DESA
Oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
Hal
JUDUL ...................................................................................................... 1
TUJUAN ................................................................................................... 2
MANFAAT ............................................................................................... 3
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................ 9
iii
DAFTAR GAMBAR
Hal
iv
DAFTAR TABEL
Hal
v
JUDUL
Kabupaten Malang adalah salah satu daerah yang unggul dalam sektor
pertanian, terdapat banyak komoditi sektor pertanian yang dapat dihasilkan salah
satunya yaitu kopi. Sektor pertanian dinilai memiliki fungsi dan peran strategis bagi
masyarakat dan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan
penyuluhan dan memperdayakan petani atau kelompok tani melalui Gabungan
Kelompok Tani, (Widagdo, dkk, 2012). Komoditi kopi di Kabupaten Malang
memiliki dua jenis kopi yaitu kopi Arabika dan Robusta. Menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) Jawa Timur, dalam dua jenis kopi tersebut pada tahun 2017 mencapai
11.829 ton (https://jatim.bps.go.id, 25/12/2019)
Salah satu daerah penghasil kopi di Kabupaten Malang yaitu Desa Babadan
Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Menurut data BPS Kabupaten Malang, pada
tahun 2018 Kecamatan Ngajum dapat memproduksi kopi Robusta 225 ton/tahun
(https://malangkab.bps.go.id, 25/12/2019). Sedangkan menurut ketua kelompok tani
Sumber Rejeki Desa Babadan menyumbang sekitar 80 ton kopi per tahun, menyadari
akan potensi yang dimiliki Desa Babadan di sektor perkebunan kopi inilah yang
memberi ide bagi kelompok kopi mbah Bongso untuk mengolah dan memproduksi
kopi, yang selama ini dijual dalam bentuk biji kopi menjadi bahan setengah jadi,
yakni bubuk kopi. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk membantu meningkatkan
pertumbuhan perekonomian warga Desa Babadan, khususnya kelompok petani kopi
Desa Babadan. Kelompok kopi Mbah Bongso merupakan organisasi pemuda yang
berada dibawah naungan kelompok tani Sumber Rejeki. Kelompok ini mengolah dan
memproduksi hasil pertanian (kopi) menjadi bahan setengah jadi, yakni kopi bubuk.
Menilik pada produk yang dihasilkan sebenarnya kelompok ini sudah mampu
menentukan standarisasi kualitas produk. Hal ini dapat dilihat pada varian produk
yang dihasilkan, contohnya kopi premium dan kopi spesial sebagai produk unggulan.
Dalam Hal ini, Terry (dalam Rifa’I dan Fadhli, 2013) berpendapat
Pengorganisasian adalah pembentukan hubungan perilaku/tindakan yang efektif di
antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja secara efisien dan mendapatkan
kepuasan pribadi dalam melakukan tugas-tugas yang dipilih di bawah kondisi
lingkungan yang mendukung untuk mencapai beberapa tujuan atau sasaran.
Sedangkan menurut Sutisna (dalam Rifa’I dan Fadhli, 2013) bahwa mengorganisasi
1
adalah suatu kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar
diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama.
Selain permasalahan tata kelola organisasi, hal menarik lainnya ialah terkait
kapasitas SDM Kelompok Mbah Bongso dalam mengelola kopi mentah. Selama ini
kopi produksi kelompok Mbah Bongso hanya dijual berupa kopi mentah atau bijian
maupun bubuk, hal ini lah yang kemudian perlu ditingkatkan lagi dalam hal produksi.
Peningkatan produksi ini dapat berupa kopi seduh (siap saji) dengan varian rasa yang
bermacam-macam. Misalnya, kopi seduhan dengan istilah espresso, vietnam drip,
v60 dan lain sebagainya.
Oleh Sebab itu, kelompok Kopi Mbah Bongso membutuhkan pelatihan dan
pendampingan secara berkala. Pelatihan ini berupa tata kelola organisasi dalam
rangka meningkatkan kemampuan anggota dalam berorganisasi dan pelatihan berupa
pembuatan kopi seduh dengan macam-macam rasa. Sehingga dalam pelatihan ini
kesadaran berorganisasi akan tumbuh seiring meningkatnya pemahaman manajemen
organisasi yang kemudian luaran dari pelatihan ini ada suatu pedoman organisasi
untuk menentukan target dan tujuan organisasi. Disisi lain pelatihan ini dapat
meningkatkan kemampuan anggota dalam pembuatan kopi seduh dengan varian rasa.
