Pelaksanaan
STBM di
Masyarakat
1
PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Pengantar ........................................................................................................................ 2
BAB I. Pendahuluan................................................................................................... 6
3
Pengelolaan Kegiatan STBM ........................................................................................... 27
Menyusun rencana operasional.................................................................................. 27
Mengorganisir pelaksanaan ........................................................................................ 27
Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................. 27
Pengendalian .............................................................................................................. 27
Strategi Pelaksanaan....................................................................................................... 30
Strategi Pelaksanaan....................................................................................................... 33
BAB VI. Pelaksanaan STBM Pilar cuci tangan pakai sabun ..........................................34
Strategi Pelaksanaan....................................................................................................... 35
Strategi Pelaksanaan....................................................................................................... 37
Teknologi ......................................................................................................................... 37
4
BAB VIII. Pelaksanaan STBM Pilar pengelolaan air limbah rumah tangga .................38
Strategi Pelaksanaan....................................................................................................... 39
Teknologi ......................................................................................................................... 39
Alat .................................................................................................................................. 41
5
BAB I. PENDAHULUAN
Masyarakat yang tidak memiliki fasilitas jamban mereka akan melakukan BAB
sembarangan, yang tidak memiliki atau tidak ada fasilitas tempat pembuangan
sampah akan membuang sampah sembarangan. Demikian pula, dengan sempitnya
lahan permukiman pembangunan rumah tidak tertata maka persoalan
pembuangan limbah rumah tangga akan menjadi permasalahan yang serius.
Tantangan utama yang harus dihadapi oleh lingkungan untuk persoalan sanitasi
adalah;
6
Bagaimana menjadikan sanitasi menjadi persoalan dan urusan yang harus
ditangani bersama-sama
Kata kunci program STBM adalah: masyarakat sebagai pemilik program dan peran
pemerintah sebagai fasilitator. Hasil akhir dari STBM adalah meningkatnya status
kesehatan masyarakat melalui perubahan perilaku sanitasi dan higinis.
Dalam upaya mencapai tujuan di atas Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mencakup
lima pilar yaitu; Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun,
Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.
7
BAB II. MEMAHAMI SANITASI TOTAL
BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
Dalam STBM istilah total mengandung arti yang cukup mendalam antara lain:
Rantai penyebaran penyakit yang harus dipotong sehingga tidak terjadi penyakit
akibat buruknya kondisi sanitasi.
Untuk membangun jamban diperlukan kloset, pipa dan semen maka harus ada
yang menjual dan mudah dijangkau atau mengupayakan melalui koperasi desa
atau dengan cara lain. Demikian pula untuk tenaga terampil (tukang) maka
diperlukan pelatihan tukang untuk pembangunan jamban dan selanjutnya bisa
dimanfaatkan sebagai tenaga jerja terampil.
8
Mengapa Berbasis Masyarakat
Sanitasi merupakan urusan pribadi atau kebutuhan individu karena hanya mereka
sendirilah yang bisa merubahnya sedangkan peran pemerintah bersifat
mendorong, memfasilitasi dan menegakkan aturan atau kebijakan agar tercipta
lingkungan yang sehat dan bersih melalui masyarakat atau rumah tangga yang
tingal dilingkungan tersebut.
Syarat yang diperlukan adalah adanya rasa kebutuhan dana kemauan serta
kemampuan. Untuk menimbulkan rasa butuh maka promosi diperlukan, untuk
mendorong kemauan bertindak maka pemicuan diperlukan, untuk meningkatkan
kemampuan maka penguatan kapasitas diperlukan.
Cuci Tangan
Pakai Sabun
Pengelolaan Pengelolaan
Air Minum Sampah
Rumah Rumah
Tangga Tangga
Pengelolaan
Limbah
STOP BABS STBM Rumah
Tangga
9
Hubungan antara Air, Sanitasi dan Penyakit
Air dan kualitas sanitasi serta penyakit memiliki hubungan yang erat. Penyakit-
penyakit berbasis air dan lingkungan yang paling mudah kita jumpai adalah diare
dan banyak contoh lainnya antara lain penyakit kulit, ISPA dan sebagainya. Kita
akan membahas contoh diare yang disebabkan oleh faktor air dan sanitasi. Diare
proses penyebarannya melalui mulut dan tangan dari sumber atau penyebab
penyakitnya. Rantai penyebaran penyakit ini selanjutnya kita sebut dengan RUTE
KONTAMINASI.
Dari sumber penyakitnya dibawa oleh karier (pembawa) melalui kontak anggota
tubuh manusia dan lalat atau binatang lainnya. Sumber atau sarang penyakit yang
paling mudah kita jumpai sehati-hari antara lain tahi manusia atau tahi binatang,
sampah, comberan. Pembawa atau penyebar penyakit yang paling mudah kita
jumpai dan kita lihat sehari-hari antara lain lalat dan tangan manusia. Proses
terjadinya penyakit dapat diilustrasikan:
Dari kotoran manusia atau kotoran binatang dibawa oleh lalat, kemudian
lalat hinggap di makanan atau minuman kemudian makanan dan minuma
yang sudah tercemar dengan coli tersebut masuk melalui mulut dan terjadi
reaksi di perut maka jadilah diare atau penyakit perut lainnya.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bagaimana lingkungan kita, makanan, minuman,
tangan dan mulut memiliki peranan besar dalam penyebaran penyakit. Apa yang
baru kita bicarakan adalah rute kontaminasi. Feaces (tahi), Fingger (tangan), Food
(makanan), Flies (lalat) atau sering disebut 4 F merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan untuk menghindari terjadinta penyakit yang disebabkan oleh
faktor air dan lingkungan.
Tahi manusia
Makanan
Lalat
Tercemar
Tahi binatang Diare dan
Mulut sakit perut
Sampah lainnya
Minumam
Tangan
Tercemar
Comberan
10
Filosofi Lima Pilar STBM
Lima pilar STBM terdiri dari STOP BABS, PAM RT, CTPS, Pengelolaan Sampah dan
Air Limbah rumah tangga memiliki hubungan yang saling terkait dalam memotong
rantai penyebaran penyakit.
