Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH IPTEK DAN SENI DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah:

AGAMA

Dosen:

Saat Safaat, S.Sos.,M.Pd

Disusun oleh:

1. MUHAMMAD MANDA

2. SUTIANA

PROGRAN STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMAD HUSNI
THAMRIN

JAKARTA
TAHUN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat mengerjakan tugas makalah yang bertema IPTEK dan seni daam perspektif Al-Quran
. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,
meskipun kami juga menyadari segala kekurangan yang ada di dalam makalah ini.

Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber yang telah kami peroleh. Kami
berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah di mengerti.
Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, kami juga memperoleh informasi
tambahan dari internet.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang telah
memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik dan saran yang
positif dan membangun dari rekan-rekan untuk kedepannya agar lebih baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Jakarta, 14 November 2019,

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................4

C. TUJUAN MASALAH............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................5

A. PENGERTIAN IPTEK...........................................................................................................................5

B. PENGERTIAN SENI............................................................................................................................7

C. IPTEK MENURUT ISLAM....................................................................................................................9

D. SENI MENURUT ISLAM....................................................................................................................12

E. PENYKAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK............................................................................15

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................17

A. KESIMPULAN...................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya ilmu tidak dapat lepas dari pengetahuan. Seseorang tidak akan mendapat ilmu
sebelum mendapat pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh melalui indra dan
pemahaman kejadian di lingkungan / alam. Maka dari itu ilmu sangat erat dengan pengetahuan,
dan seringnya digabung menjadi ilmu pengetahuan. Dalam Al- Quran pun disebutkan bahwasannya
Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar mengamati dan mengkaji fenomena yang terjadi
di alam semesta, yaitu pada Quran surat Ali imron ayat 191. Rosululloh SAW juga bersabda pada
sebuah hadist , yaitu mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Disini mencari ilmu itu wajib,
apapun ilmu itu, yang penting tidak bertentangan dengan syariat islam . manusia sebagai muslim
itu harus cerdas, berpikir kreatif, dan bias menyelesaikan masalah di berbagai situasi. Nabi SAW
juga menyukai orang yang cerdas, dan ia juga senantiasa beramal shaleh.

Setelah pengetahuan, seni juga merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia
dalam kehidupannya tidak lepas dari seni,yaitu ungkapan keindahan dari manusia. Ungkapan –
ungkapan tersebut bisa berupa patung, pahatan, lukisan, tarian, dsb. Karya seni yang dihasilkan
manusia sangatlah beragam, karena setiap manusia pasti memliki exspresi dalam penuangan karya
seninya. Pada zaman nabi, seni juga sudah banyak, sebagai contoh, nabi SAW memerintahkan agar
membaguskan atau menghias Al Quran dalam membacanya. Selain itu,dalam adzanpun disuruh
suaranya yang merdu. Ini menandakan bahwa rosulpun menyuuruh kita berseni dalam kebaikan.
Pada hakekatnya, manusia memang menyukai keindahan,sesuai dengan fitrahnya. Namun jikalau
seni itu mengarah pada hal yang haram dilakukan, kita harus meninggalkan seni tersebut.

Allah SWT menciptakan manusia pada dasarnya adalah untuk beribadah. Disini cara ibadah itu
bermacam – macam, bukan hanya sekedar shalat dan dzikir. Menolong orang itu ibadah, membuat
makalah itu ibadah , mengerjakan tugas dosen itu ibadah, dan masih banyak lagi. Begitupun dengan
mencari ilmu pengetahuan dan berkarya seni. Jika kita punya ilmu dan seni, kita bisa membuat
teknologi, dan itu akan menjadi pahala besar, apalagi jika itu berguna bagi masyarakat. Semua amal
itu bisa bernilai ibadah itu tergantung niatnya,sesuai hadist Rosululloh, yaitu setiap amal itu
tergantung niatnya. Jadi, jika kita niatkan saja amal kita sebagai ibadah, insya Allah bernilai ibadah.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui pengertian IPTEK dan seni


2. Mengetahui fungsi seni
3. Mengetahui IPTEK dan seni dalam islam
4. Mengetahui penyikapan terhadap IPTEK

C. TUJUAN

1. Memahami IPTEK dan seni dalam al-Quran


2. Memahami IPTEK dan seni dalam islam
3. Memahami fungsi-fungsinya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sosok yang tidak dapat di pisahkan satu sama lai.
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemampuan munculnya berbagai
penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang
dapat ditunjukan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk
berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis
untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bias dikaji dan digali dalam Al-Quran sebab kitab suci
ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuandan teknologi. Seperti
kita ketahui, teknologi kini telah merembet dalam kehiduppan kebanyakan manusia bahkan dari
kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau
jalan di dalam mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Atas
dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkat iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang
diberikan oleh Tuhan Yang MahaEsa. Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari moral dan
kemanusian yang adil dan beradap, agar semua masyarakat merasakan IPTEK secara merata. Disatu
sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekai di aspek telekomunikasi, namun
pelaksanaan pembangunan IPTEK belum merata.