PERUMUSAN MASALAH
TUJUAN
1. Terjadi perubahan perilaku kelompok Kopi Mbah Bongso dalam hal kesadaran,
pengetahuan, dan kepedulian untuk mengelola organisasi secara benar dan
memaksimalkan produksi Kopi Mbah Bongso
2
LUARAN YANG DI HARAPKAN
MANFAAT
3
kopi yang dihasilkan warga masih dijual dalam bentuk mentah, sehingga belum
mampu mensejahterakan petani kopi Desa Babadan, berangkat dari permasalahan
inilah yang pada akhirnya menginspirasi kelompok tani sumber rejeki untuk membuat
terobosan baru guna meningkatkan nilai jual kopi, sehingga mampu meningkatkan
perekonomian petani kopi lereng gunung Kawi, berawal dari keresahan petani kopi
terkait nilai jual hasil perkebunan inilah yang pada akhirnya menginisiasi kelompok
kopi mbah bongso untuk mencoba mengubah cara pandang petani kopi yang semula
hanya berorientasi pada penjualan hasil perkebunan menjadi barang siap konsumsi,
yakni bubuk kopi, sehingga mampu meningkatkan nilai jual hasil produksi.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan program PHP2D ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap Penyadaran
Pada tahap ini dilakukan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Sentuhan
penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang
kondisinya saat itu, dengan demikian akan dapat berlangsung kesadaran
mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi masa depan yang lebih baik.
4
Dalam hal ini dilakukan penyadaran pada Kelompok Kopi Mbah Bongso
tentang kondisi organisasi. Hal tersebut bertujuan untuk merangsang
kesadaran pada anggota kelompok tentang perlunya perbaikan tata kelola
organisasi.
2. Tahap Transformasi
Pada tahap ini diberikan wawasan pengetahuan, kecakapan, keterampilan agar
terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat
mengambil peran di dalam organisasi. Dalam tahap ini, dilakukan pemberian
wawasan tentang tata kelola, tugas pokok, fungsi organisasi serta kemampuan
membuat kopi seduh melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi
Dari metode di atas kami dari tim PHP2D ini merumuskan beberapa langkah
sistematis untuk program ini yaitu:
Penyusunan Materi
Sosialisasi dan
Penetapan Daerah Izin Pelaksanaan Pelatihan serta
Sasaran Persiapan Kegiatan
Pendampingan
Program
Monitoring dan
Evaluasi
Untuk gambaran tata pelaksana program yang akan dijalankan oleh tim ini
yaitu pertama, penetapan daerah sasaran sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan. Kedua,
permohonan izin kepada pihak berwenang, adapun perizinan ini meliputi RT/RW,
Kepala Dusun, Kepala Desa, Polsek Ngajum. Ketiga, mempersiapkan materi
sosialisasi dan pelatihan serta mempersiapkan peralatan forum. Keempat pelaksanaan
sosialisasi tentang keorganisasian. Kelima, yakni pelatihan tentang keorganisasian
yang berkaitan tentang Soft Skill dan pelatihan terkait pembuatan kopi seduh
Keenam, itu pelaksanaan pendampingan pembuatan Blueprint atau Panduan
Organisasi. Langkah selanjutnya adalah monitoring dan evaluasi kegiatan.
5
JADWAL KEGIATAN
Waktu Pelaksanaan
No Nama Kegiatan Juli Agustus September Oktober Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survey lokasi
Desa Babadan.
2. Peneteapan daerah
sasaran.
3. Izin Pelaksanaan.
4. Penyusunan
prorgam,
Penyusunan
Materi sosialisasi
dan pelatihan
serta analisis
kebutuhan
5. Perumusan dan
pengukuran
indikator
keberhasilan
program
6. Seminar,
sosialisasi dan
pelatihan kepada
Kelompok Kopi
Mbah Bongso
7. Praktek
pembuatan varian
kopi dan kopi
seduh
7. Promosi hasil
produksi melalui
media sosial
8. Follow Up materi
sosialisasi dan
pelatihan
9. Monitoring
keberhasilan
program dan
pembuatan
laporan
6
RANCANGAN BIAYA
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
9
10
11
Lampiran 2 List Daftar Kegiatan Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu
Pemerintahan UNIRA Malang
12
Lampiran 3 Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama Dengan Pemerintah Desa
13
Lampiran 4 Surat Pernyataan Pelaksana PHP2D
14
Lampiran 1. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja.
U
Dusun Babadan VII
3
1
2
4
Keterangan:
15