Rumah Sakit menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan
fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien
Pasien /keluarga
W
Standar AP 1.1
Asesmen awal masing-masing pasien rawat inap meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.1 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat
D inap
Bukti(ranap)
dalammeliputi
RM tentang
riwayat
pelaksanaan
kesehatanasesmen
pasien dan
awal
pemeriksaan
pasien fisik
10 (D,W)
TL TS TT
rawat inap meliputi riwayat kesehatan pasien dan 5
pemeriksaan fisik, dengan menggunakan pola IAR 0
DPJP
W
2. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat
D inap
Buktimeliputi
dalam faktor
RM tentang
bio-psiko-sosio-kultural-
pelaksanaan asesmen spiritual.
awal pasien
(D,W) 10 TL TS TT
rawat inap meliputi faktor bio-psiko- sosio-kultural-spiritual, 5
dengan menggunakan pola IAR 0
PPJA
W
3. Ada bukti pelaksanaan asesmen awal pasien rawat
D inapmenghasilkan
Bukti dalam RM diagnosis
asesmen awal dan
pasien
masalah
ranapkesehatan
menghasilkan
pasien. (D,W)
10 TL(lihat
TS TT
juga ARK 3)
diagnosis awal dan masalah kesehatan pasien, dengan 5
menggunakan pola IAR 0
W x DPJP
x PPJA
x DPJP
x PPJA
W x Staf rekam medis
Standar AP 1.2
Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
Elemen Penilaian AP 1.2 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian
R Regulasi
asesmen
tentang
awal pasien
kerangka
rawat
waktu
jalanpenyelesaian
(rajal). (R) asesmen awal pasien
10 TLrawat jalan
- - TT
0
W x DPJP
x PPJA
W x DPJP
x PPJA
W x DPJP
x PPJA
7. Ada bukti pelaksanaan pasien rawat jalan D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan pasien rawat jalan 10 TL TS TT
dengan penyakit dengan penyakit kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 5
kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan 0
(tiga) bulan. (D,W)
W x DPJP
x PPJA
Standar AP 1.3
Asesmen awal masing-masing pasien gawat darurat meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari aspek
biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual pasien.
W x DPJP
x PPJA
x DPJP
x PPJA
W
W x DPJP
x PPJA
W x DPJP
x PPJA
Standar AP 1.4
Asesmen awal pasien mencakup juga skrining status nutrisi, kebutuhan fungsional, dan kebutuhan khusus
lainnya, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan lebih lanjut jika perlu.
2. Pasien diskrining untuk risiko nutrisional D Bukti dalam RM tentang pelaksanaan skrining risiko 10 TL TS TT
sebagai bagian dari asesmen awal . (D,W) (lihat nutrisional 5
SKP 1 0
EP 4) W x PPJA
x Pasien/keluarga
Standar AP 1.4.1
Asesmen awal pasien mencakup juga kebutuhan fungsional, termasuk risiko jatuh, kemudian dirujuk untuk asesmen dan tindakan
lebih lanjut jika perlu.
Elemen Penilaian AP 1.4.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan kriteria asesmen kebutuhan fungsional
R Regulasi
dan risiko
tentang
jatuh,kriteria
yang dikembangkan
asesmen kebutuhan
bersama
fungsional
staf yangdan
kompeten
risiko10jatuh
dan
TLberwenang. (R)
- - TT
0
Standar AP 1.5
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining terhadap nyeri dan jika ada nyeri dilakukan asesmen.
Maksud dan Tujuan AP 1.5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 1.5 Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi pasien diskrining untuk rasa
R nyeri
Regulasi
(lihattentang
juga PAP.6,
skrining
EP 1).
nyeri,
(R) termasuk asesmen nyeri sesuai dengan
10 TL AP 1.5 EP 2
- - TT
0
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada DW 1) Bukti dalam RM tentang skrining 10 TL TS TT
asesmen awal, lakukan asesmen lebih 2) Bukti dalam RM tentang asesmen nyeri 5
mendalam, sesuai dengan umur pasien, dan 0
pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti x PPJA
karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan x Pasien/Keluarga
lamanya. (D,W) (lihat juga PAP 6
EP 1)
Standar AP 1.6
RS menetapkan regulasi tentang asesmen tambahan untuk populasi pasien tertentu.
Maksud dan Tujuan AP 1.6 : Lihat SNARS 1
Asesmen tambahan antara lain untuk:
• Neonatus
• Anak
• Remaja
• Obstetri/maternitas
• Geriatri
• Pasien dengan kebutuhan untuk P3(Perencanaan Pemulangan Pasien)
• Sakit terminal/menghadapi kematian
• Pasien dengan rasa sakit kronik atau nyeri (inƚense)
• Pasien dengan gangguan emosional atau pasien psikiatris
• Pasien kecanduan obat terlarang atau alkohol
• Korban kekerasan atau kesewenangan
• Pasien dengan penyakit menular atau infeksius
• Pasien yang menerima kemoterapi atau terapi radiasi
• Pasien dengan sistem imunologi terganggu
Tambahan asesmen terhadap pasien ini memperhatikan kebutuhan dan kondisi mereka dalam kerangka kultural pasien. Proses
asesmen disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional.
Standar AP 2
RS menetapkan regulasi untuk melakukan asesmen ulang bagi semua pasien dengan interval waktu berdasarkan kondisi,
tindakan, untuk melihat respons pasien, dan kemudian dibuat rencana kelanjutan asuhan dan atau rencana pulang.
x DPJP
x Pasien/keluarga
W
W x PPJA
x Pasien/keluarga
Standar AP 2.1
RS menetapkan regulasi hasil asesmen ulang dicatat di rekam medis dan didokumentasikan dengan baik dan dapat dengan cepat
dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan AP 2.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 2.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan pengaturan urutan penyimpanan
R lembar-lembar
Regulasi tentang
RM agar
pengaturan
mudah dicari
urutan
kembali
penyimpanan
diakses dan
lembar
terstandar,
RM sesuai
10
PPAMIRM
TL
dapat menemukan
13 EP 5 dan
- - TT
0
Standar AP 4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan asuhan pasien terintegrasi, masing-masing melakukan asesmen
berbasis pengumpulan Informasi, melakukan analisis untuk membuat rencana asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim
asuhan yang mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan mendesak bagi pasien rawat inap.
PELAYANAN LABORATORIUM
Standar AP 5
Pelayanan laboratorium tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan semua pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan.
x Direktur
W x Kepala laboratorium
Standar AP 5.2
Semua staf laboratorium mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 5.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan staf laboratorium
D Buktiyang
tentang
adekuat
analisis
untukpola
memenuhi
ketenagaan
kebutuhan
sesuai dengan
pasien. KKS
(D,W)
2 10 TL TS TT
dan KKS 2.1 5
0
W x Kepala SDM
x Kepala unit laboratorium
W Kepala laboratorium
Standar AP 5.3
RS menyusun program manajemen risiko di laboratorium, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan
program sejalan dengan program manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Staf laboratorium
W
Standar AP 5.3.1
RS menetapkan regulasi bahwa unit laboratorium melaksanakan proses untuk mengurangi risiko infeksi akibat paparan bahan-
bahan dan limbah biologis berbahaya.
