Anda di halaman 1dari 19

Mobilitas Sosial dalam Mata Pencaharian Masyarakat Akibat

Pembangunan

(Studi Kasus: Pembangunan Perumahan Kota Baru Parahyangan)

Adinda Putri Widiyanti, Dila Clara Sahita, Guntur Yudha Perkasa, Ivory Saraswati

aadindapw@gmail.com, claradila31@gmail.com , gunturyudhaperkasa10@gmail.com


ivovory@gmail.com

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Jakarta

ABSTRAK

Bandung merupakan Kota terbesar ketiga di Indonesia, hal ini dilihat dari maraknya dan intensitas
pembangunan dan perekonomian yang begitu pesatnya. Hal ini yang menjadi daya tarik
masyarakat untuk berkumpul terpusat di Kota Bandung. Masalah inilah yang mendasari terjadinya
Pembangunan perumahan Kota Baru Parahyangan sebagai kota satelit, mempunyai keunikan
desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya, yaitu dengan menghadirkan visi dan spirit sebagai
Kota Pendidikan. Karena adanya perumahan Kota Baru ini diharapkan masyarakat tidak perlu ke
Kota Bandung karena fasilitas sudah terpenuhi sebagai wujud pemerataan pembangunan dan
perekonomian. Dalam hal lain adanya alih fungsi lahan dari pertanian menjadi perumahan
masyarakat mengalami mobilitas dalam profesinya akibat lahan pertanian yang sudah hilang.
Artikel ini akan membahas mengenai mobilitas masyarakat Kota Baru Parahyangan terkait
perubahan mata pencaharian dari buruh tani menjadi berbagai profesi di luar sektor pertanian
karena adanya alih fungsi lahan dari lahan peetanian di bangun menjadi pembangunan perumahan.
Dimana data dan informasi didapat melalui metode kepustakaan, seperti buku-buku dan jurnal
terkait permasalahan yang akan dibahas pada artikel ini. Dengan meninjau aspek ekonomi,
sosiologi, dan kependudukan yang kemudian di dapat upaya pemberdayaan masyarakat untuk
mengurangi masalah kepadatan penduduk dan sentralisasi migrasi penduduk yang tidak merata.

Kata Kunci : Mobilitas Sosial, Pembanguanan Perumahan, Mata Pencaharian, Kota


Baru Parahyangan

1
PENDAHULUAN khawatir dengan fasilitas seperti
Rumah Sakit, Sekolah, Kantor,
Latar Belakang
Industri, dll. Hal ini kiranya menjadi
Bandung atau “Kota Kembang” benar-benar daya tarik karena segala
merupakan Kota yang memiliki daya sesuatunya dapat kita nikmati sama
tarik untuk dikunjungi sekaligus seperti di Ibu Kota bahkan tidak ada
dijadikan investasi tempat tinggal bedanya.
yang nyaman. Bandung memiliki Bandung terletak 140 km di
letak 768 meter diatas laut, hal sebelah tenggara Jakarta, jaraknya
demikianlah yang menjadikan iklim yang dekat dengan Ibu Kota dengan
Bandung menjadi sejuk dan lembab. jaringan frekuensi yang sangat intens
Suhu rata-rata di Bandung berkisar membuat masyarakat mulai banyak
antara 23 derajat sampai 29 derajat yang melirik kota Bandung dengan
sehingga Bandung selalu sejuk dan berbagai kelebihan dan
cenderung dingin. Jarak mata juga keuntungannya. Selain itu Bandung
terkadang diselimuti oleh kabut. merupakan kota terbesar ketiga
Memiliki luas wilayah yang setelah Jakarta dan Surabaya menurut
cukup luas sekitar 16.700 hektar, hal jumlah penduduk.
ini menarik orang untuk tinggal di Dibalik prestasi dan keindahan
Bandung. Hal ini dibuktikan dengan Bandung yang menurut M.A.W.
banyaknya penduduk Bandung yaitu Brouwer “Bumi Pasundan lahir ketika
mencapai 2.497.938 jiwa pada catatan Tuhan sedang tersenyum”, kini
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung memiliki masalah layakya
Bandung tahun 2017. masalah yang dialami oleh Ibu Kota
Bandung kini memang menjadi yaitu masalah kepadatan Penduduk.
kota metropole terbesar di Jawa Penduduk yang begitu padat dan
Barat. Ini artinya, penduduk dan hanya tersentral pada satu titik yaitu
masyarakat yang ada di kota ini di Ibu Kota Jawa Barat yaitu
secara kebutuhan dan pelayanan Bandung. Luas wilayah yang
sudah dapat terpenuhi dengan sebetulnya luas dan tidak menjadi
maksimal. Penduduk tidak perlu masalah. Namun masalah datang