Masih banyak masyarakat yang kurang mampu, putus harapan untuk mendapatkan pengetahuan
dan teknologi. Hal itu dikarenakan tingginya biaya pendidikan yang harus mereka tanggung. Maka
dari itu pemerintah harus menyikapi dan menanggapi masalah-masalah tersebut, agar peranan
IPTEK dapet bertujuan untuk meningkatkan SDM yang ada. Perkrmbangan IPTEK disamping
bermanfaat untuk kemajuan hidup Indonesia, juga memberikan dampak negatif.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan IPTEK untuk menekan dampaknya seminimal
mungkin antara lain.

a. Menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat.


b. Teknologi yang akan diterapkan hendaknya betul-betul dapat mencegah timbulnya
permasalahan di tempat itu.
c. Memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada.

Dengan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguatan iptek
mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa. Visi dan Misi iptek dirumuskan sebagai
panduan untuk mengoptimalkan setiap sumber daya iptek yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.Undang-undang No.18 Tahun2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang telah berlaku sejak 29 Juli 2002, merupakan
penjabaran dari visi dan misi Iptek sebagaimana termaksud dalam UUD 1945 Amandemen pasal 31
ayat 5, agar dapat dilaksanakan oleh pemerintah beserta seluruh rakyat dengan sebaik baiknya.
Selain itu pula perkembangan iptek di berbagai bidang di tengah perkembangan zaman yang
semakin pesat semestinya dapat meningkatkan kualitas SDM di tengah bermunculannya dampak
negatif dari adanya perkembangan iptek, sehingga diperlukan pemikiran yang serius dan mantap
dalam menghadapi permasalahan dalam penemuan-penemuan baru tersebut.

B. Pengertian Seni

Seni merupakan satu proses pendidikan yang bersifat positif mengikut kaca mata
islam,menggerakan semangat,memimpin batin dan membangunkan akhlak. Artinya seni mestilah
bersifat “Al-Amar bil Ma’ruf dan An-Nahy’an munkar”(menyuruh berbuat bak dan mencegah
kemungkaran)serta membangunkan akhlak masyarakat,bukan membawa kemungkaran dan juga
bukan sebagai perusak akhlak ummat. Seni islam merupakan sebagian daripada kebudayaan islam
dan perbedaan antara seni islam dengan bukan islam ialah darisegi niat atau tujuan dan nilai akhlak
yang terkandung dalam hasil seni islam. Kesenian dalam islam diwujudkan dalam seni
bangunan,arsitektur,lukis,ukir,suara,tari dan lain-lain. Hadist nabawi yang diriwayatkan didalam
shahih Bukhori dan muslim pandangan ulama islam tentang seni musik. Para ulama sepakat bahwa
bentuk seni musik (nyanyian) yang memanglingkan dari dzikrullah hukumnya haram,namun
berbeda dengan pandangan mengenai seni music yang tidak memanglingkan dzikrulloh. Pendapat
pertama yang menyatakan bahwa nyanyian dan seni music merupakan seruling syaitan yang
dilarang.

Secara harfiah seni merupakan bentuk dari karya manusia yang mengandung
keindahan,mengandung pesona karya dan rasa jika diamati dan dinikati. Secara filsafat,kalau segala
sesuatu yang baik dan buruk dapat dinilai dangan dimensi etika,maka seni dan keindahan ini selalu
dibahas dengan dimensi estetika yaitu melalui penghayatan dan pengalaman-pengalaman indra
manusia.

Dalam Ensiklopedia Indonesia bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam
jiwa manusia,yang dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat
ditangkap oleh indera pendengar(seni suara),dengan perantara gerak(seni tari,drama). Dilihat dari
ruh ajaran islam dan kaedahnya islam tidak melarang sesuatu yang baik,indah dan kenikmatan yang
diterima akal sehat. Sebagimana dijelaskan pada surah al-maidah ayat 4 yang artinya : “Meraka
bertanya kepadamu tentang apa yang dihalalkan Allah,katakanlah dihalalkan kepadamu segala
yang baik-baik”.

