Disusun Oleh :
1. Ifadatul Muyassaroh (0515040066)
2. M. Subhan (0515060067)
3. Siti Alrisya Ruwanti (0515040071)
4. Raka Aditya Putra S. (0515040072)
5. Abid Abdillah Noer (0515040074)
6. Mohammad Roisuddin A. (0515040075)
7. Ismi Syariffi Nadiar Putri (0515040078)
8. Vivi Saroyini (0515040083)
9. Rifka Rabbani Ichsan (0515040085)
10. Dita Widya Widya Susanti (0515040086)
11. Riska Purwa Bastara (0515040087)
12. Elvira Carisma Devi (0515040089)
13. Dia Sagita Putri (0515040090)
i
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 23
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
5.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Prinsip Lean Manufacturing dan Lean Service ..................... 7
Tabel 4.1 Identifikasi Aktifitas Pada Proses Pelayanan Pemasangan Baru .......... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PDAM Kota Surabaya ............................................................... 5
Gambar 2.2 The Seven Wastes ................................................................................ 9
Gambar 2.3 Transposisi 7 Tipe Waste Lini Manufaktur ke Administratif ........... 10
Gambar 4.1 Big Picture Mapping Proses Pelayanan Sambung Baru ................... 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
picture mapping, konsep lean akan mengidentifikasi semua aktivitas pada
perusahaan. Setelah teridentifikasi maka diharapkan waste-waste dan non value
added activities yang ada dapat diminimalkan. Sistem produksi yang
mengaplikasikan lean dikatakan ramping, karena sistem ini menggunakan
sumber daya manusia, area produksi, yang lebih sedikit jika dibandingkan
dengan mass production, serta menghemat waktu pengembangan produk
sehingga menekan jumlah defect dan sebaliknya mampu menghasilkan variasi
dan pertumbuhan produk yang semakin meningkat (Taylor dan Brunt, 2001).
Prinsip lean juga sudah diaplikasikan secara lebih luas di perusahaan-
perusahaan jasa untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dengan
mengeliminasi waste. Selain itu, penelitian di bidang jasa yang menerapkan
konsep lean juga mencakup bidang manajemen informasi, kesehatan dan call
service centre. Lean service digunakan sebagai pendekatan untuk membuat
suatu sistem service internal yang efektif sehingga bisa dipastikan informasi-
informasi penting bisa sampai ke konsumen dengan cepat dan dengan
pelayanan yang efektif. Dalam konsep lean, standardisasi prosedur dan
continous improvement menjadi hal yang mendasar dalam kelangsungan proses
jasa untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi waste yang dihasilkan dari
proses jasa dari PDAM Kota Surabaya. Serta mengetahui waste kritis yang
terjadi dalam proses jasa di PDAM Kota Surabaya. Dengan mengurangi waste
proses jasa yang berlebihan diharapkan dapat mencapai efisiensi yang optimal.
2
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari tugas akhir ini
adalah:
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Perusahaan
a. Memberikan informasi pemborosan (waste) dan aktivitas- aktivitas
yang tidak benilai tambah (non value added activities) pada proses
pelayanan pemasangan baru di PDAM Kota Surabaya.
b. Memberikan saran dan rekomendasi perbaikan dari proses yang
terdapat pemborosan (waste) dan aktivitas- aktivitas yang tidak benilai
tambah (non value added activities) pada proses jasa di PDAM Kota
Surabaya.
2. Manfaat bagi Pribadi
a. Memberikan wawasan bagi pemakalan tentang lean method.
b. Memberikan rekomendasi perbaikan pemborosan (waste) dan
aktivitas- aktivitas yang tidak benilai tambah (non value added
activities) pada proses pelayanan pemasangan baru di PDAM Kota
Surabaya.
3. Manfaat bagi PPNS
a. Menambah daftar pustaka dan diharapkan dapat menjalin kerjasama
antara perusahaan dengan PPNS.
1.5 Ruang Lingkup
3
tambah (non value added activities) perlu dilakukan pembatasan masalah.
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisa menggunakan metode lean method.
