculus lateral akan membentuk
cabang lateral nervus medianus dan berakhir sebagai nervus musculocutaneus.
Fasciculus medial akan membentuk cabang medial nervus medianus dan berakhir
sebagai nervus ulnaris. Fasciculus posterior akan membentuk cabang nervus axillaris
dan berakhir sebagai nervus radialis (Stoelting and Miller, 2007; Morgan et.al, 2006;
Meier and Buttner, 2004).
Plexus brachialis mempersarafi sensorik dan motorik seluruh ekstremitas superior
kecuali bagian bahu yang dipersarafi oleh plexus cervicalis dan lengan atas medial
dipersarafi oleh nervus intercostobrachialis dan cutaneus brachii medialis. Anestetik
lokal dapat disuntikkan pada salah satu titik sepanjang plexus brachialis tergantung
5
efek blok yang diinginkan. Blok interscalenus digunakan untuk prosedur pembedahan
pada bahu dan proksimal humerus. Blok supraclavicula, infraclavicula dan axillaris
untuk prosedur pembedahan pada distal mid-humerus (Stoelting and Miller, 2007;
Morgan et.al, 2006; Meier and Buttner, 2004).
Blok Interscalenus
Blok interscalenus ialah teknik anestesi pada truncus plexus brachialis di leher
diantara musculus skalenus anterior dan medial. Blok interscalenus biasanya
digunakan untuk memberikan anestesi atau analgetik pada pembedahan bahu dan
lengan atas. Blok ini tidak efektif untuk pembedahan yang melibatkan radix saraf C8-
T1. Banyak praktisi yang menggabungkan metode anestesi ini dengan anestesi umum
6
ringan saat melakukan pembedahan. Indikasi blok interscalenus antara lain
pembedahan di bahu, fraktur humerus dan pembedahan lengan lainnya yang tidak
melibatkan aspek medial lengan bawah atau tangan. Kontraindikasi tindakan ini ialah
penolakan pasien, infeksi pada tempat injeksi, defisit neurologis, alergi anestetik lokal,
koagulopati, disfungsi nervus phrenicus kontralateral dan PPOK berat (Meier and
Buttner, 2004).
Gambar 2.26. Lokasi Blok Interscalenus dan Area Tubuh yang Dipengaruhi
Pasien diposisikan dengan punggung sedikit dielevasi dan kepala dirotasi 300 ke
arah kontralateral. Jika USG yang digunakan, maka bantal ditaruh di bawah bahu yang
akan dioperasi agar terangkat dari kasur. Blok ini dilakukan dengan memberikan 25-
40 ml anestetik lokal ke celah interscalenus yang berdekatan dengan processus
transversus C6 (area vena jugularis eksterna). Lokasi ini terletak di lateral dari cartilago
cricoidea yang berpotongan dengan celah interscalenus setinggi C6. Respon motorik
7
stimulator saraf ekstremitas superior dapat dibangkitkan sebelum pemberian anestesi
lokal di mana akan menimbulkan respon pada m. deltoid atau biceps, dan perlu diingat
bahwa plexus brachialis berada di superfisial (1-2 cm dari kulit) (Meier and Buttner,
2004).
8
Gambar 2.28. Lokasi Blok Supraclavicula dan Area Tubuh yang Dipengaruhi
Blok ini dapat dilakukan dengan cara pasien berbaring telentang, lengan ipsilateral
blok di sisi samping, dan leher mengarah ke sisi berlawanan. Jarum dimasukkan di sisi
lateral musculus sternocleidomastoideus yang berbatasan dengan clavicula dari
anterior ke posterior hingga menemukan truncus plexus brachialis yang berada di
antara musculus scalenus anterior dan medius dan berada di atas arteri subclavia. Blok
dilakukan dengan 25-40 ml anestesi lokal (Meier and Buttner, 2004).