Maksud dan Tujuan AP 5.3.1 : Lihat SNARS 1
Dibawah ini diberikan daftar hal-hal yang harus ditangani dan persyaratan yang harus dilakukan, a) pengendalian paparan aerosol
b) jas laboratorium, jubah atau baju dinas harus dipakai untuk perlindungan dan mencegah kontaminasi, termasuk fasilitas ͞eLJe
ǁasher ͞ dan dekontaminasi.
c) almari bio-safety dipakai, jika perlu / sesuai kebutuhan
d) terdapat regulasi tentang pembuangan bahan infeksius, luka tusuk, terpapar dgn bahan infeksius. Dalam ketentuan juga diatur,
prosedur dekontaminasi, siapa yang harus dihubungi untuk mendapat tindakan darurat, penempatan dan penggunaan peralatan
keamanan. Untuk pengelolaan bahan berbahaya disertakan MSDS (Daƚerial ^aĨeƚLJ Daƚa ^heeƚ) / LDP (Lembar Data Pengaman)
e) terdapat prosedur pengumpulan, transpor, penanganan spesimen secara aman. Juga diatur larangan untuk makan, minum,
pemakaian kosmetik, lensa kontak, pipet dimulut di tempat staf bekerja melakukan kegiatannya
f) staf diberi pelatihan tentang tindakan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui darah dan komponen
darah
g) terdapat prosedur untuk mencegah terpapar penyakit infeksi seperti tuberculosis, MERS dll.
Bila teridentifikasi masalah praktek laboratorium atau terjadi kecelakaan, maka ada tindakan korektif, dicatat
(dokumentasi), dilakukan evaluasi dan dilaporkan kpd Penangg-jawab / koordinator K3 RS.
x Kepala laboratorium
W x Staf laboratorium
x Penanggung jawab manajemen risiko
W x Kepala laboratorium
x Staf laboratorium
x K3RS
x Kepala laboratorium
W x Staf laboratorium
Standar AP 5.3.2
Ada prosedur melaporkan hasil laboratorium yang kritis
Maksud dan Tujuan AP 5.3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang disusun secara kolaboratif tentang
R hasil
Regulasi
laboratorium
tentang penetapan
yang kritis, hasil
pelaporan
laboratorium
oleh siapa
yang
dankritis
kepadatermasuk
siapa,
10 pelaporan
dan
TL tindakdan
lanjutnya.
tindak lan
(R
- - TT
0
4. Ada bukti pelaksanaan evaluasi DW Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut terhadap 10 TL TS TT
dan tindak lanjut terhadap seluruh proses, agar seluruh proses 5
memenuhi ketentuan serta dimodifikasi sesuai 0
kebutuhan. (D,W) x DPJP
x PPJA
x Staf klinis
x Staf laboratorium
Standar AP 5.4
Rumah sakit menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan laboratorium.
Maksud dan Tujuan AP 5.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.4 Telusur Skor
1. RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan
R Regulasilaboratorium.
tentang kerangka
(R) waktu penyelesaian pemeriksaan 10 TL
laboratorium, termasuk waktu penyelesaian pemeriksaan cito - - TT
sesuai dengan EP 0
3 dan pelaksanaan evaluasinya sesuai dengan EP
2
W x Staf laboratorium
x Penanggung jawab data
3. Ada bukti pencatatan dan evaluasi waktu penyelesaian
D Buktipemeriksaan
pencatatancito.
dan(D,W)
evaluasi waktu penyelesaian 10 TL TS TT
pemeriksaan cito sesuai dengan TKRS 11 EP 2 dan PMKP 6 EP 5
2 0
W x Staf laboratorium
x Penanggung jawab data
Standar AP 5.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap
semua peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium dan hasil pemeriksaan didokumentasikan.
x Operator alat
W x Staf terkait
x IPSRS
W x Operator alat
x Staf terkait
x IPSRS
W x Operator alat
x Staf terkait
x IPSRS
6. Ada daftar inventaris peralatan laboratorium. (D) D Bukti daftar inventaris peralatan laboratorium. 10 TL TS TT
5
0
7. Ada bukti pelaksanaan monitoring dan tindakan
DWterhadap
Buktikegagalan
pelaksanaan
fungsi
monitoring
alat dan didokumentasikan.
dan tindakan terhadap
(D,W) 10 TL TS TT
kegagalan fungsi alat 5
0
x Operator alat
x Staf terkait
x IPSRS
Standar AP 5.6
Reagensia essensial dan bahan lainnya tersedia secara teratur dan di evaluasi akurasi dan presisi hasilnya
Maksud dan Tujuan AP 5.6 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan pengelolaan logistik laboratorium,
R reagensia
Regulasi
esensial,
tentangbahan
pengelolaan
lain yang
logistik
diperlukan,
laboratorium,
termasuk
reagensia
kondisi essensial
bila10
terjadi
TLtermasuk
TS
kekosongan
TT bila terjadi
sesuai
5
0
W x Staf laboratorium
x Staf farmasi
Standar AP.5.7
Ada regulasi tentang pengambilan, pengumpulan, identifikasi, pengerjaan, pengiriman, penyimpanan, pembuangan spesimen dan
dilaksanakan
Maksud dan Tujuan AP.5.7 : Lihat SNARS 1
Regulasi dan implementasi meliputi,
• Permintaan pemeriksaan
• Pengambilan, pengumpulan dan identifikasi spesimen
• Pengiriman, pembuangan, penyimpanan dan pengawetan spesimen
• Penerimaan, penyimpanan, telusur spesimen (tracking). Tracking adalah telusur spesimen bila ada keluhan tidak ada hasil dari
suatu spesimen yang telah dikirim atau bila ada permintaan mengulang pemeriksaan. Telusur biasanya untuk spesimen yang
diambil dalam waktu 24 jam.
Regulasi ini berlaku untuk spesimen yang dikirim ke laboratorium rujukan ,layanan laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan. Pada
jaringan / cairan tubuh yang diambil dengan tindakan invasif, sebagai standar penetapan diagnosis dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi (laboratorium internal atau rujukan)
4. Ada bukti pelaksanaan tes reagen. (D,W) DW Bukti pelaksanaan tes reagen 10 TL TS TT
5
x Kepala laboratorium 0
x Staf laboratorium
5. Ada bukti pelaksanaan tindakan koreksi cepat Ddan
W dokumentasinya
Bukti pelaksanaan
terhadap
tindakan
masalah
koreksi
yangcepat
timbul. (D,W 10 TL TS TT
5
x Kepala laboratorium 0
x Staf laboratorium
Standar AP 5.9.1
Ada proses untuk pemantapan mutu eksternal sebagai tes pembanding mutu.