2
ketika penduduk hanya tersentral dan tidak berpaku pada kota. Hal ini lah
tidak menyebar merata di wilayah yang diharapkan mampu menekan
Bandung yang begitu luas. angka masyarakat desa yang ingin
Hal ini disebabkan karena adanya pindah ke Kota Bandung.
fenomena yaitu migrasi disebutkan Salah satu yang dilakukan untuk
oleh BPS migrasi tertinggi dipegang mengurangi masalah kepadatan
oleh migrasi yang masuk ke Jawa penduduk yang tidak merata di Kota
Barat terkhusus kota Bandung. Bandung, pemerintah bekerja sama
Migrasi ini paling tinggi dengan pihak swasta yaitu PT.Lyman
dibandingkan dengan migrasi yang Property (Liman Group) untuk
ada di provinsi-provinsi lainnya di membuat Kota Baru Parahyangan di
Indonesia. Fenomena ini terjadi Padalarang, Bandung Barat. Kota ini
dikarenakan faktor perkembangan dibangun dengan segala fasilitas yang
dan pertumbuhan ekonomi di Kota menarik penduduk untuk tidak
Bandung yang begitu pesat. sekedar melirik dan tersentral pada
Faktor migrasilah yang menjadi Kota Bandung saja namun Kota ini
fokus penting pemerintah provinsi juga diharapkan mampu memnjadi
kota Bandung untuk mengendalikan daya tarik dan mayarakat akan
pertumbuhan penduduk disamping bermobilitas ke Kota ini dan tidak
akibat mortalitas dan fertilitas. terpusat di Bandung.
Memang sebagai pusat kegiatan Kota Baru Parahyangan
ekonomi Bandung menjadi sasaran mempunyai fasilitas yang sama
banyaknya masyarakat yang berasal seperti Kota Bandung. Ada sekolah,
dari pedesaan memilih untuk universitas, rumah sakit,
menggantungkan hidupnya di Kota industrialisasi, perkantoran dan
Bandung. Solusi yang harus kompleks perumahan. Dengan ini
dilakukan pemprov Kota Bandung masyarakat pedesaan yang ingin
ialah membangun lapangan pekerjaan pindah ke kota untuk hidup yang lebih
di setiap pedesaan sehingga layak dan mendapatkan pekerjaan
masyarakat mampu mengelola dan yang lebih layak serta mendpatkan
memanfaatkan yang ada di desa dan

3
akses fasilitas yang mudah tidak harus lain, yang dalam hal ini masyarakat
tersentral di Kota Bandung. akibat pembangunan kota Baru
Kota Baru Parahyangan Parahyangan harus terjadi mobilitas
diharapkan menjadi pengembangan mata pencaharian.
ekonomi dan menyentuh kalangan
Rumusan Masalah
pedesaan tanpa masyarakat desa
harus berbondong-bondong ke pusat. 1. Bagaimana sejarah pembangunan

Dalam artikel kali ini akan Kota Baru Parahyangan?

dibahas terjadinya mobilitas sosial 2. Bagaimana pembangunan yang

horizontal setelah adanya terjadi di Kota Baru Parahyangan?

pembangunan Kota Baru 3. Bagaimana mobilitas sosial dalam

Parahyangan. Bagaimana masyarakat mata pencaharian masyarakat desa

yang tadinya pekerjaannya yang disekitar pembangunan perumahan

hanya bertani kemudian beralih Kota Baru Parahyangan?

menjadi berbagai macam profesi.


Yang tadinya bekerja sebagai tani dan Tujuan Penulisan
hasilnya hanya untuk mencukupi
1. Mendeskripsikan kondisi
kebutuhannya sendiri atau dengan
pembangunan yang terjadi di Kota
kata lain hasil tani tidak
Baru Parahyangan
diperjualbelikan, dengan adanya
2. Menganalisis mobilitas sosial yang
pembangunan kota Baru Parahyangan
terjadi pada masyarakat sekitar
masyarakat sudah bisa menghasilkan
akibat pembangunan perumahan
sesuatu dari pekerjaannya berupa
Kota Baru Parahyangan.
upah atau gaji.
3. Mendeskripsikan kondisi
Alih fungsi lahan dari pertanian
pembangunan yang terjadi di Kota
yang harus direlokasi menjadi
Baru Parahyangan
perumahan membuat pergeseran mata
4. Menganalisis mobilitas sosial yang
pencaharian dari bertani menju sektor
terjadi pada masyarakat sekitar
lain. Hal ini membuat penduduk harus
akibat pembangunan perumahan
kehilangan lapangan produktif berupa
Kota Baru Parahyangan.
sawah dan beralih ke pekerjaan sektor

4
Kajian Pustaka luar masyarakat itu sendiri.
Misalnya, kemajuan dalam bidang
Mobilitas Sosial
teknologi yang digunakan dalam
Mobilitas sosial perindustrian dapat membuka
secara etimologis, ”mobilitas” berasal kemungkinan terjadinya mobilitas
dari bahasa Latin ”mobilis” yang ke atas.
berarti mudah dipindahkan dari suatu 2. Ekspansi Teritorial dan Gerak
tempat ke tempat lain. Mobilitas Penduduk. Ekspansi sosial dan
sosial merupakan perpindahan dari perpindahan penduduk yang cepat
suatu tempat ke tempat lain secara merupakan bukti terjadinya
sosial. Menurut Robert M. Z. mobilitas sosial. Misalnya, petani
Lawang, mobilitas sosial merupakan desa yang mengadu nasib ke kota
perpindahan posisi dari suatu lapisan menjadi pedagang. Usaha dagang
ke lapisan sosial lain atau dari yang dilakukan berhasil kemudian
dimensi satu ke dimensi lain. Menurut menjadi orang kaya. Dengan
Horton dan Hunt, mendefinisikan begitu, petani tadi melakukan
social mobility sebagai suatu gerak mobilitas geografis (dari desa ke
perpindahan dari satu kelas sosial ke kota), mobilitas horizontal, yakni
kelas sosial lainnya. Menurut Kimball dari profesi petani ke pedagang,
Y. Dan Raymond W. M., dan mobilitas vertikal, yakni dari
mendefinisikan social mobility orang miskin menjadi orang kaya.
sebagai suatu gerakan dalam struktur 3. Pembatasan Komunikasi. Situasi-
sosial yang mencakup hubungan situasi yang membatasi
antara individu dengan kelompok. komunikasi di antara anggota

