Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS INTERAKSI MASYARAKAT PERKOTAAN DAN

MASYARAKAT PEDESAAN KOTA PALU, KABUPATEN DONGGALA DAN


KABUPATEN SIGI
Mohammad Aqshah
aqshah_moh@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The purpose this: 1) to know the interaction among that happen in palu city, Donggala
regency, and the society of Sigi regerency; and 2) to know the factor that cause a happen the
interaction among Palu city, Donggala society and Sigi regency society. The population this
research are 440.125 people in research area by using Sloving Formula with crisis value is 10% i.
Interaction is bigger happen between gunung Bale Area Palu City . The higher interaction in the
both area because that’s trade area, and the measure lie is near relative with status way is higher
than other area, the population indicate is more than other if compare with other area; 2) to fulfill
the needs the staplefood,facility, and basic service, preparing the raw materials, human resource
for indusrty, trade and economic activity become encourage factors cause make economic
interaction among Palu city society, Donggala regency society and Sigi regency Society.
Keywords: Interaction, economic, society, urban, and rural

Perkembangan daerah perkotaan tidak bangunan dalam proyek-proyek perumahan,


terlepas dari perkembangan daerah pedesaan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
proses perkembangan suatu desa menjadi kota raya atau jembatan dan tukang becak serta
terlihat bahwa kawasan perkotaan dan lainnya. Mereka ini biasanya adalah pekerja-
perdesaan saling melengkapi dan membentuk pekerja musiman. Pada saat musim tanam,
satu sistem saling terkait, daerah perdesaan mereka sibuk bekerja di sawah. Bila
umumnya memiliki kondisi yang kurang pekerjaan di bidang pertanian mulai surut,
menguntungkan dibanding dengan daerah sementara menunggu masa panen mereka
perkotaan, seperti dalam hal penyediaan merantau ke kota terdekat untuk melakukan
lapangan kerja, lahan usaha serta sarana dan pekerjaan apa saja yang tersedia. Sebaliknya,
prasarana pelayanan dasar di perdesaan yang kota menghasilkan barang-barang yang juga
mendorong terjadinya migrasi ke kota-kota diperlukan oleh orang desa seperti bahan-
(Tahawila, 2011: 173). bahan pakaian, alat dan obat-obatan
Masyarakat pedesaan dan perkotaan pembasmi hama pertanian, minyak tanah,
bukanlah dua komunitas yang terpisah sama obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan alat transportasi serta lainnya. Kota juga
yang wajar di antara keduanya terdapat menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh
karena diantara mereka saling membutuhkan. orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya
Kota tergantung pada desa dalam memenuhi sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang
kebutuhan warganya akan bahan-bahan medis atau kesehatan, tenaga guru, montir-
pangan seperti beras, sayur-mayur, daging montir, elektronika dan alat transportasi serta
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga yang mampu memberikan bimbingan
tenaga kerja bagi jenis-jenis pekerjaan dalam upaya peningkatan hasil budi daya
tertentu di kota, misalnya saja buruh

197
198 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

pertanian, peternakan ataupun perikanan darat disekitar produsen. Frekwensi gerakan antara
(Tahawila, 2011: 177). produsen dan konsumen dipengaruhi oleh
Dalam kenyataannya hal ideal tersebut prinsip optimasi, oleh persyaratan Treshold
kadang-kadang tidak terwujud karena adanya atau saingan-saingan yang ada serta jarak
beberapa pembatas. Jumlah penduduk yang ditempuh oleh oleh produsen dan
semakin meningkat, tidak terkecuali di konsumen (Tahawila 2011: 178).
pedesaan. Padahal, luas lahan pertanian sulit Di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan
bertambah, terutama di daerah yang sudah Kabupaten Sigi yang menjadi lokasi
lama berkembang. Peningkatan hasil penelitian penulis, ada cenderung terdapat
pertanian hanya dapat diusahakan melalui pola interaksi di antara masyarakat Kota Palu,
intensifikasi budidaya di bidang ini. Akan masyarakat Kabupaten Donggala dan
tetapi, pertambahan hasil pangan yang masyarakat Kabupaten Sigi. Hal ini ditandai
diperoleh melalui upaya intensifikasi ini, dengan keterkaitan antar kelas masyarakat,
tidak sebanding dengan pertambahan jumlah pola kekerabatan, keterkaitan pergerakan
penduduk, sehingga pada suatu saat hasil penduduk, interaksi kelompok sosial,
pertanian suatu daerah pedesaan hanya cukup banyaknya didirikan pusat-pusat
untuk memenuhi kebutuhan penduduknya perbelanjaan, pasar-pasar tradisional, tumbuh
saja, tidak kelebihan yang dapat dijual lagi. kembangnya lapangan-lapangan usaha di
Dalam keadaan semacam ini, kota terpaksa sektor formal dan informal yang menarik
memenuhi kebutuhan pangannya dari daerah keinginan masyarakat Kabupaten Donggala
lain, bahkan kadang-kadang terpaksa dan Sigi untuk berinteraksi ke wilayah Kota
mengimpor dari luar negeri. Peningkatan Palu dalam rangka memenuhi kebutuhan
jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan pokok, memasarkan hasil-hasil pertanian,
perluasan kesempatan kerja ini pada akhirnya ataupun memperbaiki taraf kehidupan
berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak ekonomi mereka (Sumber: Hasil Observasi
orang yang tidak mempunyai mata Penulis, 2012).
pencaharian tetap. Mereka ini merupakan Demikian pula halnya potensi ekonomi
kelompok pengangguran, baik sebagai yang ada di wilayah Kabupaten Donggala,
pengangguran penuh maupun setengah seperti adanya PT. Pelabuhan Indonesia IV
pengangguran (Adisasmita, 2006: 13). (Persero) Cabang Donggala yang bergerak di
Interaksi antara desa dan kota dapat bidang pelayanan jasa Peti Kemas,
terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang terdapatnya pasar untuk kegiatan
ada dalam desa, dalam kota dan diantara desa perdagangan, adanya terminal
dan kota. Kemajuan masayarakat desa, pemberangkatan penumpang dan barang serta
perluasan jaringan jalan desa ke kota, pusat-pusat perkantoran pemerintah menjadi
integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, sebuah daya tarik tersendiri bagi masyarakat
kebutuhan timbal balik desa dan kota telah Kota Palu untuk berinteraksi ke wilayah
memacu interaksi desa-kota secara bertahap Kabupaten Donggala dalam rangka
dan efektif. Interaksi antara desa dan kota memperbaiki taraf kehidupan ekonomi
pada umunya dapat digambarkan sebagai mereka dengan bekerja pada kantor-kantor
interaksi antara produsen dan konsumen pemerintahan ataupun berdagang pada pasar
beserta pola pergerakan orang dan barang, yang ada di Kabupaten Donggala.
interaksi ini menunjukkan adanya gerakan Selain itu potensi ekonomi bidang
(movement) produsen yang pada umumnya pertanian di wilayah Kabupaten Sigi, seperti
terletak disuatu tempat tertentu dalam ruang terdapatnya lahan-lahan pertanian yang
geografi sedang para konsumen atau memproduksi berbagai macam ragam
langganannya tersebar dengan berbagai jarak kebutuhan pokok pangan masyarakat, dapat
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 199