Tahi (BABS)
Tangan (tdk
Makanan
bersih)
STOP BABS
Cuci Tangan
Makanan
pakai Sabun
Perbaiki Pengelolaan
Mulut Sehat
Sampah RT
PAM RT Minumam
Perbaiki SPAL
11
air minum dan makanan Penyakit masih bisa disebarkan
terlindungi dari cemaran melalui:
Tidak ada e-coli yang Tumpukan sampah yang tidak
PAM RT + STOP BABS + dikelola dengan baik
CTPS disebarkan oleh lalat ke
makanan dan minuman Comberan yang tidak dikelola
Tangan dan kuku bersih tidak dengan baik
membawa kuman
air minum dan makanan Penyakit masih bisa disebarkan
terlindungi dari cemaran melalui:
Tidak ada e-coli yang Comberan yang tidak dikelola
disebarkan oleh lalat ke dengan baik
PAM RT + STOP BABS +
makanan dan minuman
CTPS + Pengelolaan
Sampah RT Tangan dan kuku bersih tidak
membawa kuman
Lingkungan bersih tidak ada
sampah sumber
berkembangnya penyakit
air minum dan makanan Sudah tidak ada penyebaran kuman
terlindungi dari cemaran atau sumber penyakit dikarekan praktek
Tidak ada e-coli yang perilaku hidup bersih dan sehat baik
disebarkan oleh lalat ke berseorangan, keluarga dan lingkungan
makanan dan minuman
PAM RT + STOP BABS + Tangan dan kuku bersih tidak
CTPS + Pengelolaan membawa kuman
Sampah RT + Lingkungan bersih tidak ada
Pengelolaan Limbah RT sampah sumber
berkembangnya penyakit
lingkungan bersih, tidak ada
comberan tempat
berkembangnya nyamuk
penyebar penyakit
Dasar filo
Dari gambaran di atas da[at ditarik kesimpulan bahwa perilaku hidup bersih dan
saniter akan mampu mencegah terjadinya penyakit berbasis air dan lingkungan
Perilaku hidup bersih dan sehat dapat ditemput melalui pendekatan lima pilar
perubahan yaitu:
Jaga dan kelola dengan baik air di rumah tangga dan membiasakan
menutup makanan dan minuman
Jangan buang air besar sembarangan
Biasakan cuci tangan dengan sabun
Buang sampah pada tempat yang aman
Kelola dan buang limbah cair rumah tangga dengan aman dan bersih
12
BAB III. PELAKSANAAN STBM
Penjelasan Umum
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan STBM di desa/kelurahan adalah sebagaimana yang
dijelaskan mengenai lima pilar STBM yaitu :
13
4. Melakukan pencatatan dan menyiapkan informasi mengenai
perkembangan hasil pelaksanaan STBM
5. Melakukan upaya-upaya khusus bekerjasama dengan tokoh masyarakat
dan pihak lain untuk menyukseskan program STBM
6. Membantu masyarakat dalam proses penyiapan material dalam penyiapan
sasaran dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan STBM
Masyarakat
14
Kualitas sarana jamban di masyarakat; berapa keluarga yang dimiliki
masyarakat yang permanen dan memenuhi syarat kesehatan, berapa
keluarga yang memiliki jamban tindak permanen (tidak memenuhi syarat
keluarga)
Dusun A Dusun C
Dusun B
Prinsipnya sama dengan pemetaan pola buang air besar pada intinya memetakan
dusun dan RW/RT mana yang memiliki kategori merah, kuning dan hijau dan peta
dapat dibuat seperti contoh di atas.
Prinsipnya sama dengan pemetaan pola buang air besar dan pola buang sampah
pada intinya memetakan dusun dan RW/RT mana yang memiliki kategori merah,
kuning dan hijau dan peta dapat dibuat seperti contoh di atas.
15
Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun dan Praktek Pengelolaan Air Minum Rumah
Tangga
Prinsipnya sama dengan pemetaan pola buang air besar, pola pengelolaan air
limbah dan pola buang sampah rumah tangga, pada intinya memetakan dusun
dan RW/RT mana yang memiliki kategori merah, kuning dan hijau dan peta dapat
dibuat seperti contoh di atas.
Kecamatan: ................................................................................
Daftar Masalah:
16
Promosi dan Pemicuan Kepedulian STBM
Promosi dan sosialisasi STBM kepada masyarakat dilakukan untuk membangun
kesadaran mengenai pentingnya pengelolaan/praktek sanitasi dan higiene dan
kepedulian untuk segera melakukan perubahan perilaku sanitasi. Lima pilar Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat merupakan satu kesatuan kegiatan, untuk itu perlu
dilakukan secara terpadu. Pintu masuk untuk pelaksanaan STBM disesuaikan
dengan kondisi setempat, bisa dengan STOP BABS kemudian diikuti pilar lainnya
atau pilar lainnya sebagai pintu masuk.
Strategi Pemicuan
Sebelum pelaksanaan promosi dan pemicuan perlu menyusun strategi agar
pemicuan efektif. Dalam menyusun strategi perlu ditetapkan terlebih dahulu:
Sebagaimana contoh hasil pemetaan yang telah dituangkan dalam peta. Dimulai
dengan linkungan dengan warna merah (seirus). Pemilihan dari mana dulu, juga
perlu mempertimbangkan faktor lokasi, misalnya kalau dimulai dengan dusun di
tengah-tengah desa maka akan cepat mempengaruhi dusun lainnya.
17
Respon yang diharapkan
Setiap pesan baik bisa disampaikan, namun tidak semua pesan langsung bisa
memicu. Di daerah yang latar belakang kehidupan keagamaannya kuat maka pesan
ayat-ayat kitab suci akan mudah memicu kepedulian. Di daerah yang heterogen
latar belakang sosialnya bisa menggunakan pesan mengenai “semakin banyaknya
kasus penyakit yang berkaitan dengan persoalan sanitasi”. Namun hal ini perlu
didukung dengan data atau foto/gambar kondisi riil perilaku sanitasi di desa.
Prinsip dalam penyiapan pesan adalah “pesan yang dapat dimengeti, pendek dan
mudah diingat; misalnya; 50 orang dan anak mati karena diare selama 3 tahun
terakhir”. Untuk mendukung pesan ini perlu data siapa saja lima puluh orang/anak
tersebut, di RT mana mereka tinggal dan kapan mereka meninggal dunia/mati.