Maksud dan Tujuan AP 5.9.1 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 5.9.1 Telusur Skor
1. Ada bukti pelaksanaan PME (D) D Bukti pelaksanaan PME 10 TL TS TT
5
0
2. Ada bukti tindak lanjut dari hasil D Bukti tindak lanjut dari hasil PME 10 TL TS TT
PME (D) 5
0
Standar AP 5.10
Laboratorium rujukan yang bekerja sama dengan RS mempunyai ijin, terakreditasi, ada sertifikasi dari pihak yang berwenang
PELAYANAN DARAH
Standar AP 5.11
RS menetapkan regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan
perundang-undangan dan standar pelayanan
Maksud dan Tujuan AP 5.11, AP 5.11.1 dan AP 5.11.2
Pelayanan darah, yang diselenggarakan di RS, harus berada dibawah tanggung jawab seorang profesional dengan pendidikan,
keahlian, pengalaman yang memenuhi syarat dan berdasar peraturan perundang- undangan dalam hal ini kerjasama dengan
PMI (Palang Merah Indonesia). Staf tersebut bertanggung jawab terhadap semua aspek pelayanan darah di RS.
Lingkup pelayanan meliputi penetapan, pelaksanaan, dokumentasi dan proses untuk, a) Permintaan darah
b) Penyimpanan darah c) Tes kecocokan
d) Distribusi darah
x PPA
x Staf klinis
W x Pasien/keluarga
x Staf klinis
W x Penanggung jawab manajemen risiko
x Tim KPRS
Standar AP 5.11.1
RS menetapkan regulasi bahwa seorang profesional yang kompeten dan berwenang, bertanggung jawab untuk penyelenggaraan
pelayanan darah dan menjamin pelayanan yang diberikan sesuai peraturan perundangan dan standar pelayanan
Standar AP 5.11.2
RS menetapkan program dan pelaksanaan kendali mutu pelayanan darah sesuai peraturan perundang- undangan
x Direktur
W x Kepala RIR
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan D Bukti tentang pelaksanaan pelayanan RIR sesuai regulasi 10 TL TS TT
RIR sesuai regulasi. (D,W) 5
x Kepala RIR 0
W x Staf RIR
Standar AP 6.2
Semua staf RIR mempunyai pendidikan, pelatihan, kualifikasi dan pengalaman yang dipersyaratkan untuk mengerjakan
pemeriksaan.
Maksud dan Tujuan AP 6.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.2 Telusur Skor
1. RS melakukan analisis pola ketenagaan staf D Bukti tentang analisis pola ketenagaan sesuai dengan KKS 2 10 TL TS TT
RIR yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan dan KKS 2.1 5
pasien (D,W) (lihat juga TKRS 0
9.Ep2. PMKP 6 EP2) W x Kepala SDM
x Kepala RIR
Kepala RIR
W
Standar AP 6.3
RS menyusun program manajemen risiko di pelayanan RIR, dilaksanakan, dilakukan evaluasi, di dokumentasikan dan program sejalan
dengan progar manajemen risiko fasilitas dan program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga MFK 5)
Maksud dan Tujuan AP.6.3 dan AP 6.3.1 : Lihat SNARS 1
Manajemen keamanan radiasi meliputi,
a) Kepatuhan terhadap standar yang berlaku dan peraturan perundang-undangan
b) Kepatuhan terhadap standar dari manjemen fasilitas, radiasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi
c) Tersedianya APD sesuai pekerjaan dan bahaya yang dihadapi
d) Orientasi bagi semua staf pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi Intervensional (RIR ) tentang praktek dan prosedur
keselamatan
e) Pelatihan (in serǀice ƚraining) bagi staf untuk pemeriksaan baru dan menangani bahan berbahaya produk baru (lihat juga, MFK.4;
MFK.4.1; MFK.5)
Staf RIR
W
Standar AP 6.3.1
Rumah Sakit menetapkan bagaimana mengidentifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap pemeriksaan
Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional
Elemen Penilaian AP 6.3.1 Telusur Skor
1. RS menetapkan regulasi sebelum dilakukan pemeriksaan
R Regulasi
RIR harus
tentang
ada: penjelasan dari Radiolognya dan harus ada persetujuan
10 TL TSdari
TT pasien atau k
1) Proses identifikasi dosis maksimun radiasi untuk setiap 5
RIR sesuai EP 2 0
2) Penjelasan dari Radiolog sebelum dilakukan
RIR
3) Persetujuan dari pasien atau keluarga sebelum dilakukan
pemeriksaan RIR
4) Risiko radiasi diidentifikasi sesuai EP 4
Standar AP 6.4
RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi
Intervensional.
Maksud dan Tujuan AP 6.4 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.4 Telusur Skor
R Regulasi tentang kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan RIR,10
1. RS menetapkan kerangka waktu penyelesaian pemeriksaan RIR (R) TL TS waktu
termasuk TT penyelesa
5
0
W x Staf RIR
x Penanggung jawab data
W x Staf RIR
x Penanggung jawab data
Standar AP 6.5
RS menetapkan regulasi yang mengatur tentang uji fungsi, inspeksi, pemeliharaan, kalibrasi secara tetap (regular) terhadap semua
peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan di bagian Radiodiagnostik, Imajing dan Radiologi Intervensional dan hasil
pemeriksaan didokumentasikan.
x Operator alat
W x Staf terkait
x IPSRS
W x Operator alat
x Staf terkait
x IPSRS
W x Operator alat
x Staf terkait
x IPSRS
Standar AP 6.6
Film X-ray dan bahan lainnya tersedia secara teratur.
Maksud dan Tujuan AP 6.6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian AP 6.6 Telusur Skor
1. RS menetapkan film x-ray dan bahan lain yang diperlukan
R Regulasi
(lihattentang
juga MFK.5,
film x-ray
EP 1). dan
(R) bahan lain yang diperlukan 10 TL TS TT
5
0
2. Ada regulasi tentang pengelolaan logistik Film x-ray,
R reagens,
Regulasidan
tentang
bahanpengelolaan
lainnya, termasuk
logistik Film
kondisi
x-ray,
bilareagens,
terjadi kekosongan
dan bahan
10 lainnya
sesuai
TL TS peraturan
TT
termasuk perund
bila ter
5
0
3. Semua film x-ray disimpan dan diberi label, sertaD didistribusi
1) Bukti sesuai
pelaksanaan
pedoman
semua
darifilm
pembuatnya
x-ray disimpan
atau instruksi
dan diberi
pada kemasannya
10 TL TS TT
(lihat juga MFK.5
label 5
2) Bukti pelaksanaan distribusi 0
sesuai pedoman dari pembuatnya atau instruksi pada
kemasannya
x Staf RIR
W x Staf farmasi
Standar AP 6.7
RS menetapkan program kendali mutu, dilaksanakan, divalidasi dan didokumentasikan.