2. Jasa pelayanan yang dianalisis adalah proses pelayanan sambung baru
4
BAB 2
DASAR TEORI
Sumber : (www.pdam-sby.go.id)
5
(barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan (customer
value) (Gaspersz, 2007).
Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan
sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste)
atau aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value adding activities)
melalui peningkatan terus menerus secara radikal (radical continuous
improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, work in process,
ouput) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dan pelanggan
internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan.
(Gaspersz, 2007) mendefinisikan lean sebagai suatu filosofi bisnis yang
berlandaskan pada minimisasi penggunaan sumber-sumber daya (termasuk
waktu) dalam berbagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada identifikasi
dan eliminasi aktivitas- aktivitas tidak bernilai tambah (non-added value
activities) dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi
(untuk bidang jasa), dan supply chain management, yang berkaitan langsung
dengan pelanggan. Terdapat lima prinsip dasar lean (Gaspersz, 2007)., yaitu:
6
2.3 Lean Service
No Manufaktur Non-Manufaktur
1. Spesifikasi secara tepat nilai produk Spesifikasi secara tepat nilai produk
yang diinginkan oleh pelanggan yang diinginkan oleh pelanggan
2. Identifikasi value stream untuk Identifikasi value stream untuk
setiap produk setiap proses jasa
3. Eliminasi semua waste yang terdapat Eliminasi semua waste yang
dalam aliran proses dari setiap produk terdapat dalam aliran proses jasa
agar membuat nilai mengalir tanpa agar membuat nilai mengalir tanpa
hambatan hambatan
4. Menetapkan sistem tarik Menetapkan sistem anti
menggunakan Kanban yang kesalahan dari setiap proses jasa
memungkinkan pelanggan menarik untuk menghindari waste dan
nilai dari produser penundaan
5. Mengejar keunggulan untuk mencapai Mengejar keunggulan untuk
kesempurnaan melalui peningkatan mencapai kesempurnaan melalui
terus- menerus secara berkelanjutan
peningkatan terus-menerus
secara berkelanjutan
Sumber: (Gaspersz, 2007)
Tujuan utama dari sistem lean adalah mengurangi waste. Waste atau
muda dalam bahasa jepang adalah segala sesuatu yang tidak bernilai atau tidak
bernilai tambah. Menurut (Gaspersz, 2007)., waste dapat didefinisikan sebagai
segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses
transformasi input menjadi output sepanjang value stream. Ditegaskan kembali
oleh (Hines dan Taylor, 2000) bahwa waste berarti non- value adding activities,
dalam sudut pandang pelanggan.
Terdapat dua jenis utama waste (pemborosan), yaitu Type One Waste dan
Type Two Waste (Gaspersz, 2007). Type One Waste adalah segala aktivitas
yang tidak bernilai tambah dalam proses transformasi input menjadi output
7
sepanjang value stream, tetapi aktivitas itu pada saat sekarang tidak dapat
dihindarkan karena berbagai alasan. contoh, aktivitas inspeksi dan penyortiran
dalam sudut pandang lean merupakan aktivitas yang tidak bernilai tambah
sehingga merupakan waste, namun aktivitas tersebut tidak dapat terhindari.
Demikian pula pengawasan terhadap orang, misalnya yang merupakan
aktivitas yang tidak bernilai tambah, namun pada saat sekarang kita masih
harus melakukannya, karena orang tersebut baru saja direkrut oleh perusahaan
sehingga belum berpengalaman. Dalam konteks ini aktivitas inspeksi,
penyortiran, dan pengawasan dikategorikan sebagai Type One Waste. Dalam
jangka panjang Type One Waste harus dapat dihilangkan atau dikurangi. Type
One Waste ini sering disebut sebagai Incidental Activity atau Incidental Work
yang termasuk dalam aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value adding
work or activity). Type Two Waste merupakan aktivitas yang tidak menciptkan
nilai tambah dan dapat dihilangkan segera. Misalnya, menghasilkan produk
cacat (defect) atau melakukan kesalahan (error) yang harus dapat dihilangkan
dengan segera. Type Two Waste ini sering disebut sebagai Waste saja, karena
merupakan benar- benar pemborosan yang harus dapat diidentifikasi dan
dihilangkan dengan segera.