Faktor yang mempengaruhi mobilitas strata sosial yang berbeda akan

sosial, yaitu: menghalangi pertukaran


pengetahuan dan pengalaman di
1. Perubahan Kondisi Sosial.
antara mereka. Situasi-situasi
Struktur kelas dan kasta dalam
pembatasan komunikasi tersebut
masyarakat dapat berubah karena
akhirnya memengaruhi mobilitas
terjadi perubahan di dalam atau di
sosial.

5
4. Pembagian Kerja. Terjadinya Menurut Sorokin, tipe-tipe
mobilitas relatif dipengaruhi oleh gerak sosial yang prinsipil ada dua
tingkat pembagian kerja yang ada. macam, yaitu mobilitas sosial
Bila dalam masyarakat terjadi horizontal dan mobilitas sosial
spesialisasi kerja yang sangat vertikal. Mobilitas sosial horizontal
ketat, maka tingkat mobilitas merupakan peralihan individu atau
sosial itu akan menjadi lemah. objek-objek sosial lainnya dari suatu
Spesialisasi kerja yang sangat ketat kelompok sosial ke kelompok sosial
itu menuntut keterampilan yang lainnya. Dengan adanya mobilitas
tinggi. Hal tersebut akan sosial horizontal, tidak terjadi
menyulitkan seseorang berpindah perubahan dalam derajat kedudukan
profesi. Perpindahan dari satu seseorang ataupun objek sosial.
profesi ke profesi lainnya memiliki Mobilitas sosial vertikal
arti memperlemah perpindahan dimaksudkan sebagai perpindahan
strata yang satu ke strata yang lain. individu atau objek sosial dari suatu
5. Tingkat Natalitas atau Kelahiran. kedudukan sosial ke kedudukan
Tingkat natalitas atau kelahiran lainnya, yang tidak sederajat.
juga memengaruhi mobilitas Terdapat dua jenis mobilitas sosial
sosial. Sebab, tingkat kelahiran vertikal sesuai dengan arahnya, yaitu
yang tinggi dari kelas-kelas sosial mobilitas sosial vertikal naik (social-
rendah membatasi anggota- climbing) dan mobilitas sosial
anggota keluarga meningkatkan vertikal turun (social-sinking).
kelas sosialnya. Kesulitan Mobilitas sosial vertikal naik
mobilitas tersebut diakibatkan oleh mempunyau dua bentuk, yaitu:
rendahnya tingkat kehidupan
a. Masuknya individu-individu yang
ekonomis mereka. Di pihak lain,
mempunyai kedudukan rendah
kelas-kelas yang lebih tinggi akan
kedalam kedudukan yang lebih
menciptakan “kevakuman sosial”
tinggi, dimana kedudukan tersebut
dalam masyarakat pada saat
telah ada
mereka membatasi angka
b. Pembentukan suatu kelompok
kelahiran.
baru, yang kemudian ditempatkan

6
pada derajat yang lebih tinggi dari 1. Kelas I: profesional kelas atas,
kedudukan individu-individu administrator, manajer, dan
pembentuk kelompok tersebut. pebisnis.
2. Kelas II: profesional kelas rendah,
Mobilitas sosial vertikal turun juga
administrator dan manajer; teknisi
mempunyai dua bentuk, yaitu:
dan supervisor yang lebih tinggi
a. Turunnya kedudukan individu ke dari karyawan manual.
kedudukan yang lebih rendah 3. Kelas III: pekerja non-manual
derajatnya rutin, sebagian besar ulama; tenaga
b. Turunnya derajat sekelompok penjualan dan pekerja sejenis
individu yang dapat berupa serta file service workers.
disintegrasi kelompok sebagai 4. Kelas IV: small proprietors;
kesatuan. pengrajin mandiri dan pekerja

Klasifikasi Pekerjaan mandiri non- profesional lainnya.