Komplikasi tersering blok ini adalah pneumotoraks dengan gejala batuk, dispnea,
dan nyeri dada. Paralisis nervus phrenikus dapat terjadi (50% kasus) meskipun tidak
menunjukkan gejala klinis bermakna, oleh karena itu blok supraklavikular bilateral
tidak direkomendasikan, terutama pada pasien penyakit paru obstruktif kronik
(Stoelting and Miller, 2007; Morgan et.al, 2006).
9
Gambar 2.29. Lokasi Penyuntikan Blok Supraclavicula
Blok Infraclavicula
Blok infraclavicula ialah teknik anestesi blok plexus brachialis di infraclavicula di
dekat processus coracoideus. Blok ini diindikasikan untuk anestesi dan analgetik pada
area di bawah siku. Blok ini hampir serupa dengan blok axillaris namun memiliki
keuntungan di mana pasien tidak perlu mengangkat lengannya saat injeksi. Blok ini
tidak menimbulkan anestesi pada axilla atau lengan atas bagian medial proksimal.
Lokasi ini juga merupakan tempak yang baik untuk pemasangan kateter saraf perifer
karena area yang mobilitasnya sedikit. Kontraindikasi blok ini antara lain penolakan
pasien, alergi anestetik lokal, infeksi pada tempat penyuntikan, koagulopati, dan defisit
neurologis (Meier and Buttner, 2004).
10
Gambar 2.30. Lokasi Blok Infraclavicula dan Area Tubuh yang Dipengaruhi
Blok ini dilakukan dengan posisi lengan bebas, lengan abduksi dapat
mempermudah menentukan lokasi anatomi dan menggunakan marker processus
coracoideus. Lokasi blok 2 cm medial dari processus coracoideus lalu 2 cm caudal,
jarum 18-22 G dimasukkan tegak lurus kulit hingga tercapai respon motorik. Plexus
brachialis berada di atas arteri axillaris. Setelah teridentifikasi, lalu aspirasi, jika tidak
ada darah maka masukkan 30-40 ml anestesi lokal (Meier and Buttner, 2004).
Adanya aktivitas nervus muskulokutaneus (kontraksi bisep ataubrakialis)
menandakan blok tidak sempurna, karena nervus muskulokutaneus dapat bercabang
lebih awal dari pleksus brakialis (Stoelting and Miller, 2007; Morgan et.al, 2006).
11
Gambar 2.31. Lokasi Penyuntikan Blok Infraclavicula
Blok Axillaris
Blok axillaris merupakan teknik anestesi plexus brachialis di axilla dekat arteri
aksillaris. Pada batas lateral musculus pectoralis minor, fasciculus plexus brachialis
membentuk cabang terminal. Nervus axillaris, nervus musculocutaneus, nervus cabang
nervus cutaneus brachii medial berada di proksimal dari tempat injeksi blok axillaris.
Oleh karena itu, blok axillaris diindikasikan untuk pembedahan di distal siku. Ada
beberapa kontraindikasi blok plexus brachialis antara lain penolakan pasien, infeksi
lokal, neuropati, koagulopati, dan alergi anestetik lokal (Meier and Buttner, 2004).
12
masih berada di dalam selubung saraf, lalu masukkan larutan anestesi lokal (Stoelting
and Miller, 2007; Morgan et.al, 2006; Meier and Buttner, 2004).
Seringkali anestesi diperlukan hanya pada saraf terminal saja biasanya untuk
pembedahan yang terbatas di daerah tangan. Anestesi di daerah tangan dapat dengan
anestesi lokal di nervus medianus, ulnaris, dan radialis. Blok ini juga dapat membantu
blok plexus brachialis yang tidak merata memblok sensorik daerah distal. Saat ini blok
saraf daerah tangan lebih baik dilakukan di pergelangan tangan dibandingkan di siku
(Meier and Buttner, 2004).
Blok Saraf Medianus
Nervus medianus berasal dari fasciculus lateral dan medial plexus brachialis.
