Bab I Rokok Elektrik
Bab I Rokok Elektrik
DI SMA N 1 DENPASAR
OLEH :
( 16.321.2522)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Rokok elektrik adalah rokok yang beroperasi menggunakan tenaga baterai. Namun
tidak membakar tembakau seperti produk rokok biasa. Rokok ini membakar cairan
Rokok elektrik atau Elecronic Nicotine Delivery Systems adalah sebuah inovasi dari
bentuk rokok tembakau menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali
dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis
Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004.
Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap
secara resmi 2 Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT RUYAN
mengendalikan asap yang dihasilkan dan terdapat cairan berberat jenis rendah yang
digunakan untuk memproduksi uap dan aroma melalui transmisi penyalur super mikro
yang berbentuk saluran kecil berongga. Rokok elektronik diakui sebagai rokok yang lebih
sehat dan ramah lingkungan daripada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap.
Selain itu, rokok elektronik lebih hemat dari pada rokok tembakau karena bisa diisi ulang.
(Yani, 2010).
Rokok elektrik memiliki kandungan toksin dalam jumlah banyak yang sebetulnya isi
keseluruhan dari rokok ini adalah zat nikotin yang bervariasi, yaitu nikotin pelarut,
propilen glikol, dietilen glikol, dan gliseren yang apabila dipanaskan akan 4
sebesar 6 mg. Kandungan tersebut merupakan kandungan tertinggi dalam satu refill.
konsumsi 1 pc cartridge sekitar 150 hisapan, atau setara dengan 10 batang rokok
Sampoerna Mild, Gudang Garam, Jarum, DjiSamSoe, Cofee, Chocolate, Virginia, Camel.
Lemon, Nanas, Apel, Anggur, Pisang, Strawberry, Tobbaco, Vanilla, Rose, Cherry,
signifikan beberapa tahun terakhir. Di amerika serikat, penggunaan bertambah tiga kali
lipat hanya dalam rentang waktu setahun yaitu antara tahun 2013 dan 2014 dari 4,5 %
menjadi 13,4 % ( Badan pengawas obat dan makanan republik Indonesia, 2015).
menggunakan rokok elektrik di negara tersebut adalah mantan perokok tembakau yang
menggunakan rokok elektrik untuk membantu meraka berhenti merokok tembakau dan
hanya 2 % dari anak – anak muda yang merupakan pengguna rokok tembakau ( scoot,
K.,2015).
Pada tahun 2010, kesadaran terhadap rokok elektrik sebagai metode untuk membantu
berhenti merokok di Indonesia mencapai 10,9 % dengan perbandingan laki- laki lebih
Berdasarkan data di atas diperoleh prevalensi pengguna rokok elektrik sebagai metode
membentuk WHO – FCTC yang menyediakan solusi untuk masalah epidemi tembakau
yang mendunia dengan mengeluarkan metode terapi pengganti nikotin yaitu rokok
elektrik dapat menjadi solusi terbaik yang mampu mengurangi penggunaan rokok
tembakau dan menurunkan tingkat kematian akibat tembakau di dunia ( Damayanti, A.,
2016).
Sebagai perangkat baru, kehadiran rokok elektrik tentu saja memancing rasa
penasaran dan rasa ingin tahu lebih jauh. WHO menyebutkan pada tahun 2014 sudah
beredar 466 variasi merek dengan menghabiskan asset dana yang fantastis sebsar US$ 3
miliar. Rokok elektrik mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2010 namun peminat rokok
elektrik semakin banyak dan mulai menjadi tren pada tahun 2013. Hal ini terindikasi
karena ketersediaan variasi teknologi perangkat, model, ukuran, warna, kapasitas baterai
dan lain-lain dan dengan menjamurnya penjual produk rokok elektrik, rokok elektrik
dapat dengan mudah ditemukan dan dijual bebas terutama melalui penjualan online.
Selain itu menggunakan took online, rokok elektrik juga marak dipasarkan melalui media
sosial seperti facebook, twitter, youtube, juga di kedai vaping, took-toko elektronik atau
ditawarkan pada kegiatan tertentu seperti car free day ( Badan Pengawas Obat dan
Banyak perokok yang mencoba beralih ke rokok elektrik karena dianggap lebih aman
dan lebih stylish ( gaya) tanpa mengurangi sensasi merokok seperti rokok tembakau.
mengurangi ketergantungan akan rokok tembakau dengan cara mengurangi dosis secara
bertahap dan sebagai alat untuk menghentikan kebiasaan merokok ( Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2015). Selain itu Tanuwihardja, R.K. & Susanto,
mengurangi kuantitas rokok tembakau yang dihisap karena kadar nikotin pada rokok
elektrik lebih rendah darpada rokok tembakau dan kandungan Tar pada rokok tembakau
dapat diganti dengan plyvering ( perasa ) yang memberi rasa sari buah yang bervasriasi
tidak memiliki campuran kimia yang berbahaya seperti tar atau zat toksik lain akibat
pembakaran tembakau. Rokok elektrik mampu memberikan nikotin ke aliran darah lebih
sedikit daripada rokok tembakau. Selain itu, rokok elektrik mampu menstimulasi perilaku
dan dimensi sensori dari kebiasaan merokok. Rokok elektrik lebih efektif untuk
diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi, yang memungkinkan
orang hidup lebih produktif baik sosial maupun ekonomi. Sehat merupakan kondisi
dinamis yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial, bukan hanya sekedar bebas dari
penyakit, cacat atau kelemahan, melainkan juga dapat hidup secara produktif (Depkes RI,
2007: 12).
kesehatan. Menurut Alhamda dan Sriani (2015), konsep pendidikan kesehatan adalah
sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan. Pengaruh
yang dapat diterima siswa adalah adanya pengetahuan yang baik tentang bahaya
merokok.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan rokok
Denpasar.
1 Denpasar.
Diharapkan penelitian ini memberikan informasi yang berguna kepada siswa SMA N
kesehatan.
penelitian ini responden dapat diketahui bahwa usia responden pada kelompok usia
antara 26–35 tahun (54,8%), usia ≤ 25 tahun (41,9%) dan > 35 tahun (3,3%). Rata-
rata usia pengguna electronic cigarette pada Komunitas Personal Vaporizer Surabaya
berusia 27 tahun dengan usia termuda yaitu 19 tahun sedangkan usia tertua yaitu 36
elektronik merupakan laki-laki, hal ini dikarenakan laki-laki lebih tertarik dengan
uap lebih banyak dibandingkan dengan rokok konvensional serta memiliki variasi rasa
yang banyak. Hasil penelitian ini akan digunakan sebagai pendukung dalam analisi
peneliti adalah penggunaan rokok elektrik sebagai alternatif untuk berhenti merokok
sedangkan perbedaannya terletak pada variabel terikat, objek penelitian, serta waktu
tentang merokok dengan frekuensi merokok pada remaja awal di desa gayam