Kemudian menurut (Hines & Taylor, 2000), terdapat 3 aktivitas yang
berbeda dalam proses produksi, yaitu:
8
2.5 Jenis-jenis Waste
Secara umum dikenal “The Seven Wastes” atau tujuh pemborosan seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
9
penggunaan mesin atau tool atau diakibatkan kesalahan prosedur,
operator maupun sistem.
5. Unnecessary Inventory
Penyimpanan berlebih dan penundaan material dan produk sehingga
mengakibatkan peningkatan biaya.
6. Unneccessary Motion
Berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi performasi operator. Kondisi ini umumnya dikaitkan
dengan tata letak tool atau mesin terhadap benda kerja sehingga
operator melakukan gerakan berlebih dalam aktivitas kerjanya
(misalnya terlalu banyak membungkuk, berjongkok).
7. Defects
Yaitu pengerjaan ulang (revisi atau rework) pada produk maupun pada
desain serta cacat pada produk yang dihasilkan.
10
BAB 3
METODOLOGI
Pada bab ini akan diberikan gambaran secara menyeluruh mengenai tahapan
penelitian. Proses penelitian tersebut dimulai dari tahap identifikasi masalah, tahap
pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi hingga tahap
kesimpulan dan saran.
11
3.2 Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini menjelaskan data-data yang diperlukan dalam penelitian serta
metode pengumpulan data.
3.2.1 Data-data yang Diperlukan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk menunjang
pemecahan masalah yang ada. Data yang diperlukan antara lain data
aliran fisik dan aliran informasi proses layanan jasa.
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data terdiri atas : 1) Studi pustaka, digunakan
untuk mendapatkan informasi tentang proses yang terjadi, penyebab
dari waste yang terjadi, crosscheck terhadap hasil pengolahan data
waste kritis. 2) Data historis, digunakan untuk menunjang pengolahan
data.
3.3 Tahap Pengolahan Data
Dalam tahapan ini data yang telah dikumpulkan diolah untuk selanjutnya
menjadi input untuk memetakan masalah dan penyelesaian masalah. Adapun
yang dilakukan dalam tahapan ini antara lain : 1) Big Picture Mapping,
digunakan untuk menggambarkan proses yang ada di PDAM. Dengan big
picture mapping akan didapatkan gambaran rangkaian proses, aliran
informasi, aliran material yang ada di dalam PDAM. Dari big picture mapping
akan diperoleh informasi dimana terjadinya waste dan seluruh aktivitas yang
tergolong aktivitas value added, non value added, necessary but non value
added dan akan dapat di identifikasi aktivitas-aktivitas yang tergolong waste.
2) Identifikasi waste. Mengidentifikasi dan mengelompokan aktivitas-
aktivitas kerja di PDAM berdasarakan jenis wastenya (pengelompokan seven
waste). Dari observasi awal, waste yang dihasilkan PDAM waste yang
bekaitan dengan aktivitas sebagai perusahaan di bidang servis. 3) Menentukan
waste kritis. Penentuaan waste kritis dilakukan dengan cara brainstroming
terhadap proses service di PDAM Kota Surabaya. Dari hasil brainstroming ni
bisa diketahui waste yang sering terjadi. 4) Selanjutnya menentukan
rekomendasi untuk program continuous improvement.
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
Gambar 4.1 Big Picture Mapping Proses Pelayanan Sambung Baru
14
Proses pelayanan sambung baru pada PDAM dapat dibagi menjadi 6
proses utama yaitu proses permintaan sambung baru dari konsumen,
pengolahan formulir yang dilakukan oleh pihak perusahaan, biaya-biaya yang
harus di keluarkan oleh konsumen, pengolahan berkas, pemasangan
sambungan baru, pengembalian berkas. Proses pelayanan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi beberapa sub proses sebagai berikut:
1. Proses permintaan sambungan baru oleh calon pelanggan, terdiri dari
proses sebagai berikut: a) Pengambilan formulir data calon pelanggan di
Customer Service Centre, b) Pengisian formulir data calon pelanggan, c)
Pengembalian formulir data yang telah di isi oleh konsumen ke bagian
Customer Service Centre untuk diperiksa kelengkapan datanya.
