Teori Akuntansi Ekuitas
Teori Akuntansi Ekuitas
Definisi Ekuitas
IAI mendefinisi ekuitas sebagai (pasal 49) hak residual atas akitva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Sedangkan FASB dalam SFAC No. 6 mendefinisi ekuitas
sebagai Equity or net is the residual interest in the assets of an entity that remains after
deducting its liabilities. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa
ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa
datang. Karena didefinisi atas dasar asset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada
bagaimana asset dan kewajiban diukur.
Godfrey, hodgson, dan holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar
kriteria berikut :
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim.
b. Hak penggunaan aset dalam operasi.
c. Substansi ekonomik perjanjian.
Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisis dan konseptual antara manajemen dan
pemilik. Ekuitas pemegang saham (ekuitas) menggambarkan hubungan yuridis antara
perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen
penting yaitu (a) modal setoran dan (b) laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal
yuridis dan modal setoran lain. Ekuitas didefinisi secara sintaktik sebagai hak residual atas
aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara
sintaktik bukan semantic karena keperluan untuk mempertahankan artikulasi statemen
keuangan. Ekuitas mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi
nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.
Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal yaitu (1) penyelesaian klaim, (2) hak
penggunaan aset dan (3) substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar
konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang
terpisah dari manajemen. Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal
setoran merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya
sedangkan laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan
aset, modal setoran merupakan perubahan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal)
segangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi).
1
Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukkan oleh
keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis
atau modal saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain.
Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis. Akan tetapi,
secara konseptual modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukkan
modal setoran yang harus dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang
mendasarkan diri ada konsep dasar substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah
seluruh jumlah yang secara ekonomik tertanam dalam perseroan termasuk laba ditahan.
2
D. Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan
sebenarnya merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Ditinjau dari sumber, ada beberapa
komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham yaitu:
a. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham.
b. Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian deviden.
c. Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset fisis tertentu.
d. Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham.
e. Sumber lainnya.
Laba ditahan pada dasarnya adalah berbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan
dari akun Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary). Pembedaan antara dua bagian elemen
ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan
indikator daya melaba (earning power) sehingga laba ditahan selalu harus dipisahkan dengan
modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang
saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana
dasar (basic fund) yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perrlindungan bagi
pihak lain.
3
2. Pengungkapan pengarunya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual
kembali.
Beberapa pos yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan
dilaporkan sebagai PENYESUAI LABA DITAHAN adalah:
1. Penyesuaian periode-lalu
2. Koreksi kesalahan
3. Pengaruh perubahan akuntansi, dan
Secara umum, perubahan akibat ketiga komponen pertama diperlukan sebagai transaksi
operasi sehingga dilaporkan dalam statemen laba-rugi.
E. Kuasi-reorganisasi
Kuasi-reorganisasi akan mempengaruhi laba ditahan secara langsung. Kuasi-
reorganisasi dilakukan apabila terdapat deficit yang cukup besar tetapii perusahaan masih
berjalan baik dan mempunyai prospek yang baik pula. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang disebut bankrupt secara teknis sehingga perusahaan bebas dari kemungkinan
bankrupt atau pailit secara hukum yang mengarah ke likuidasi.
Penyusunan kembali struktur ekuitas pemegang saham melalui kuasi-reorganisasi
menempatakan perusahaan dalam posisi baru berdiri (fresh start). Statemen keuangan untuk
tahun terjadinya kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan rincian jumlah yang membentuk
struktur modal yang baru. Laba ditahan sebelum reorganisasi tidak dapat diteruskan lagi dan
laba ditahan dalam neraca setelah reorganisasi haris diberi tanggal mulai terbentuknya
(tanggal reorganisasi). Kuasi-reorganisasi hanya dapat dilakukan kalau syarat-syarat tertentu
dipenuhi.
F. Laba Komprehensif
Pemisahan yang tegas antara transaksi operasi (nonpemilik) dan transaksi pemilik yang
berakibat pemisahan secara tegas antara modal setoran dan laba ditahan mempunyai
konsekuensi bahwa segala perubahan yang berkaitan dengan operasi dalam arti luas
dilaporkan melalui statemen laba rugi. Hal ini menjadi landasan penyajian laba dengan:
4
1. Pendekatan semua-termasuk
Pendekatan ini hanya memasukkan ke dalam atatemen laba rugi pos-pos operasi
yang dianggap bertalian dengan tahun berjalan dan penggunaan aset (sumber
ekonomik) untuk mencapai tujuan utama. Pendekatan ini menekankan makna
periode sekarang atau berjalan (current) dan operasi dalam arti sempit.
2. Pendekatan kinerja sekarang
Pendekatan ini menekankan pemisahan secara tegas transaksi operasi dalam arti luas
dan transaksi modal. Dengan kata lain, yang diperhitungkan sebagai laba dan
disajikan melalui statemen laba rugi adalah semua pos akibat transaksi
nonpemilik.Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar kontinuitas usaha yang
memandang statemen laba-rugi merupakan penggalan aliran operasi (pendapatan
dan biaya) dalam jangka panjang
G. Modal Yuridis
Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada
sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap terhadap
pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham harus mempunyai nilai nominal
atau nilai minimum yang dinyatakan untuk menunjukkan hak yuridis. Modal yuridis
merrupakan jumlah rupiah minimal yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk
modal yuridis.