Maksud dan Tujuan AP 6.7 : Lihat SNARS 1
Kendali mutu yang baik sangat penting untuk menjamin pelayanan Radiodiagnostik, Imajing Dan Radiologi
Intervensional (RIR ) yang prima (lihat juga, TKRS.11). Prosedur kendali mutu memuat:
a) Validasi metoda tes digunakan untuk presisi dan akurasi
b) Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing oleh staf radiologi yang kompeten dan berwenang c) Koreksi cepat jika
diketemukan masalah
d) Audit terhadap a.l : film, kontras, kertas USG, cairan developer, fixer e) Dokumentasi hasil dan tindakan koreksi
3. Ada Staf yang bertanggung jawab mereview D Bukti penetapan staf yang bertanggung jawab mereview dan 10 TL TS TT
dan menindaklanjuti atas hasil kontrol mutu menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari RIR rujukan 5
dari pelayanan RIR rujukan, dan 0
mereview hasil kontrol mutu (D,W) x Kepala RIR
W x Staf RIR terkait
163 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar ARK 1
Rumah sakit seyogjanya mempertimbangkan bahwa asuhan di rumah sakit merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang
terintegrasi dengan para profesional pemberi asuhan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan.
x Staf medis
x Staf keperawatan
x Staf admisi
x Staf medis
W x Staf keperawatan
x Staf medis
x Staf keperawatan
x Pasien
W
PENDAFTARAN
Standar ARK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses pendaftaran rawat jalan.
3. Ada pelaksanaan proses penerimaan pasien D W Bukti tentang proses pelaksanaan penerimaan pasien gawat darurat 10
gawat ke unit rawat inap 5
darurat ke unit rawat inap. (D,W) 0
x Staf medis
x Staf keperawatan
x Pasien
4. Ada pelaksanaan proses DW Bukti tentang edukasi pelaksanaan menahan pasien untuk observasi 10
menahan pasien untuk observasi. (D,W) 5
x Staf medis 0
x Staf keperawatan
x Pasien
x Pasien/keluarga
Standar ARK 2.1
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.
x Staf Admisi
x Staf medis
W x Staf keperawatan
x Pasien/keluarga
Komponen dari pengelolaan alur pasien termasuk a) ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b) perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis, dan kebutuhan lain untuk mendukung penempatan
sementara pasien;
c) perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi sementara dan atau pasien yang tertahan di unit
darurat;
d) alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan (seperti unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi,
radiologi, dan unit pasca-anestesi);
e) efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien (seperti kerumahtanggaan dan transportasi);
f) pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien;
g) akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti pekerja sosial, keagamaan atau bantuan spiritual, dan sebagainya).
Monitoring dan perbaikan proses ini merupakan strategi yang tepat dan bermanfaat untuk mengatasi masalah. Semua staf rumah sakit,
mulai dari unit rawat inap, unit darurat, staf medis, keperawatan, administrasi, lingkungan, dan manajemen risiko dapat ikut
berperan serta menyelesaikan masalah arus pasien ini. Koordinasi ini dapat dilakukan oleh seorang Manajer Pelayanan Pasien (MPP)/Case
Manager.
Alur pasien menuju dan penempatannya di unit gawat darurat berpotensi membuat pasien bertumpuk. Ada penempatan pasien di unit
gawat darurat yang merupakan jalan keluar sementara mengatasi penumpukan
pasien rawat inap rumah sakit. Dengan demikian, rumah sakit harus menetapkan standar waktu berapa lama pasien di unit darurat dan di unit ŝnterme
x Dokter IGD
x Perawat IGD
x Kepala IGD
x Manajer Pelayanan Pasien
x Pasien/keluarga
Standar ARK 2.3
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang kriteria yang ditetapkan untuk masuk rawat di pelayanan spesialistik atau pelayanan intensif.
Pelayanan berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yang bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada
integrasi horizontal kontribusi profesi tiap-tiap profesional pemberi asuhan (PPA) adalah sama pentingnya atau sederajat. Pada integrasi
vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat pelayanan yang berbeda maka peranan manajer pelayanan
pasien (MPP) penting untuk integrasi tersebut dengan komunikasi yang memadai terhadap profesional pemberi asuhan (PPA).
Pelaksanaan asuhan pasien terintegrasi berpusat pada pasien dan mencakup elemen sebagai berikut:
x keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat AP 4, PAP 2, dan PAP 5);
x dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi asuhan (PPA) (Clŝnŝcal >eaĚer)r
(lihat juga PAP 2.1, EP 4);
x profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional dibantu antara lain oleh
Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/Clŝnŝcal WatŚǁaLJ terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, ^tanĚŝng KrĚer dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi);
x perencanaan pemulangan pasien (P3)/ ŝscŚarge Wlannŝng terintegrasi;
x asuhan gizi terintegrasi (lihat PAP 5);
x manajer pelayanan pasien/case manager r
Manajer Pelayanan Pasien (MPP) bukan merupakan profesional pemberi asuhan (PPA) aktif dan dalam menjalankan manajemen
pelayanan pasien mempunyai peran minimal adalah sebagai berikut:
a) memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien;
b) mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien;
c) mengoptimalkan proses reimbursemen;
dan dengan fungsi sebagai berikut:
d) asesmen untuk manajemen pelayanan pasien;
e) perencanaan untuk manajemen pelayanan pasien;
f) komunikasi dan koordinasi;
g) edukasi dan advokasi;
h) kendali mutu dan biaya pelayanan pasien.
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah:
x pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya;
x terpelihara kesinambungan pelayanan;
x pasien memahami/mematuhi asuhan dan peningkatan kemandirian pasien;
x kemampuan pasien mengambil keputusan;
x keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan keluarga;
x optimalisasi sistem pendukung pasien;
x pemulangan yang aman;
x kualitas hidup dan kepuasan pasien.
Rekam medis pasien merupakan sumber informasi utama tentang proses pelayanan dan kemajuannya sehingga merupakan alat komunikasi
penting. Rekam medis selama rawat inap dan rawat jalan dengan catatan terkini tersedia agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk
kesinambungan pelayanan pasien. Profesional pemberi asuhan (PPA) melakukan asesmen pasien berbasis informasi, analisis dan (IAR)
sehingga informasi manajer pelayanan pasien (MPP) juga dibutuhkan.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang
merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien.
Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Oleh karenanya, dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, manajer pelayanan pasien (MPP) mencatat pada lembar form A yang
merupakan evaluasi awal manajemen pelayanan pasien dan form B yang merupakan catatan implementasi manajemen pelayanan pasien.
Kedua form tersebut merupakan bagian rekam medis.
Pada form A dicatat antara lain identifikasi/skrining pasien untuk kebutuhan pengelolaan manajer pelayanan pasien (MPP) dan asesmen
untuk manajemen pelayanan pasien termasuk rencana, identifikasi masalah–risiko – kesempatan, serta perencanaan manajemen
pelayanan pasien, termasuk memfasiltasi proses perencanaan pemulangan pasien (ĚŝscŚarge Ɖlannŝng).
Pada form B dicatat antara lain pelaksanaan rencana manajemen pelayanan pasien, monitoring, fasilitasi, koordinasi, komunikasi dan
kolaborasi, advokasi, hasil pelayanan, serta terminasi manajemen pelayanan pasien.