pula menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut
masyarakat Kota Palu untuk berinteraksi ke (P. Amborse, 1970 dalam Bintarto, 1983: 87):
wilayah Kabupaten Sigi dalam rangka Pi . Pj
memperbaiki taraf kehidupan ekonomi I ij =
mereka dengan membeli hasil-hasil pertanian (D ij)2
di wilayah Kabupaten Sigi untuk kemudian di Dimana:
pasarkan kembali di wilayah Kota Palu I ij = Jumlah interaksi ekonomi antara
Disamping itu, interaksi masyarakat tempat i dan j
Kota Palu, masyarakat Kabupaten Donggala P i = Jumlah penduduk di tempat i
dan masyarakat Kabupaten Sigi terjadi karena P j = Jumlah penduduk di tempat j
adanya aliran arus barang dan jasa yang D ij = jarak antara tempat i dan tempat j
memberikan implikasi pada peningkatan Untuk memecahkan rumusan masalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) masing- kedua dalam penelitian ini yaitu
masing wilayah. mempertanyakan faktor-faktor apa saja yang
Dari uraian latar belakang yang telah menyebabkan terjadinya interaksi antara
dikemukakan tersebut diatas, maka dapat masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
dirumuskan masalah penelitian sebagai Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi,
berikut: maka digunakan wawancara mendalam (depth
1. Bagaimana interaksi yang terjadi antara interview) terhadap informan kunci (key
masyarakat Kota Palu, masyarakat informan) yaitu Kepala Dinas Perdagangan
Kabupaten Donggala dan masyarakat dan Perindustrian di ketiga wilayah penelitian
Kabupaten Sigi ? (Kota Palu, Kabupaten Donggala dan
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Kabupaten Sigi) serta informan biasa yang
terjadinya interaksi antara masyarakat Kota dinilai mengetahui secara mendalam interaksi
Palu, masyarakat Kabupaten Donggala dan masyarakat kota dan masyarakat desa di
masyarakat Kabupaten Sigi ? ketiga wilayah penelitian.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini difokuskan untuk Interaksi yang terjadi antara masyarakat


menghitung berapa besar indeks interaksi Kota Palu, masyarakat Kabupaten
diantara keempat wilayah penelitian (Kota Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi
Palu, Kecamatan Banawa, Desa Wani,
Kecamatan Palolo dan Kecamatan Kulawi) Interaksi merupakan suatu proses yang
serta faktor-faktor apa sajakah yang sifatnya saling timbal balik dan mempunyai
mempengaruhi interaksi tersebut. Untuk pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak
memecahkan rumusan masalah pertama yang bersangkutan melalui kontak langsung.
penelitian yaitu bagaimana interaksi yang Interaksi antara kota dengan desa dapat
terjadi antara masyarakat Kota Palu, menimbulkan pengaruh positif maupun
masyarakat Kabupaten Donggala dan pengaruh negatif terhadap desa dan kota
masyarakat Kabupaten Sigi maka digunakan termasuk masyarakatnya. Pengaruh positif
model gravitasi. Data yang telah terkumpul interaksi antara kota dan desa antara lain
seperti jumlah jiwa, jumlah banyaknya cakrawala pengetahuan penduduk desa
kendaraan dan jarak antara satu zona atau menjadi lebih meningkat, dengan terbukanya
wilayah dengan zona lainnya, akan dianalisis hubungan desa dan kota melalui jalan-jalan
dengan menggunakan model gravitasi. desa-kota yang dapat dilalui oleh alat
Sehingga secara sistimatis interaksi-interaksi transportasi maka sangat meningkatkan
200 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