5
H. Modal Setoran Lain
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga secara
akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik. Karena
tidak bermakna ekonomik, saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal (no pair stock). Ada
dua alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu untuk (1) untuk menghindari utang
bersyarat dalam hal saham terjual dibawah harga nominal, dan (2) tidak ada hubungan antara
nilai nominal dengan harga pasar saham.
6
Nilai buku (book value) atau nilai bawaan (carying value) obligasi saat
penukaran.
Harga pasar obligasi atau harga pasar saham (mana yang paling objektif)
d. Deviden Saham
Deviden saham adalah distribusi deviden dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi deviden saham tidak
disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, deviden saham akan menyerupai
pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham adalah penurunan nominal per
saham dengan cara menukar tiap satu saham yang beredar dengan dua atau lebih
saham baru yang nilai nominal per sahamnya merupakan pecahan dari nilai nominal
saham semula.
e. Hak Beli Saham, Opsi dan Waran
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk
membeli sejumah saham (proporsional dengan kepemilikan). Hal ini biasanya
dimaksudkan untuk mempertahankan pemilik pemegang saham lama.
Secara umum opsi diartikan sebagai klaim untuk membeli atau menjual saham
tertentu yang sengaja diciptakan oleh investor untuk dijual kepada investor
lain.Terdapat dua macam opsi yaitu call dan put. Opsi call memberi hak kepada
pemegang untuk membeli sejumlah saham dengan harga tertentu setiap saat sebelum
hak tersebut habis pada tanggal tertentu. Opsi put memberikan hak kepada
pemegang saham untuk menjual sejumlah saham dengan harga tertentu setiap saat
sebelum hak tersebut habis pada tanggal tertentu. Opsi dijual oleh penerbit dengan
harga tertentu.
7
Dalam arti khusus opsi saham adalah semacam kontrak yang memberi hak
kepada karyawan perusahaan (termasuk manajer atau pemimpin) untuk membeli
saham perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan harga yang tertentu pula.
Perusahaan dapat juga menjual hak beli saham (rights) kepada nonpemegang
saham dengan menjual kupon pembelian saham atau waran. Dalam PSAK No. 41,
IAI mendefinisi waran sebagai berikut:
“ Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang membeli
hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada
harga dan jangka waktu tertentu.”
Pemegang waran dapat membeli sejumlah saham dengan mengembalikan
waran tersebut dan membayar dengan sejumlah uang kas tertentu. Waran berbeda
dengan hak beli saham dan opsi saham dalam beberapa aspek yaitu:
Waran diterbitkan oleh perusahaan sedangkan hak beli saham diterbitkan
oleh investor (baik individual maupun institusional).
Jangka waktu opsi waran biasanya lebih lama (dapat tahunan) daripada
jangka waktu opsi hak beli saham.
Waran diterbitkan atau dijual kepada umum (bukan pemegang saham atau
karyawan perusahaan) yang biasanya hal ini menjadi syarat-syarat pembeli.
Harga pembelian saham total (harga waran plus tambahan kas) pada saat
pengambilan opsi biasanya melebihi harga pasar saham pada saat waran
ditawarkan.
Bila hak opsi tidak diambil, kos waran tidak dapat ditarik kembali oleh
pemegang waran.
f. Saham Treasuri
Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan
kembali untuk sementara saham menjadi saham treasuri. Beberapa alasan
perusahaan melakukan penarikan kembali saham sebagai saham treasuri
adalah:
8
Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program
opsi saham.
Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam
transaksi penggabungan usaha (business combination).
Masalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan
jumlah rupiah yang harus dianggap seebagai pengurangan modal setoran dan laba
ditahan dan (2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham
treasuri dijual kembali. Mengenai hal ini ada dua konsep yang dapat diterapkan yaitu
konseep satu-transaksi (single-transaction) dan dua-transaksi (two-transaction). Dua
konsep dapat diterapkan dalam transaksi saham treasuri yaitu :
1. Konsep satu-transaksi
Konsep ini disebut juga dengan metode kos karena jumlah rupiah total yang
dibayarkan dianggap seakan-akan merupakan kos pembelian saham treasuri.
Disebut satu-transaksi karena pembelian saham treasuri dan penjualannya
kembali diangga satu transaksi. Artinya, pembelian dan penjualan dianggap
sebagai kesatuan transaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan
transaksi saham treasuri tersebut.
2. Konsep dua-transaksi
Dengan konsep ini, pemerolehan kembali saham sebagai saham treasuri
dianggap sebagai likuidasi ekuitas pemegang saham sedangkan penjualan
kembali saham treasuri dianggap sebagai penerbitan saham baru. Konsep ini
disebut pendekatan nilai nominal (par-value approach) karena harga penarikan
atau penjualan kembali ditandingkan dengan nilai nominal. Selisihnya, baik
dalam penarikan atau penjualan, dikompensasi ke modal setoran lain (excess
of paid-in capital over par stock atau agio saham) seluruhnya atau sebatas
porsi modal setoran lain mula-mula dan selisihnya dikompensasi ke laba
ditahan.