Contoh lain; 75 % rumah tidak memiliki jamban, 100 anak tidak masuk sekolah
karena diare selama tahun 2010, cuci tangan pakai sabun akan terbebas dari diare
dan sebagainya bisa dikembangkan di masing-masing desa dan dengan bahasa
yang paling mudah dipahami warga.
Cara Pemicuan
Cara pemicuan dilakukan melalui beberapa cara dan kesempatan akan tetapi harus
disiapkan dengan baik dan tepat sebagaimana strategi yang telah ditetapkan.
Masing-masing khotib, pendeta, pastor atau penyampai lainnya pasti memiliki cara
dan teknik masing-masing. Untuk itu sebaiknya diserahkan kepadanya cara mana
yang dianggap efektif. Yang terpenting adalah setelah prosesi formal selesai perlu
dilakukan ulasan dan penajaman dengan cara yang lebih informal dan partisipatif.
Inti ulasan dan penajaman adalah menegaskan pokok-pokok pesan yang telah
disampaikan dan melakukan refleksi dan mendorong warga agar mulai melakukan
perubahan perilaku sanitasi yang lebih sehat.
18
Pemicuan Melalui Anak Sekolah
Pemicuan melalui anak sekolah dilakukan oleh guru atau fasilitator bekerjasama
dengan guru kelas. Target pemicuan melalui anak sekolah adalah menjadikan anak
sekolah sebagai agen perubahan untuk keluarga masing-masing. Pemicuan bisa
dilakukan melalui pelajaran kesehatan atau kegiatan pramuka. Prinsipnya pemicuan
melalui anak sekolah harus dilakukan dalam suasana riang sesuai dengan dunia
anak-anak misalnya dimulai dengan menyanyi dilanjutkan dengan pertanyaan-
pertanyaan kunci misalnya:
Siapa yang kemarin BAB?, ayo... angkat tangan yang BAB... Pertanyaan ini pasti
jawabnya 100% BAB. Kemudian tanyakan siapa yang BAB di jamban? Pertanyaan ini
mungkin jawabannya tidak 100%. Bagi yang BAB tidak dijamban tanyakan di mana
BAB nya. Kemudian tanyakan apakah di rumah tidak memiliki jamban ?, atau
memiliki jamban tetapi tidak digunakan?
Yang dimaksud dengan acara khusus adalah melalui pertemuan warga dengan
tujuan khusus untuk melakukan pemicuan. Cara ini sangat populer dilakukan untuk
program Community Led Total Sanitation (CLTS). Prinsipnya adalah membuat
masyarakat memahami hubungan antara penyakit dan sanitasi, membuat
masyarakat sadar dan malu tidak memiliki dan menggunakan jamban. Akhir dari
pertemuan menghasilkan komitmen siapa saja yang akan segera memulai
membangun jamban dan setelah itu dilakukan monitoring perkembangan
peningkatan kepemilikan jamban di masyarakat.
Pemicuan CTPS
Pemicuan PAM-RT
Gambaran secara rinci pelaksanaan pemicuan ini dapat dibaca pada panduan
pemicuan STOP BABS terlampir 1.
19
Penyiapan dan Pengorganisasian Kelembagaan
Yang Dimaksud Kelembagaan STBM Desa /Kelurahan
Kelembagaan STBM Desa/Kelurahan adalah tim/kelompok kerja tingkat
desa/kelurahan yang dibentuk untuk mengorganisir pelaksanaan kegiatan STBM
tingkat desa/kelurahan. Nama yang digunakan bisa disepakati kelompok kerja atau
tim STBM atau sebutan lainnya.
Cara Pembentukan
Pembentukan Pokja/Tim STBM Desa/Kelurahan dilakukan melalui pertemuan warga
dihadiri oleh unsur perangkat, tokoh masyarakat dan masyarakat umum. Komposisi
peserta harus berimbang antara kelompok laki-laki, perempuan, dari kalangan tua
dan remaja. Proses pembentukan dilakukan secara aklamasi atau pemilihan setelah
mendapat penjelasan mengenai STBM dan mengapa perlu dilakukan di desa/
kelurahan. Sebelum pertemuan warga dilakukan, terlebih dahulu dipetakan siapa-
siapa saja yang potensial dan diharapkan akan menduduki dalam kepengurusan
dan untuk itu perlu dipastikan mereka bersedia untuk duduk dalam kepengusan
dan hadir dalam pertemuan.
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
Seksi STOP BABS Seksi Sampah dan SPAL Seksi PAM-RT dan CTPS
20
Legalitas Pokja/tim STBM Desa/ Kelurahan
Yang perlu dipahami oleh perangkat dan masyarakat bahwa pokja atau tim STBM
merupakan alat dan sekaligus sebagai mitra pemerintah desa/kelurahan dalam
meningkatkan kualitas sanitasi desa/kelurahan. Untuk itu harus dilengkapi dengan
legalitas dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Desa/ Lurah untuk selanjutnya
dapat dijadikan pegangan dalan menjalankan fungsi dan perannya.
21
Nama Dokumen Rencana Kerja STBM
Nama dokumen rencana kerja bisa disepakati di tingkat desa bisa dengan nama
Rencana Jangka Menengah STBM Desa/kelurahan, Rencana Strategis STBM
Desa/kelurahan atau dengan sebutan lainnya.