2. Proses pengolahan formulir, terdiri dari proses sebagai berikut: a)
Penyerahan formulir permohonan data calon pelanggan kepada Subbag
Perencanaan. b)Pemeriksaan lapangan sebagai dasar penentuan instalasi
dan biaya oleh Subbag Perencanaan. c) Perencanaan biaya/anggaran dinas
persil yang telah di setujui oleh Direktur. d) Penyerahan berkas survey
lokasi kepada Customer Service Centre.
3. Proses biaya, terdiri dari proses sebagai berikut: a) Panggilan calon
pelanggan oleh Customer Service Centre guna menginformasikan biaya
ke calon pelanggan. b)Tanda tangan calon pelanggan pada RAB. c)
Pembuatan kuitansi (tagihan) biaya pasang baru. d) Pembayaran biaya
pasang baru pada Subbag Keuangan, penyerahan berkas asli kepada
pelanggan baru dan pembuatan nomor SP.
4. Proses pengolahan berkas, terdiri dari proses sebagai berikut: a)
Penyerahan berkas ke Subbag Langganan (untuk pembuatan kartu meter
dan kartu pelanggan). b) Penyerahan berkas kepada bagian produksi dan
distribusi/Subbag distribusi. c) Subbag Distribusi membuatkan
BPP(Bukti Permintaan dan Pengambilan) untuk alat dinas dan persil. d)
Persetujuan BPP (Bukti Permintaan dan Pengambilan) oleh kepala bagian
produksi/distribusi dan persetujuan direktur.
5. Proses pemasangan sambungan baru oleh seksi distribusi.
6. Proses pengembalian berkas, yaitu penyerahan kartu baca meter dan
15
berkas kepada seksi langganan oleh seksi distribusi/kepala produksi dan
distribusi.
4.1.1 Aliran Fisik Proses Pelayanan Sambung Baru
16
5. RAB di tanda tangani oleh calon pelanggan serta calon pelanggan
melakukan pembayaran biaya pasang baru.
6. Setelah itu penyerahan berkas kepada Subbag Langganan serta
pembuatan kartu baca meter dan kartu pelanggan.
7. Penyerahan kartu baca meter dan kartu pelanggan pada Seksi
Distribusi yang kemudian menerbitkan Bukti Permintaan dan
Pengeluaran barang (BPP) ke gudang dan menerbitkan surat tugas.
8. Dengan adanya surat tugas dari Kasubbag Distribusi, bagian
Pelaksana Distribusi melaksanakan pemasangan sambungan.
9. Pelaksana distribusi setelah melakukan pemasangan sambungan
menyerahkan berkas ke Kasubbag Distribusi kemudian diteruskan
ke petugas segel untuk dilakukan pemasangan segel. Penyerahan
kartu baca meter dan berkas kepada Seksi Langganan oleh Seksi
Distribusi.
4.1.3 Identifikasi Aktivitas Pada Proses Pelayanan Sambung Baru
17
Kode Tipe Aktifitas
VA NVA NNVA
C.3 Tanda tangan calon pelanggan pada RAB
C.4 Pembuatan kuitansi biaya pasang baru
C.5 Pembayaran biaya pasang baru
D. Pengolahan Berkas
Penyerahan berkas kepada subbag Langganan
D.1
dan bag produksi distribusi
Pembuatan kartu baca meter dan kartu
D.2
pelanggan oleh subbag langganan
Penyerahan kartu baca meter dan kartu
D.3
pelanggan pada
seksi distribusi
Dibuatkan BPP untuk alat dinas dan persil
D.4
oleh kepala subbag distribusi
Menunggu persetujuan BPP oleh kabag
D.5
distribusi dan direktur
D.6 Penyerahan berkas pada seksi gudang
D.7 Pengambilan alat oleh seksi distribusi
D.8 Dipasang oleh seksi distribusi
D.9 Menunggu pemasangan oleh seksi distribusi
Penyerahan kartu baca meter dan berkas
D.10
kepada seksi langganan oleh seksi distribusi
18
2. Defect
Cacat yang terjadi pada proses kerja pelayanan yang meliputi
masalah kualitas proses layanan seperti :
a. Banyaknya pengaduan gangguan layanan seperti debit air yang
kecil atau mati, pipa bocor, dll.
