Anda di halaman 1dari 58

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DR.

COFFEE CAFÉ
(Laporan Turun Lapang Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Proyek)

Oleh
Kelompok 12

Misma Trimara 1614131005


Mela Oktiviharti 1614131022
Indah Dwi Ummu Masrifati 1614131023

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Cara Usaha Kopi.......................................................................................4
1. Konsep Agroindustri Kopi...................................................................................4
2. Pengolahan Kopi Bubuk......................................................................................6
B. Analisis Finansial......................................................................................7
C. Analisis Sensitivitas.................................................................................11

III. METODE PENELITIAN


A. Lokasi Turun Lapang...............................................................................13
B. Metode Analisis Data..............................................................................13

IV. GAMBARAN UMUM


A. Aspek Geografi........................................................................................15
B. Aspek Demografi....................................................................................18

V. PEMBAHASAN
A. Identitas Responden................................................................................20
B. Keadaan Umum Perusahaan....................................................................20
C. Proses Produksi di Dr. Coffee.................................................................22
D. Biaya pada Usaha Dr. Coffee Cafe..........................................................29
E. Benefit (Penerimaan) Usaha Dr. Coffee Cafe.............................................32
F. Cash Flow...................................................................................................33
G. Analisis Kelayakan Finansial Dr. Cofee Cafe.........................................34
H. Analisis Sensitifitas.................................................................................37

VI. KESIMPULAN
ii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Table 1. Produksi tanaman perkebunan rakyat menurut kabupaten/kota di Provinsi


Lampung..................................................................................................................2
Table 2. Wilayah administrasi kota bandar lampung.............................................15
Table 3. Kondisi iklim kota bandar lampung.........................................................17
Table 4. Penduduk dirinci menurut jenis kelamin..................................................18
Table 5. Biaya investasi Dr. Coffee Cafe selama 5 tahun terakhir.........................29
Table 6. Biaya variabel yang dikeluarkan untuk usaha Dr. Coffee Cafe dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir.................................................................................30
Table 7. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha Dr. Coffee Cafe dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir............................................................................................31
Table 8. Total penerimaan usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali.......................32
Table 9. Cash flow usaha Dr. C0ffe Cafe 5 tahun terakhir....................................33
Table 10. Hasil perhitungan analisis finansial usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak
Ali...........................................................................................................................35
Table 11. Analisis sensitifitas ketika biaya produksi naik sebesar 30 %................37
Table 12. Analisis sensitifitas ketika penerimaan turun sebesar 30%...................38
Table 13. Rincian biaya investasi usaha Dr. Coffee Cafe......................................45
Table 14. Rincian biaya tetap usaha Dr. Coffee Cafe............................................45
Table 15. Rincian biaya variabel usaha Dr. Coffee Cafe.......................................46
Table 16. Total Cost tahun2014-2018 usaha Dr. Coffee Cafe................................46
Table 17. Analisis kelayan finansial.......................................................................47
Table 18. Analisis kelayakan finansial (lanjutan)..................................................47
Table 19. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial......................................48
Table 20. Hasil perhitungan analisis sensitivitas biaya produksi naik 30%...........48
Table 21. Hasil perhitungan analisis sensitivitas penerimaan turun 30%..............48
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tahap pengolahan dengan proses basah...............................................22


Gambar 2. Tahap pengolahan dengan proses kering..............................................25
Gambar 3. Tahapan proses produksi pada Dr. Coffee............................................27
Gambar 4. Foto bersama Pak Al-Ghazali Qurtubi owner Dr. Coffe......................49
Gambar 5. Mesin roasting......................................................................................49
Gambar 6. Penggilingan kopi dengan mesin penggiling.......................................50
Gambar 7. Kopi siap giling....................................................................................50
Gambar 8. Kopi siap roasting................................................................................51
Gambar 9. Kopi bubuk siap jual, produksi Dr. Coffe............................................51
Gambar 10. Mesin penggiling kopi skala kecil......................................................52
Gambar 11. Kegiatan pembuatan kopi siap minum dengan teknik yang benar.....52
Gambar 12. Bukti bahwa Dr. Coffe telah sampai pasar internasional...................53
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi


strategis di Indonesia. Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di
dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan menyumbang sekitar 6% dari
produksi total kopi dunia, dan Indonesia merupakan pengekspor kopi terbesar
keempat dunia dengan pangsa pasar sekitar 11% di dunia (Raharjo, 2013).
Produksi kopi Indonesia telah mencapai 600.000 ton pertahun dan lebih dari
80% berasal dari perkebunan rakyat. Devisa yang diperoleh dari ekspor kopi
dapat mencapai ± US $ 824,02 juta (2009), dengan melibatkan ± 1,97 juta
KK yang menghidupi 5 juta jiwa keluarga petani. (Dirjen Perkebunan, 2011).

Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi kopi yang ada di
Indonesia. Sentra produksi kopi di Provinsi Lampung terdapat di Kabupaten
Lampung Barat dengan luas areal 59.629 hektar dan produksi 61.215 ton
pada tahun 2012 (Disbun Provinsi Lampung, 2013). Cukup melimpahnya
sumberdaya domestik di wilayah ini didukung dengan jaringan pemasaran
yang luas diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan agribisnis kopi di
Provinsi Lampung. Produksi tanaman perkebunan rakyat menurut
kabupaten/kota di Provinsi Lampung dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 1. Produksi tanaman perkebunan rakyat menurut kabupaten/kota


di Provinsi Lampung
No Kota/Kabupate Luas Areal Produksi (Ton)
n (Ha)
1 Lampung Barat 59.629 61.215
2 Tanggamus 44.883 36.763
2

3 Lampung Selatan 1.392 924


4 Lampung Timur 1.085 625
5 Lampung Tengah 1.590 875
6 Lampung Utara 16.240 12.201
7 Way Kanan 22.371 19.307
8 Tulang Bawang 94 38
9 Pesawaran 5.149 4.120
10 Pringsewu 9.063 8.579
11 Mesuji 404 276
12 Tulang Bawang 125 75
Barat
13 Bandar Lampung 222 11
14 Kota Metro - -

Provinsi 162.247 145.009


Lampung
Sumber: Dinas Perkebunan, 2013

Tabel diatas menunjukan bahwa Kabupaten Lampung Barat merupakan


sentra produksi kopi di Provinsi Lampung dengan jumlah produksi kopi
61.215 ton. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Lampung mempunyai
potensi untuk mengembangkan agroindustri kopi karena didukung dengan
adanya ketersediaan bahan baku biji kopi. Cukup melimpahnya sumberdaya
domestik di wilayah ini didukung dengan jaringan pemasaran yang luas
diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan agribisnis kopi di Provinsi
Lampung.

Produksi kopi yang belum menunjukkan peningkatan terlalu besar tersebut


menyebabkan agroindustri sulit untuk berkembang menjadi agroindustri
yang besar. Tidak berkembangnya agroindustri tersebut disebabkan oleh
beberapa masalah yang diakui oleh beberapa pelaku agroindustri yaitu
keterbatasan modal, nilai investasi yang cukup tinggi, akses terhadap
informasi pasar dan pasar yang terbatas sehingga permintaan pasar akan
kopi yang cukup tinggi belum diimbangi dengan kontinuitas produksi kopi
sehingga permintaan pasar akan kopi menjadi fluktuatif. Pasokan bahan
baku yang juga menjadi kendala bagi pengusaha. Jika bahan baku tidak
tersedia maka otomatis proses produksi kopi akan terhenti.
3

Permasalahanpermasalahan tersebut menyebabkan agroindustri kopi


menjadi terhambat pengembangannya.

Analisa kelayakan usaha penting bagi agroindustri atau perusahaan untuk


mengetahui tingkat kelayakan usaha yang dijalnkannya selain itu
perusahaan juga mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tingkat
kelayakan usaha yang dijalankan. Setelah diketahui tingkat kelayakan
usaha, akan dilanjutkan dengan analisa startegi pengembangan usaha
agroindustri, analisa tersebut nantinya akan menghasilkan strategi yang
berguna bagi perusahaan untuk pengembangan usaha. Maka penelitian ini
ditujukan untuk menganalisis kelayakan finansial dan sensitivitas serta
analisis strategi pengembangan Agroindustri Kopi oleh Dr. Coffee sehingga
perusahaan mampu mengetahui kelayakan dari usaha yang dijalankan serta
strategi pengembangan yang tepat untuk usahanya sehingga nantinya dapat
meningkatkan produksi dari Kopi oleh Dr. Coffee serta tujuan utama dari
perusahan mampu tercapai dengan baik.