Latar Belakang
Untuk memberikan gambaran yang lebih detail perlu juga ditampilkan peta
yang menggambarkan kondisi masing-masing rumah dengan memberikan
tanda dengan warna tertentu rumah nomor berapa dan siapan nama
kepala keluarganya, apakah sudah memiliki jamban, tempat pembuangan
sampah atau rumahnya telah dilengkapi dengan fasilitas pembuang air
limbah. Dengan peta tersebut fokus sasaran di masing-masing RT atau RW
akan jelas. Contoh peta tersebut adalah sebagai berikut:
22
Gambar 2
RUMAH
PENDUDUK
Gambar 3
Permasalahan
23
Sasaran Pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Uraian sasaran yang akan dicapai desa berdasarkan lima aspek STBM
diambil dari analisis sebelumnya, sebagaimana contoh di bawah:
Sasaran Indikator Rencana Pencapaian
2011 2012 2013
Desa terbebas dari semua rumah tangga memiliki dan 100%
Buang Air Besar memanfaatkan jamban keluarga yang
Sembarangan pada sehat
akhir Desember 2011
Desa terbebas dari semua rumah tangga memiliki dan 60% 100%
Buang Sampah memanfaatkan fasilitas pembuangan
Sembarangan pada sampah yang aman
akhir Desember 2012
Desa terbebas dari seluruh rumah tangga memiliki/ 50% 75% 100%
genangan air limbah dilengkapi dengan fasilitas pembuangan
keluarga pada akhir air limbah secara sehat dan aman pada
2013 akhir 2011
Seluruh rumah tangga seluruh rumah tangga memiliki dan 50% 75% 100%
telah membiasakan cuci menggunakan fasilitas cuci tangan pakai
tangan pakai sabun sabun
pada tahun 2013
Strategi Pencapaian
Uaraian mengenai strategi apa saja yang akan ditempuh oleh desa dalam rangka
pencapaian sasaran STBM tingkat desa. Terminologi strategi sebaiknya mengacu
pada strategi yang disesuaikan dengan konteks desa dan yang mudah untuk
dipahami oleh masyarakat awam.
Contoh
24
Dalam dokumen perencanaan ini pernyataan strategi STBM Desa/ kelurahan perlu
diberikan uraian penjelasan batasan pengertian dari masing-masing strategi. Dari
uraian seluruh strategi tersebut perlu dijelaskan kegiatan apa saja yang akan
dilakukan untuk mencapai sasaran pembangunan STBM (lihat contoh matrik
rencana kegiatan STBM)
Bagian ini menjelaskan secara rinci kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh
desa dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan, estimasi besaran biaya
masing-masing kegiatan, sumber biaya, kapan akan dilakukan dan penjelasan siapa
yang akan bertanggung jawab. Berikut contoh matrik rencana kerja untuk periode
3 tahun dengan asumsi seluruh sasaran STBM akan dicapai dalam waktu tiga tahun.
25
Rencana Kegiatan STBM Desa/Kelurahan
26
Pengelolaan Kegiatan STBM
Agar pelaksanaan STBM Desa/Kelurahan berjalan efektif dan mengatasi
permasalahan maka program STBM perlu dikelola dengan baik. Pengelolaan
kegiatan berarti melaksanakan rencana kerja dengan penuh komitmen dengan
cara:
Mengorganisir pelaksanaan
Mengorganisir kegiatan mencakup kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan
Jika masyarakat memerlukan bantuan teknis bagaimana cara memperolehnya
dan kepada siapa harus meminta
Jika masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan material untuk
membangunan sarana sanitasi bagaimana mengatasinya
Jika masyarakat belum terpicu untuk membangun sarana sanitasi bagaimana
cara meyakinkannya dan siapa sebaiknya yang melakukan.
Pengendalian
Kegiatan pengendalian pelaksanaan STM dilakukan melalui:
27
Monitoring untuk memastikan masing-masing RT/RW atau dusun telah
melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan hasil yang diharapkan
Pertemuan secara berjenjang untuk mengevaluasi progres pencapaian masing-
masing
Memberikan umpan balik atau masukan-masukan untuk pencpaian yang lebih
baik di tingkat dusun/RW
Berikan bantuan teknis jika RT/RW atau dusun mengalami kesulitan
Lakukan pencatatan kompilasi hasil pencapaian dari masing-masing dusun
sebagai pencapaian di tingkat desa/kelurahan
28
BAB IV. PELAKSANAAN STBM PILAR STOP
BABS
Penjelasan Umum
Tujuan
Tujuan utama pelaksanaan STBM pilar STOP BABS adalah menjadikan lngkungan
terbebas dari buang air besar sembarangan. Tujuan khusus meliputi:
Sasaran
Sasaran utama pelaksanaan pilar STOP BABS adalah:
Pokok-pokok Pesan
Pokok-pokok pesan yang perlu disampaikan secara terus menerus melalui berbagai
cara untuk STOP BABS dan masih bisa dikembangkan oleh masing-masing desa
antara lain:
29
1. Buang air besar sembarangan akan mencemari lingkungan dan akan
menjadi sumber penyakit
2. Buang air besar dengan cara yang aman dan sehat berarti menjaga
harkat dan martabat diri dan lingkungan
3. Jangan jadikan kotoranmu untuk penderitaan orang lain dan dirimu
sendiri
4. Cara hidup sehat dengan membiasakan keluarga buang air besar yang
aman dan sehat berarti menjaga generasi untuk tetap sehat.
Pesan-pesan diatas adalah salah satu contoh dan masih bisa dikembangkan sesuai
kreativitas masing-masing pelaksana program STOP BABS.
Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan STOP BABS bisa disususn sesuai dengan kondisi masing-
masing desa mulai dengan cara yang halus sampai dengan cara yang radikal.
Contoh cara yang halus adalah melalui pendekatan agama dengan meminta tokoh
agama memberikan nasehat/fatwa semua umat dilarang BABS. Contoh cara yang
radikal misalnya dengan cara membuat orang yang selama ini praktek buang air
besar sembarangan dibuat malu dengan diumumkan secara terbuka siapa saja
yang telah memiliki jamban keluarga dan siapa saja yang belum memiliki dan
masih praktek BABS.
Strategi STOP BABS dipilih berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya
mewujudkan kondisi STOP BABS ada beberapa kondisi yang dipersyaratkan dan
untuk memenuhi kondisi tersebut diperlukan strategi antara lain:
Syarat Strategi
Adanya kesadaran dan Pemicuan, sosialisasi dan
kepedulian warga promosi
Diorganisir dan direncanakan Pembentukan tim pelaksana
secara sistematis STOP BABS
Dukungan dan bantuan teknis Layanan konsultasi
kepada warga untuk
pembangunan sarana jamban
keluarga
Tenaga terampil untuk Pengadaan dan pelatihan
pembangunan jamban tukang
Material yang dibutuhkan Penyiapan unit produksi closet
tersedia dan dapat dijangkau dan buist
warga Kerjasama dengan toko
material, koperasi dsb.