Nervus medianus memasuki lengan dan pada area antecubiti sebelum tempat insersi m.
biceps, nervus medianus berjalan pada posisi medial terhadap a. brachialis. Setelah
melewati insersi m. biceps, nervus medianus membuat cabang ke otot fleksor
pergelangan tangan dan fleksor jari. Nervus medianus berjalan sepanjang membran
intraosseous hingga pergelangan tangan. Pada lipatan pergelangan tangan proksimal,
nervus medianus terletak di belakang tendon m. palmaris longus di carpal tunnel
(Snell, 2011).
Nervus medianus mempersarafi sensorik terbanyak di telapak tangan. Di
pergelangan tangan, nervus medianus diblok dengan memberi 3-5 ml anestesi lokal
antara tendon palmaris longus dan fleksor carpi radialis. Sedangkan di siku, nervus
medianus diblok dengan memberi injeksi anestesi lokal 3-5 ml di area medial a.
brachialis dengan jarum menuju epicondylus medialis (Meier and Buttner, 2004).
13
Gambar 2.33. Lokasi Penyuntikan Blok N. Medianus dan Area yang Dipengaruhi
14
Pada pergelangan tangan, blok saraf ulnaris dilakukan dengan memasukkan jarum
3-4 cm ke arah medial antara tendon flexor carpi ulnaris dan arteri ulnaris 3-5 ml
anestetik lokal. Pada siku, blok ini dilakukan dengan memasukkan jarum proksimal
terhadap ligamentum arcuata dan menyuntikkan 3-5 ml anestetik lokal (Meier and
Buttner, 2004).
Gambar 2.35. Lokasi Penyuntikan Blok N. Ulnaris dan Area yang Dipengaruhi
15
Banyak pasien dominan sensasi nervus radialis di daerah dorsal tangan, oleh karena
itu blok nervus radialis dapat dilakukan dengan infiltrasi subkutan 3-5 cm proksimal
sendi pergelangan tangan. Selain dengan infiltrasi subkutan, dapat dilakukan blok
cabang sensorik ke arah sisi lateral ibu jari yang berada di antara arteri radialis dan
tendon fleksor karpi radialis. Kemudian masukkan 1-2 ml anestetik lokal di daerah
tersebut, pada beberapa orang nervus ini dapat terpalpasi dari volar ke dorsal, maka
dapat diberikan 2-3 ml anestetik local langsung ke nervus di lateral radius. Anestesi ini
akan memblok punggung tangan 3 jari lateral (Morgan et.al, 2006).
Gambar 2.37. Lokasi Penyuntikan Blok N. Radialis dan Area yang Dipengaruhi
16
Blok Nervus Digiti
Persarafan sensorik setiap jari dipersarafi oleh empat nervus digiti yang terletak di
setiap sudut jari. Blok nervus digiti biasanya dilakukan untuk pembedahan minor di
jari dan menambahkan efek anetesi pada blok plexus brachialis dan blok saraf terminal
(Snell, 2011).
Jarum berukuran kecil dimasukkan pada bagian medial dan lateral jari yang akan
dianestesi dan 2-3 ml anestesi lokal tanpa epinefrin diinjeksikan (Meier and Buttner,
2004).
17
Gambar 2.40. Plexus Lombosacralis
Blok Nervus Femoralis
Nervus femoralis menginervasi fleksor panggul, ekstensor lutut dan persarafan
sensorik panggul dan paha. Blok nervus femoralis digunakan sebagai anestesi pada
bagian anterior paha, sebagai tambahan anestesi umum pada pembedahan lutut,
analgetik post operasi untuk pembedahan paha dan lutut. Kontraindikasi tindakan ini
ialah penolakan pasien, infeksi lokal, neuropati, koagulopati, dan alergi anestetik lokal
serta riwayat pembedahan dan trauma di tempat penyuntikan (Buckenmaier and
Bleckner, 2008).
18
Ligamentum inguinale diidentifikasi lalu membuat garis antara spina iliaca anterior
superior dan tuberculum pubicum. Di pertengahan garis tersebut arteri femoralis
diidentifikasi dengan palpasi, lokasi penusukan tegak lurus kulit di 2 cm lateral dari
arteri femoralis dan 2 cm distal dari garis ligamentum inguinale dengan kedalaman 2-
3 cm. Identifikasi kontraksi musculus quadriceps major atau patellar snap, lalu
turunkan < 0,5 mA, lalu injeksi 20-30 ml anestetik lokal (Buckenmaier and Bleckner,
2008).