B. Tujuan

Tujuan dari dilakukannya turun lapang ini sebagai berikut:


1. Menganalisis kelayakan finansial usaha Dr. Coffee di Jl. Pagar Alam No.
44, Kedaton, Kota Bandar Lampung,.
2. Menganalisis sensitivitas usaha Dr. Coffee di Jl. Pagar Alam No. 44,
Kedaton, Kota Bandar Lampung,.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Cara Usaha Kopi

1. Konsep Agroindustri Kopi

Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisah
antara satu kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi,
pengolahan hasil, pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian (Soekartawi, 2001). Agribisnis adalah suatu kesatuan
sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait erat, yaitu
subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (subsistem agribisnis
hulu), subsistem usahatani atau pertanian primer, subsistem pengolahan,
subsistem pemasaran, serta subsistem jasa dan penunjang (Badan
Agribisnis, 1995).

Tanaman kopi mempunyai sifat yang sangat khusus, karena masing-


masing jenis kopi menghendaki lingkungan yang agak berbeda. Faktor-
faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tanaman kopi yaitu:
(1) Ketinggian tempat, dimana pada ketinggian tempat sebenarnya tidak
berpengaruh langsung terhadap tanaman kopi tetapi berpengaruh terhadap
tinggi dan rendahnya suhu, (2) Faktor suhu inilah yang berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Setiap jenis kopi
menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda-beda. Misalnya
kopi robusta tumbuh optimum pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi
beberapa diantaranya juga masih tumbuh baik dan ekonomis pada
ketinggian 0–1.000 m dpl. Kopi arabika menghendaki ketinggian 500-
1.700 m dpl.
5

Kopi merupakan salah satu komoditi yang banyak dibudidayakan di


kawasan tropik di benua Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta di Asia
Pasifik (Syaiful, 2011). Selama abad ke 19, kopi menjadi komoditi penting
dalam perdagangan internasional. Bagi sebagian besar negara-negara
berkembang, komoditi kopi memegang peranan penting dalam menunjang
perekonomiannya, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai mata
pencaharian rakyat. Seiring dengan kemajuan teknologi dan gaya hidup
yang berkembang di masyarakat, kopi tidak hanya diperdagangkan dalam
bentuk biji kopi tetapi diolah menjadi kopi bubuk yang lebih bernilai
ekonomis.

Apriande (2009) menjelaskan bahwa kopi bukan saja diperdagangkan


dalam bentuk tradisional green Coffee (biji kopi mentah), namun juga
dalam bentuk olahan setengah jadi dan bahan jadi siap pakai, diantaranya :
(1) kopi rendangan (roasted Coffee); (2) kopi bubuk (powder Coffee), hasil
kopi rendangan yang telah digiling; (3) kopi ekstrak atau kopi cair (liquid
Coffee), yaitu kopi bubuk yang telah diolah dengan zat cair; (4) kopi instan
yaitu kopi ekstrak yang diambil sarinya dengan jalan penguapan
kandungan airnya; (5) kopi celup (Coffee bags), yaitu kopi yang tak
ubahnya seperti teh celup (Spillane). Kopi bubuk biasa merupakan hasil
penggilingan biji kopi yang telah disangrai serta dibedakan menjadi corse
(bubuk kasar), medium (bubuk sedang), dan fine (bubuk halus).

Tanaman kopi jenis robusta memiliki adaptasi yang lebih baik


dibandingkan dengan kopi jenis arabika. Areal perkebunan kopi jenis kopi
robusta di Indonesia relatif luas. Pasalnya, kopi jenis robusta di Indonesia
relatif luas. Pasalnya, kopi jenis robusta dapat tumbuh diketinggian yang
lebih rendah dibandingkan dengan lokasi perkebunan arabika. Kopi jenis
robusta yang asli sudah hampir hilang. Saat ini, beberapa jenis robusta
sudah tercampur menjadi klon hibrida. Produksi jenis kopi robusta secara
umum dapat mencapai 800 – 2.000kg/Ha/tahun (Panggabean, 2011).
6

2. Pengolahan Kopi Bubuk

Pembuatan kopi bubuk biasanya di bagi dalam dua tahap, yaitu tahap
perenangan dan tahap penggilingan:

a) Perendangan (penyangraian)

Perendangan atau penyangraian adalah proses pemanasan kopi beras


pada suhu 200 – 2500 C. Pada proses perendangan, kopi juga
mengalami perubahan warna dari hijau atau cokelat hijau menjadi
cokelat kayu manis, kemudian menjadi hitam dengan permukaan
berminyak. Bila kopi sudah berubah menjadi warna kehitaman dan
mudah pecak (retak) maka penyangraian segera dihentikan. Selanjutnya
kopi segera diangkat dan didinginkan. Peredangan kopi oleh pedagang
atau pabrik dilakukan secara tertutup dengan mesin yang harganya
cukup mahal seperti batch roaster sehingga sering tidak terjangkau oleh
industry kecil yang modalnya terbatas (Najiyati dkk, 2008).

b) Penggilingan (Penumbukan)

Penggilingan adalah proses pemecahan butir – butir biji kopi yang telah
direndang untuk mendapatkan kopi bubuk berukuran maksimum 75
mesh. Ukuran butir – butir (partikel – partikel) bubuk kopi berpengaruh
terhadap rasa dan aroma kopi. Secara umum, semakin kecil ukurannya
maka rasa dan aromanya semakin baik. Hal ini dikarenakan semakin
besar bahan yang terdapat di dalam kopi dapat larut di dalam air ketika
diseduh.

Penggilingan oleh industry kecil atau pabrik menggunakan mesin


giling. Mesin ini biasanya sudah dilengkapi alat pengatur ukuran
partikel kopi sehingga secara otomatis bubuk kopi yang keluar
7

berukuran seperti yang diinginkan dan tidak perlu disaring lagi


(Najiyati dkk, 2008).

c) Penyimpanan

Kopi yang sudah direndang dan digiling mudah sekali mengalami


perubahan, misalnya perubahan aroma, kadar air, dan ketengikan. Kopi
bubuk disimpan di tempat terbuka akan kehilangan aroma dan berbau
tengik selama 2 – 3 minggu. Kehilangan aroma ini disebabkan oleh
menguapnya zat caffeol yang beraroma khas kopi. Sementara
ketengikan disebabkan oleh reaksi antara lemak yang terdapat dalam
kopi dengan oksigen di udara. Untuk menghindari penurunan mutu kopi
yang telah direndang selama penyimpanan, sebaiknya kopi disimpan
sebelum digiling. Kopi yang sudah digiling sebaiknya segera disimpan
dan dipak dengan lapisan kedap udara (misalnya plastic atau aluminium
foil). Di pabrik modern, bisanya kopi bubuk dikemas dalam kemasan
atau kaleng hampa udara sehingga kopi tahan disimpan (Najiyati dkk,
2008).

B. Analisis Finansial

Kelayakan suatu usaha akan menentukan keputusan dalam melanjutkan usaha.


Kelayakan usaha merupakan kondisi usaha yang dapat memberikan manfaat
secara finansial dan sosial benefit. Analisis finansial adalah analisis usaha dalam
menilai manfaat finansial dari sudut pandang pemilik. Analisis finansial melihat
segi cash-flow dari suatu usaha, yaitu perbandingan antara hasil penerimaan
dengan total biaya yang dinyatakan dalam nilai sekarang untuk mengetahui
kriteria keuntungan suatu usaha. Hasil finansial sering juga disebut private
returns. Menurut Kadariah (2001), terdapat beberapa metode yang biasa
dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi,
yaitu metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback
Period (PP), Gross B/C, dan Net B/C.
8

1. Net Present Value (NPV)

Menurut Sutojo (2002), Net Present Value merupakan selisih antara nilai
saat ini (present value) dari seluruh net cash flow tahunan yang akan
diterima investor selama umur ekonomis proyek dengan nilai (anggaran)
investasi proyek. Secara matematis NPV dapat dirumuskan sebagai
(Sutojo, 2002) :

…………………………………………………(1)

Keterangan :
Bt: penerimaan pada tahun ke-I t : tahun ke
Ct:biaya pada tahun ke-I n : lama usaha
i : suku bunga (%)

Kriteria pada pengukuran ini adalah :


(a) Jika NPV > 0, maka kegiatan usaha layak dan menguntungkan.
(b) Jika NPV < 0, maka kegiatan usaha tidak layak dan merugi.
(c) Jika NPV = 0, maka kegiatan usaha dalam keadaan titik impas.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Halim (2012), Internal Rate of Return (IRR) merupakan


besarnya tingkat diskonto atau tingkat bunga atau tingkat kembalian
yang akan menjadikan NPV sama dengan nol. Secara matematis IRR
dapat dirumuskan sebagai (Halim, 2012):

…………………………(2)
Keterangan :
IRR : Internal Rate of Return i1 : compound factor, jika
NPV > 0
9

NPV1: present value positif i2 .: compound factor, jika NPV < 0


NPV2: present value negative

Kriteria pada pengukuran ini adalah :


a) Jika IRR >suku bunga, maka kegiatan usaha layak dan
menguntungkan.
b) Jika IRR < suku bunga, maka kegiatan usaha tidak layak dan
merugi.
c) Jika IRR = suku bunga, maka kegiatan usaha dalam keadaan titik
impas.