frekuensi hubungan sosial, ekonomi dan perbedaan daya beli penduduk dan
budaya warga desa dan warga kota, dengan sebagainya.
menggunakan alat transportasi sebagai salah Uraian di atas menunjukkan bahwa
satu sarana pendukung untuk melakukan kekuatan hubungan atau interaksi antara
interaksi. Disisi lain, pengaruh negatif yang masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
dapat dilihat di daerah perdesaan, diantaranya Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi,
terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik berbanding lurus dengan besarnya
kota di berbagai bidang telah banyak (banyaknya) penduduk Kota Palu, penduduk
menyerap pemuda desa, sehingga desa Kabupaten Donggala dan penduduk
kekurangan tenaga kerja potensial di bidang Kabupaten Sigi dan berbanding terbalik
pertanian, perluasan kota dan masuknya dengan jarak antara Kota Palu, Kabupaten
orang-orang kota, berharta ke daerah Donggala dan Kabupaten Sigi. Jadi, makin
perdesaan telah banyak mengubah tata guna banyak jumlah penduduk antara Kota Palu,
lahan di perdesaan terutama di tepian kota Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi,
yang berkaitan dengan kota. Banyak daerah maka semakin besar interaksinya, tetapi
hijau telah menjadi daerah permukiman atau sebaliknya semakin jauh jarak Kota Palu,
bangunan lainnya. Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi,
Interaksi antar kelompok masyarakat makin kecil interaksinya.
perkotaan dengan kelompok masyarakat Hasil perhitungan model gravitasi
perdesaan dalam konteks sebagai produsen interaksi antara masyarakat Kota Palu,
dan konsumen beserta barang-barang yang masyarakat Kabupaten Donggala dan
diperlukan, menunjukkan adanya gerakan masyarakat Kabupaten Sigi, dapat dipaparkan
(movement). Produsen sesuatu barang pada sebagai berikut:
umumnya terletak di sebuah tempat tertentu Interaksi Kota Palu – Kecamatan Banawa
dalam ruang geografi (geographical space), Kabupaten Donggala
sedangkan para konsumennya tersebar dengan Berdasarkan pada data jumlah
berbagai jarak di sekitar produsen. Sebelum penduduk dan jarak Kota Palu ke Kelurahan
transaksi terjadi harus ada gerakan terlebih Gunung Bale Kabupaten Donggala, maka
dahulu. Frekuensi gerakan antara produsen dapat dihitung besarnya interaksi dari kedua
dan konsumen dipengaruhi oleh prinsip wilayah tersebut sebagai berikut:
optimasi, oleh persyaratan treshold atau oleh Diketahui:
saingan-saingan yang ada dan jarak. Treshold a. Jumlah Penduduk Kota Palu (Pi) =
adalah jumlah minimal penduduk yang 336.532 Jiwa.
diperlukan, dalam hal ini konsumen. b. Jumlah Penduduk Kecamatan Banawa
Berdasarkan hal ini maka luas sempitnya Kabupaten Donggala (Pj) = 32.242 Jiwa.
areal interaksi tergantung pada tinggi c. Jarak Kota Palu – Kelurahan Gunung Bale
rendahnya treshold, padat tidaknya suatu (D ij) = 35 Km
kawasan dan perbedaan kultur serta d. Formula Gravitasi

=
Pi . Pj
I ij
(D ij ) 2

=
336.532 x 32.242 10.850.764.744
I ij
=
(35 ) 2 1.225
=
8.857.522
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 201

Interaksi Kota Palu – Desa Wani Kabupaten a. Jumlah Penduduk Kota Palu (Pi) =
Donggala 336.532 Jiwa.
Berdasarkan pada data jumlah b. Jumlah Penduduk Desa Wani Kabupaten
penduduk dan jarak Kota Palu ke Desa Wani Donggala (Pj) = 1.568 Jiwa.
Kabupaten Donggala, maka dapat dihitung c. Jarak Kota Palu – Desa Wani Kab.
besarnya interaksi dari kedua wilayah tersebut Donggala (D ij) = 27 Km
sebagai berikut: d. Formula Gravitasi
Diketahui:

=
Pi . Pj
I ij
(D ij ) 2

336.532 x 1.568 527.682.176


= =
I ij 2
(27 ) 729
=
723.844

Interaksi Kota Palu – Kecamatan Palolo Diketahui:


Kabupaten Sigi a. Jumlah Penduduk Kota Palu (Pi) =
Berdasarkan pada data jumlah 336.532 Jiwa.
penduduk dan jarak Kota Palu ke Kecamatan b. Jumlah Penduduk Kecamatan Palolo
Palolo Kabupaten Sigi, maka dapat dihitung Kabupaten Sigi (Pj) = 27.385 Jiwa.
besarnya interaksi dari kedua wilayah tersebut c. Jarak Kota Palu – Kecamatan Palolo (D ij)
sebagai berikut: = 65 Km
d. Formula Gravitasi

=
Pi . Pj
I ij
(D ij ) 2
336.532 x 27.385 9.215.928.820
= =
I ij
(65 ) 2 4.225
=
2.181.285
Interaksi Kota Palu – Kecamatan Kulawi a. Jumlah Penduduk Kota Palu (Pi) =
Kabupaten Sigi 336.532 Jiwa.
Berdasarkan pada data jumlah b. Jumlah Penduduk Kecamatan Kulawi
penduduk dan jarak Kota Palu ke Kecamatan Kabupaten Sigi (Pj) = 14.172 Jiwa.
Kulawi Kabupaten Sigi, maka dapat dihitung c. Jarak Kota Palu – Kecamatan Kulawi (D
besarnya interaksi dari kedua wilayah tersebut ij) = 100 Km
sebagai berikut: d. Formula Gravitasi
Diketahui:
202 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

=
Pi . Pj
I ij
(D ij ) 2

336.532 x 14.172 4.769.331.504


= =
I ij
(100) 2 10.000
=
476.933

Secara lebih rinci hasil perhitungan besarnya di atas dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini:
nilai interaksi dari keempat wilayah tersebut

Tabel. 1. Perhitungan Nilai Interaksi Masing-Masing Lokasi Penelitian


Jarak - Banyaknya
Jumlah
Kota Palu Interaksi
No Nama Desa/Kota (Lokasi) Penduduk
-X Hasil Analisis
(Jiwa) (Km) Gravitasi
1 Kota Palu 336.532 - -
2 Desa Wani Kab. Donggala 1.568 27 723.844
Kecamatan Banawa Kab
3 32.242 35 8.857.522
Donggala
4 Kecamatan Kulawi Kab Sigi 14.172 100 476.933
5 Kecamatan Palolo Kab Sigi 27.385 65 2.181.285