5. Kelas V: teknisi kelas bawah dan
Watson (2003) dalam
pengawas pekerja manual.
bukunya yang berjudul Sociology,
6. Kelas VI: pekerja upahan manual
Work and Industry menjelaskan
yang terampil.
klasifikasi atau pembagian kelas
7. Kelas VII : pekerja upahan manual
pekerjaan yang tersusun secara
yang terampil; pekerja semi dan
horizontal dan juga vertikal (hirarkis).
tidak terampil.
Pembagian kelompok kerja yang
tersusun berdasarkan diferensiasi Badan Pusat Statistik (BPS)

horizontal terdiri dari tiga sektor, juga mengklasifikasikan kelompok

yaitu sektor primer: pertanian dan pekerjaan yang tersusun secara

extractive industries, sektor sekunder: hirarkis, membagi kelompok

manufaktur, dan sektor tersier: pekerjaan kedalam beberapa kelas

layanan. Pengelompokan kelas atau golongan pokok. Pembahasan ini

pekerjaan yang tersusun secara diuraikan oleh BPS dalam publikasi

hirarkis diantaranya adalah sebagai yang berjudul Klasifikasi Jenis

berikut: Pekerjaan Indonesia (2002).


Golongan pokok pekerjaan yang

7
dimaksud di antaranya adalah sebagai dicita-citakan (hal5). Pembangunan
berikut: adalah upaya memajukan atau
memperbaiki serta meningkatkan
1. Anggota Tentara Nasional
nilai sesuatu yang sudah ada.
Indonesia (TNI) dan kepolisian
Pembangunan juga berarti
negara republik Indonesia.
seperangkat usaha manusia untuk
2. Pejabat legislatif, pejabat tinggi,
mengarahkan perubahan sosial dan
dan manajer.
kebudayaan sesuai dengan tujuan dari
3. Tenaga profesional.
kehidupan berbangsa dan bernegara,
4. Teknisi dan asisten tenaga
yaitu mencapai pertumbuhan
profesional.
peradaban kehidupan sosial dan
5. Tenaga tata usaha.
kebudayaan atas dasar target-target
6. Tenaga usaha jasa dan tenaga
yang telah ditetapkan.(hal6)
usaha penjualan di toko dan pasar.
7. Tenaga usaha pertanian dan Ada tiga komponen dasar atau
peternakan. nilai inti yang harus dijadikan sebagai
8. Tenaga pegolahan dan kerajinan basis konseptual dan pedoman praktis
yang berhubungan dengan itu. untuk memahami makna
9. Operator dan perakit mesin. pembangunan yang paling hakiki,
10. Pekerja kasar, tenaga yaitu kecukupan (sustenance), jati diri
kebersihan, dan tenaga yang (self-esteem), serta kebebasan
berhubungan dengan itu. (freedom). Adapun komponen-
komponen khusus untuk mencapai
Pembangunan
kehidupan yang lebih baik ini,
Pembangunan mempunyai pembangunan dalam semua
pengertian yang sangat luas. Secara masyarakat harus mempunyai tiga
sederhana, pembangunan adalah sasaran, yaitu:
perubahan ke arah yang lebih baik 6
1. Meningkatkan persediaan dan
Sosiologi Pembangunan dan lebih
memperluas
maju dari sebelumnya. Pembangunan
pembagian/pemerataan bahan-
dapat diartikan juga sebagai gagasan
bahan pokok yang dibutuhkan
untuk mewujudkan sesuatu yang

8
untuk bisa hidup, seperti makanan, kepada jurnal, buku-buku, internet,
perumahan, kesehatan dan dan artikel berita yang relevan.
perlindungan
PEMBAHASAN
2. Mengangkat taraf hidup, termasuk
menambah dan mempertinggi 1. Sejarah Pembangunan Kota

penghasilan, penyediaan lapangan Baru Parahyangan

kerja yang memadai, pendidikan Kota Baru


yang lebih baik, dan perhatian Parahyangan adalah suatu kota yang
yang lebih besar terhadap nilai- dikembangkan oleh PT. Lyman
nilai budaya dan manusiawi, dan Property (Lyman Group). Kota ini
bukan hanya untuk memenuhi terbentuk pada tahun 2002. Terletak
kebutuhan materiel, melainkan di Padalarang, Kabupaten Bandung
juga untuk mengangkat kesadaran Barat. Kota Baru Parahyangan,
akan harga diri, baik secara sebagai kota satelit, mempunyai
individu maupun nasional keunikan desain yang berbeda dengan
3. Memperluas jangkauan pilihan Kota baru lainnya, yaitu dengan
ekonomi dan sosial bagi seluruh menghadirkan visi dan spirit sebagai
masyarakat dengan cara Kota Pendidikan, yang akan
membebaskan mereka dari sikap- memberikan kontribusi kepada
sikap budak dan ketergantungan, seluruh penghuni dan masyarakat
tidak hanya dalam hubungannya Bandung. Kota Baru Parahyangan
dengan orang lain dan negara lain, berdasarkan masterplan, memiliki
tetapi juga dari sumber-sumber luas kurang lebih 1.250 Ha. Kota
kebodohan dan penderitaan Baru Parahyangan berada pada
manusia. (hal 25) ketinggian 650-900 meter di atas

Metode Penelitian permukaan laut (Wirawan 2016:54).