3. Payback Period (PP)

Menurut Sanusi (2000), Payback Period merupakan penilaian investasi


yang digunakan untuk menganalisis lamanya waktu pengembalian dari
investasi usaha. Secara matematis Payback Period dapat dirumuskan
sebagai berikut:
…………………………………………………………..(3)

Keterangan :
PP : Payback Period
N : tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa
menutupi investasi mula-mula
a : jumlah investasi mula-mula
b : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c : jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Kriteria pada pengukuran ini adalah :


a) Jika Payback Period lebih pendek dari umur ekonomis usaha, maka
proyek tersebut layak dan menguntungkan.
b) Jika Payback Period lebih lama dari umur ekonomis usaha, maka
proyek tersebut tidak layak dan merugi.
10

4. Net B/C

Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah
didiscount factor positif dengan net benefit yang telah didiscount negatif.
Ada beberapa kriteria dari Net B/C ratio yaitu

Net B/C = ………………………………..(4)

Keterangan :
a) Jika Net B/C > 1, maka kegiatan usaha layak untuk dilaksanakan
b) Jika Net B/C < 1, maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan
c) Jika Net B/C = 1, maka kegiatan usaha dalam keadaan break event
Point

5. Gross Benefit Cost Ratio

Gross Benefit Cost Ratio atau Gross B/C merupakan perbandingan antara
jumlah present value dari benefit kotor dengan jumlah present value dari
biaya kotor. BCR juga memilliki beberapa kriteria yaitu:

Gross B/C = ……………………………………….(5)

Keterangan :
a) Jika Gross B/C > 1, maka kegiatan usaha layak untuk dilaksanakan
b) Jika Gross B/C < 1, maka kegiatan usaha tidak layak untuk
dilaksanakan
c) Jika Gross B/C = 1, maka kegiatan usaha dalam keadaan break event
point
11

C. Analisis Sensitivitas

Menurut Umar (2007), analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk


dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang
berubah-ubah. Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan
untuk mengetahui apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika
ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya
atau benefit. Analisis sensitivitas akan memberikan gambaran sejauh mana
suatu keputusan akan konsisten meskipun terjadi perubahan pada faktor-
faktor atau parameter yang mempengaruhinya. Parameter yang biasanya
berubah dan perubahannya dapat mempengaruhi keputusan adalah harga,
kenaikan biaya, keterlambatan pelaksanaan, dan ketidaktepatan dalam
perkiraan hasil produksi.

Menurut Gittinger dan Hans (1993), perubahan kriteria investasi dapat


terjadi akibat adanya perubahan harga output, keterlambatan pelaksanaan,
kenaikan biaya, dan jumlah produksi.
1. Harga output, apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan
yang terjadi.
2. Keterlambatan pelaksanaan, hal ini dapat terjadi akibat keterlambatan
inovasi, pemesanan dan penerimaan teknologi.
3. Kenaikan biaya input, pada umumnya suatu proyek sangat sensitive
terhadap perubahan biaya, terutama biaya input produksi.
4. Hasil produksi, penurunan hasil produksi dapat terjadi akibat
gangguan hama dan musim atau terjadi kesalahan penaksiran hasil
produksi.

Secara matematis laju kepekaan dapat dirumuskan sebagai :

Laju Kepekaan = ……………………(6)


12

Keterangan :
Xi : NPV/IRR/PP setelah perubahan
Xo : NPV/IRR/PP sebelum perubahan
X : rata-rata perubahan NPV/IRR/PP
Yi : biaya produksi/harga jual setelah perubahan
Yo : biaya produksi/harga jual sebelum perubahan
Y : rata-rata perubahan biaya produksi/harga jual

Kriteria laju kepekaan:


1. Jika laju kepekaan lebih dari satu, maka usaha sensitif terhadap
perubahan.
2. Jika laju kepekaan kurang dari satu, maka usaha tidak sensitif
terhadap perubahan.
III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Turun Lapang

Pada tugas perencanaan dan evaluasi proyek ini dilakukan turun lapang di
agroindustri kopi yang bernama Dr. Coffee yang beralamatkan di Jl. Pagar
Alam No.44, Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung. Dr Coffee berada
pada kawasan sentra industri keripik yang biasa disebut gang PU. Lokasi
sekitar Dr. Coffee merupakan kawasan perkotaan yang cukup ramai dilalui
oleh orang sehingga lokasi cocok untuk dijadikan tempat usaha.

B. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus (case
study). Case Study adalah bentuk penilitian yang mendalam tentang suatu
aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalammnya. Case study dapat
dilakukan terhadap seseorang individu, kelompok individu, segolongan
manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial (Menurut Nasution,
2008).

Data yang dianalisis merupakan data kulaitatif yang didapat dari hasil
observasi atau turun lapang pada agroindustri yang diamati. Observasi dalah
penelitian empiris yang juga dikenal dengan penelitian lapangan. Peneliti
menggambarkan secara detail dan mendalam tentang suatu keadaan atau
fenomena dari objek penelitian yang diteliti dengan cara mengembangkan
konsep serta menghimpun kenyataan yang ada.Dengan demikian peneliti
turun langsung ke lapangan guna meneliti secara langsung objek penelitian
untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk
14

memperoleh data berupa informasi mengenai agroindustri Coffee yang


ditujukan untuk analisis usaha secara financial maupun sensitifitas.
IV. GAMBARAN UMUM

A. Aspek Geografi

1. Karakteristik Wilayah

Berikut adalah data yang menunjukkan luas dan wilayah administrasi


Kota Bandar Lampung:

Table 2. Wilayah administrasi kota bandar lampung


No. Kecamatan Luas Wilayah (ha)
1. Kedaton 457
2. Sukarame 1.475
3. Tanjung Karang Barat 1.064
4. Panjang 1.415
5. Tanjung Karang Timur 269
6. Tanjung Karang Pusat 405
7. Teluk Betung Selatan 402
8. Teluk Betung Barat 1.102
9. Teluk Betung Utara 425
10. Rajabasa 636
11. Tanjung Senang 1.780
12. Sukabumi 2.821
13. Kemiling 2.505
14. Labuhan Ratu 864
15. Way Halim 535
16. Langkapura 736
17. Enggal 349
18. Kedamaian 875
19. Teluk Betung Timur 1.142
20. Bumi Waras 465
Jumlah 19.722
Sumber: Perda Nomor 12 Tahun 2012

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang


memiliki luas wilayah daratan ± 19.722 Ha (197,22 Km2), dengan
panjang garis pantai sepanjang 27,01 Km, dan luas perairan kurang lebih
± 39,82 Km2 yang terdiri atas Pulau Kubur dan Pulau Pasaran. Secara
16

administratif Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 Kecamatan dan 126


Kelurahan.

Secara administratif Kota Bandar Lampung berbatasan langsung dengan


beberapa wilayah Kabupaten yang ada di Provinsi Lampung, antara lain:
1. Kecamatan Natar (Kabupaten Lampung Selatan) di sebelah Utara.
2. Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran) dan Katibung
(Kabupaten Lampung Selatan) serta Teluk Lampung di sebelah
Selatan.
3. Kecamatan Gedong Tataan dan Kecamatan Padang Cermin
(Kabupaten Pesawaran) di sebelah Barat.
4. Kecamatan Tanjung Bintang (Kabupaten Lampung Selatan) di sebelah
Timur.

2. Topografi

Kondisi topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari


dataran pantai sampai kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan
ketinggian permukaan antara 0 sampai 500 meter, dengan topografi
perbukitan hinggga bergunung membentang dari arah Barat ke Timur
dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung di sebelah Barat dan
Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di sebelah Timur.
Kondisi Topografi tiap-tiap wilayah yang ada di Kota Bandar Lampung
dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Wilayah pantai terdapat di sekitar
Teluk Betung dan Panjang dan pulau di Bagian Selatan b) Wilayah
landai/dataran terdapat di sekitar Kedaton dan Sukarame di Bagian Utara.
c) Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Teluk Betung Bagian Utara d)
Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat di sekitar Tanjung
Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadanaham, dan
Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di Bagian Timur.