Agar kesinambungan asuhan pasien tidak terputus, rumah sakit harus menciptakan proses untuk melaksanakan kesinambungan dan
koordinasi pelayanan di antara profesional pemberi asuhan (PPA), manajer pelayanan pasien (MPP), pimpinan unit, dan staf lain sesuai
dengan regulasi rumah sakit di beberapa tempat:
i) Pelayanan darurat dan penerimaan rawat inap;
j) Pelayanan diagnostik dan tindakan;
k) Pelayanan bedah dan nonbedah;
l) Pelayanan rawat jalan;
m) Organisasi lain atau bentuk pelayanan lainnya.
Proses koordinasi dan kesinambungan pelayanan dibantu oleh penunjang lain seperti panduan praktik klinis, alur klinis/clŝnŝcal ƉatŚǁaLJs,
rencana asuhan, format
Elemen Penilaian rujukan, daftar tilik/cŚecŬ lŝst lain, dan sebagainya. Diperlukan
ARK 3.1 regulasi untuk proses koordinasi tersebut.
Telusur Skor(lihat
juga, SKP 2.2; ARK 2.3; ARK 2.3.1; AP 4.1; AP 4.4; PAB 7.2)
1. Ada regulasi tentang proses dan pelaksanaan untuk R mendukung
Regulasi tentang
kesinambungan
proses dandan
pelaksanaan
koordinasiuntuk
asuhan,
mendukung
termasuk paling sedikit
10 i) sampai dengan m) di
kesinambungan dan koordinasi asuhan, sebagai asuhan pasien 5
terintegrasi yang berpusat pada pasien ;Ɖatŝent centereĚ careͿ 0
termasuk:
x penetapan MPP yang bukan PPA aktif, penuh waktu di jam kerja
x ketentuan tentang MPP dimaksud dalam EP 4
Sesuai PAP 2
individu pasien melalui komunikasi dan kerjasama denganx PPA dan SDM
Kepala pimpinan unit serta mencakup butir a) sampai dengan h) di maksud dan tujuan. (D,W)
3. Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen
D 1) Bukti
pelayanan
tentangpasien
skrining
(D,W)
untuk menentukan kebutuhan 10
manajemen pelayanan pasien, bisa menggunakan ceklis 5
2) Bukti tentang konfirmasi oleh MPP 0
x Staf Klinis
x Manajer Pelayanan Pasien
W
x DPJP/PPA lainnya
x Manajer Pelayanan Pasien
x Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang
x DPJP/PPA lainnya
x Manajer Pelayanan Pasien
W x Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
(R)
3. DPJP yang ditetapkan telah memenuhi proses kredensial,
D Bukti sesuai
berupa:
peraturan per UUan. (D,W) 10
1) SPK dan RKK yang masih berlaku 5
2) Form pencatatan DPJP 0
W x Pimpinan RS
x Komite medis/sub komite kredensial
x DPJP
x Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
x DPJP
x Kepala instalasi rawat inap/kepala unit rawat inap
W x Staf Rekam Medis
x Pasien/keluarga
DPJP
W
3. Rumah sakit melaporkan ke pada pihak yang Dberwenang
W Buktibila
pemberian
ada indikasi
informasi/laporan
kondisi pasien yang
kepada
membahayakan
pihak yang berwenang
dirinya sendiri
10atau lingkungan. (D,W)
termasuk keluarga 5
0
x DPJP
x Staf keperawatan x Staf Rekam Medis x Pasien/keluarga
RUJUKAN PASIEN
Standar ARK 5
Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien untuk memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan
dan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
x DPJP
x Staf keperawatan
W x Staf klinis terkait
W x Staf keperawatan
x Petugas pendamping
x Staf terkait
x Petugas Ambulance
Dokumentasi juga memuat nama fasilitas pelayanan kesehatan dan nama orang di fasilitas pelayanan kesehatan yang menyetujui
menerima pasien, kondisi khusus untuk rujukan (seperti kalau ruangan tersedia di penerima rujukan atau tentang status pasien). Juga
dicatat jika kondisi pasien atau kondisi pasien berubah selama ditransfer (misalnya, pasien meninggal atau membutuhkan resusitasi).
Dokumen lain yang diminta sesuai dengan kebijakan rumah sakit (misalnya, tanda tangan perawat atau dokter yang menerima serta
nama orang yang memonitor pasien dalam perjalanan rujukan) masuk dalam catatan.
Dokumen rujukan diberikan kepada fasilitas pelayanan kesehatan penerima bersama dengan pasien.
Catatan setiap pasien yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lainnya memuat juga dokumentasi selama proses rujukan.
x DPJP
x Komite/tim PMKP
x Kepala instalasi rawat inap/kepala ruang rawat inap
x Staf keperawatan
x Petugas Ambulance
TRANSPORTASI
Standar ARK 6
Rumah sakit menetapkan regulasi tentang transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau pemulangan, serta pasien rawat inap
dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Maksud dan Tujuan ARK 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian ARK 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi untuk proses transportasi pasien sesuai
R dengan
Regulasikebutuhannya
tentang transportasi
yang meliputi
pasien meliputi:
asesmen kebutuhan transportasi,10
obat, bahan medis habis pa
1) Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan kesehatan sesuai 5
dengan kondisi pasien, termasuk pasien rawat jalan 0
2) Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan
peralatan medis sesuai dengan kondisi pasien
3) Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
4) Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses rujukan
3. Bila alat transportasi yang digunakan D O W Bukti pelaksanaan dekontaminasi alat transportasi sesuai PPI 7.2 10
terkontaminasi cairan tubuh pasien atau pasien 5
dengan penyakit menular harus Lihat bukti dokumentasi proses dekontaminasi alat transportasi 0
dilakukan proses dekontaminasi. (lihat juga PPI
7.2) (D,O,W) x IPCN
x Staf terkait
x Sopir ambulans
99 KETERANGAN
layanan yang
ntinuitas pelayanan. ADA Tidak Skor
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
elambatan dan
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL 1
- TT
n perkiraan biayanya.
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
numpuk di daerah unit
pasien selama
engganggu waktu
asien (seperti
da pasien.
ukung penempatan
g tertahan di unit
sportasi);
ainya).
n di unit darurat dan di unit ŝntermeĚŝate, kemudian harus ditransfer ke unit rawat inap rumah sakit. Diharapkan rumah sakit dapat mengatur dan menyediakan tem
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
u pelayanan intensif.
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
inasi diantara
mberi asuhan (PPA),
dipenuhi dari sumber
k jika semua pemberi
apat dibuat keputusan
Werson CentereĚ
s. (t,K gloďal strategLJ
alankan manajemen
rupakan alat komunikasi
erta bermanfaat untuk
analisis dan (IAR)
sinambungan dan
nit, dan staf lain sesuai
klinis/clŝnŝcal ƉatŚǁaLJs,
nasi tersebut.
Skor(lihat
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
tan tersendiri Profil
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
an berkesinambungan
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
men rujukan berisi
g menerima serta
es rujukan.
