Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN SISTEM DRAINASE

Deira Ramadhania
1192905002

Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan limpasan


air permukaan ke badan air penerima atau mengalirkan kelebihan air ke saluran
yang ada, yang pada akhirnya dialirkan ke laut atau dirembeskan ke tanah.

Beberapa fungsi drainase adalah :


1. Membebaskan suatu wilayaH terutama permukiman yang padat dari
genangan air
2. Meningkatkan kesehatan lingkungan dengan memperkecil resiko
penyakit yang ditransmisikan melalui air atau waterborne disease
3. Memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan
bangunan-bangunan lainnya
4. Mengendalikan keberadaan air yang berlimpah pada musim penghujan
dan kekeringan pada musim kemarau.

Pada prinsipnya sistem jaringan drainase perkotaan terbagi menjadi 2, yaitu:


1. Drainase utama (major drainage): sistem saluran yang menampung dan
mengalirkan air dari daerah satu angkapan air hujan atau catchment area
yang berfungsi untuk menampung aliran yang berskala besar atau luas
seperti saluran drainase primer, kanal, atau sungai.
2. Drainase local (minor drainage): sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan
dalam wilayah perkotaan, seperti saluran sepanjang sisi jalan, saluran di
sekitar perumahan atau bangunan, saluran drainase perkotaan lain
dengan kapasitas tampung tidak terlalu besar.

Secara umum air hujan dialirkan melalui saluran tersier ke sekunder,


kemudian menuju ke saluran primer, dan akhirnya air yang berasal dari saluran-
saluran tersebut akan bermuara ke sunga atau danau.
1. Saluran tersier: saluran terbuka yang berfungsi untuk melayani air
permukaan pada lokasi permukiman yang kurang padat, badan saluran
dapat berupa dinding tanah, pasangan batu kali, dan dinding beton.
2. Saluran sekunder: saliran tertutup yang berada pada lokasi permukiman
yang padat, daerah perkantoran, dan pusat perdagangan. Bentuk saluran
adalah bulat, oval, persegi, atau trapesium.
3. Saluran primer: saluran yang ukuran dan kapasitasnya jauh lebih besar
dari saluran sekunder yang dapat berupa kali atau sungai yang melintas
di dalam kota. Dasar saluran drainase dirancang agar memungkinkan air
untuk mengalangi ke dalam tanah. Dasar saluran drainase dapat berupa
pasir, lanau, atau lempung.

Berdasarkan materi atau bahan dasar saluran drainase, bahan pasir memiliki
daya resap yang paling tinggi, lalu diikuti lanau, dan yang paling rendah daya
resapnya adalah lempung.
Bangunan pendukung drainase adalah sebagai berikut:
1. Gorong-gorong: bangunan persilangan pada saluran drainase yang
memotong jalan atau media lain
2. Pintu air: bangunan pelengkap saluran yang umumnya dipasang di inlet
atau outlet waduk, kolam retensi dan diujung daluran yang berhubungan
langsung dengan badan air.

Beberapa jenis atau bagian pintu air:


1. Pintu air sorong: dioperasikan secara mekanis dengan menggunakan
tenaga manusia
2. Pintu air otomatis: dapat menutup sendiri karena menggunakan rantai
berat atau kabel baja tegangan tinggi
3. Barscreen: berfungsi sebagai penyaring sampah agar tidak menghalau
laju aliran
4. Pompa: berfungsi untuk mengalirkan air yang tidak dapat teralir secara
gravitasi

Perlu diwujudkan sistem drainase yang berwawasan lingkungan yang


mewujudkan daya dukung lingkungan untuk menjamin tetap berlangsungnya
konservasi air atau tanah, menjamin ketersediaan air permukaan dan air tanah,
dan untuk penanggulangan masalah genangan air. Prinsip dasar sistem drainase
berwawasan lingkungan adalah detention; menahan air dan retention;
meresapkan air.

Penerapan sistem drainase berwawasan lingkungan ini dapat dilakukan


mulai dari tingkat rumah tangga hingga perkotaan. Pada tingkat rumah tangga,
air limpasan dari atap atau drainase rumah dimuarakan pda suatu bidang yang
didesain khusus yang memiliki permeabilitas yang tinggi agar dapat menyerap
air secara cepat ke tanah yang dinamakan sumur resapan dengan komposisi
kerikil dan pasir.
Fungsi drainase berfungsi saat kondisi air tanah tinggi dan resapan air
dalam kondisi lambat. Selain itu berdasarkan prinsipnya, saluran drainase
adalah untuk mengalirkan air di dataran tinggi ke dataran rendah, dengan tujuan
akhir untuk dibuang ke laut secara cepat. Bila saluran drainase tidak berfungsi
dengan baik maka air sungai di dataran rendah dapat melimpas dan
menciptakan genangan. Sebaliknya jika saluran drainase berfungsi dengan baik
akan menghindarkan genangan karena dapat mengalirkan air hujan yang jatuh
dengan deras ke laut.
Untuk permukiman atau perkotaan dapat membangun kolam retensi atau
waduk dengan ukuran besar.
SISTEM DRAINASE VERTIKAL

Deira Ramadhania
1192905002

Dalam pola pengaliran horizontal, masifnya pengerasan tanah akibat


pembangunan membuat ait hujan yang jatuh langsung mengalir tanpa terserap
ke tanah dan mengurangi resapan air ke dalam tanah. Persediaan air potensial
dari air hujan dan aliran horizontal mencapai 1,28 milyar meter3, hanya 13%
yang terserap ke dalam tanah, 20% menguap melalui tanaman, dan 67%
melimpas ke sungai dan laut. Pada musim kemarau, warga Jakarta mengalami
keterbatasan ketersediaan air tanah dan air tanah juga sudah mulai terancam
dengan air limbah domestik.

Oleh karena itu sistem drainase vertikal diprogramkan untuk pengelolaan air
hujan agar terserap secara maksimal ke dalam tanah dan tidak ada limpasan air
hujan yang terbuang ke sungai (zero run off), agar menciptakan cadangan air
tanah di kota Jakarta.

Pemerintah DKI Jakarta telah membuat 6500 drainase vertikal baik di gedung
dan di taman kota, namun dibutuhkan 1,8 juta drainase vertikal untuk
menanggulangi genangan dan menyimpan cadangan air tanah. Pembuatan
drainase vertikal skala rumah tangga juga dapat dilakukan dan dapat menabung
air 1 m3 sekali hujan. Tahapan pembuatannya drainase vertikal skala rumah
tangga adalah sebagi berikut:
1. Membuat lubang pada tanah, usahakan menggali tidak sampai ke luar
2. Perkuat dinding sumur, pasang bata dengan celah 1 jari
3. Buat saluran air masuk dari talang dan keluar menuju parit, apabila
kelebihan air
4. Isi bagian bawah drainase vertikal dengan batu korral/kerikil
5. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton dan
rumput/tanaman.

Anda mungkin juga menyukai