3. Iklim
17

Menurut Schmidt dan Fergusson (1951), klasifikasi iklim di Kota Bandar


Lampung adalah Kategori tipe A; sedangkan menurut zone agroklimat
Oldeman (1978), tergolong Zone D3, yang berarti lembab sepanjang
tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257–2.454 mm/tahun. Jumlah hari
hujan 76166 hari/tahun. Kelembaban udara berkisar 60-85 persen, dan
suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan
arah dominan dari Barat (November-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur
(Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober). Berikut adalah data
kondisi iklim di Kota Bandar Lampung :

Table 3. Kondisi iklim kota bandar lampung


Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Thn
Rata-rata 29 30 31 31 31 31 30 30 30 31 31 30 30
tertinggi °C (-84) (-86) (-88) (-88) (-88) (-88) (-86 (-86) (-86 (-88) (-88) (-86) (-86)
(°F)
Rata-rata 22 21 22 22 21 21 21 21 21 21 22 22 21
terendah °C (-72) (-70) (-72) (-72) (-70) (-70) (-70) (-70) (-70) (-70) (-72) (-72) (-70)
(°F)
Presipitasi mm 285 319 301 171 128 122 89 64 82 144 111 304 2.119
(inci) 11.22 12.56 11.85 6.73 5.04 4.8 3.5 2.52 3.23 5.67 4.37 11.97 83.43

Sumber: http://www.weatherbase.com/weather/weather.php3?s=
962950&refer=& cityname=Branti-Jawa-Timur-
Indonesia&units=

4. Curah dan Hari Hujan

Pada tahun 2014 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan
Desember, yaitu 250,6 mm, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan
Januari yaitu hanya 3 mm. Berdasarkan data tersebut, dalam kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir, curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada tahun
2014, yaitu mencapai 250,6 mm. Tingginya rata-rata curah hujan pada
tahun 2014 berimplikasi pada meningkatnya volume air sungai sehingga
pada akhir tahun 2014 terjadi banjir cukup besar di Kota Bandar
Lampung. Berdasarkan rerata curah hujan mengindikasikan bahwa bulan
basah di Kota Bandar Lampung tahun 2014 terjadi hampir sepanjang
tahun.
18

5. Temperatur

Kota Bandar Lampung termasuk beriklim tropis basah yang mendapat


pengaruh dari angin musim (Monsoon Asia). Data Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika Provinsi Lampung menunjukan temperatur
Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu lima tahun terakhir berada
pada kisaran 250C – 280C dengan suhu rata-rata pertahun 26,30C.
Temperatur udara di Kota Bandar Lampung sepanjang tahun relatif stabil
dan tidak pernah menunjukan perubahan yang ekstrim. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di Kota Bandar Lampung
masih cukup baik.

B. Aspek Demografi

Berikut adalah data yang menunjukkan persebaran penduduk Kota Bandar


Lampung berdasarkan jenis kelamin Tahun 2011-2015:

Table 4. Penduduk dirinci menurut jenis kelamin


Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
2011 450802 440572 891374 102
2012 456620 446265 902885 102
2013 475039 467000 942039 102
2014 493411 485876 979087 102
2015 601604 566092 1167696 106
Sumber: Disdukcapil Kota Bandar Lampung, 2016

Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada Tahun 2015 adalah sebesar
1.167.698 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk Laki-laki sebesar 601.604
jiwa, dan penduduk perempuan sebesar566.092 jiwa, dengan sex ratio
sebesar 106.Pada Tahun 2014, Penduduk Kota Bandar Lampung berjumlah
979.087 jiwa dengan sex ratio 102, yang berarti jumlah penduduk laki-laki
19

lebih banyak daripada penduduk perempuan. Terjadi peningkatan jumlah


penduduk dari tahun 2013 sebesar 942 039 jiwa.
V. PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Nama usaha : DR.Coffee


Nama pemilik : Muhammad Al Ghazali Qurtubi
Alamat : Jalan Z.A pagar alam kelurahan kedaton Kecamatan
kedaton ,Bandar Lampung
No.Telpon : 0811-7861-595

Muhammad Al-Ghazali Qurtubi atau yang biasa disapa Ali adalah seorang
pengusaha kopi yang membuka usahanya di jalan Z.A pagar alam kelurahan
kedaton Kecamatan kedaton ,Bandar Lampung. Pria kelahiran Bengkulu 8 juli
1988 ini merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara anak dari pasangan bapak
Santunan effendi dan ibu bariah. Ia memiliki seorang istri bernama yustinia
dan dikaruniai 2 orang anak yaitu kemas dan caesar.

B. Keadaan Umum Perusahaan

Dr. Coffee merupakan agroindustri atau usaha yang dimiliki oleh Muhammad
Al Ghazali Qurtubi yang berada di Jalan Z.A pagar alam kelurahan kedaton
Kecamatan kedaton ,Bandar Lampung. Muhammad Al Ghazali Qurtubi biasa
dipanggil Ali membangun usaha ini sejak ia duduk dibangku kuliah pada akhir
perkuliahannya yaitu sekitar tahun 2013. Awal mula perusahaan ini dibangun
yaitu ketika Ali dan rekan kuliahnyamelakukan penelitian tentang kopi di
daerah Liwa, Lampung Barat. Beliau melihat para petani kopi yang
memasarkan kopi dengan kemasan plastik yang dipasarkan di luar daerah
liwa. Beliau menjadikan hal tersebut sebagai peluang untuk membuka usaha.
Akhirnya beliau menjajakan kopi yang beliau bawa kepada teman-temannya,
21

hal itu mendapat tanggapan positif dari teman-temannya. Kemudian beliau


berfikiran untuk membuka kedai kopi di sekitaran kampus (Unila).

Beliau memilih nama Dr Coffee karena kata doktor adalah level tertinggi
dalam pendidikan serta ahli dibidangnya dengan harapan doktor Coffee bisa
ahli dalam meracik kopi.Dengan harapan Dr Coffee bisa menjadi ahlinya kopi
khususnya dalam seduhannya karena Dr Coffee angkat 6 kopi robusta dari
daerah di Lampung yaitu dari Pagar Dewa, Lampung Barat, Sumber Jaya,
Lampung Barat, Fajar Bulan, Lampung Barat, Air Hitam, Ulu Belu,
Tanggamus dan Liwa.

Dr. Coffee tidak hanya menjual kopi siap saji namun juga menjual kopi bubuk
dan kopi biji yang diolah sendiri mulai dari proses roasting hingga
pengilingan. Dr. Coffee sempat mengalami perpindahan toko dari sekitaran
kampus Unila pindah ke Jl. Z.A pagar alam kelurahan kedaton Kecamatan
kedaton ,Bandar Lampung. Perpindahan toko ini disebabkan karena mahalnya
sewa gedung pada tempat sebelumnya. Pada lokasi usaha kali ini akses jalan
menuju tempat usaha sanagt lancar, lokasi usaha berada pada pemukiman
perkotaan yang sering dilalui oleh warga. Lokasi usaha berada pada kawasan
sentra ukm keripik atau biasa disebut gang PU.

Kedai Dr. Coffee memiliki ruang yang cukup luas untuk para konsumen.
Proses produksi juga dilakukan di kedai tersebut. Jadi para konsumen juga
bisa menyaksikan bagaimana proses produksi berlangsung. Kedai Coffee
menyediakan kopi kemasan yang masih berbentuk biji ataupun bubuk,
menyediakan kopi siap saji dan kopi siap saji dalam kemasan botol. Dr. Coffee
menyediakan berbagai kopi seperti kopi arabica, robusta, luwak dan berbagai
macam kopi lainnya. Dr. Coffee ramai dikunjungi oleh pecinta kopi tanpa gula
karena menurut mereka kenikmatan kopi terdapat pada rasa pahit yang dapat
dinikmatinya
22

C. Proses Produksi di Dr. Coffee

Pada proses produksi kopi, Dr. Coffee mengambil dari petani kopi dalam
keadaan kopi siap giling. Jadi terjadi dua tahap proses produksi yaitu pada
Petani dan Dr. Coffee.Berikut adalah penjelasan dari proses produksi kopi
tersebut :

1. Proses Pada Petani Kopi

Pada petani kopi dilakukan beberapa proses sampai kopi dijual kepada
pihak Dr.Coffee. Berikut merupakann tahapan proses usahatani kopi yang
dilakukan oleh petani kopi :

a) Pengolahan dengan proses basah

Berikut tahapan untuk mengolah kopi dengan proses basah.