19
dari tuberositas tibia dan menuju medial hingga mendekati bagian posterior tungkai
(Buckenmaier and Bleckner, 2008).
Blok Nervus Cutaneus Femoris Lateralis
Nervus cutaneus femoris lateralis berasal dari plexus lumbalis, berjalan ke arah
lateral dari m. psoas dan berjalan ke bawah dengan posisi anterolateral terhadap m.
iliacus. Nervus ini kemudian muncul dari medial dan inferior terhadap spina iliaca
anterior superior. Saraf ini merupakan saraf sensorik yang mempersarafi bagian lateral
femur dan, memiliki banyak percabangan dan bervariasi tiap individu. Nervus cutaneus
femoris lateralis mempersarafi paha lateral. Blok saraf ini digunakan sebagai
kombinasi dengan blok nervus femoralis untuk pembedahan pada paha lateral. Blok
dilakukan dengan menginfiltrasi 10-15 ml anestetik lokal di 2 cm medial dan 2 cm
distal dari spina iliaca anterior superior. Blok saraf femoralis dengan jumlah anestetik
lokal yang banyak, dapat memblok saraf ini (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
20
panggul dan mengurangi nyeri spasme m. adductor. Kontraindikasi dari tindakan ini
ialah penolakan pasien, infeksi lokal, koagulopati, neuropati, alergi anestetik lokal dan
riwayat pembedahan/trauma di area penyuntikan (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
21
Blok Plexus Lumbalis Posterior
Radix saraf lumbalis masuk ke dalam m. psoas dan berjalan di dalam kompartemen
m. psoas sebelum akhirnya keluar dari m. psoas dan bercabang menjadi saraf terminal.
Blok plexus lumbar posterior dilakukan dengan menyuntikkan anestetik lokal di dalam
m. psoas. Blok plexus lumbar posterior berguna untuk prosedur pembedahan yang
melibatkan area yang diinervasi nervus femoralis, nervus cutaneus femoris lateralis dan
nervus obturatorius. Pembedahan tersebut biasanya dilakukan di panggul, lutut dan
paha anterior. Anestesi komplet lutut dapat dilakukan dengan blok nervus ischiadicus
proksimal. Kontraindikasi dari tindakan ini ialah penolakan pasien, infeksi lokal,
koagulopati, neuropati, alergi anestetik lokal dan riwayat pembedahan/trauma di area
penyuntikan (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
Gambar 2.46. Lokasi Blok Plexus Lumbalis Posterior dan Area Tubuh yang
Dipengaruhi (Warna Ungu)
Pasien diposisikan dekubitus lateral dengan sisi yang akan diblok berada di bagian
bawah. Garis tengah dipalpasi untuk mengidentifikasi processus spinosus. Pertama-
tama garis digambar melewati processus spinosus lumbar. Crista iliaca kemudian
diidentifikasi dan sebuah garis dihubungkan dari crista iliaca ke L4. Spina iliaca
22
posterior superior kemudian dipalpasi dan sebuah garis digambar ke arah cephalad
sejajar dengan garis pertama. Maka akan terbentuk dua titik perpotongan pada garis
yang menghubungkan crista iliaca dan L4. Garis yang terletak di antara kedua titik
tersebut kemudian diukur panjangnya dan dibagi menjadi tiga. Jarum ditusukkan pada
jarak dua pertiga dari titik yang terletak di tengah tubuh. Jika tersedia, USG dapat
digunakan untuk memperkirakan kedalaman plexus lumbalis. Jarum kemudian
ditusukkan ke arah anterior tubuh hingga otot quadriceps berkontraksi. Jika jarum
menyentuh processus transversus, jarum diposisikan agak ke arah caudal. Jarum jangan
dimasukkan lebih dari 3 cm dari kedalaman processus transversus. Anestetik lokal
kemudian diinjeksikan dengaan volume tidak lebih dari 20 ml (Buckenmaier and
Bleckner, 2008).