Sumber : Hasil analisis

Selain ditampilkan dalam bentuk tabel, keempat wilayah penelitian dapat pula dilihat
hasil perhitungan besarnya nilai interaksi pada Gambar 1. berikut ini:

Gambar 1.
Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Perdesaan
Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi
Hasil Analisis Dengan Formula Gravitasi
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 203

Secara lebih rinci gambaran interaksi Donggala dan Kabupaten Sigi dapat dilihat
antara masyarakat Kota Palu, Kabupaten pada Tabel 2. dan 3. berikut ini:

Tabel. 2. Interaksi Masyarakat Kota Palu, Kabupaten. Donggala dan Kabupaten Sigi.
Wilayah Tujuan
Kabupaten Donggala Kabupaten Sigi
No Lokasi
Kec.
Desa Wani Kec. Banawa Kec. Palolo
Kulawi
Perkebunan
Jasa (cargo), Sosial
Industri (Coklat)
(perj. Pegawai) dan Pertanian
1 Kota Palu (Rotan) dan dan
Perdagangan (Bahan (Coklat)
Perdagangan Pertanian
Campuran/keb.pokok)
(Padi)
Sumber : Hasil analisis

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa Campuran/keb.pokok). Sementara interaksi


interaksi masyarakat Kota Palu dan yang terjadi antara masyarakat Kota Palu dan
masyarakat Desa Wani Kabupaten Donggala masyarakat Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi
terjadi pada sektor industri rotan dan terlihat pada sektor perkebunan tanaman
perdagangan, sedangkan interaksi antara coklat dan pertanian tanaman padi.
masyarakat Kota Palu dan masyarakat Selanjutnya interaksi antara masyarakat Kota
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala Palu dan masyarakat Kecamatan Kulawi
terjadi pada sektor Jasa (cargo), Sosial (perj. Kabupaten Sigi terlihat pada sektor pertanian
Pegawai) dan Perdagangan (Bahan tanaman coklat.

Tabel. 3. Interaksi Masyarakat Kota Palu, Kabupaten. Donggala dan Kabupaten Sigi.
Wilayah Tujuan
No Lokasi
Kota Palu
Jasa (tenaga Guru, tenaga medis atau
1 Desa Wani
kesehatan, tenaga montir)
Jasa (sopir, buruh bangunan, karyawan
2 Kec. Banawa Kab. Donggala
toko) dan perdagangan (pedagang ikan)
Jasa (sopir, buruh bangunan, tenaga
3 Kec. Palolo Kab. Sigi montir, karyawan toko) dan perdagangan
(pedagang coklat)
Jasa (sopir, buruh bangunan, tenaga
4 Kec. Kulawi Kab. Sigi montir, karyawan toko) dan perdagangan
(pedagang coklat)
Sumber: Hasil analisis

Dari hasil analisis dengan menggunakan c. I Palu – Kecamatan Palolo Kabupaten


formula gravitasi di atas, maka didapat Sigi
besarnya nilai-nilai interaksi sebagai berikut: d. I Palu Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi
a. I Palu – Kelurahan Gunung Bale Kemudian nilai-nilai tersebut
Kabupaten Donggala disederhanakan
= 8.857.522
menjadi:
b. I Palu – Desa Wani Kabupaten Donggala a. I Palu – Kelurahan Gunung Bale
= 723.844
Kabupaten Donggala
204 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

b. I Palu – Desa Wani Kabupaten Donggala Sebagai


= 0,72pusat kegiatan jasa, tingginya
c. I Palu – Kecamatan Palolo Kabupaten frekuensi hubungan antara Kota Palu dengan
Sigi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
= 2,18
d. I Palu Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi yang menjadi
= 0,48pendorong terhadap besarnya
Hasil perhitungan model gravitasi interaksi antara masyarakat Kota Palu dengan
menunjukkan bahwa dari ketiga daerah yang masyarakat kecamatan Banawa Kabupaten
menjadi lokasi penelitian yaitu Kota Palu, Donggala, disebabkan karena sebagaian besar
Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi, masyarakat yang berprofesi sebagai PNS di
terlihat bahwa interaksi tertinggi terjadi antara Kabupaten Donggala adalah PNS yang
masyarakat di wilayah Kota Palu dengan berdomisili di wilayah Kota Palu. Hal inilah
masyarakat Kecamatan Banawa wilayah yang menjadi pedorong terhadap besarnya
Kabupaten Donggala dengan nilai interaksi interaksi karena masyarakat yang berprofesi
sebesar 18,43 kali besarnya interaksi yang sebagai PNS yang berdomisili di Kota Palu
terjadi antara masyarakat di wilayah Kota setiap harinya berinteraksi ke Kecamatan
Palu dengan masyarakat Kecamatan Kulawi Banawa dalam rangka melaksanakan tugas
Kabupaten Sigi. Sedangkan interaksi sebagai PNS pada kantor-kantor
terendah terjadi antara masyarakat di wilayah pemerintahan di Kabupaten Donggala dan
Kota Palu dan masyarakat Kecamatan Kulawi dari hasil pelaksanaan tugas mereka sebagai
wilayah Kabupaten Sigi. PNS maka setiap bulannya mereka
Hal di atas dibuktikan dengan mendapatkan gaji sebagai pendapatan.
banyaknya arus lalu lintas kendaraan Selanjutnya didukung pula dengan
angkutan Kota, AKDP dan AKAP dari Kota keberadaan sarana transportasi berupa mobil
Palu menuju Kecamatan Banawa serta Pemda Kabupaten Donggala yang setiap
tingginya frekuensi kunjungan masyarakat harinya mengantar mereka pergi-pulang dari
Kota Palu menuju Kecamatan Banawa (72,8 wilayah Kabupaten Donggala ke wilayah
%). Tingginya interaksi yang terjadi antara Kota Palu. Hal ini didukung dengan hasil
masyarakat Kota Palu dengan masyarakat wawancara penulis dengan beberapa PNS di
Kecamatan Banawa wilayah Kabupaten Kabupaten Donggala yang berdomisili di
Donggala, disebabkan karena beberapa hal Kota Palu, dengan petikan wawancara sebagai
sebagai berikut: berikut:
1. Kota Palu dan Kecamatan Banawa “Setiap harinya kami pulang pergi Palu-
Kabupaten Donggala, adalah merupakan Donggala karena aktivitas kami sebagai
wilayah terpenting yang menjadi pusat PNS di Kabupaten Donggala yang
kegiatan jasa, sosial dan perdagangan. setiap hari kerja harus berada di kantor
2. Akses Jalan yang menghubungkan kedua kami di Kelurahan Gunung Bale dalam
wilayah tersebut adalah jalan negara rangka melaksanakan tugas-tugas rutin
berkelas tinggi. kami sebagai PNS. Untuk menuju ke
3. Jumlah penduduk yang menjadi subjek tempat tugas, setiap harinya tersedia
interaksi paling banyak pula dibandingkan mobil Dinas Pemda Kabupaten
dengan daerah-daerah lainnya yang Donggala yang mengantar kami pulang
menjadi lokasi penelitian. pergi dari Kota Palu ke Kabupaten
4. Adanya gedung-gedung perkantoran milik Donggala” (Hasil wawancara penulis
pemerintah daerah Kabupaten Donggala, dengan Arman, Rizal dan Abdul
dimana sebagian besar masyarakat yang Rahman, PNS Kabupaten Donggala).
berprofesi sebagai PNS dan tenaga honorer Selain hal di atas, besarnya interaksi
di Kabupaten Donggala adalah mereka antara masyarakat Kota Palu dengan
yang berdomisili di wilayah Kota Palu. masyarakat Kabupaten Donggala menurut
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 205