b. Permintaan sambung baru yang tidak bisa direalisasi karena debit
air yang terlalu kecil, ketiadaan jaringan distribusi, dll.
3. Unnecessary Inventory
Terjadinya inventory yang berlebihan disini bisa berupa informasi,
perintah kerja, seperti:
a. Penumpukan formulir data calon pelanggan sambung baru yang
tidak segera ditangani.
b. Pengaduan gangguan pelayanan yang tidak segera ditangani
c. Survey lokasi bagi yang mengajukan permintaan sambung baru
yang tidak segera dilakukan.
4. Inappropriate Processing
a. Terjadinya penanganan pengaduan pada unit pelayanan dengan
prosedur dan langkah-langkah yang kurang tepat dan tidak segera
tertangani.
b. Prosedur yang terlalu panjang pada saat pengajuan sambung baru.
5. Excessive Transportation
Pengerahan aliran fisik dan aliran informasi yang berlebihan seperti:
a. Transportasi yang terjadi pada saat survey lokasi.
b. Transportasi yang terjadi pada saat penyerahan berkas pada
subbag langganan dan bagian produksi/distribusi.
6. Waiting
Terjadinya periode tunggu yang lama pada proses pelayanan, seperti:
19
d. Menunggu persetujuan BPP oleh kabag distribusi dan direktur.
e. Menunggu pemasangan instalasi oleh seksi distribusi.
7. Unnecessary Motion
a. Adanya pergerakan pegawai yang tidak efektif, seperti pegawai
meninggalkan pekerjaan pada saat jam kerja.
b. Pegawai mengobrol.
4.2 Rekomendasi
20
a. Pembagian tugas kerja dalam menangani formulir data calon
pelanggan sambung baru.
b. Pembuatan pelaporan gangguan secara online / mobile apps.
c. Pengaturan jadwal kerja dan reminder untuk survey lokasi bagi yang
mengajukan permintaan sambung baru agar segera dilakukan.
4. Inappropriate Processing
a. Meminimalisir terjadinya penanganan pengaduan pada unit pelayanan
dengan prosedur dan langkah-langkah yang kurang tepat dan yang
tidak segera tertangani.
b. Efisiensi prosedur pengajuan sambung baru.
5. Excessive Transportation
Pengerahan aliran fisik dan aliran informasi yang berlebihan seperti:
a. Penjadwalan dan membuat rencana tugas agar transportasi yang
terjadi pada saat survey lokasi dapat ringkas dan efisien
b. Pembuatan fitur pesan elektronik untuk mengurangi transportasi yang
terjadi pada saat penyerahan berkas pada subbag langganan dan
bagian produksi/distribusi.
6. Waiting
Terjadinya periode tunggu yang lama pada proses pelayanan, seperti:
21
7. Unnecessary Motion
a. Pembuatan aturan administratif yang mengatur pola aktivitas pekerja
di PDAM Kota Surabaya.
b. Penjadwalan waktu istirahat yang efisien.
22
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
Gaspers, V. (2006). Continous Cost Reduction Trought Lean Six Sigma. Bogor: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Gaspers, V. (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Sigma Industri.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka utama.
Hines, P., & taylor, D. (2000). Going Lan. Cardiff UK: Lean Exterprise Research
Centre.
PDAM Kota, s. (2019, June Monday). SURABAYA PDAM. Retrieved from
www.pdam-sby.go.id
Taylor, D. a. (2001). Manufacturing Operations adn Supply Chain Management :
The Lean Approach. London: Thomson Learning.
24