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Standar HPK 1
Ada regulasi bahwa rumah sakit bertanggung jawab dan mendukung hak pasien dan keluarga selama dalam asuhan.
x Staf klinis
x Pasien/keluarga
2. Ada bukti pasien diberitahu bahwa segala DW Bukti pelaksanaan tentang penjelasan kerahasiaan informasi 10 TL TS TT
informasi tentang kesehatan pasien 5
kesehatan pasien adalah rahasia dan 0
kerahasiaan itu akan dijaga sesuai peraturan x Staf klinis
perundang- undangan. (D,W) x Pasien/keluarga
W x Staf klinis
x Pasien/keluarga
W x Staf klinis
x Staf terkait
x Pasien / keluarga
Staf terkait
W
3. Staf rumah sakit memahami peran mereka dalam
D O tanggung
W Bukti pelaksanaan
jawabnya dalam
proses
melaksanakan
perlindungan proses perlindungan. (D,O,W) 10 TL TS TT
5
Lihat lokasi daerah terpencil/terisolasi/rawan 0
x Staf terkait
x Pasien / keluarga
Standar HPK 2
Rumah sakit menetapkan regulasi dan proses untuk mendukung partisipasi pasien dan keluarga di dalam proses asuhan
W x DPJP
x Pasien/keluarga
6. Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi D Bukti pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil yang tidak 10 TL TS TT
kemungkinan hasil yang tidak terduga (lihat terduga. 5
juga PAP.2.4 EP 0
2). (D,W) W x DPJP
x Pasien/keluarga
W x Staf klinis
x Pasien / keluarga
d) memandu PPA melalui isu hukum dan etika dalam melaksanakan menunda atau melepas bantuan hidup dasar
e) rumah sakit mengembangkan kebijakan dan prosedur melalui suatu proses yang melibatkan banyak profesi
dari berbagai sudut pandang
f) regulasi tentang identifikasi tanggungjawab masing-masing pihak dan pendokumentasiannya dalam rekam medis pasien
W x PPJA
Standar HPK 3
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang adanya proses untuk menerima, menanggapi dan
menindaklanjuti bila ada pasien menyampaikan keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien. Rumah sakit
juga menginformasikan tentang hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
W x Staf klinis
x Pasien/keluarga
2. Pimpinan rumah sakit, secara lisan dan D Bukti pelaksanaan penyampaian informasi tentang regulasi pada 10 TL TS TT
tertulis, mengkomunikasikan ke seluruh staf HPK 6 EP 1 5
rumah sakit mengenai komitmen mereka 0
untuk melindungi manusia/pasien sebagai O W Lihat bukti pelaksanaan penyampaian informasi
subjek peserta penelitian dan mendukung
perilaku yang sesuai dengan kode etik x Staf peneliti
profesi/penelitian. (D,O,W) (lihat juga TKRS.12) x Komite Etik Penelitian
x Staf Diklit
Pasien diberikan penjelasan bahwa mereka dapat menolak untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri sewaktu- waktu dimana
penolakan atau pengunduran diri tersebut tidak akan menutup akses mereka terhadap pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur untuk memberikan informasi tentang hal ini kepada pasien dan
keluarganya.
W x Peneliti
x Pasien/keluarga
Standar HPK 7
Rumah sakit mempunyai sebuah komite etik penelitian untuk melakukan pengawasan atas semua penelitian dirumah sakit tersebut yang
melibatkan manusia/pasien sebagai subjeknya.
Maksud dan Tujuan HPK 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian HPK 7 Telusur Skor
1. Ada komite atau mekanisme lain yang ditetapkan oleh
R rumah
Regulasisakit
tentang
yangkomite
melibatkan
untukperwakilan
mengawasimasyarakat
seluruh kegiatan
untuk penelitian
mengawasi
10diseluruh
rumah
TL kegiatan
sakit penelitia
- - TT
0
Standar HPK 8
Rumah sakit memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang bagaimana memilih untuk mendonorkan organ dan jaringan lainnya
W
x DPJP/staf klinis
x Komite Etik RS
x Pasien/keluarga
2. Staf dilatih untuk regulasi tersebut. (D,W) D Bukti pelaksanaan pelatihan staf tentang regulasi donasi dan 10 TL TS TT
transplantasi organ 5
0
W x Kepala Diklat
x Staf terkait
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PERENCANAAN
Standar KKS 1
Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit.
Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 1 Telusur Skor
1. Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah
R sakit
Regulasi
yang tentang
berdasarkan
perencanaan
perencanaan
kebutuhan
strategis
SDMdan perencanaan tahunan
10 sesuai
TL kebutuhan rumah s
sesuai dengan: - - TT
1) Rencana strategis 0
2) RBA/RKA
Standar KKS 2
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit terus menerus dimutakhirkan oleh pimpinan rumah sakit dengan menetapkan jumlah, jenis,
kualifikasi yang meliputi pendidikan, kompetensi, pelatihan, dan pengalaman yang dibutuhkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 2, KKS 2.1, KKS 2.3 dan KKS 2.4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 2 Telusur Skor
1. Ada kebijakan dan prosedur yang ditetapkan rumah
R sakit
Regulasi
tentang
tentang
pola ketenagaan
SDM meliputi:
dan kebutuhan jumlah staf sesuai yang10
dijadikan
TL dasar untuk menyu
1) penyusunan pola ketenagaan sebagai dasar penetapan - - TT
kebutuhan staf di setiap unit 0
2) penempatan dan penempatan kembali staf evaluasi dan
pemutakhiran terus menerus pola ketenagaan sesuai KKS 2.1 EP
1
x Kepala SDM
x Staf terkait
W
Standar KKS 2.4
Perencanaan kebutuhan staf rumah sakit juga dengan mempertimbangkan penempatan atau penempatan kembali harus
memperhatikan faktor kompetensi.
Elemen Penilaian KKS 2.4 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengaturan penempatan kembali
R Regulasi
dari satutentang
unit layanan
pengaturan
ke lain penempatan
unit layanan karena
kembalialasan
staf dengan
kompetensi,10
kebutuhan pasien atau kek
mempertimbangkan: -
1) Kompetensi 0
2) Kebutuhan pasien / kekurangan
3) Agama, keyakinan dan nilai-nilai pribadi
Standar KKS 3
Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan proses rekrutmen, evaluasi, penempatan staf dan prosedur lain.
Maksud dan Tujuan KKS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang proses rekrutmen staf R Regulasi tentang proses rekrutmen tersentralisasi dan efisien oleh RS10
(lihat juga,TKRS -
3.3). (R) 0
2. Proses rekrutmen dilaksanakan sesuai regulasi. (D,W)
D Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen staf tersentralisasi 10
dan efisien oleh RS 5
0
x Kepala SDM
W x Staf
3. Proses rekrutmen dilaksanakan seragam (D,W) D Bukti pelaksanaan tentang proses rekrutmen seragam 10
5
x Kepala SDM 0
W x Staf
Standar KKS 4
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf klinis sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Unit kerja menyediakan data yang D Bukti tentang data untuk evaluasi staf klinis tersedia 10
digunakan untuk evaluasi kinerja staf klinis (lihat W
TKRS.11.1).
di unit
(D,W)
layanan. 5
0
Kepala unit pelayanan
5. Evaluasi staf klinis dilakukan dan didokumentasikan
D W secara
Bukti berkala
evaluasiminimal
staf klinis
1 (satu)
tahunan
tahun sekali sesuai regulasi. (lihat juga
10KKS.11) (D,W)
5
x Kepala SDM 0
x Komite Medik/Komite Keperawatan
x Kepala unit pelayanan
x Staf klinis
Standar KKS 5
Rumah sakit menetapkan proses seleksi untuk menjamin bahwa pengetahuan dan keterampilan staf non klinis sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
Maksud dan Tujuan KKS 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan proses seleksi untuk
R memastikan
Regulasi tentang
pengetahuan,
proses seleksi
keterampilan
staf nondan
klinis
kompetensi staf non klinis10sesuai dengan kebutuhan r
-
0
Standar KKS 6
Rumah sakit menyediakan dan memelihara file kepegawaian untuk setiap staf rumah sakit dan selalu diperbaharui.