hasil wawancara penulis dengan Bapak Ganti Kecamatan Banawa pula mendorong
Pattakali, (Kepala Bidang Perdagangan) besarnya interaksi masyarakat Kota Palu dan
Dinas Perdagangan Kabupaten Donggala, masyarakat Kabupaten Donggala, karena
juga didorong oleh kegiatan perdagangan setiap harinya terutama pada hari-hari pasar
melalui keberadaan TPI (Tempat Pelelangan banyak masyarakat yang berprofesi sebagai
Ikan) di Kecamatan Banawa. Dengan adanya pedagang mendatangi pasar induk tersebut
tempat pelelangan ikan ini, maka banyak untuk berdagang dengan menggunakan alat
masyarakat Kota Palu yang berprofesi sebagai transportasi berupa mobil-mobil kampas.
pedagang ikan (pedagang pengumpul ikan) Disisi lain, besarnya interaksi antara
mendatangi langsung tempat pelelangan ikan masyarakat Kabupaten Donggala dan
tersebut dengan menggunakan alat masyarakat Kota Palu, di mata masyarakat
transportasi mobil pick up milik pribadi untuk Kabupaten Donggala didorong oleh faktor
secara langsung membeli ikan-ikan yang di jasa dan perdagangan yang menjadi daya tarik
lelang di tempat pelelangan ikan tersebut Kota Palu sebagai pusat pemerintahan
untuk kemudian mereka pasarkan kembali Provinsi Sulawesi Tengah. Mengingat Kota
pada pasar-pasar tradisional yang berada di Palu merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi
wilayah Kota Palu, seperti Pasar Inpres Tengah maka Kota Palu dikenal sebagai kota
Manonda, Pasar Inpres Masomba dan Pasar pusat perdagangan di Provinsi Sulawesi
Tua Bambaru. Hal ini menunjukkan bahwa Tengah. Sebagai bukti Kota Palu sebagai
keberadaan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) di pusat perdagangan adalah banyaknya berdiri
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala pusat-pusat perbelanjaan mulai dari pasar-
turut pula mendorong besarnya interaksi pasar tradisional sampai kepada pusat-pusat
antara masyarakat Kota Palu dengan perbelanjaan yang modern seperti toko-toko,
masyarakat Kabupaten Donggala. swalayan-swalayan dan yang paling modern
Faktor perdagangan lainnnya seperti saat ini di Kota Palu adalah pusat
keberadaan pelabuhan peti kemas di perbelanjaan Ramayana Departement Store
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala yang dimanfaatkan untuk keperluan
juga turut mendorong besarnya interaksi berbelanja sekaligus berekreasi dengan
masyarakat Kota Palu dan masyarakat mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan
Kabupaten Donggala, dimana banyak tersebut. Hal ini sejalan dengan hasil
masyarakat Kota Palu berinteraksi ke wawancara penulis dengan Ibu Haeriyati A.
Kabupaten Donggala dalam rangka Atjo (Kepala Dinas) Perindakop Kota Palu,
memanfaatkan jasa peti kemas tersebut untuk dengan petikan wawancara sebagai berikut:
kebutuhan pengiriman barang ke wilayah- “Ketertarikan masyarakat Donggala
wilayah di luar daerah Provinsi Sulawesi mengunjungi Kota Palu untuk
Tengah. Keberadaan terminal induk di kebutuhan berbelanja karena di Kota
Kabupaten Donggala yang sangat Palu banyak berdiri pusat-pusat
mempermudah mobilisasi penumpang dan perbelanjaan modern sehingga
barang dari Kota Palu ke Kabupaten masyarakat Donggala selain
Donggala demikian pula sebaliknya, juga mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan
turut mendorong tingginya frekuensi interaksi tersebut untuk berbelanja kebutuhan
antara masyarakat Kota Palu dengan hidup mereka sekaligus berekreasi di
masyarakat Kabupaten Donggala. pusat-pusat perbelanjaan modern,
Masih menurut hasil wawancara penulis karena pusat-pusat perbelanjaan modern
dengan Bapak Pattakali, (Kepala Bidang di Kota Palu seperti swalayan besar dan
Perdagangan) Dinas Perdagangan Kabupaten Ramayana Departement Store
Donggala, keberadaan pasar induk di Desa menyediakan fasilitas rekreasi seperti
206 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