Dalam penulisan artikel ini, Menurut penelitian yang

pengumpulan data yang digunakan pernah dilakukan oleh Toni

oleh penulis yaitu studi kepustakaan Kurniawan, Muhammad Fadhil

(library research), yang merujuk Nurdin, Budi Sutrisno dalam Jurnal

9
Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, dengan pihak Kota Baru
Vol. 3, No.1, Desember 2018 yang Parahyangan. Pembelian lahan yang
berjudul Mobilitas Sosial Masyarakat terjadi juga melibatkan pihak orang
Pasca Pembangunan Perumahan Kota lain, yaitu calo. Masyarakat desa
Baru Parahyangan, area Kota Baru sekitar yang menjual lahannya ke
Parahyangan di Kabupaten Bandung pihak Kota Baru Parahyangan
Barat mencakup beberapa desa, yaitu dipengaruhi oleh beberapa faktor,
Desa Kertajaya, Desa Bojong yaitu:
Haleuang, dan Desa Cikande.
a. Harga
Pembangunan Kota Baru
b. Faktor ekonomi
Parahyangan dimulai semenjak tahun
c. Intimidasi dari oknum-oknum
90-an.
tertentu. Intimidasi dilakukan
Berdasarkan pernyataan kepada warga masyarakat yang
informan yang diwawancarai dalam tidak mau menjual lahan dan
penelitian tersebut, Kota Baru bangunan rumah mereka ke pihak
Parahyangan dimulai pada tahun Kota Baru Parahyangan.
1996, namun sempat terhenti ketika Masyarakat tersebut tidak mau
tahun 1997-1998 karena krisis menjual lahan dan bangunan
ekonomi. Pada awalnya rumah mereka lantaran tidak ingin
pembangunan tersebut dimulai direlokasi. Salah satu bentuk
dengan pembangunan jalan raya. intimidasi yang dilakukan oleh
Pembangunan perumahan dan oknum tersebut adalah
beberapa fasilitas lainnya di area Kota menggedor-gedor pintu rumah
Baru Parahyangan baru dimulai warga pada malam hari.
semenjak tahun 2008. d. Masyarakat tidak diberikan akses
ke lahan pertanian/perkebunan
2. Pembangunan yang Terjadi di
mereka oleh pihak Kota Baru
Kota Baru Parahyangan
Parahyangan apabila lahan-lahan
Pada pembangunan Kota Baru di sekelilingnya telah dijual oleh
Parahyangan, terdapat pembelian masyarakat setempat dan telah
lahan antara masyarakat desa sekitar menjadi milik pihak Kota Baru

10
Parahyangan. Tidak tersedianya PENGEMBANGAN
akses baik jalan, irigasi dan BERKELANJUTAN
sebagainya membuat masyarakat
Pembangunan kota dilakukan
yang awalnya tidak mau menjual
dengan memperhatikan
lahan mereka terpaksa harus
keseimbangan aspek ekonomi, sosial
menjual lahan tersebut ke pihak
dan lingkungan. Pola pembangunan
Kota Baru Parahyangan.
menyeluruh ini dilakukan secara
Konsep dari Kota Baru Parahyangan berkelanjutan. Gerakan peduli
mencakup tiga hal, diantaranya pembangunan secara berkelanjutan di
sebagai berikut: Kota Baru Parahyangan dikenal
dengan Hayu Hejo.
a. Pilar Pendidikan
Pembangunan yang terdapat
Diwujudkan dengan lengkapnya
di Kota Baru Parahyangan, yaitu:
fasilitas pendidikan. Taman tematik
hunian yang bernilai pendidikan. a. Fasilitas Pendidikan

b. Pilar Sejarah  Sekolah dan Universitas


 Al-Irsyad Satya Islamic
Inspirasi tata kota 'gardern
School.
city' pada era Parisj Van Java.
 Bandung Alliance
Arsitektur Bandoeng Tempo Doeloe
Intercultural School.
diterapkan pada bangunan dan
 BPK Penabur School.
kawasan tematik.
 Cahaya Bangsa Clasical
c. Pilar Budaya School.
Penamaan kawasan dan jalan  Damian School.
berdasarkan akar budaya.  Sekolah Tinggi Ilmu
Menyelenggarakan beragam acara Kesehatan Borromeus.
dan kegiatan budaya.  Universitas Maranatha
 Akademi Bahasa Asing
Internasional.

11
 Puspa Iptek Sundial Taman tematik disetiap
tatar/cluster hunian merupakan
Puspa Iptek Sundial
implementasi dari pilar
diresmikan pada tanggal 11 Mei
pendidikan yang dikemas secara
2002, bertepatan dengan momen
non formal. Desain dan obyek-
Hari Pendidikan Nasional.
obyek permainan yang
Keberadaan Puspa Iptek Sundial
diaplikasikan didalamnya sarat
merupakan upaya penting bagi
dengan muatan edukasi yang
perwujudan Kota Baru
interaktif sekaligus menjadi area
Parahyangan sebagai Kota
terbuka untuk bermain & interaksi
Mandiri yang berwawasan
baik antara anggota keluarga
pendidikan. Puspa Iptek Sundial
maupun tetangga.
merupakan perpaduan antara
Puspa Iptek dan Sundial. Puspa b. Fasilitas Hotel, Rekreasi,
Iptek adalah singkatan dari Pusat Perbelanjaan, Olahraga.
Peragaan Ilmu Pengetahuan dan
 Hotel
Teknologi, sedangkan Sundial
 Theme Park
berarti jam Matahari. Kata
 Supermarket
Sundial tersebut melekat karena
 Sports Club
Puspa Iptek Sundial berada di
 Lapangan Golf
sebuah bangunan yang unik.
 IKEA
Keunikannya adalah gedungnya
 Restoran dan Cafe
sekaligus berfungsi ganda sebagai
jam Matahari. c. Fasilitas Umum dan Sosial.

