Review Buku Sejarah Sains
Review Buku Sejarah Sains
I. IDENTITAS BUKU
II. PENDAHULUAN
Indonesia, diberi karunia oleh Tuhan Yang Maha Esa alam yang begitu memesona.
Keindahannya menyimpan misteri yang sangat menggoda untuk diteliti dan diolah
untuk dimanfaatkan. Berkaitan dengan hal tersebut, buku Belenggu Ilmuwan dan
Pengetahuan, Dari Zaman Hindia Belanda Sampai Zaman Orde Baru mengulas
banyak tentang bagaimana alam Indonesia sejak zaman Hindia Belanda hingga zaman
Orde Baru, berhasil memberi rasa takjub kepada para peneliti maupun orang-orang
yang haus akan ilmu pengetahuan. Bagaimana keingin tahuan tersebut selalu
pandang yang menarik, walau secara keseluruhan sudut pandang yang diambil berasal
dari pandangan masyarakat Belanda yang besar dan lahir di Hindia Belanda, wilayah
koloni. Tetapi tak memungkiri, didalamnya juga terdapat sudut-sudut pandang dari
masyarakat pribumi yang terpelajar dan para ilmuwan Indonesia, setelah Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya.
III. ISI
Seperti yang digambarkan dalam pendahuluan, kurang lebih buku ini menjelaskan
tentang bagaimana semua itu (ilmuwan dan pengetahuan di Indonesia), beranjak dari
rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu bagaimana pengetahuan dan alam, dapat
memberikan jawaban atas apa-apa yang masih dipertanyakan. Atas apa-apa yang
sifatnya mendukung kemajuan manusia. Selebihnya buku ini terbagi ke dalam beberapa
sub-bab. Sub-bab tersebut secara berurut dimulai dari bab Apostel Pencerahan, Ilmu
Kina, Indahnya Ilmu Pengetahuan Treub, Para Profesional Etis, Pencerahan Gaya
Apostel Pencerahan, menjadi bab pembuka dalam buku ini. Yang dapat saya
tangkap dari sub-bab ini adalah bagaimana ilmu pengetahuan di masa itu (era Hindia
Belanda, setelah sebelumnya terdapat peralihan kekuasaan singkat dari tangan Inggris
wilayah koloni. Tokoh yang berpengaruh saat itu, salah satunya adalah Van Hoevell.
Namun hal itu ditentang oleh pihak pemerintahan Belanda. Dikhawatirkan keberadaan
dan kebangkitan ilmu pengetahuan di wilyah koloni itu (yang bukan berasal dari
berujung pada pengkhianatan. Kendati demikian, walau dunia keilmuan terbagi atas
dua, penghobi amatir di Batavia dan ilmuwan resmi negara Hindia Belanda. Pada
Hindia Belanda. Harus terlebih dahulu mengenal karakteristik alam di wilayah tersebut.
Oleh karenanya selain Van Hoevell, tokoh berpengaruh lainnya yaitu Franz Junghuhn,
meneliti tentang karakteristik alam pulau Jawa dengan fokus telaahan gunung-gunung
api yang aktif di dataran Jawa. Dari hasil penelitian tersebut, menghasilkan buku-buku
Hindia Belanda sudah mulai stabil dan mandiri dari kekuasaan pemerintahan Belanda.
Terobosan paling besar saat itu adalah dengan memulai upaya aklimatisasi terhadap
tumbuhan kina. Kina pada saat itu menjadi tumbuhan yang populer dan komoditas yang
paling dicari. Sebab, kina merupakan tumbuhan obat mujarab yang dapat
menyembuhkan seseorang dari penyakit Malaria (yang kala itu melanda sebagian besar
masyarakat Eropa). Berbagai cara dilakukan untuk mencari bibit mana yang dapat
ditanam di wilayah koloni yang beriklim tropis. Salah satunya, merekrut para naturalis.
Franz Junghuhn, Van Gorkom, dan Charles Ledger, merupakan naturalis naturalis yang
diutus untuk meneelah bibit kina yang unggul dan memiliki kandungan yang tinggi
untuk ditanam. Kina yang paling memberikan pengaruh dan menghasilkan kandungan
yang tinggi yaitu kina jenis C. Calisaya (ditemukan oleh Van Gorkom) dan C.
Ledgeriana (ditemukan oleh Charles Ledger). Kegiatan aklimatisasi kina ini menjadi
fondasi ilmu pengetahuan Hindia Belanda karena berguna untuk mengatur jarak antara
birokrasi dengan pemilik perkebunan swasta. Selain itu, dapat saya tangkap, mengapa
ilmu kina diupayakan agar dapat ditanam di Hindia Belanda, karena nilai jualnya yang
mahal saat itu, turut membantu keuangan Hindia Belanda yang saat itu sedang
mengalami krisis. Uang yang dihasilkan pun juga sebagian disumbungkan untuk
Kemudian, bab tiga dibuka dengan permasalahan awal yang kembali hadir.
Walau aklimatisasi kina sudah dilakukan, tetapi untuk ilmu-ilmu pengetahuan yang lain
masih kurang mendapat dukungan dari pemerintah. Sempat ilmu pengetahuan masa itu
mengalami kegelapan dan kemunduran kembali, tetapi pada tahun 1900-an, ilmu
direvitalisasi kembali sebagaimana fungsi awalnya, sebagai pusat lembaga ilmiah. Dan
disinilah peran Treub menjadi sorotan utama dalam bab Indahnya Ilmu Pengetahuan
Treub dan Para Profesional Etis. Di tangan Treub, Buitenzorg menjadi lebih pesat dan
dikenal di Eropa sebagai pusat lembaga ilmiah. Walau dalam permasalahan pertanian,
Treub banyak mendapatkan kritikan karena ambisi-ambisinya yang tak selaras dengan
ilmu pengetahuan di kalangan nasionalis Indonesia. Tak jauh berbeda dengan apostel
kalangan nasionalis Indonesia juga berupaya melakukan hal yang sama. Bermula dari
(khususnya masyarakat Jawa), bahwa ilmu pengetahuan itu amat penting. Melalui
pendidikan, diharap masyarakat dapat tercerahkan dan ilmu pengetahuan berkembang
IV. KESIMPULAN
Pada akhirnya buku ini memang bertujuan untuk mengulas bagaimana ilmuwan &
pola yang sama selalu muncul, seperti di dalam buku Science & Technology in World
pertentangan dari pihak gereja, karena ketidak selarasan ilmu yang berkembang dengan
ilmu yang sudah ada (terlepas dari pengaruh Aristoteles). Begitupun juga yang terjadi