Gambar 1. Tahap pengolahan dengan proses basah

Biaya produksi proses basah lebih mahal dibanding proses kering.


Proses basah sering dipakai untuk mengolah kopi arabika. Alasannya,
karena kopi jenis ini dihargai cukup tinggi. Sehingga biaya pengolahan
yang dikeluarkan masih sebanding dengan harga yang akan diterima.
23

1) Sortasi buah kopi

Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan sortasi. Pisahkan buah


dari kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan pula buah
yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau.
Pemisahan buah yang mulus dan berwarna merah (buah superior)
dengan buah inferior berguna untuk membedakan kualitas biji kopi
yang dihasilkan.

2) Pengupasan kulit buah

Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan bantuan mesin pengupas.


Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual dan
bertenaga mesin. Selama pengupasan, alirkan air secara terus
menerus kedalam mesin pengupas.
Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit buah agar
mudah terlepas dari bijinya. Hasil dari proses pengupasan kulit buah
adalah biji yang masih memiliki kulit tanduk, atau disebut juga biji
kopi HS.

3) Fermentasi biji kopi HS

Lakukan fermentasi terhadap biji yang telah dikupas. Terdapat dua


cara, pertama dengan merendam biji dalam air bersih. Kedua,
menumpuk biji basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian
atasnya ditutup dengan karung goni yang harus selalu dibasahi.
Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis berkisar antara 12-
36 jam. Proses fermentasi juga bisa diamati dari lapisan lendir yang
menyelimuti biji. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi
bisa dikatakan selesai. Setelah difermentasi cuci kembali biji
24

dengan air. Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih
menempel pada biji.

4) Pengeringan biji kopi HS

Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil fermentasi dikeringkan.


Proses pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan mesin
pengering. Untuk penjemuran, tebarkan biji kopi HS di atas lantai
jemur secara merata. Ketebalan tumpukan biji sebaiknya tidak lebih
dari 4 cm. Balik biji secara teratur terutama ketika masih dalam
keadaan basah.

Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan menghasilkan biji


kopi dengan kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air yang
diinginkan dalam proses ini adalah 12%. Kadar air tersebut
merupakan kadar air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan
stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan serangan jamur.
Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang diinginkan
lakukan penjemuran lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak
lama mengingat sebelumnya biji kopi sudah direndam dan
difermentasi dalam air. Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan
dengan bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai 12%.
Langkah ini akan lebih menghemat waktu dan tenaga.

5) Pengupasan kulit tanduk

Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%, kupas kulit tanduk
yang menyelimuti biji. Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan
bantuan mesin pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin untuk
mengurangi resiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada
tahap ini disebut biji kopi beras (green bean).
25

6) Sortasi akhir biji kopi

Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan sortasi akhir. Tujuannya


untuk memisahkan kotoran dan biji pecah. Selanjutnya, biji kopi
dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan.

b) Pengolahan dengan proses kering

Proses kering lebih sering digunakan untuk mengolah biji kopi robusta.
Pertimbangannya, karena robusta tidak semahal arabika. Peralatan yang
diperlukan untuk pengolahan proses kering lebih sederhana dan beban
kerja lebih sedikit, sehingga bisa menghemat biaya produksi. Berikut
tahapan untuk mengolah biji kopi dengan proses kering.

Gambar 2. Tahap pengolahan dengan proses kering

1) Sortasi buah kopi


26

Tidak berbeda dengan proses basah, segera lakukan sortasi begitu


selesai panen. Pisahkan buah superior dengan buah inferior sebagai
penanda kualitas.

2) Pengeringan buah kopi

Jemur buah kopi yang telah disortasi di atas lantai penjemuran secara
merata. Ketebalan kopi yang dijemur hendaknya tidak lebih dari 4
cm. Lakukan pembalikan minimal 2 kali dalam satu hari. Proses
penjemuran biasanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu dan akan
menghasilkan buah kopi kering dengan kadar air 15%. Bila kadar air
masih tinggi lakukan penjemuran ulang hingga mencapai kadar air
yang diinginkan.

3) Pengupasan kulit buah dan kulit tanduk

Buah kopi yang telah dikeringkan siap untuk dikupas kulit buah dan
kulit tanduknya. Usahakan kadar air buah kopi berada pada kisaran
15%. Karena, apabila lebih akan sulit dikupas, sedangkan bila
kurang beresiko pecah biji. Pengupasan bisa dilakukan dengan cara
ditumbuk atau menggunakan mesin huller. Kelemahan cara
ditumbuk adalah prosentase biji pecah tinggi, dengan mesin resiko
tersebut lebih rendah.

4) Sortasi dan pengeringan biji kopi

Setelah buah kopi dikupas, lakukan sortasi untuk memisahkan


produk yang diinginkan dengan sisa kulit buah, kulit tanduk, biji
pecah dan kotoran lainnya. Biji kopi akan stabil bila kadar airnya
12%.
Bila belum mencapai 12% lakukan pengeringan lanjutan. Bisa
dengan penjemuran atau dengan bantuan mesin pengering. Apabila
27

kadar air lebih dari angka tersebut, biji akan mudah terserang jamur.
Apabila kurang, biji kopi mudah menyerap air dari udara yang bisa
mengubah aroma dan rasa kopi. Setelah mencapai kadar air
kesetimbangan, biji kopi tersebut sudah bisa dikemas dan disimpan.

2. Proses Produksi Pada Dr. Coffee


Pada proses produksi yang dilakukan oleh Dr. Coffee yaitu sebagai
berikut :

Gambar 3. Tahapan proses produksi pada Dr. Coffee

a) Roasting

Roasting merupakan salah satu proses penting yang akan


mempengaruhhi kualitas aroma dan rasa dari kopi. Bahkan secara
persentase, proses roasting memiliki pengaruh hingga 30% dalam
sumbangan aroma dan rasa. Angka tersebut didapat dari asumsi 55%
pembentukan aroma dan rasa pada kopi terdapat di “kebun” (kondisi
iklim, ketinggian tanam, varietas kopi, proses paska panen dll) dan 15%
dari proses Coffee brewing. Pada tahap roasting terdapat 3 roast profile,
yaitu Light roast, Medium roast dan Dark roast.

Dr. Coffee sebagai salah satu Coffee shop yang peduli terhadap kualitas
biji kopi pun memilih untuk me-roasting biji kopi pada level light roast
(slow bar/filter Coffee) dan light to medium/medium roast (espresso
based) agar cita rasa dan aroma dari kopi-kopi Indonesia dapat dengan
28

leluasa di-highlight dan dieksplorasi oleh penikmat kopi yang


berkunjung ke Tanamera Coffee.

b) Penggilingaan

Pada Dr. Coffee penggilingan dilakukan jika terdapat orderan kopi


bubuk. Kehalusan bubuk dapat disesuaikan dengan keinginan
konsumen. Pada kopi siap saji biji kopi digiling menggunakan mesin
yang kecil. Biji kopi baru akan digiling jika terdapat pesanan oleh
konsumen yang datang ke kedai.

c) Pengemasan

Kopi pada Dr. Coffee dikemas di dalam kemasan alumunium agar


dapat mempertahankan rasa dan aroma lebih lama. Dr. Coffee juga
menyediakan kopi biji untuk konsumen yang ingin mengolah sendiri,
tersedia juga kopi bubuk dan kopi siap minum yangdikemas dalam
botol.

d) Pemasaran

Sebagai salah satu UKM di Lampung Dr. Coffee mendapat dukungan


penuh dari pemerintah daerah Lampung. Bahkan Dr. Coffee telah
membuka cabang di Krui, Lampung Barat dengan dukungan
pemerintah setempat. Yang bertujuan untuk lebih meningkatkan
produksi kopi Lampung baik kepada turis domestik maupun
internasional.
29

D. Biaya pada Usaha Dr. Coffee Cafe

Biaya dalam usaha Dr. Coffee Cafe merupakan pengeluaran yang dilakukan
oleh pengusaha dalam mengelola usaha dan sumberdaya yang dimiliki untuk
mencapai usaha yang efisien. Biaya dalam usaha Dr. Coffee Cafe terdiri dari
biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dan biaya operasional
yang dikeluarkan dalam usaha Dr. Coffee Cafe adalah :

1. Biaya Investasi

Biaya investasi dan peralatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk


keperluan investasi dan peralatan sebelum usaha ini berjalan, dalam
penelitian ini biaya dikeluarkan bersamaan dengan dimulainya usaha Dr.
Coffee Cafe. Komponen yang terdapat pada biaya investasi dan peralatan,
yaitu jenis investasi dan peralatan, harga satuan, biaya investasi dan
peralatan, dan umur ekonomis. Berikut adalah biaya investasi peralatan
usaha cafe milik Bapak M. Al-Ghazali Qurtubi selama kurun waktu lima
tahun terakhir.