 Bale Seni Barli  Rumah Sakit


 Masjid
Bale Seni Barli merupakan
Lembaga Pendidikan Seni  SPBU Pertamina

Nonformal: Sanggar & Studio  Pemadam Kebakaran

Lukis, Wisata Seni.  Kantor Polisi

 Taman Tematik

12
3. Mobilitas sosial dalam Mata aset yang sangat penting bagi
Pencaharian Masyarakat Desa masyarakat. Ketika pembangunan
disekitar Pembangunan Kota Baru parahnyangan dilakukan
Perumahan Kota Baru banyak lahan-lahan produktif dengan
Parahyangan tanaman padi di RW 14 dan RW 15
Desa Kertajaya, Kecamatan
Berdasarkan penelitian yang
Padalarang, Kabupaten Bandung
pernah dilakukan oleh Toni
Barat dialihfungsikan untuk
Kurniawan, Muhammad Fadhil
pembangunan perumahan. Dengan
Nurdin, Budi Sutrisno dalam Jurnal
adanya alih fungsi lahan pertanian
Pemikiran dan Penelitian Sosiologi,
tersebut membuat para petani
Vol. 3, No.1, Desember 2018 yang
penggarap kehilangan aset mereka,
berjudul Mobilitas Sosial Masyarakat
kehilangan aset berupa lahan
Pasca Pembangunan Perumahan Kota
pertanian sama halnya dengan
Baru Parahyangan, Pasca
kehilangan pekerjaan bagi para
pembangunan perumahan kota Baru
petani, mengingat pentingnya lahan
Parahyangan banyak perubahan yang
sebagai wadah bagi para petani untuk
terjadi pada masyarakat Dusun 3, RW
mengembangkan berbagai macam
14 dan RW 15 Desa Kertajaya,
bentuk produk pertaniannya.
Kecamatan Padalarang, Kabupaten
Kehilangan pekerjaan yang
Bandung Barat. Perubahan tersebut
diakibatkan oleh alih fungsi lahan
salah satunya adalah aspek mata
tentu memaksa masyarakat yang
pencaharian masyarakatnya.
awalnya bekerja sebagai petani
Alih fungsi lahan yang terjadi penggarap menyesuaikan diri dengan
di RW 14 dan RW 15 Desa Kertajaya, kondisi baru yang diakibatkan oleh
Kecamatan Padalarang, Kabupaten perubahan yang terjadi.
Bandung Barat, memaksa masyarakat Menyesuaikan diri dengan kondisi
untuk beralih profesi dari petani baru tersebut tentu menggunakan dan
penggarap ke sektor pekerjaan lain di memanfaatkan sumber daya yang ada
luar sektor pertanian. Sebagai petani untuk bertahan hidup.
penggarap, lahan tentu merupakan

13
Disamping kehilangan sehari-hari, masyarakat belum
pekerjaan akibat alih fungsi lahan, memiliki kemampuan untuk
pembangunan perumahan Kota Baru menabung maupun berinvestasi. Hal
Parahyangan juga mendatangkan ini dikarenakan mayoritas masyarakat
sumber-sumber lapangan pekerjaan hanya memiliki upah yang pas-pasan
baru bagi masyarakat di sekitarnya. atau hanya mampu memenuhi
Oleh karena itu, masyarakat kebutuhan sehari-hari saja.
beradaptasi dengan menggunakan dan Masyarakat dalam menjalani
memanfaatkan sumber daya tersebut pekerjaan tersebut dipengaruhi oleh
sebagai upaya untuk beberapa faktor, yaitu:
mempertahankan kehidupan mereka.
 Tidak tersedianya lapangan
Pasca pembangunan pekerjaan lain
perumahan Kota Baru Parahyangan  Pendidikan yang rendah
mayoritas masyarakat Dusun 3, RW  Tidak memiliki keahlian.
14 dan RW 15 Desa Kertajaya,
Apabila dibandingkan dengan
Kecamatan Padalarang, Kabupaten
kondisi sebelum pembangunan Kota
Bandung Barat menjalani pekerjaan
Baru Parahyangan, mata pencaharian
di kompleks perumahan Kota Baru
masyarakat pasca pembangunan Kota
Parahyangan yaitu sebagai:
Baru Parahyangan dapat dikatakan
 Pekerja bangunan, mengalami perubahan secara
 Pekerja taman (petugas signifikan. Perubahan mata
kebersihan), dan pencaharian tersebut terjadi pada
 Pembantu rumah tangga. sektor pertanian ke sektor non-
pertanian. Mata pencaharian
Selain itu, sebagian besar
masyarakat pasca pembangunan
masyarakat juga menggantungkan
perumahan Kota Baru Parahyangan
hidup sebagai buruh pabrik. Dengan
dapat dikatakan beragam apabila
menjalani pekerjaan tersebut
dibandingkan dengan mata
masyarakat mampu untuk memenuhi
pencaharian masyarakat sebelum
kebutuhannya sehari-hari. Walaupun
pembangunan perumahan Kota Baru
mampu untuk memenuhi kebutuhan