Memastikan keluarga yang Monitoring
tidak memiliki jamban akan Pengumuman secara terbuka
membangun dan progress kepemilikan jamban
menggunakannya keluarga kepada masyarakat
luas.
30
Menyediakan material yang Penyiapan unit produksi
murah dan bisa dijangkau (percetakan closet, buist)
Menyiapkan tenaga terampil Pelatihan tukang
untuk pembangunan jamban
Berikut adalah opsi teknologi yang bisa dipertimbangkan untuk dipilih masyarakat
sebagaimana gambar berikut:
Bangunan
tengah
Bangunan
bawah
31
BAB V. PELAKSANAAN STBM PILAR PAM-RT
Penjelasan Umum
Pengelolaan air minum rumah tangga adalah berbecara mengenai bagaimana
mengelola air minum yang sudah ada di rumah tangga agar bersih dan aman
secara kesehatah. Jadi bukan berbicara mengenai bagaimana mendapatkan air
minum untuk bisa sampai ke rumah.
Tujuan
Tujuan STBM pilar Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga adalah membudayakan
masyarakat untuk senantiasa mengelola air minum secara sehat dan aman.
Sehat artinya air tersebut memenuhi syarat kesehatan dan aman berarti air tersebut
terbebas dari pencemaran yang bisa mengakibatkan terjadinya penyakit,
pengelolaan berarti upaya dengan cara tertentu agar air minum tidak tercemar dari
kontaminasi demikian pula untuk makanan.
1. Memastikan air yang akan dikonsumsi adalah air yang memenuhi syarat
kesehatan dan aman untuk dikonsumsi
2. Melakukan treatmen atau penanganan terhadap air sebelum dikonsumsi
misalnya dengan merebus sampai mendidih, klorinasi, penjernihan dan
cara-cara lain yang sesuai.
3. Menutup air minum dan makanan sebelum dikonsumsi.
Sasaran
Sasaran dari pilar ini adalah individu dan keluarga di masing-masing rumah tangga
Untuk pencapaian tujuan di atas maka diperlukan beberapa syarat dan kondisi
sebagai berikut:
Pokok-pokok Pesan
Pesan-pesan yang perlu disampaikan kepada masyarakat luas secara berkelanjutan
antara lain:
32
2. Periksakan kualitas air untuk memastikan terbebas dari pencemaran
3. Tutuplah makanan dan minuman sebelum dikonsumsi
4. Dan sebaganya bisa dikembangkan oleh masing-masing desa/kelurahan
Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan pilar ini adalah berdasarkan kondisi atau syarat yang
diperlukan sebagaimana diuraikan bagian sebelumnya.
Pilihan Teknologi
Teknologi sarana pengelolaan air minum rumah tangga mencakup dua bagian
yaitu pengolahan air air minum dan penyimpanan air minum:
33
BAB VI. PELAKSANAAN STBM PILAR CUCI
TANGAN PAKAI SABUN
Penjelasan Umum
Pelaksanaan STBM pilar Cuci Tangan Pakai Sabun adalah memastikan setiap
individu (orang) membiasakan diri mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
untuk memutus rantai kontaminasi melalui tangan.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini antara lain:
Sasaran
Sasaran utama gerakan ini adalah;
Pokok-pokok Pesan
Pesan-pesan penting yang perlu disosialisaikan antara lain:
Ingin sehat dan terbebas dari pencemaran lakukan cuci tangan pakai sabun
sebelum makan dan setelah melakukan pekerjaan
Banyak penyakit yang bisa dihindari cukup dengan cuci tangan pakai sabun
34
Cukup 2 menit untuk menghindari penyakit dengan cuci tangan pakai
sabun.
Dan sebagainya bisa dikembangkan sesuai dengan bahasa daerah masing-
masing.
Strategi Pelaksanaan
Strategi yang bisa dilakukan untuk memastikan masyarakat terbiasa cuci tangan
pakai sabun antara lain:
Opsi Teknologi
Prinsip cuci tangan pakai sabun adalah dengan menggunakan air yang mengalir
atau disiramkan bukan dengan wadah air tangan dicelupkan kemudian menggosok
dengan sabun dan dicelupkan pada air yang sama.
Pilihan sarana cuci tangan pakai sabun tergantung pada kreativitas masing-masing
misalnya:
1. Ceret/kendi (khusus untuk cuci tangan) dilengkapi dengan sabun dan lap
(handuk)
2. Ember dengan gayung dilengkapi dengan sabun dan lap (handuk)
3. Jerigen dimodifikasi dipasang kran dilengkapi sabun dan lap (handuk)
4. Pancuran dilengkapi sabun dan lap (handuk)
5. Wastafel dilengkapi sabun dan lap (handuk)
35
BAB VII. PELAKSANAAN STBM PENGELOLAAN
SAMPAH RUMAH TANGGA
Penjelasan Umum
Sampah merupakan sumber penyakit jika tidak dikelola dengan aman. Pelaksanaan
STBM pilar pengelolaan sampah rumah tangga dimaksudkan untuk memastikan
setiap rumah tangga mengelol sampahnya dengan aman dan sehat dan setiap
keluarga/rumah tangga memiliki tempat penympanan dan pembuangan sampah
yang aman.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah menjadikan lingkungan terbebas dari praktek buang
sampah sembarangan melalui dengan cara:
Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah; setiap individu, keluarga, tempat-tempat strategis
dan pemerintah desa:
36
Tempat umum (warung makan, toko dll) memilahkan sampah basah dan
kering dan mengelolanya atau membuang pada tempat yang aman dan
sehat.
Pemerintah desa; menetapkan dan menegakkan aturan mengenai
keharusan setiap keluarga mengelola sampah secara aman dan sehat
untuk menjadikan lingkungan yang bersih.
Pokok-pokok Pesan
Pesan pokok yang perlu disampaikan secara terus menerus antara lain:
Sampah akan menjadi sumber petaka apabila tidak dikelola dengan baik
Jangan buang sampah di sembarang tempat
Pilahkan sampah kering dan sampah basah
Sudahkan rumah anda dilengkapi tembuat pembuangan sampah yang
aman?
Sampah bisa dikelola dan menghasilkan uang dengan cara komposting
Dll sesuai dengan kraetivitas masing-masing.
Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan kegiatan ini antara lain dengan cara:
Teknologi
Sarana pengelolaan sampah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing,
tidak harus mahal akan tetapi sehat dan memenuhi syarat antara lain:
37
BAB VIII. PELAKSANAAN STBM PILAR
PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA
Penjelasan Umum
Comberan terbuka dari air limbah rumah tangga akan menjadi sarang jentik dan
lalat dan bisa menjadi sumber pencemaran bau busuk maupun penyakit. Kondisi ini
harus diatasi melalui gerakan pengelolaan air limbah rumah tangga. Kegiatan STBM
pilar ini untuk menjadikan lingkungan terbebas dari pencemaran air limbah rumah
tangga sebagai bagian dari rute kontaminasi.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah memastikan tidak adanya pencemaran lingkungan dari
air limbah melalui:
1. Kondisi lingkungan yang bersih dan terbebas dari pencemaran air limbah
rumah tangga
2. Setiap rumah dilengkapi fasilitas pembuanga air limbah yang aman dan
sehat, sehingga terhindar dari penyakit berbasis sanitasi lingkungan
Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah;
38
Pokok-pokok Pesan
Pesan yang perlu disampaikan dan disosialisasikan antara lain:
Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan STBM pilar ini antara lain:
Teknologi
Prinsip teknologi Saluran Pembuangan Air Limbah adalah tidak terjadi genangan
secara terbuka. Beberapa pilihan teknologi yang dapat dipilih antara lain:
39
BAB IX. MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN STBM
DESA/KELURAHAN
Batasan Pengertian
Monitoring adalah upaya untuk mengetahui dan memastikan rencana
kerja/kegiatan dalam pelaksanaan STBM dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan
target waktu yang ditetapkan.
Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui dan memastikan hasil keseluruhan dari
pelaksanaan STBM tercapai sesuai dengan tujuan dan target yang ditetapkan.
Cara Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan STBM dilakukan secara partisipatif melalui
pertemuan warga dihadiri oleh unsur penanggung jawab kegiatan, dan masyarakat
umum secara berimbang antara kelompok laki-laki dan perempuan.
40
Masyarakat mendiskripsikan isu dan permasalahan apa yang dihadapi dan pada
akhirnya mereka menetapkan kesepakatan upaya apa yang akan dilakukan, kapan
dan siapa yang akan melakukan.
Hasil monitoring dan evaluasi serta rencana tindak lanjut yang disepakati akan
dijadikan bahan dalam pertemuan selanjutnya.
Hasil utama yang harus diperoleh dalam monitoring dan evaluasi partisipatif adalah
rencana kerja yang diperbarui.
Alat
Alat monitoring dan evaluasi berupa daftar pertanyaan atau daftar ceck list sebagai
alat bantu diskusi untuk memastikan seluruh informasi yang diperlukan tersedia
informasinya secara cukup. Contoh lembar pertanyaan/ceck list adalah
sebagaimana lampiran: 2
41
Lampiran 1:
Panduan Pemicuan 1
Judul atau nama pertemuan menggunakan nama yang generik yang mudah
diterima oleh masyarakat, misalnya pertemuan “penyehatan lingkungan,
pertemuan sanitasi masyarakat atau judul lain yang lebih sesuai”.
Berikan kata kunci yang perlu disampaikan oleh pengantar atau yang akan
membuka acara pertemuan
Dimulai dengan salam dan ucapan terimakasih atas kesempatan untuk bisa
bertemu dengan warga masyarakat dilanjutkan dengan penegasan apa yang
disampaikan oleh pembuka acara.
42
Jeda sejenak:
Fasilitator menyebut nama desa dan peserta diminta menjawab “OK, Yess, Joss
atau jawaban lain yang disepakati.
Fasilitator menyebut “lingkungan bersiih” peserta diminta menjawab misalnya;
pasti bisa, harus bisa, atau jawab lain yang disepakati
Fasilitator menyebut lingkungan sehat peserta diminta menjawab misalnya”
harus bis, pasti bisa (jawaban berbeda dengan yel lingkungan bersih)
Yang pernah sakit diare Yang tidak pernah jumlah kasus mati karena
(sakit perut lainnya) diare
Menurut kita semua apa penyebab utama kejadian/kasus diare atau sakit perut
lainnya.
Dari jawaban peserta pastikan ada jawaban “diare disebabkan oleh makanan dan
minumam yang tercemar atau terkontaminasi”
Pertanyaan lanjutan; diantara semua binatang, binatang apa yang paling berperan
dalam peoses pencemaran makanan dan minuman?. Kemudian diantara anggota
badan kita anggota badan apa yang paling berperan menghantarkan sumber
penyakit sampai ke mulut kita?.
Kunci jawaban yang harus muncul adalah; lalat, nyamuk dan tangan kita.
Pertanyaan lanjutan; siapa diantara kita yang tahu berapa jumlah kaki lalat? dan
tempat apa paling favorit disukai dan dihinggapi lalat?
Kata kunci jawaban pertanyaan ini adalah: lalat mempunyai 6 kaki, tempat favorit
yang dihinggapi lalat antara lain tahi, sampah dan tempat kotor lainnya.
Tegaskan pokok-pokok penting dari diskusi kita “bahwa sakit diare atau sakit perut
lainnya disebabkan oleh makanan dan minuman yang tercemar oleh kotoran/tahi
yang dihantarkan oleh lalat dan tangan kita. Dengan kata lain “secara tidak sadar
kita yeng pernah diare berarti pernah makan tahi” OK?...
43
Jeda sejenak, Yel
Lingkungan bersih....... dijawab pasti bisa... (sesuai dengan kesepakatan pada yel
pertama)
Pertanyaan kunci, mengapa sampai ada tahi yang dihinggapi lalat? berikan
beberapa peserta untuk menyampaikan jawabannya.
Kata kunci jawaban ini adalah “tahi dihinggapi lalat karena BAB sembarangan” dan
pastikan kata kunci BAB terbuka muncul dari peserta. Tanyakan kembali mengapa
orang BAB terbuka? Apakah karena tidak mempunyai jamban, atau mempunyai
jamban tetapi tidak dipakai dan lebih suka BAB terbuka. Berikan kesempatan
peserta untuk menjawabnya.