sarana bermain untuk anggota keluarga daerah pemasaran di wilayah Kota Palu,
masyarakat yang datang berbelanja”. seperti Pasar Petobo, Pasar Masomba dan
Berdasarkan hasil perhitungan model Pasar Inpres. Hal inilah yang menjadi
gravitasi juga akan di bahas kecilnya interaksi penyebab kecilnya interaksi antara
yang terjadi antara masyarakat Kota Palu masyarakat Kota Palu dan masyarakat
dengan masyarakat Kecamatan Kulawi Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi karena
Kabupaten Sigi yang disebabkan jarak masyarakat Kota Palu yang memiliki
tempuh diantara kedua wilayah tersebut relatif pekerjaan sebagai pedagang pengumpul hasil-
jauh yaitu 100 Km. Jarak tempuh kedua hasil bumi tidak perlu lagi ke Kecamatan
daerah ini merupakan jarak tempuh yang Kulawi untuk membeli hasil-hasil pertanian
terjauh dibanding dengan daerah-daerah masyarakat Kulawi dikarenakan masyarakat
lainnya di wilayah Kabupaten Donggala dan Kulawi sendiri yang secara langsung menjual
Kabupaten Sigi yang ditetapkan sebagai hasil-hasil pertanian mereka kepada para
lokasi penelitian penulis. Selain memilih jarak pedagang pengumpul yang berdomisili di
tempuh yang jauh, jalan yang Kota Palu. Disebabkan karena para pedagang
menghubungkan Kota Palu dengan pengumpul hasil-hasil pertanian tersebut telah
Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi bukan menunggu hasil-hasil pertanian masyarakat
merupakan jalan negara disebabkan karena petani di Kecamatan Kulawi yang biasanya di
pengembangan pembangunan di wilayah pasarkan masyarakat Kulawi secara langsung
Provinsi Sulawesi Tengah mengarah ke poros di pasar Petobo, pasar Masomba dan pasar
jalan yang menghubungkan Kota Palu dengan Inpres Manonda. Hal ini sejalan dengan hasil
Kabupaten Donggala. Hal ini disebabkan wawancara penulis dengan Ibu Yulianty,
karena secara historis Kota Palu dan (Kepala Bidang Perdagangan) Perindakop
Kabupaten Donggala memiliki hubungan Kabupaten Sigi, dengan petikan wawancara
kedekatan karena sama-sama dikenal sebagai sebagai berikut:
kota perdagangan dengan jarak tempuh yang “Masyarakat petani di Desa Kulawi
relatif dekat. Kabupaten Sigi secara langsung
Kecilnya nilai interaksi antara menjual hasil-hasil pertanian mereka
masyarakat Kota Palu dan masyarakat seperti Coklat pada beberapa pasar di
Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi wilayah Kota Palu seperti Pasar Petobo,
disebabkan karena frekuensi hubungan antara Pasar Masomba dan Pasar Inpres
kedua daerah tersebut terendah dibanding Manonda karena di Desa Kulawi sendiri
interaksi antara masyarakat Kota Palu dengan belum ada pasar induk atau pasar
masyarakat di daerah-daerah lainnya yang mingguan yang menampung hasil-hasil
berada di wilayah Kabupaten Donggala dan pertanian masyarakat”.
Kabupaten Sigi. Hal ini disebabkan karena Seperti halnya masyarakat di
selain memiliki jarak tempuh yang jauh, Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi, belum
aksesibilitas masyarakat ke Kecamatan adanya pasar induk dan pasar mingguan
Kulawi tergolong sulit karena dukungan membuat masyarakat di Kecamatan Palolo
infrastruktur jalan yang belum memadai, Kabupaten Sigi cenderung menjual secara
belum adanya fasilitas-fasilitas penunjang langsung hasil-hasil pertanian mereka seperti
kegiatan ekonomi seperti belum ada pasar sayur-sayuran dan ubi-ubian ke beberapa
induk atau pasar mingguan yang menampung daerah pemasaran di Kota Palu seperti Pasar
hasil-hasil pertanian sehingga masyarakat Petobo, Pasar Masomba dan Pasar Inpres
petani di Kecamatan Kulawi yang langsung Manonda, sehingga masyarakat Kota Palu
mengantar hasil-hasil pertanian mereka yang berprofesi sebagai pedagang maupun ibu
seperti Kepala, Cengkeh, Coklat ke daerah- rumah tangga mendatangi pasar-pasar
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 207