Table 5. Biaya investasi Dr. Coffee Cafe selama 5


tahun terakhir
Keterangan Jumlah Harga Jumlah Umur
Unit Biaya Ekonomis
Mesin Sangrai 1 30.000.000 30.000.000 8
Mesin Giling 4 500.000 20.000.000 8
Alat Seduh 50 500.000 25.000.000 5
Furniture 1 25.000.000 25.000.000 9
Freezer 1 2.900.000 2.900.000 9
Show Case 1 2.800.000 2.800.000 7
AC 1 3200000 3.200.000 5
Kipas Angin 2 400000 400.000 5
Total Biaya 109.300.000
Sumber: Data Diolah
30

Dari data di atas diketahui bahwa biaya investasi dan peralatan yang
dikeluarkan oleh Bapak M. Al-Ghazali Qurtubi selama kurun waktu 5
tahun terakhir adalah Rp. 109.300.000. Semua investasi dan peralatan
diasumsikan adanya pembelian kembali setelah umur ekonomisnya habis.

2. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi


kebutuhan usaha Dr. Coffee Cafe selama proses produksi hingga
pemasaran. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah
produksi pengolahan kopi, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang
jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi pengolahan kopi. Biaya
variabel dan biaya tetap pada usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak M. Al-
Ghazali Qurtubi ini berasal dari modal sendiri.

a) Biaya Variabel

Biaya variabel yang dikeluarkan oleh Bapak M. Al-Ghazali Qurtubi,


yaitu biaya harga bahan baku, penyusutan bb, biaya roasting, biaya
giling, dan biaya pengepakan. Rincian biaya variabel disajikan pada
Tabel.

Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018


Harga Bahan
Baku/Kg 315.000.000 342.000.000 355.500.000 382.500.000 405.000.000
Penyusutan
BB/Kg 63.000.000 68.400.000 71.100.000 76.500.000 81.000.000
Biaya
Roasting/Kg 50.400.000 54.720.000 56.880.000 61.200.000 64.800.000
Biaya Giling/Kg 13.440.000 14.592.000 15.168.000 16.320.000 17.280.000
Biaya
Pengepakan/Kg 50.400.000 54.720.000 56.880.000 61.200.000 64.800.000
Total Biaya 492.240.000 534.432.000 555.528.000 597.720.000 632.880.000
31

Table 6. Biaya variabel yang dikeluarkan untuk usaha Dr. Coffee


Cafe dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Sumber: Data Diolah
Biaya variabel usaha Dr. Coffee Cafe merupakan penjumlahan biaya
input variabel yang diperoleh dari hasil perkalian antara biaya produksi
kopi/ Kg dengan jumlah input variabel yang digunakan per tahun
sehingga di peroleh total biaya variabel untuk setiap tahunnya.

Hasil perhitungan total biaya variabel yang dikeluarkan oleh Bapak Ali
selama usahanya berlangsung dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu
pada tahun 2014 sebesar Rp.492.240.000, pada tahun 2015 sebesar
Rp.534.432.000, pada tahun 2016 sebesar Rp.555.528.000, pada tahun
2017 sebesar Rp.597.720.000, dan pada tahun 2018 sebesar
Rp.632.880.000. Biaya variabel terbesar yang dikeluarkan oleh Bapak
Ali selama melakukan usaha ini adalah biaya pembelian bahan baku
yaitu kopi mentah dari para petani kopi.

b) Biaya Tetap

Biaya tetap yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya sewa
gedung dan gaji karyawan. Total biaya tetap yang dikeluarkan oleh
usaha Dr. Coffee Cafe disajikan pada Tabel

Table 7. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha Dr. Coffee Cafe
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018
Sewa
Gedung 40.000.000 40.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
Gaji
Karyawan 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000
Total Biaya 124.000.000 124.000.000 109.000.000 109.000.000 109.000.000
Sumber: Data Diolah
32

Biaya tetap usaha Dr. Coffee Cafe merupakan penjumlahan biaya input
tetap yang diperoleh dari hasil perkalian antara Biaya satuan dengan
jumlah input tetap yang digunakan selama setahun tahun sehingga
diperoleh total biaya tetap untuk setiap tahunnya.

Hasil perhitungan total biaya tetap setiap tahunnya yang dikeluarkan


oleh Bapak Ali selama usaha ini berlangsung dalam 5 tahun terakhir
yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp. 124.000.000, pada tahun 2015
sebesar Rp. 124.000.000, pada tahun 2016 sebesar Rp. 109.000.000,
pada tahun 2017 sebesar Rp.109.000.000, dan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 109.000.000. Biaya tetap terbesar yang dikeluarkan oleh Bapak Ali
selama melakukan usaha ini adalah biaya pembayaran tenaga kerja
yaitu sebesar Rp.84.000.000.

E. Benefit (Penerimaan) Usaha Dr. Coffee Cafe

Penerimaan total usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali ini berasal dari
produksi kopi itu sendiri. Produksi kopi didasarkan pada tingkat permintaan
dari para konsumen. Produksi kopi ini dilakukan setiap hari dengan tingkat
produksi sebesar 10-30 kg setiap harinya bergantung pada tingkat permintaan
konsumen. Berikut adalah data penerimaan dari produksi kopi selama 5 tahun
terakhir.

Table 8. Total penerimaan usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali
Produk terjual Harga Jual/ Kg Penerimaan
Tahun
(Kg) (Rp) Bt
1 3.360 180.000 604.800.000
2 3.648 185.000 674.880.000
3 3.792 185.000 701.520.000
4 4.080 190.000 775.200.000
5 4.320 190.000 820.800.000
Total 3.577.200.000
Sumber: Data Diolah
33

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produks terjual dengan ,


dengan harga jual kopi. Penerimaan atas produksi kopi dapat diperoleh setiap
tahun. Adapun total penerimaan usaha Dr. Coffee Cafe selama 5 tahun terahir
yaitu sebesar Rp.3.577.200.000.

F. Cash Flow

Arus kas atau cash flow adalah gambaran mengenai jumlah uang yang masuk
(cash in flow) dan jumlah uang yang keluar (cash out flow). Cash in flow
merupakan aliran kas yang diakibatkan dari kegiatan transaksi yang
menciptakan keuntungan, sedangkan cash out flow merupakan aliran kas yang
terdiri dari berbagai macam transaksi yang dapat mengakibatkan beban
pengeluaran kas.

Cash in flow pada usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali diperoleh dari hasil
penjualan produk pengolahan kopi, sedangkan cash out flow pada perusahaan
ini diakibatkan oleh hasil pengeluaran biaya tenaga kerja, sewa gedung, biaya
harga bahan baku, penyusutan bb, biaya roasting, biaya giling, dan biaya
pengepakan. Berikut adalah arus kas perusahaan Dr. Coffee Cafe 5 tahun
terakhir.

Table 9. Cash flow usaha Dr. C0ffe Cafe 5 tahun


terakhir
Penerimaan Biaya Pendapatan
Tahun
Bt Ct (Net BC)
1 604.800.000 725.540.000 -120.740.000
2 674.880.000 658.432.000 16.448.000
3 701.520.000 664.528.000 36.992.000
4 775.200.000 70.620.000 68.480.000
5 820.800.000 741.880.000 78.920.000
Total 3.577.200.000 3497.100.000 80.100.000
Sumber: Data Diolah
34

Cash in flow (penerimaan) diperoleh dari jumlah produk terjual (Kg) selama
setahun dikali dengan harga jual/kg (Rp) sehingga diperoleh cash flow pada
tahun pertama sebesar Rp.604.800.000, pada tahun kedua sebesar
Rp.674.880.000, pada tahun ketiga sebesar Rp.701.520.000, pada tahun ke
empat sebesar Rp.775.200.000, dan pada tahun kelima sebesar
Rp.820.800.000.

Cash out flow (Biaya) pada usaha Dr. Coffee Cafe ini diperoleh dari
penjumlahan total biaya tetap dan total biaya variabel selama setahun.
Sedangkan pada tahun pertama total biaya juga ditambahkan dengan biaya
investasi. Adanya cash in flow dan cash out flow ini memunculkan nilai
pendapatan (Net BC). Nilai pendapatan ini diperoleh dari hasil pengurangan
antara penerimaan dan biaya.