Dari jawaban tersebut tegaskan apapun alasannya BAB terbuka akan berdampak
negatif, pertama kotoran atau tahi menjadi tempat bercengkerama lalat lalu
hinggap di makanan dan minumam kita yang terbuka dan akhirnya masuk ke mulut
melalui tangan. Yang kedua dari segi etis memanerkan pantat atau aurat kepada
orang lain. Dan bahaya lain sangat dimungkinkan BAB sembarangan di semak-
semak dalam keadaan gelap kaki atau “si burung” laki-laki dipatok ular.
Jeda: Joke, apakah di sini pernah ada kasus orang BAB sembarangan dipatok ular?
Jika ada sungguh amat kasihan...., semoga mereka segera membangun jamban dan
dimanfaatkan sehingga tidak lagi dipaotk ular.
44
semak atau di sungai, akan tetapi walaupun mereka BAB di kloset keramik dan
bagus akan tetapi kalau pembuangannya dialirkan di sungai, maka hal tersebut
termasuk BAB Sembarangan.
Jeda: Penegasan pesan perubahan perilaku BABS oleh tokoh agama/ tokoh
masyarakat.
45
Peta Sanitasi Desa XXX.
Pada langkah ini peserta diajak menghitung berapa jumlah KK yang tidak memiliki
jamban dan membayangkan berapa jumlah tahi yang dibuang sembarangan setiap
hari, setiap minggu, bulan dan tahun.
Catatan:
jumlah tahi BABS jumlah tahi BABS jumlah tahi BABS jumlah tahi BABS
setiap hati setiap minggu setiap bulan setiap tahun
Tegaskan lagi bahwa “Di desa ini rata-rata sebanyak 36 ton tahi atau sebanyak 36
truk tahi dibuang di sembarang tempat, di pekarangan, di parit dan di sungai”.
Memang, kita tidak pernah menghitung, tidak meraskan, tetapi ini benar-benar
adanya jika kita semua peduli terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Jelaskan kembali bahwa tahi yang dibawa oleh enam kaki lalat memang tidak
kelihatan akan tetapi akibat yang ditimbulkan sudah akan terasa, perut mules, diare
bahkan muntah dan sakit.
46
Peragakan/demostrasikan proses pencemaran air dengan tahi manusia
sebagaimana langkah-langkah berikut:
Siapkan:
1 gelas air aqua, 6 helai rambut (sama dengan jumlah kaki lalat) dan 1 onggok tahi
Tegaskan bawa kita semua menyaksikan bahwa air telah tercemar tahi
Tanyakan kembali, kalau air yang akan kita minum dihinggapi lalat
yakinkah air kita dalam keadaan bersih? Mungkin jawabannya YA
Tanyakan kembali; lalu apa bedanya air yang dihinggapi lalat dengan 6 kaki
bersama tahi, dengan air yang baru saja kita campur dengan tahi. Toh
sama-sama jernih.
Kalau air yang sudah dihinggapi lalat dengan tahi kita mau meminumnya,
beranikah anda minum air ini (air yang sudah diaduk dengan tahi tadi),
tawarkan juga kepada semua peserta siapa yang berani meminumnya?
Jeda sejenak: minta peserta untuk merenungkan betapa banyaknya tahi-tahi itu
berserakan di sekitar mereka.
47
Menghitung berapa lalat yang hinggap di tahi kemudian hinggap di makanan
dan minuman. (30 menit)
Tanyakan berapa rata-rata lalat hinggap di setiap tahi yang dibuang sembarangan.
Minta kesepakatan antara lima, sepuluh atau dua puluh. Asumsikan kesepakatan
tersebut rata-rata ada 10 lalat.
Tanyakan lagi dari sepuluh lalat berapa lalat yang hinggap di makanan dan
minuman kita dengan membawa tahi. Minta kesepakatan bersama. Asumsikan
yang hinggap di makanan satu lalat dan yang hinggap di minuman satu lalat.
Sekarang ajaklah berhitung bersama dengan contoh hasil sebagai berikut:
WAKTU HITUNGAN
satu hari 200 onggok tahi 200 onggok tahi 200 piring 200 gelas
x 1 lalat = 200 x 1 lalat = 200 makanan tercemar minuman
lalat lalat tahi tercemar tahi
satu minggu 200 lalat 200 lalat 1400 pring 1400 gelas
bersama tahi x 7 bersama tahi x 7 makanan tercemar minuman
hari = 1400 lalat hari = 1400 lalat tahi tercemar tahi
dengan tahi dengan tahi
satu bulan 1400 lalat 1400 lalat 42000 piring 42000 gelas
dengan tahi x 30 dengan tahi x 30 makanan tercemar minuman
hari = 42000 hari = 42000 tahi tercemar tahi
lalat dengan tahi lalat dengan tahi
satu tahun 42000 lalat 42000 lalat 504000 piring 504000 gelas
dengan tahi x 12 dengan tahi x 12 makanan tercemar minuman
bulan = 504000 bulan = 504000 tahi tercemar tahi
lalat dengan tahi lalat dengan tahi
Ingatkan,
bahwa ini akan terjadi jika kita tidak menutup makanan dan minumam sehari-
hari
Berdasarkan ajakan tokoh masyarakat tersebut, tegaskan memang benar kita harus
menjaga diri kita dan keluarga kita dari pencemaran dengan cara membangun
jamban dan menggunakannya, menutup makanan dan minuman serta mencuci
tangan pakai sabun.
48
Puncak Pemicuan (60 menit)
Pengantar
Kita harus menjaga diri, keluarga dan lingkungan kita dari pencemaran tahi
manusia
Yang terpenting adalah STOP BAB sembarangan sehingga tidak ada lagi
lalat yang menghinggapinya.
Sebagai umat yang beragama kita berkewajiban menjaga diri dan keluarga
dari penyakit
Pertanyaan pemicuan
Baiklah kita semua sudah memahami apa yang telah kita bicarakan. Pertanyaan
untuk mereka yang belum mempunyai jamban sehat; siapa yang akan segera
membangun jamban...? silahkan angkat tangan. Catat nama-nama mereka berikut
alamatnya.