tradisional di wilayah Kota Palu tersebut Berdasarkan keseluruhan hasil


untuk membeli hasil-hasil pertanian pembahasan di atas, dapat ditarik suatu
masyarakat Palolo berupa sayur-sayuran dan kesimpulan bahwa dari beberapa daerah yang
ubi-ubian untuk keperluan dijual kembali menjadi lokasi penelitian, interaksi terbesar
maupun di konsumsi untuk kebutuhan hidup terjadi diantara Kecamatan Banawa dan Kota
rumah tangga mereka. Hal inilah yang Palu. Tingginya interaksi di kedua wilayah ini
menjadi penyebab sehingga kekuatan dikarenakan Kota Palu dan Kabupaten
interaksi antara masyarakat Kota Palu dan Donggala dikenal sebagai kota perdagangan,
masyarakat Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi jarak tempuh Kota Palu dengan Kecamatan
dengan jumlah penduduk Kota Palu sebanyak Banawa Kabupaten Donggala relatif dekat
336.532 jiwa dan penduduk Kecamatan dengan status jalan antara kedua wilayah
Palolo sebanyak 27.385 jiwa dengan jarak tersebut adalah jalan negara dengan kelas
tempuh 65 Km menempati posisi kedua jalan yang tertinggi diantara daerah-daerah
dengan banyaknya interaksi sesuai dengan lainnya dalam lokasi penelitian ini, dan
hasil perhitungan gravitasi sebesar 2.181.285. jumlah penduduk di kedua wilayah ini (Kota
Sebagai bagian akhir interaksi antara Palu dan Kecamatan Banawa Kabupaten
masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten Donggala) menunjukkan angka jumlah
Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi, penduduk terbesar dibanding jumlah
dijelaskan pula kekuatan interaksi antara penduduk di daerah-daerah lainnya dalam
masyarakat Kota Palu dengan masyarakat lokasi penelitian ini.
Desa Wani Kabupaten Donggala yang
menempati posisi ketiga dengan banyaknya Faktor-faktor yang menyebabkan
interaksi sesuai dengan hasil perhitungan terjadinya interaksi antara masyarakat
gravitasi sebesar 723.844 . Relatif kecilnya Kota Palu, masyarakat Kabupaten
interaksi masyarakat Kota Palu dengan Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi
masyarakat Desa Wani Kabupaten Donggala
meskipun didukung dengan jarak tempuh Keterkaitan antara pembangunan
yang relatif dekat yaitu 35 Km, disebabkan perkotaan dan perdesaan merupakan faktor-
karena frekuensi hubungan ekonomi diantara faktor yang menjadi penyebab terjadinya
kedua wilayah tersebut (Kota Palu dan Desa interaksi antara masyarakat Kota Palu,
Wani) relatif kecil karena hubungan masyarakat Kabupaten Donggala dan
ekonominya terjalin hanya dalam hal masyarakat Kabupaten Sigi. Perkembangan
perdagangan barang-barang tertentu saja. Hal daerah Kota Palu tidak terlepas dari
ini sejalan dengan hasil wawancara penulis perkembangan yang terjadi di daerah
dengan Bapak Mustafa (masyarakat Kota Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi
Palu), dengan petikan wawancara sebagai karena kawasan perkotaan dan pedesaan
berikut: saling melengkapi dan membentuk satu
“Kami ke Desa Wani hanya untuk sistem saling terkait. Oleh sebab itu,
keperluan pembelian rotan dan Kain aksesibilitas, jumlah kendaraan, kondisi jalan,
Batik Bomba untuk keperluan di jual jumlah muatan, dan frekuensi kunjungan
kembali di Kota Palu. Itupun jarang menjadi faktor-faktor pendorong yang
sekali kami ke Desa Wani, karena rotan menyebabkan terjadinya interaksi antara
tidak setiap hari ada. Begitu pula masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
dengan Kain Batik Bomba butuh waktu Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi.
beberapa hari selesai di produksi baru Faktor aksesibilitas yang menjadi
kami dapat membelinya untuk di jual pendorong terjadinya interaksi antara
kembali di Kota Palu”. masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
208 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi, masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
ditandai dengan kemudahan masyarakat Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi,
mengunjungi daerah-daerah yang menjadi ditandai dengan banyaknya jumlah kunjungan
wilayah penelitian untuk melakukan interaksi perhari masyarakat ke daerah-daerah yang
di sektor pertanian, jasa, sosial, industri, dan menjadi wilayah penelitian untuk melakukan
perdagangan karena dukungan dari interaksi di sektor pertanian, jasa, sosial,
keberadaan fasilitas infrastruktur seperti jalan, industri, dan perdagangan.
jembatan dan lain sebagainya. Disamping itu, kondisi daerah
Faktor jumlah kendaraan yang menjadi perdesaan yang kurang menguntungkan
pendorong terjadinya interaksi antara dibanding dengan daerah perkotaan, dalam
masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten hal penyediaan lapangan kerja, lahan usaha,
Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi, serta sarana dan prasarana pelayanan dasar di
ditandai dengan tingginya volume lalu lintas perdesaan yang mendorong faktor-faktor
kendaraan dengan nilai kelayakan penyebab terjadinya interaksi antara
berdasarkan pada hasil uji emisi yang masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
membantu kemudahan mobilisasi masyarakat Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi.
mengunjungi daerah-daerah yang menjadi Kemudian disisi lain, jumlah penduduk yang
wilayah penelitian untuk melakukan interaksi besar di daerah perdesaan dengan jarak
ekonomi di sektor pertanian, jasa, sosial, tempuh yang terjangkau merupakan pasar
industri, dan perdagangan. potensial untuk produk yang dihasilkan di
Faktor kondisi jalan yang menjadi daerah perkotaan, disamping daerah
pendorong terjadinya interaksi antara perdesaan juga menyediakan input bagi sektor
masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten produksi dan konsumsi di daerah perkotaan.
Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi, Selanjutnya daerah perkotaan merupakan
ditandai dengan keadaan status jalan sebagai sumber inovasi dan teknologi yang dapat
infrastruktur pendukung yang membantu meningkatkan produktivitas masyarakat
kemudahan mobilisasi masyarakat perdesaan. Hal-hal inilah yang mendukung
mengunjungi daerah-daerah yang menjadi adanya jalinan kaitan di berbagai sektor
wilayah penelitian untuk melakukan interaksi kehidupan antara daerah perdesaan dan
di sektor pertanian, jasa, sosial, industri, dan perkotaan (forward dan blackward linkages)
perdagangan. Keadaan status jalan sebagai yang saling menguntungkan yang juga
infrastruktur pendukung yang dimaksudkan menjadi faktor-faktor pendorong yang
adalah status jalan negara dengan jenis menyebabkan terjadinya interaksi antara
permukaan jalan telah diaspal, kondisi jalan masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten
yang baik dan kelas jalan termasuk dalam Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi.
kategori arteri primer. Berdasarkan keseluruhan hasil
Faktor jumlah muatan yang menjadi pembahasan di atas, dapat dipaparkan bahwa
pendorong terjadinya interaksi antara jumlah penduduk, aksesibilitas, jumlah
masyarakat Kota Palu, masyarakat Kabupaten kendaraan, kondisi jalan, jumlah muatan,
Donggala dan masyarakat Kabupaten Sigi, frekuensi kunjungan dan jarak menjadi faktor-
ditandai dengan volume muatan orang dan faktor penyebab terjadinya interaksi antara
barang perhari ke daerah-daerah yang menjadi masyarakat kota dan desa. Dengan adanya
wilayah penelitian untuk melakukan interaksi interaksi antara masyarakat kota dan desa
di sektor pertanian, jasa, sosial, industri, dan karena faktor-faktor tersebut di atas maka dari
perdagangan. segi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
Faktor frekuensi yang menjadi terdapat berbagai manfaat yang ditimbulkan
pendorong terjadinya interaksi antara akibat dari adanya interaksi di antara
Muhammad Aqshah, Analisis Interaksi Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan Kota Palu .…………… 209