Gambar 2.47. Posisi Pasien dan Lokasi Penyuntikan Blok Plexus Lumbalis Posterior
Blok Ischiadicus
Nervus ischiadicus berasal dari plexus sacralis dan terdiri dari radix saraf L4-5 dan
S1-3. Blok nervus ischiadicus dapat terjadi sepanjang perjalanannya dan dapat
digunakan untuk pembedahan di lutut, tibia, pergelangan kaki, dan kaki.
Kontraindikasi dari tindakan ini ialah penolakan pasien, infeksi lokal, koagulopati,
23
neuropati, alergi anestetik lokal dan riwayat pembedahan/trauma di area penyuntikan
(Buckenmaier and Bleckner, 2008).
24
Gambar 2.49. Lokasi Penyuntikan Blok Nervus Ischiadicus
Blok Poplitea
Blok saraf poplitea memberi anestesi daerah proksimal sebelum saraf ischiadicus
bercabang menjadi nervus peroneus communis dan tibialis di fossa poplitea. Blok
nervus poplitea diindikasikan sebagai analgetik peri/post operasi di area bawah lutut,
dua pertiga distal tungkai bawah terutama pergelangan kaki atau kaki. Kontraindikasi
dari tindakan ini ialah penolakan pasien, infeksi lokal, koagulopati, neuropati, alergi
anestetik lokal dan riwayat pembedahan/trauma di area penyuntikan (Buckenmaier and
Bleckner, 2008).
Blok ini dapat dilakukan secara posterior. Blok saraf poplitea dari posterior dengan
mengidentifikasi fossa poplitea sebagai segitiga dengan batas lateral musculus biceps
femoris, batas medial musculus semitendinous dan semimembranous, dan batas
inferior garis poplitea. Pada titik tengah garis poplitea tarik garis tegak lurus hingga
bersilangan pada ujung segitiga poplitea (8-10 cm), kemudian lokasi jarum 1 cm dari
apeks dan 1 cm ke lateral dengan sudut posterior 30°- 45°, kedalaman 4-6 cm hingga
menemukan kontraksi pergelangan kaki, kaki, dan jari kaki, lalu berikan 30-40 ml
anestetik lokal (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
25
Gambar 2.50. Lokasi Penyuntikan Blok Poplitea
Blok Pergelangan Kaki
Ada lima saraf yang mempersarafi kaki. Nervus saphenus adalah cabang nervus
femoralis dan satu-satunya saraf kaki yang bukan bagian dari sistem persarafan
ischiadicus. Nervus saphenus mempersarafi bagian anteromedial kaki. Nervus
saphenus terletak anterior terhadap malleolus medial. Nervosu peroneus profundus
berjalan ke anterior tungkai bawah setelah muncul dari cabang nervus peroneus
communis, memasuki pergelangan kaki diantara tendon extensor hallicus longus dan
tendon extensor digitorum longus, lateral terhadap arteri dorsalis pedis. Nervus
peroneus profundus mempersarafi sela digiti I dan II. Nervus peroneus superficialis
yang juga merupakan cabang dari nervus peroneus communis, memasuki pergelangan
kaki di lateral m. extensor digitorum longus dan mempersarafi dorsum kaki dan jari.