Kepala SDM
W
2. File kepegawaian memuat uraian tugas anggota staf.
D (D,W)
Bukti tentang file kepegawaian berisi uraian tugas, tanggung 10
jawab dan wewenang 5
0
W Kepala SDM
x Kepala SDM
x Kepala Diklat
x Kepala Unit
W
x Staf baru
3. Staf kontrak, magang dan peserta didik mendapatDpelatihan
Bukti tentang
pelaksanaan
orientasi
tentang
umum
orientasi
dan khusus.
staf kontrak,
(D,W) magang dan 10
peserta didik (IPKP 6 EP 1) meliputi: 5
1) Orientasi umum: 0
TOR, daftar hadir, materi dan narasumber meliputi
perumahsakitan, mutu, keselamatan pasien, PPI, serta evaluasi
peserta, laporan pelaksanaan orientasi
2) Orientasi khusus:
TOR, daftar hadir, evaluasi peserta, laporan pelaksanaan orientasi
x Kepala SDM
x Kepala Diklat
x Kepala Unit
W
x Staf kontrak, magang dan peserta didik
Staf terkait
untuk pemeriksaan diagnostik lain, seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG), dan elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang s
2. Pengangkatan tidak dilakukan sampai DW Bukti pelaksanaan pengangkatan setelah proses verifikasi selesai 10
setidaknya izin/surat tanda registrasi sudah 5
diverifikasi dari sumber primer, dan anggota staf x Komite medis 0
medis kemudian melakukan pelayanan x Staf medis
perawatan pasien di bawah supervisi sampai x Kepala SDM
semua kredensial yang disyaratkan
undang-undang dan peraturan sudah diverifikasi
dari sumber asli. (D,W)
x Komite Medis
W x Staf medis
x Kepala SDM
x PPDS
x Staf terkait
2. Ada bukti monitoring dan evaluasi mutu D Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi mutu praktik 10
praktik profesional berkelanjutan, etik dan profesional berkelanjutan, etik dan disiplin staf medis meliputi: 5
disiplin staf medis untuk peningkatan mutu 1) perilaku 0
pelayanan dan keselamatan 2) pengembangan profesional
pasien. (D,W) 3) kinerja klinis
x Direktur
x Kepala bidang/divisi
W x Kepala SDM
x Komite medis
x Staf medis
3. Data dan informasi hasil pelayanan klinis dari D Bukti pelaksanaan tentang review hasil pelayanan staf medis 10
staf klinis direview 5
secara obyektif dan berdasar bukti, 0
jika ada, dilakukan benchmarking dengan pihak eksternal
W xrumah sakit (lihat juga. TKRS.11.1). (D,W)
Direktur
x Kepala bidang/divisi
x Kepala SDM
x Komite medis
x Staf medis
4. Data dan informasi berasal dari proses monitoring
D Wdikaji
Filesekurang-
kredensialkurangnya
staf medissetiap
memuat
12 bulan
hasil evaluasi
oleh kepala unit layanan, ketua
10 kelompok staf medis, su
5
Sub komite kredensial 0
5. Bila ada temuan yang berdampak terhadap pemberian
D 1) kewenangan
Bukti pelaksanaan
staf klinis,
proses
ada proses
Evaluasi
untuk
Praktik
tindak
Profesional
lanjut terhadap
Terfokus temuan
10 dan tindakan tersebut
dan tindak lanjutnya (bila ada temuan) 5
2) Hasil Evaluasi Praktik Profesional Terfokus disimpan dalam file 0
kredensial
x Komite Medis
x Staf Medis
W
STAF KEPERAWATAN
Standar KKS 13
Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan, verifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan (pendidikan,
registrasi, izin, kewenangan, pelatihan dan pengalaman.
Maksud dan Tujuan KKS 13 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 13 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit untuk proses yang efektif
R untuk
Regulasi
mengumpulkan,
tentang kredensial
verifikasi
stafdan
keperawatan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan
10 (pendidikan, registr
-
0
Standar KKS 14
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial staf perawat sesuai peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 14 Telusur Skor
1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis perawatRberdasarkan
Regulasi tentang
pendidikan,
penetapan
registrasi,
SPKsertifikasi,
dan RKK stafizin,keperawatan
pelatihan dan pengalaman
10 anggota staf keperawat
-
0
W x Tim Mutu
x Staf Keperawatan
x Direktur
x Tim Mutu
W x Staf Keperawatan
Standar KKS 17
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 17 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 17 Telusur Skor
1. Ada penetapan rincian kewenangan klinis profesional
R pemberi
Regulasiasuhan
tentang(PPA)
penetapan
lainnyaSPK
dandan
stafRKK
klinis
PPAlainnya berdasarkan pendidikan,
10 registrasi, sertifikasi,
lainnya dan staf klinis lainnya -
0
Standar KKS 18
Rumah sakit melaksanakan identifikasi tanggungjawab pekerjaan dan penugasan klinis berdasarkan kredensial profesional pemberi asuhan
(PPA) lainnya dan staf klinis lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan KKS 18 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian KKS 18 Telusur Skor
1. Ada dokumentasi penilaian mutu profesional pemberi
D W Bukti
asuhan
pelaksanaan
(PPA) lainnya
keterlibatan
dan staf klinis
PPA lainnya berpatisipasi
dan staf klinisdilainnya
dalam program
10 peningkatan mutu rum
dalam upaya peningkatan mutu -
0
x Tim Mutu
x Staf terkait
x Direktur
W
x Tim Mutu
x Staf terkait
3. Seluruh data proses review kinerja DW Bukti pelaksanaan evaluasi kinerja ada di file kredensial PPA 10
professional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan lainnya dan staf klinis lainnya 5
staf klinis lainnya didokumentasikan dalam 0
kredensial professional x Kepala SDM
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis x Staf terkait
lainnya atau dokumen lainnya (D,W)
EP SELF ASSESMEN
95 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
Skor
TL 1
- TT
TL 1
- TT
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
10 1
5
0
TL 1
TS TT
gembangannya sesuai
Skor
TL 1
- TT
TL 1
- TT
TL 1
- TT
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
mbali harus
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL 1
TS TT
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
erbaharui.
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
erkelanjutan untuk
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
ifikasinya.