49
Pertanyaan untuk keluarga yang sudah memiliki jamban dan perangkat desa
Apa yang akan anda lakukan untuk memastikan semua masyarakat memiliki
jamban dan tidak ada yang BAB sembarangan. Mintalah masing-masing
menyampaikan pendapatnya.
Yang akan dilakukan agar semua keluarga memiliki jamban dan tidak
ada yang BABS sembarangan.
1. ...................................................................................................................
2. ...................................................................................................................
3. ...................................................................................................................
4. ...................................................................................................................
dst
Penyusunan rencana kerja diikuti oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat
termasuk ketua RT dan RW. Pertemuan ini membahas rencana monitoring
pelaksanaan pembangunan jamban berdasarkan komitmen yang telah dihasilkan
selama pemicuan. Masing-masing perangkat dan tokoh masyarakat diharapkan
mendapat tugas dan tanggung jawab untuk memastikan semua komitmen
pembangunan jamban dipenuhi dengan cara pembagian wilayah pendampingan,
misalnya satu tokoh masyarakat/ perangkat bertanggung jawab untuk 6-10
keluarga.
Catatan:
Peta yang telah dibuat bersama di salin pada kertas ukuran besar sebagai bahan
pertemuan evaluasi perkembangan pembangunan jamban. Isi peta mencakup
batas dusun dan RT/RW nama-nama keluarga/ rumah tangga. Jika tidak
memungkinkan cukup dengan daftar nama KK berikut alamat serta status
kepemilikan jamban.
50
Pemicuan Lanjutan
Pemicuan STOP BABS tidak cukup sekali pada pertemuan masyarakat. Pemicuan
lanjutan/berikutnya akan menjadi kunci bergeraknya masyarakat untuk melakukan
perubahan perilaku. Tokoh masyarakat atau tokoh agama yang menjadi panutan
memegang peran sangat besar karena setiap hari mereka tinggal bersama mereka
dan nasehatnya selalu di dengar.
Pemicuan lanjutan oleh tokoh agama perlu dilakukan melalui forum keagamaan
misalnya melalui khutbah jum’at untuk umat muslim, dan khutbah kebaktian setiap
minggu untuk masyarakat kristiani dan forum-forum lainnya yang dianggap sesuai.
51
Panduan Pemicuan 2
Penjelasan Umum
Pemicuan ke 2 merupakan kelanjutan dari pemicuan pertama dalam rangka
perubahan perilaku BAB. Pemicuan ini diarahkan agar masyarakat melakukan
perubahan perilaku dalam pembuangan sampah dan pengelolaan air limbah
keluarga.
Walaupun prinsipnya sama untuk perubahan perilaku akan tetapi cara atau
skenario pemicuannya sebaiknya berbeda dengan pemicuan STOP BABS. Pada
pemicuan STOP BABS masyarakat diajak berproses sedemikian rupa untuk
memahami rute kontaminasi diajak berfikir dan membayangkan betapa bahayanya
jika BABS tidak di STOP maka tanpa disadari orang makan tahinya sendiri atau tahi
orang lain melalui perantara lalat dan tangan yang tidak bersih dan makanan serta
minuman yang tidak ditutup. Pada pemicuan tersebut tiga pesan secara langsung
tersampaikan yaitu STOP BABS, cuci tangan pakai sabun dan pengelolaan air dan
makanan rumah tangga.
Masyarakat yang akan kita picu untuk pengelolaan sampah dan pengelola-an
limbah rumah tangga diasumsikan mereka sudah pernah mengikuti pembahasan
mengenai rute kontaminasi. Cara yang efektif pemicuan ke dua ini adalah langsung
pada maksud (to the point) pentingnya setiap keluarga memiliki tempat
pengelolaan sampah dan memperbaiki saluran pelbuangan limbahnya. Penjelasan
mengenai skenario pemicuan pada modul strategi pemicuan adalah sebagai
berikut:
Pemicuan komitmen
Evaluasi dan Kesepakatan Rencana dan aksi masyarakat untuk pengelolaan sampah dan
umpan balik komitmen SPAL
52
Pertemuan koordinasi Pokja AMPL
Pertemuan masyarakat
53
Dusun Masalah pembuangan Masalah pembuangan air
sampah rumah tangga limbah rumah tangga
Tolok ukur penilaian kualitas fasilitas pembuangan sampah adalah memiliki lubang
pembuangan sampah dan digunakan. Tolok ukur kualitas pembuangan air limbah
adalah saluran tertutup atau terbuka secara permanen dan terawat serta dibuat
lubang pembuangan dan tertutup (tidak ada comberan terbuka dan bau).
Jika keluarga yang akan dinilai tidak hadir dalam pertemuan maka peserta lain yang
mengetahui memberikan penilaian karena fasilitas pembuangan sampah dan SPAL
secara fisik dapat dilihat oleh masyarakat lain.
54
Dusun/RW Nama KK sudah punya fasilitas fasilitas
jamban pembuangan pembuangan
sampah air limbah
Hasil dari cek list kelompok selanjutnya dilakukan tabulasi bersama sama sebagai
berikut:
Umpan balik
Berikan umpan balik hasil tabulasi cek list kelompok dengan menegas-kan kembali
bahwa memiliki jamban atau STOP BABS belumlah cukup untuk menghindari resiko
pencemaran lingkungan. Kita masih perlu mengupayakan dan melakukan gerakan
agar lingkungan kita menjadi bersih dan sehat dengan menata dan memperbaiki
sistem pembuangan sampah dan air limbah rumah tangga.
Membangun komitmen
Diskusikan upaya apa yang harus kita lakukan agar semua rumah membuang
sampah dan air limbahnya secara aman. Pastikan komitmen yang disepakati adalah
gerakan STOP buang sampah sembarangan dan perbaikan SPAL masing-masing
rumah tangga. Upayakan dalam menyepakati komitmen ini disepakati
dilaksanakannya kerjabakti kebersihan lingkungan oleh warga secara rutin.
55
Penyampaian pesan melalui kegiatan keagaamaan (khutbah, pengajian,
kebaktian dll).
Gerakan STOP buang sampah sembarangan melalui sekolah
Pemasangan poster kampanye STOP buang sampah dan air limbah rumah
tangga sembarangan
56
Lampiran2:
Permasalahan yang terjadi di dusun/RW dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
57
58