G. Analisis Kelayakan Finansial Dr. Cofee Cafe

Kegiatan usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali ini diharapkan dapat
menguntungkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan. Penelitian ini
menganalisis kelayakan finansial usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali di Jl.
Pagar Alam No. 44, Kedaton, Kota Bandar Lampung,. Analisis finansial akan
menunjukkan kelayakan dari usaha peternakan yang dijalankan oleh Bapak
Ali itu sendiri. Analisis finansial diteliti menggunakan kriteria investasi,
yaitu Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Payback
Period (PP), Gross B/C, dan Net B/C ratio.

Tingkat suku bunga yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 persen,
sesuai kesepakatan bersama antara asisten dosen dengan praktikan.
Perhitungan analisis finansial usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali dengan
tingkat suku bunga 15 persen menggunakan metode discount factor (df) untuk
tahun ke satu sampai tahun ke 5. Berikut adalah hasil perhitungan analisis
finansial usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali.
35

Table 10. Hasil perhitungan analisis finansial usaha Dr.


Coffee Cafe milik Bapak Ali
Kriteria Hasil Keterangan
PP Tanpa Disconto 0,2658 Layak
NPV 20.318.874,7399 Layak
Gross B/C 1,0043 Layak
Net B/C -1,1935 Layak
IRR 18.7297 Layak
Sumber: Data Diolah

1. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) dilakukan untuk melihat berapa lama usaha


ternak dapat mengembalikan modal atau investasi yang telah
dikeluarkan. Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai PP usaha Dr.
Coffee Cafe milik Bapak Ali.adalah 0.2658 artinya masa pengembalian
investasi pada usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali adalah 3 bulan 5
hari. Perhitungan PP pada usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali lebih
pendek dari umur ekonomis usaha pengolahan kopi artinya skala usaha
Dr. Coffee Cafe layak untuk diusahakan dan menguntungkan.

2. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) dilakukan untuk mengetahui selisih antara


penerimaan dengan total pengeluaran selama umur ekonomis usaha
ternak. Usaha ternak dinyatakan layak atau menguntungkan jika nilai
NPV lebih dari nol. Tabel 10 memperlihatkan bahwa nilai NPV usaha
Dr. Coffee Cafe adalah Rp 20.318.874,7399. Artinya Nilai NPV yang
diperoleh dari hasil perhitungan tersebut lebih dari nol, sehingga usaha Dr.
Coffee Cafe milik Bapak Ali ini layak dan menguntungkan untuk diusahakan.

3. Gross B/C
36

Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit dengan
Present Value Cost. Tabel 10 memperlihatkan bahwa nilai Gross B/C usaha Dr.
Coffee Cafe milik Bapak Ali adalah 1,0043. Artinya Nilai Gross B/C yang
diperoleh dari hasil perhitungan tersebut lebih dari satu, sehingga usaha Dr.
Coffee Cafe milik Bapak Ali ini layak dan menguntungkan untuk diusahakan.

4. Net B/C

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV Positif dengan jumlah NPV
negatif. Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan
diperoleh dari cost yang dikeluarkan. Tabel 10 memperlihatkan bahwa nilai Net
B/C usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali adalah -1,1935. Tanda negative
disini tidak berpengaruh terhadap penyimpulan maknanya. Sehingga nilai
tersebut berarti Nilai Net B/C yang diperoleh dari hasil perhitungan tersebut
lebih dari satu, sehingga usaha Dr. Coffee Cafe milik Bapak Ali ini layak dan
menguntungkan untuk diusahakan.

5. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembalian internal adalah


analisis untuk menilai suatu usaha dengan melihat besarnya suku bunga
yang akan membuat NPV=0. Usaha Dr. Coffee Cafe akan dinyatakan layak
atau menguntungkan apabila nilai IRR lebih besar dari suku bunga yang
berlaku saat ini.

Suku bunga yang berlaku merupakan kesepakatan antara asisten dosen


dengan praktikan yaitu sebesar 15 persen, apabila nilai IRR usaha Dr.
Coffee Cafe lebih besar dari 15 persen, maka usaha tersebut dapat
dinyatakan layak. Tabel 10 memperlihatkan bahwa nilai IRR usaha Dr.
Coffee Cafe petelur milik Bapak Ali adalah 18.7297%. Artinya usaha Dr.
Coffee Cafe petelur milik Bapak Ali ini layak dan menguntungkan untuk
diusahakan.
37

H. Analisis Sensitifitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian dimasa yang


akan datang. Analisis sensitivitas adalah analisis yang dapat membantu
mengarahkan perhatian pada variabel-variabel penting yang dapat
mempengaruhi kriteria investasi jika variabel-variabel penting tersebut
mengalami perubahan.Perkiraan perubahan yang diteliti adalah perubahan
atas kenaikan biaya pakan,perubahan atas kenaikan biaya vaksin. Berikut
adalah tabel analisis sensitivitas.

Table 11. Analisis sensitifitas ketika biaya produksi naik sebesar 30 %


NPV IRR Net B/C Gross B/C PP
Y0 725,540,000 20318874.74 18.7297 1.1935 1.0043 0.2658
Y1 943202000 26414537.16 24.34861 1.55155 1.30559 0.34554
Yr 834371000 23366705.95 21.539155 1.372525 1.154945 0.30567
Laju Kepekaan 1.000230061 1.000264571 1.000266488 1.000266871 1.000266737
Keterangan S S S S S
Sumber: Data Diolah

Pada saat biaya produksi naik sebesar 30 % maka akan mempengaruhi kriteria
investasi seperti IRR, NPV, Net B/C, Gross B/C, dan PP. Karena pada
perhitungan analisis sensitifitas kriteria investasi tersebut mendapatkan kriteria
sensitifitas. Laju kepekaan untuk NPV sebesar 1.000230061 %, laju kepekaan
untuk IRR sebesar 1.000264571 %, laju kepekaan untuk Net B/C sebesar
1.000266488 %, laju kepekaan untuk Gross B/C sebesar 1.000266871 % dan
laju kepekaan untuk PP sebesar 1.000266737

Table 12. Analisis sensitifitas ketika penerimaan turun


sebesar 30%
38

NPV IRR Net B/C Gross B/C PP


Y0 604800000 20318874.74 18.7297 1.1935 1.0043 0.2658
Y1 423360000 14223212.32 13.11079 0.83545 0.70301 0.18606
Yr 514080000 17271043.53 15.920245 1.014475 0.853655 0.22593
Laju Kepekaan 1.072948328 1.000113347 1.00011618 1.000116464 1.000116662
Keterangan S S S S S
Sumber: Data Diolah

Sedangkan pada saat Penerimaan turun 30% maka akan mempengaruhi


kriteria investasi seperti IRR, NPV, Net B/C, Gross B/C, dan PP. Karena pada
perhitungan analisis sensitifitas kriteria investasi tersebut mendapatkan kriteria
sensitifitas. Laju kepekaan untuk NPV sebesar 1.072948328 %, laju kepekaan
untuk IRR sebesar 1.000113347 %, laju kepekaan untuk Net B/C sebesar
1.00011618 %, laju kepekaan untuk Gross B/C sebesar 1.000116464 % dan
laju kepekaan untuk PP sebesar 1.000116662 %.
VI. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan turun lapang ini yaitu:

1. Berdasarkan perhitungan analisis kelayakan finansial yang telah dilakukan


didapatkan nilai PP sebesar 0,2658, nilai NPV sebesar 20.318.874,7399, nilai
Gross B/C sebesar 1,0043, nilai Net B/C sebesar -1,1935, dan nilai IRR sebesar
18.7297. berdasarkan nilai-nilai dari kriteria investasi diatas, maka usaha Dr.
Coffe Cafe milik Bapak M. Al-Ghazali Qurtubi ini dapat dikatakan layak.

2. Berdasarkan perhitungan analisis sensitifitas, dilakukan perhitungan analisis


sensitifitas kenaikan produksi sebesar 30% diperoleh nilai perhitungan laju
kepekaan PP, NPV, Gross B/C, Net B/C, dan IRR lebih dari 1 (>1) begitu pula
dengan penurunan penerimaan sebesar 30% dan diperoleh perhitungan laju
kepekaan PP, NPV, Gross B/C, Net B/C, dan IRR dengan nilai lebih dari 1
(>1). Jadi berdasarkan perhitungan analisis sensitifitas usaha Dr. Coffee Cafe
milik Bapak M. Al-Ghazali Qurtubi ini dapat dikatakan sensitif.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan Perdesaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Apriande, C. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kopi Herbal Instan


“Oriental Coffee” pada CV Agrifamili Renanthera, Bogor. (Skripsi). IPB.
Bogor.