14
Parahyangan, dimana mayoritas modal menggarap ulang sawah yang
masyarakatnya hanya melakoni telah dipanen sebelumnya. Dengan
pekerjaan sebagai petani penggarap. memanfaatkan hasil panen tersebut
Masyarakat menggantungkan hidup masyarakat dapat mencukupi
sebagai petani penggarap sebelum kebutuhan untuk panen berikutnya.
pembangunan perumahan Kota Baru Tidak jauh berbeda dengan kondisi
Parahyangan dengan mengelola lahan pasca pembangunan perumahan Kota
pertanian milik orang lain Baru Parahyangan, pada saat sebelum
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di pembangunan perumahan Kota Baru
antaranya adalah tidak adanya Parahyangan masyarakat juga belum
ketersediaan peluang pekerjaan lain, memiliki kemampuan untuk memiliki
pendidikan yang rendah dan adanya tabungan maupun berinvestasi.
kebiasaan turun-temurun. Dengan
Secara sosiologis, perubahan
demikian, masyarakat hanya menetap
mata pencaharian yang terjadi pada
dirumah dengan bercocok tanam
masyarakat Dusun 3, RW 14 dan RW
walaupun pada lahan milik orang lain.
15 Desa Kertajaya, Kecamatan
Selain itu, juga terdapat faktor lain
Padalarang, Kabupaten Bandung
yakni ketersediaan sumber daya alam
Barat pasca pembangunan Kota Baru
di antaranya adalah lahan yang luas,
Parahyangan berimplikasi terhadap
kondisi irigasi yang baik, dan hasil
mobilitas sosial masyarakatnya.
komoditas panen yang bagus.
Menurut Sorokin, tipe-tipe gerak
Sebelum pembangunan sosial yang prinsipil ada dua macam,
perumahan Kota Baru Parahyangan, yaitu mobilitas sosial horizontal dan
pendapatan masyarakat dengan mobilitas sosial vertikal.
menjalani pekerjaan sebagai petani
Berdasarkan pemaparan yang
penggarap dapat mencukupi
telah dijelaskan pada pembahasan
kebutuhan sehari-hari karena
hasil penelitian yang pernah
masyarakat tidak menjual hasil lahan
dilakukan oleh Toni Kurniawan,
garapan mereka, akan tetapi hanya
Muhammad Fadhil Nurdin, Budi
untuk konsumsi pribadi saja. Adapun
Sutrisno dalam Jurnal Pemikiran dan
hasil panen yang dijual hanya untuk

15
Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.1, dalam masyarakat. Di mana status
Desember 2018 yang berjudul pekerjaan masyarakat pada saat
Mobilitas Sosial Masyarakat Pasca sebelum dan pasca pembangunan
Pembangunan Perumahan Kota Baru Kota Baru Parahyangan sama-sama
Parahyangan sebelumnya, bahwa berada pada posisi yang setara atau
terdapat perubahan mata pencaharian sejajar, yakni masyarakat menggeluti
pada masyarakat Dusun 3, RW 14 dan pekerjaan sebagai pekerja kasar atau
RW 15, Desa Kertajaya, Kecamatan buruh.
Padalarang, Kabupaten Bandung
Pengelompokan kelas
Barat dari yang awalnya mayoritas
pekerjaan yang tersusun secara
masyarakat bekerja sebagai petani
hirarkis diantaranya adalah sebagai
penggarap atau buruh tani sebelum
berikut:
pembangunan perumahan Kota Baru
Parahyangan, mengalami perubahan 1. Kelas I: profesional kelas atas,

mata pencaharian pada saat pasca administrator, manajer, dan

pembangunan perumahan Kota Baru pebisnis.

Parahyangan dengan mayoritas 2. Kelas II: profesional kelas rendah,

masyarakat bekerja sebagai pekerja administrator dan manajer; teknisi

bangunan, pekerja taman (petugas dan supervisor yang lebih tinggi

kebersihan), pembantu rumah tangga dari karyawan manual.

dan buruh pabrik. 3. Kelas III: pekerja non-manual


rutin, sebagian besar ulama; tenaga
Mobilitas sosial yang terjadi
penjualan dan pekerja sejenis
pada masyarakat Dusun 3, RW. 14
serta file service workers.
dan RW. 15, Desa Kertajaya,
4. Kelas IV: small proprietors;
Kecamatan Padalarang, Kabupaten
pengrajin mandiri dan pekerja
Bandung Barat pada saat pasca
mandiri non- profesional lainnya.
pembangunan perumahan Kota Baru
5. Kelas V: teknisi kelas bawah dan
Parahyangan dapat dikatakan berada
pengawas pekerja manual.
dalam posisi mobilitas sosial
6. Kelas VI: pekerja upahan manual
horizontal apabila dilihat dari sudut
yang terampil.
pandang status pekerjaan tersebut di