masyarakat kota dan desa tersebut, Kota Palu dan masyarakat Kecamatan
diantaranya adanya pola-pola pasar, rantai Banawa Kabupaten Donggala. Tingginya
aliran produk barang jadi dan setengah jadi interaksi di kedua wilayah ini dikarenakan
yang berkaitan dengan produksi, adanya dikenal sebagai kota perdagangan, jarak
interaksi dalam pola konsumsi dan belanja tempuh relatif dekat dengan status jalan
konsumen, adanya aliran pendapatan di sektor antara kedua wilayah tersebut adalah jalan
industri, perdagangan, jasa-jasa dan sosial, negara dengan kelas jalan yang tertinggi
adanya aliran modal dan adanya pemenuhan diantara daerah-daerah lainnya dalam
lapangan kerja di sektor formal dan informal. lokasi penelitian ini, jumlah penduduk di
Demikian pula halnya potensi ekonomi kedua wilayah ini (Kota Palu dan
yang ada di wilayah Kabupaten Donggala, Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala)
seperti adanya PT. Pelabuhan Indonesia IV menunjukkan angka jumlah penduduk
(Persero) Cabang Donggala yang bergerak di terbesar dibanding jumlah penduduk di
bidang pelayanan jasa Peti Kemas, daerah-daerah lainnya dalam lokasi
terdapatnya pasar untuk kegiatan penelitian ini, dan lokasi perkantoran di
perdagangan, adanya terminal Kecamatan Banawa, sebagian besar dihuni
pemberangkatan penumpang dan barang serta oleh PNS dan tenaga honorer yang
pusat-pusat perkantoran pemerintah menjadi berdomisili di Kota Palu.
faktor-faktor yang menimbulkan daya tarik 2. Jumlah Penduduk, Aksesibilitas, jumlah
tersendiri sebagai penyebab terjadinya kendaraan, kondisi jalan, jumlah muatan
interaksi masyarakat Kota Palu ke wilayah frekuensi kunjungan dan jarak menjadi
Kabupaten Donggala dalam rangka faktor-faktor pendorong yang
memperbaiki taraf kehidupan ekonomi menyebabkan terjadinya interaksi antara
mereka dengan bekerja pada kantor-kantor masyarakat Kota Palu, masyarakat
pemerintahan ataupun berdagang pada pasar Kabupaten Donggala dan masyarakat
yang ada di Kabupaten Donggala. Kabupaten Sigi.
Selain itu potensi ekonomi bidang
pertanian di wilayah Kabupaten Sigi, seperti Rekomendasi
terdapatnya lahan-lahan pertanian yang
memproduksi berbagai macam ragam 1. Diharapkan kepada Pemerintah Daerah
kebutuhan pokok pangan masyarakat, dapat Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten
pula menjadi faktor-faktor yang memberikan Donggala dan Kabupaten Sigi untuk lebih
daya tarik tersendiri sehingga menjadi meningkatkan kualitas dari keberadaan
penyebab terjadinya interaksi masyarakat sarana dan prasarana infrastruktur jalan di
Kota Palu ke wilayah Kabupaten Sigi dalam daerah-daerah yang menjadi lokasi
rangka memperbaiki taraf kehidupan ekonomi penelitian. Hal ini penting menjadi bahan
mereka dengan membeli hasil-hasil pertanian perhatian pemerintah daerah disebabkan
di wilayah Kabupaten Sigi untuk kemudian di karena sesuai dengan rumus gravitasi
pasarkan kembali di wilayah Kota Palu. ditemukan adanya hubungan antara besar
kecilnya interaksi ekonomi dengan jarak
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI tempuh dan jumlah penduduk di daerah-
daerah yang menjadi lokasi dalam
Kesimpulan penelitian ini.
2. Kepada peneliti-peneliti selanjutnya yang
1. Hasil perhitungan dengan menggunakan tertarik mengadakan penelitian serupa,
model gravitasi, memperlihatkan bahwa diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
interaksi tertinggi terjadi antara masyarakat sebagai salah satu bahan referensi dalam
210 e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 1, Januari 2013 hlm 197-210 ISSN: 2302-2019

pengembangan penelitian yang berkaitan DAFTAR RUJUKAN


dengan masalah perencanaan
pembangunan di wilayah perdesaan. Adisasmita, Raharjo. 2006. Pembangunan
Pedesaan dan Perkotaan. Makassar:
UCAPAN TERIMA KASIH Graha Ilmu.
Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan
Terima kasih kepada Tim Pembimbing Permasalahannya. Jakarta: Galia
Dr. Wildani Pingkan S. Hamzens, S.T., M.T Indonesia.
Drs. H. Amir Tahawila, M.S yang telah Tahawila, Amir. 2010. Perencanaan
memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan Pembangunan Wilayah Pedesaan. (Buku
saran yang tidak ternilai harganya untuk Ajar)
kesempurnaan penulis artikel ini

Anda mungkin juga menyukai