Nervus tibialis posterior yang merupakan lanjutan nervus tibialis memasuki kaki pada
posterior malleolus medial dan terletak di belakang arteri tibialis posterior pada
malleolus medialis dan mempersarafi tumit, telapak kaki medial dan sebagian telapak
kaki lateral serta ujung-ujung jari. Nervus suralis merupakan cabang nervus tibialis dan
memasuki kaki melalui antara tendon Achilles dan malleolus lateral dan mempersarafi
kaki bagian lateral (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
26
Gambar 2.51. Persarafan Kaki
Saraf perifer yang mempersarafi kaki ada lima dan semuanya dapat diblok setinggi
malleolus. Nervus tibialis merupakan saraf utama telapak kaki, terletak di posterior
arteri tibialis posterior dan diblok dengan infiltrasi 5-8 ml anestetik lokal. Nervus
suralis mempersarafi bagian lateral kaki dan diblok dengan 5-8 ml anestetik lokal di
celah antara malleolus lateralis dan calcaneus. Nervus peroneus profundus
mempersarafi jari kaki pertama dan kedua, diblok dengan identifikasi celah proksimal
antara tendon extensor hallicus longus dan tendon ekstensor digitorum longus, lalu
injeksi subkutan 5-8 ml anestetik lokal hingga mengenai periosteum. Kemudian dari
lokasi ini infiltrasi subkutan 5-8 ml anestetik lokal ke arah malleolus lateralis untuk
memblok nervus peroneus superficialis yang mempersarafi dorsum kaki. Setelah itu,
dari lokasi yang sama arahkan jarum ke malleolus medialis infiltrasi subkutan 5-8 ml
anestetik lokal untuk memblok nervus saphenus yang mempersarafi bagian medial kaki
(Buckenmaier and Bleckner, 2008).
27
Blok pergelangan kaki digunakan untuk pembedahan di area kaki. Blok
pergelangan kaki merupakan teknik anestesi yang cepat, sederhana dan risikonya
rendah. Karena blok ini mengharuskan penyuntikan di lima tempat, biasanya
mengakibatkan ketidaknyamanan pada pasien.
28
Blok Nervus Intercostalis
Nervus intercostalis berasal dari rami ventral dan dorsal nervus spinal thoracica.
Nervus tersebut keluar dari tulang belakang melalui foramen intravertebra dan
memasuki sebuah alur di sisi bawah costae yang dipersarafi, berjalan bersama-sama
dengan arteri dan vena intercostalis. Cabang tersebut mempersarafi dermatom tunggal
dari midline punggung hingga midline dada depan (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
Blok nervus intercostalis dilakukan sebagai analgetik pada pembedahan toraks dan
abdomen atas dan analgetik pada nyeri akibat fraktur costae, herpes zoster, dan kanker.
Blok ini memerlukan injeksi di setiap tingakatan vertebra yang berhubungan dengan
area dinding dada yang akan dianestesi (Buckenmaier and Bleckner, 2008).
Blok ini dapat dilakukan dalam berbagai posisi biasanya dekubitus lateral atau
supinasi. Palpasi dan tandai masing-masing costae di linea axillaris media dan
posterior. Jarum diinsersikan pada batas inferior pada costae yang akan diblok secara
cephalad, ditusukkan hingga mengenai costae, lalu jarum ditarik dan diarahkan agak
inferior sehingga berada di sisi inferior costae. Kedalaman jarum 3-5 mm dan diberikan
3-5 ml anestetik lokal (Stoelting and Miller, 2007; Morgan et.al, 2006).
29
Blok Saraf Ilioinguinal dan Iliohipogastrik
Blok ini digunakan untuk operasi daerah inguinal dan genital, seperti herniorafi
inguinal atau orchidopexy. Nervus ini merupakan cabang akhir pleksus lumbal L1 dan
beberapacabang dari T12. Lokasi blok ini 2 cm medial diatas spina iliaka anterior
superior dantusuk tegak lurus hingga di bawah fasia, lalu masukkan 10-20 ml anestetik
lokal. Cabang genital nervus genitofemoral diblok dengan2-3 ml anestetik lokal lateral
dari tuberkel pubis dan cabang femoral dapat diblok dengan 3-5ml anestetik lokal
subkutan di bawah ligament inguinal (Stoelting RK et.al, 2007; Morganet.al, 2006).
30
menjadi luas. Kedalaman infiltrasi tergantung dari jenis operasi. Jika masa yang
diambil cukup dalam, maka perlu juga dilakukan infiltrasi lebih dalam, bahkan sampai
otot atau periosteum. Adapun teknik anestesi infiltrasi dapat dilakukan menurut
langkah berikut ini (Kapteu, 2013).
31
DAFTAR PUSTAKA
32