16
7. Kelas VII : pekerja upahan manual Kabupaten Bandung Barat juga
yang terampil; pekerja semi dan diklasifikasikan pada kelas VII,
tidak terampil. sebagai pekerja tidak terampil dengan
menggeluti pekerjaan sebagai pekerja
Berdasarkan pembagian kelas
bangunan, pekerja taman (petugas
pekerjaan yang telah diuraikan
kebersihan), pembantu rumah tangga
tersebut menandakan bahwa
dan buruh pabrik. Oleh karena itu,
bagaimana mobilitas sosial yang
dapat disimpulkan bahwa mobilitas
terjadi pada masyarakat Dusun 3,
sosial yang terjadi pada masyarakat
RW. 14 dan RW. 15, Desa Kertajaya,
Desa Kertajaya, Dusun 3, RW. 14 dan
Kecamatan Padalarang, Kabupaten
RW. 15berada pada posisi mobilitas
Bandung Barat sebagai implikasi dari
sosial horizontal. Masyarakat
perubahan mata pencaharian yang
melakukan perpindahan dalam status
terjadi pada saat sebelum dan pasca
dan kelas sosial yang sama atau
pembangunan Kota Baru
sejajar.
Parahyangan.
KESIMPULAN
Pada saat sebelum
pembangunan Kota Baru 1. Kota Baru Parahyangan adalah
Parahyangan, dengan menggeluti suatu kota yang dikembangkan
pekerjaan sebagai buruh tani, oleh PT. Lyman Property (Lyman
masyarakat RW 14 dan RW 15 Desa Group). Kota ini terbentuk pada
Kertajaya, Kecamatan Padalarang, tahun 2002. Terletak
Kabupaten Bandung Barat dapat di Padalarang, Kabupaten
diklasifikasikan berada pada kelas Bandung Barat. Kota Baru
paling bawah, yakni kelas VII sebagai Parahyangan berdasarkan
pekerja tidak terampil. Tidak jauh masterplan, memiliki luas kurang
berbeda dengan kondisi pasca lebih 1.250 Ha. Kota Baru
pembangunan Kota Baru Parahyangan berada pada
Parahyangan, pekerjaan mayoritas ketinggian 650-900 meter di atas
masyarakat RW 14 dan RW 15 Desa permukaan laut (Wirawan
Kertajaya, Kecamatan Padalarang, 2016:54). Area Kota Baru

17
Parahyangan di Kabupaten Menyelenggarakan beragam
Bandung Barat mencakup acara dan kegiatan budaya.
beberapa desa, yaitu Desa
Pembangunan kota dilakukan
Kertajaya, Desa Bojong Haleuang,
dengan memperhatikan
dan Desa Cikande. Pembangunan
keseimbangan aspek ekonomi, sosial
Kota Baru Parahyangan dimulai
dan lingkungan. Pola pembangunan
semenjak tahun 90-an.
menyeluruh dan berkelanjutan.
2. Pembangunan Kota Baru
Gerakan peduli pembangunan secara
Parahyanagan berhasil ketika
berkelanjutan di Kota Baru
kesepakatan penduduk yang mau
Parahyangan dikenal dengan Hayu
menjual tanahnya dengan alasan :
Hejo.
harga jual tanah, faktor ekonomi,
intimidasi karena tidak mau 3. Alih fungsi lahan yang terjadi di RW

direlokasi dan tidak adanya lagi 14 dan RW 15 Desa Kertajaya,

akses lahan pertanian. Konsep dari Kecamatan Padalarang, Kabupaten

Kota Baru Parahyangan mencakup Bandung Barat, memaksa masyarakat

tiga hal, yaitu : untuk beralih profesi dari petani

a. Pilar Pendidikan penggarap ke sektor pekerjaan lain di

Diwujudkan dengan Taman luar sektor pertanian. Sebagai petani

tematik hunian yang bernilai penggarap, lahan tentu merupakan

pendidikan. aset yang sangat penting bagi

b. Pilar Sejarah masyarakat. Ketika pembangunan

Inspirasi tata kota 'gardern Kota Baru parahnyangan dilakukan

city' pada era Parisj Van Java. banyak lahan-lahan produktif dengan

Arsitektur Bandoeng Tempo tanaman padi di RW 14 dan RW 15

Doeloe diterapkan pada Desa Kertajaya, Kecamatan

bangunan dan kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung

tematik. Barat dialihfungsikan untuk

c. Pilar Budaya pembangunan perumahan.

Penamaan kawasan dan jalan Oleh karena itu, dapat disimpulkan

berdasarkan akar budaya. bahwa mobilitas sosial yang terjadi

18
pada masyarakat Desa Kertajaya,
Dusun 3, RW. 14 dan RW. 15berada
pada posisi mobilitas sosial
horizontal. Masyarakat melakukan
perpindahan dalam status dan kelas
sosial yang sama atau sejajar.

REFERENSI

Kurniawan, Toni, dkk. Jurnal


Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
,Vol.3, No.1. 2018. Mobilitas Sosial
Masyarakat Pasca Pembangunan
Perumahan Kota Baru Parahyangan.

Nasrullah, Adon. 2016. Sosiologi


Pembangunan. Bandung : CV.
Pustaka Setia.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi


Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

(http://sosiologis.com/mobilitas-sosial)

(https://www.quipper.com/id/blog/ma
pel/sosiologi/pengertian-mobilitas-
sosial/)

www.KotaBaruParahyangan.com

19

Anda mungkin juga menyukai