Badan Agribisnis. 1995. Sistem Strategi dan Program Pengembangan Agribisnis.


Jakarta. Badan Agribisnis Departemen Pertanian.

Bappeda Kota Bandar Lampung. 2016. RPJMD Kota Bandar Lampung Tahun
2016-2021. Bappeda Kota Bandar Lampung. Bandar Lampung.

Cetakan Ketiga.Jakarta.PT. RinekaCipta.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2013. Statistik Perkebunan. Dinas


Perkebunan Provinsi Lampung. Bandar Lampung

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2009-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Gittinger, J. P. dan A.A.Hans.1993.Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian.

Halim,A. 2012.Analisis Kelayakan Investasi Bisnis: Kajian dari Aspek. Jakarta

Kadariah. 2001.Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi.Lembaga Penerbit FEUI.


Keuangan. GrahaIlmu. Yogyakarta. Mulia Pustaka. Jakarta.

Najiyati, S. Danarti. 2008. Kopi budidaya dan analisis usaha tani. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media
Pustaka hlm 124-132.

Sanusi, B. 2000.PengantarEvaluasi Proyek.FEUI.Jakarta.

Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sutojo, S. 2002.Studi Kelayakan Proyek:Konsep, Teknik,dan Kasus. Damar


Syarif, K. 2011. Analisis Kelayakan Usaha Produk Minyak Aromatik Merk Flosh.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Umar, H. 2007. Studi Kelayakan BisnisEdisi3 Revisi.GramediaPustakaUtama.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Perhitungan Analisis Kelayakan Finansial

1. Payback Period(PP) tanpa Diskonto

PP =n x 1 tahun

PP =1

=1

= 1+ (-0.7342) tahun
= 0.2658 tahun atau 0 tahun, 3 bulan 5 hari
Jadi, modal akan kembali setelah proyek telah berjalan selama 3 bulan 5
hari.

2. /

= 10.159.437,37
Jadi, NPV bernilai positif (+) yaitu sebesar 10.159.437,37 atau NPV>0, maka
proyek layak untuk dijalankan.

3. Gross B/C

Gross B/C=

= 1.0043

Gross B/C sebesar 1.0043 > 1, artinya proyek tersebut menguntungkan dan
layak untuk di laksanakan.
43

4. Net B/C
=| |

= | -1,1935|
= 1.1935
Jadi, Net B/C sebesar 6.2852> 1 maka benefit yang diperoleh tersebut
1,8442 kali lipat dari cost yang dikeluarkan sehingga proyek tersebut dapat
dilaksanakan.

5. Internal Rate of Return (IRR)

IRR =i )

= 18% + (19% - 18%)

= 18% + x1%

= 18% + 0,7297 x 1%
= 18% + 0,7297 %
= 18,7297 %
Jadi, kemampuan proyek untuk mengembalikan bunga pinjaman sebesar
18,7297 %. Karena nilai IRR > tingkat bunga yang berlaku, maka proyek
layak untuk dijalankan.
Lampiran 2

Table 13. Rincian biaya investasi usaha Dr. Coffee Cafe


Keterangan Jumlah Unit Harga Jumlah Biaya Umur Ekonomis
Mesin Sangrai 1 30000000 30000000 8
Mesin Giling 4 500000 20000000 8
Alat Seduh 50 500000 25000000 5
Furniture 1 25000000 25000000 9
Freezer 1 2900000 2900000 9
Show Case 1 2800000 2800000 7
AC 1 3200000 3200000 5
Kipas Angin 2 400000 400000 5
Total Biaya 109300000

Table 14. Rincian biaya tetap usaha Dr. Coffee Cafe


Keterangan Jumlah Biaya/Th 2014 2015 2016 2017 2018
Sewa Gedung 1 40000000 40000000 25000000 25000000 25000000
Gaji Karyawan 4 21000000 84000000 84000000 84000000 84000000 84000000
Total Biaya 124000000 124000000 109000000 109000000 109000000
Table 15. Rincian biaya variabel usaha Dr. Coffee Cafe

Biaya Satu
2014 2015 2016 2017 2018
Kali
Keterangan
Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi
Produksi
/ Th Jumlah / Th Jumlah / Th Jumlah / Th Jumlah / Th Jumlah
Harga Bahan
Baku/Kg 45000 7000 315000000 7600 342000000 7900 355500000 8500 382500000 9000 405000000
Penyusutan
BB/Kg 9000 7000 63000000 7600 68400000 7900 71100000 8500 76500000 9000 81000000
Biaya
Roasting/Kg 15000 3360 50400000 3648 54720000 3792 56880000 4080 61200000 4320 64800000
Biaya Giling/Kg 4000 3360 13440000 3648 14592000 3792 15168000 4080 16320000 4320 17280000
Biaya
Pengepakan/Kg 15000 3360 50400000 3648 54720000 3792 56880000 4080 61200000 4320 64800000
Total Biaya 492240000 534432000 555528000 597720000 632880000

Table 16. Total Cost tahun2014-2018 usaha Dr. Coffee Cafe

Tahun Ct
1 725540000
2 658432000
3 664528000
4 706720000
5 741880000
Table 17. Analisis kelayan finansial
Harga
Pembelian Harga Produk Jual/
Tahun Kopi Beli terjual Kg Penerimaan Penerimaan Biaya Pendapatan Df PV PV PV
(Kg) (Rp) (Kg) (Rp) Bt Kumulatif Ct 15% (B) (C) (BC)
-
1 7000 45000 3360 180000 604800000 604800000 725540000 120740000 0.8696 525913043.5 630904347.8 -104991304.3
2 7600 45000 3648 185000 674880000 1279680000 658432000 16448000 0.7561 510306238.2 497869187.1 12437051.04
3 7900 45000 3792 185000 701520000 1981200000 664528000 36992000 0.6575 461260787.4 436937946.9 24322840.47
4 8500 45000 4080 190000 775200000 2756400000 706720000 68480000 0.5718 443223116 404069453.7 39153662.26
5 9000 45000 4320 190000 820800000 3577200000 741880000 78920000 0.4972 408082664.3 368845476.4 39237187.95
Total 3577200000 2348785849 2338626412 10159437.37

Table 18. Analisis kelayakan finansial (lanjutan)


df NPV df NPV
Tahun
18% 18% 19% 19%
1 0.847457627 -102322034 0.840336134 -101462184.9
2 0.71818443 11812698 0.706164819 11614998.94
3 0.608630873 22514473 0.593415814 21951637.8
4 0.515788875 35321222 0.498668751 34148836.1
5 0.437109216 34496659 0.419049371 33071376.35
Total 1823018.4 -675335.6849
Table 19. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial
Kriteria Nilai Keterangan
PP Tanpa Disconto 0.2658 Layak
NPV 20318874.7399 Layak
Gross B/C 1.0043 Layak
Net B/C -1.1935 Layak
IRR 18.7297 Layak

Table 20. Hasil perhitungan analisis sensitivitas biaya produksi naik 30%
NPV IRR Net B/C Gross B/C PP
Y0 725,540,000 20318874.74 18.7297 1.1935 1.0043 0.2658
Y1 943202000 26414537.16 24.34861 1.55155 1.30559 0.34554
Yr 834371000 23366705.95 21.539155 1.372525 1.154945 0.30567
Laju Kepekaan 1.000230061 1.000264571 1.000266488 1.000266871 1.000266737
Keterangan S S S S S

Table 21. Hasil perhitungan analisis sensitivitas penerimaan turun 30%


NPV IRR Net B/C Gross B/C PP
Y0 604800000 20318874.74 18.7297 1.1935 1.0043 0.2658
Y1 423360000 14223212.32 13.11079 0.83545 0.70301 0.18606
Yr 514080000 17271043.53 15.920245 1.014475 0.853655 0.22593
Laju Kepekaan 1.072948328 1.000113347 1.00011618 1.000116464 1.000116662
Keterangan S S S S S
Gambar 4. Foto bersama Pak Al-Ghazali Qurtubi owner Dr. Coffe

Gambar 5. Mesin roasting


Gambar 6. Penggilingan kopi dengan mesin penggiling

Gambar 7. Kopi siap giling


Gambar 8. Kopi siap roasting

Gambar 9. Kopi bubuk siap jual, produksi Dr. Coffe


Gambar 10. Mesin penggiling kopi skala kecil

Gambar 11. Kegiatan pembuatan kopi siap minum dengan teknik yang
benar
Gambar 12. Bukti bahwa Dr. Coffe telah sampai pasar internasional

Anda mungkin juga menyukai