Seni merupakan fitrah yang Allah ciptakan dalam diri manusia . dari segi makna literal,seni ialah
segala yang halus yang indah lagi menyenangkan hati serta perasaan manusia, dalam pengertian
lebih padu ia membawa nilai halus,indah,suci,berguna dan bermanfaat serta mempunyai fungsi dan
nilai social. Menurut Ki Hajar Dewantara Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari
perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia. Sedangkan
menurut Prof. Drs. Suwaji Bastomi Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang
dinyatakan dalam brntuk agung yng mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
 FUNGSI SENI
 Fungsi Individual

Karya seni merupakan ungkapan jiwa atau emosi pembuatnya yang mencerminkan sesuatu baik,
suka, duka, sedih, marah, bahagia, cita-cita, pikiran, perasaan, pandangan hidup, watak, bentuk,
corak, warna, bahan dan teknik yang dikuasai. Masing-masing seniman memiliki kemampuan
tersendiri yang khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Fungsi seni secara pribadi disini
lebih mengedepankan seni sebagai alat ekspresi untuk mencurahkan ide dan gagasan seseorang
lewat sebuah karya. Karya ini bersifat pribadi.

Fungsi seni bagi manusia yang bersifat individual dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fisik dan
emosional.

Fisik. Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisik manusia, baik yang dipakai
langsug maupun sebagai pelengkap aktivitasnya. Misalnya, pakaian, perabot (meja, kursi, lemari),
rumah sebagai tempat tinggal, kerajinan, perhiasan, alat komunikasi, sepatu dan tas.

Emosional. Fungsi ini berhubungan dengan ekspresi seniman (pengubah) dan apresiator (penikmat
konsumen). Contohnya, lukisan, novel, musik, film, pementasan teater/drama, dan patung.

 Fungsi Sosial.

Pada dasarnya, seni diciptakan untuk dinikmati oleh orang lain, publik atau masyarakat pada
umumnya. Seorang seniman dapat mengatakan bahwa ia berkata untuk dirinya sendiri. Namun,
sebenarnya tanpa disadari mereka membutuhkan apresiator, yaitu masyarakat untuk menilai
menikmati dan mengagumi hasil karya seni yang telah dibuat. Adapun karya seni dapat berfungsi
sosial terhadap dalam bidang-bidang sebagai berikut :

1) Pendidikan.

Seni sering dimanfaatkan oleh dunia pendidikan untuk membantu mempermudah penyampaian
pesan, baik berupa gambar (visual) maupun suara (audio) atau keduanya. Pemanfaatan seni pada
dunia pendidikan sangat banyak dan keduanya saling terkait. Contohnya, film ilmiah, gambar
ilustrasi pada buku-buku pelajaran, poster ilmiah, dan foto.

2) Rekreasi.

Fungsi seni dalam hal reaksi mempunyai bentuk yang mampu menciptakan suatu kondisi tertentu
yang bersifat penyegaran dan pengharuan dari kondisi yang telah ada. Misalnya, saat kamu
manyaksikan pertunjukan drama/teater, konser musik, film, menikmati taman rekreasi, atau
berlibur ke pantai.
3) Komunikasi.

Seni dapat digunakan sebagai media untuk mengubungkan atau berhubungan antara seorang
dengan orang lain atau masyarakat. Bentuknya bisa berupa anjuran, pesan, gagasan, produk,
perintah atau larangan. Jenis tampilannya bisa berupa handphone (HP), TV, poster, reklame,
internet, baligo, dan radio.

4) Keagamaan/Religi.

Fungsi seni dalam bidang keagamaan bisa menandakan atau mengidentifikasikan kekhasan serta
ciri khas dari agama. Contohnya arsitektur masjid, gereja, makam, candi, kaligrafi, bentuk dekorasi
rumah ibadah, dan pakaian ibadah.

C. Iptek Menurul Islam

Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar
pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam) wajib dijadikan tolok ukur
dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah
yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah
yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
sumber segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap
Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat
KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.

Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat mendorong dan
mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan merenungkan segala
kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan pandangan Barat yang melandasi pengembangan
Ipteknya hanya untuk mementingkan duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk
menjadi sarana ibadah atau pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang
mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala alam,
untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.

Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta ilmiah, maka
kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila
ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan
modern tersebut. Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan dan ayat-ayat
suci Tuhan( Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah SAW yang di pelajari melalui agama adalah sama-
sama ayat (tanda-tanda dan perwujudan ) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling
bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu sumber sama, Allah Yang
Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

D. Seni Menurut Islam

Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih
artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilimu di Eropa mengatakan “ART”
(artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.

Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah
satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”
[QS 50: 6]. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw.,
kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda : “Tidak
masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.” Ada orang
berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi
bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah
sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim). Bahkan salah satu mukjizat
Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab
pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola
redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai
sihir. Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi
bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus. Rasulullah bersabda :“Hiasilah Al-Qur’an dengan
suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)

Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan
tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan
fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun
gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi
konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai
olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)

Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan
menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang
membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram
hukumnya.
1. Fungsi Seni Menurut Islam

Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahi
manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri maupun potensi indrawi(panca indra). Fungsi
seni yang lain ialah menghayati kebesaran Allah baik yang terdapat di alam maupun yang terdapat
pada kreasi manusia. Muslim yang baik mengerti bahwasanya berkreasi seni pada hakikatnya:

a) melaksanakan tugas ibadah.


b) menunaikan fungsi khalifah.

Islam telah memulai perkembangan kesenian-kesenian diantara orang-orang islam, dibuktikan


dengan:

1. Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang musik baru.
2. Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus dan
penjilidan buku.
3. Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna.
4. Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian
hiasan.
5. Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias sedemikian rupa.

Seni dapat dibilang sebagai kegiatan menyeimbangkan antara badan dan jiwa manusia. Dan
islam telah mengembangkan suatu keseluruhan yang harmonis di dalam diri manusia. Islam
menuntut untuk mengembangkan bakat-bakat kesenian manusia dengan jiwa kesedarhanaan, tidak
berlebih-lebihan. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan lampulampu”.“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai
perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
perbuatannya”.

Islam tidak melarang mengenai kemajuan kesenian akan tetapi, memberikan larangan yang
bersifat mutlak terhadap gambaran bentuk-bentuk hewan termasuk gambaran manusia dengan
alasan yang bersifat methafisis, biologis, dan sosial. Al.Quran sendiri telah menganjurkan keindahan
pada bangunan-bangunan masjid dan bangunan-bangunan lainnya.

Selain kesenian dalam bidang bangunan, kesenian lain yang sangat popular dikalangan islam adalah
Qiro’ah(bahasa Jawa) atau pembacaan Al.Quran tidak disertai instrument-instrumen musik.
Al.Quran menjadi suatu objek perhatian besar untuk maksud-maksud pembacaan sejak masa Nabi.
Dalam hal syair, karya-karya orang islam yang puitis didapatkan didalam semua bahasa dan
berhubungan dengan semua zaman. Seni senantiasa mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
2. Tujuan Seni Menurut Islam

Seni adalah bagian dari kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tujuan kesenian sama dengan
tujuan hidup itu sendiri dan bagi setiap muslim tujuan hidup itu adalah kebahagiaan material
duniawi dan kebahagiaan spiritual serta menjadi rahmat bagi segenap alam atas keridhaan Allah.

E. Penyikapan Terhadap Perkembangan Iptek

Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk mencapai dan membuka
kebenaran. Hidayah tersebut adalah : indera, untuk menangkap kebenaran fisik. naluri, untuk
mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusia secara pribadi maupun social. Pikiran
dan kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan tiga jenis pengetahuan akal
(pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga merupakan penghantar untuk menuju kebenaran
tertingi. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan menyempurnakan
pengetahuannya. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran
tingkah laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.

Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat
pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan
perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan
IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:

a. Kelompok yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai.
b. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah
dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami.
c. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya.

Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi
ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara
ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan
manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK
menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-
bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat
manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia
ketingkat yang lebih rendah martabatnya.

Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan
kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila:

a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.


b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
c. Dapat memberikan pedoman bagi sesama.
d. Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan
mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
BAB III

PENUTUP

A. kesimpulan

Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada 2
(dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.
Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-
lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam
dalam mengaplikasikan iptek dan seni.

Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan
seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan
mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://fatonikeren.blogspot.com/2019/03/iptek-dan-seni-dalam-pandangan-islam.html

https://www.slideshare.net/delinarahayueffendi/iptek-dan-seni-dalam-islam-36668929

Anda mungkin juga menyukai