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
perawatan (pendidikan,
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
rumah sakit
Skor
TL TS TT 1
TL 1
- TT
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
Skor
TL 1
- TT
TL TS TT 1
TL TS TT 1
KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN
Standar MFK 1
Rumah sakit mematuhi peraturan dan perundang-undangan tentang bangunan, perlindungan kebakaran, dan persyaratan
pemeriksaan fasilitas.
Maksud dan Tujuan MFK 1: lihat SNARS 1
Direktur rumah sakit dan pimpinan lainnya bertanggung jawab untuk perundang - undangan dan persyaratan lainnya yang
berlaku bagi fasilitas rumah sakit baik yang merupakan regulasi di tingkat nasional maupun tingkat daerah menerapkan
persyaratan yang berlaku, termasuk mempunyai izin dan atau sertifikasi sesuai peraturan perundangan, antara lain izin-izin
tersebut dibawah ini :
a) izin mengenai bangunan
b) izin operasional rumah sakit yang masih berlaku c) Sertifikat laik fungsi (SLF) bila diperlukan
d) Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
e) izin genset
f) izin radiologi
g) sertifikat sistem pengamanan/pemadaman kebakaran h) sistem kelistrikan
i) izin incinerator (bila ada)
j) izin tempat pembuangan sementara bahan berbahaya dan beracun (TPS B-3)
k) izin lift (bila ada) l) izin instalasi petir m) izin lingkungan
Direktur/Bagian Umum
W
Standar MFK 2
Rumah sakitmempunyai program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang menggambarkan proses pengelolaan risiko yang
dapat terjadi pada pasien, keluarga, pengunjung dan staf.
Maksud dan tujuan MFK 2 : lihat SNARS 1
Program Manajemen Risiko:
a) Keselamatan dan keamanan
b) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya c) Penanggulangan bencana (emergensi)
d) Proteksi kebakaran (fire safety) – properti dan para penghuni dilindungi dari bahaya kebakaran dan asap
e) Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara yang aman untuk mengurangi risiko
f) Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan sistem penunjang lainnya dengan tujuan
untuk mengurangi risiko kegagalan operasional
Standar MFK 3
Ada individu atau organisasi yang kompeten yang ditugasi untuk melakukan pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan
program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
Maksud dan tujuan MFK 3 : Lihat SNARS 1
Pengawasan yang dilakukan individu atau organisasi tersebut meliputi:
a) mengawasi semua aspek program manajemen risiko
b) mengawasi pelaksanaan program secara konsisten dan berkesinambungan c) melakukan edukasi staf
d) melakukan pengujian/testing dan pemantauan program
e) secara berkala menilai ulang dan merevisi program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan f) menyerahkan laporan
tahunan kepada direktur rumah sakit.
g) mengorganisasikan dan mengelola laporan kejadian/insiden, melakukan analisa dan upaya perbaikan.
x Staf RS
W x Satpam
x Penunggu pasien
x Pengunjung RS, dll
W dan fasilitas RS
Staf terkait
4. RS mempunyai Instalasi Pengolah B3 dengan D Bukti izin pengolah limbah B3 atau bukti MOU 10 TL TS TT
izin yang masih berlaku atau melakukan kerja dengan pihak ketiga yang mempunyai : 5
sama 1) izin operasional pihak ketiga 0
dengan pihak ketiga dengan izin sebagai 2) izin transporter disertai manifest/ bukti pemusnahan
transporter dan pengolah B3 yang masih berlaku O W pihak ketiga
sesuai dengan peraturan perundang - undangan
(D,O,W) Lihat dokumen terkait pengelolaan limbah
B3/lokasi pengelolaan limbah B3 di RS
x Ka IGD
x Staf IGD
x Peserta simulasi
2. Pada akhir setiap simulasi, dilakukan diskusi (debriefing)
D W Bukti mengenai
pelaksanaan
simulasi
diskusi
tersebut
(debriefing)
dan dibuat laporan dan tindak 10
lanjut
TL(D,W)
- - TT
x Kepala unit terkait 0
x Tim penanggulangan bencana RS
x Staf RS
x Peserta simulasi
Berdasarkan hasil asesmen risiko rumah sakit agar menyusun program untuk:
1) pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar
secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen;
2) penanganan bahaya yang terkait dengan konstruksi apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien
3) penyediaan sarana evakuasi yang aman dan tidak terhalangi bila terjadi kebakaran;
4) penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor asap, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols)
5) penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air, bahan kimia pemadam api (chemical
suppressants), atau sistem sprinkler.
x Staf RS/K3RS/Satpam
x Pengunjung RS
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
RS merencanakan dan mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji coba dan pemeliharaan
peralatan medis dan mendokumentasikan hasilnya.
Maksud dan tujuan MFK 8 : Lihat SNARS 1
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit perlu melakukan :
a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang dimilik oleh RS, peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak lain
b) melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
c) melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan pabrik d) melaksanakan pemeliharaan preventif
dan kalibrasi
3. RS telah melaporkan seluruh insiden D Bukti pelaporan insiden keselamatan (sentinel) terkait 10 TL TS TT
keselamatan sesuai peraturan perundang- peralatan medis ke internal dan eksternal ke Komite 5
undangan bila terjadi kematian, cedera serius Nasional Keselamatan Pasien RS dan KARS 0
atau penyakit yang disebabkan
oleh peralatan medis. (D,W) x Penanggung jawab peralatan medis
x Ka unit kerja dimana insiden keselamatan terjadi
W x Operator peralatan medis/teknisi peralatan medis
sebagian. (O,W)
Standar MFK 9.1
Dilakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas
Maksud dan tujuan MFK 9.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 9.1 Telusur Skor
1. RS mempunyai regulasi tentang inventarisasi, pemeliharaan,
R Regulasi inspeksi
tentang
dengan
sistemkriteria
utilitasyang
penting/utama
ditentukan untuk sistem utilitas
10 TLpenting yang dilakukan seca
- - TT
0
3. Listrik tersedia 24 jam setiap hari, O Lihat sumber listrik utama dan sumber listrik alternatif di RS termasuk
10 TL TSUPS
TT pada alat-alat tertent
7 hari dalam seminggu. (O,W) 5
0
W x Penanggung jawab listrik RS
x Staf RS
x Pasien
x Ka IPSRS
x Ka Sanitasi
W
x Ka IPSRS
x Ka Sanitasi
W
O W x Ka IPSRS
x Ka Sanitasi
4. Seorang atau lebih individu yang ditunjuk DW Bukti pelaksanaan pengawasan dan pelaporan program 10 TL TS TT
mengawasi pelaksanaan program manajemen manajemen risiko fasilitas 5
risiko fasilitas telah membuat laporan 0
kepada direktur rumah sakit setiap x Ka Tim K3/ Penanggung jawab manajemen risiko
3 bulan (lihat juga MFK 3) (D,W) x Komite PMKP/Tim Keselamatan Pasien RS
PENDIDIKAN STAF
Standar MFK 11
RS menyelenggarakan edukasi, pelatihan, tes dan simulasi bagi semua staf tentang peranan mereka dalam memberikan fasilitas
yang aman dan efektif.
Maksud dan tujuan MFK 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MFK 11 Telusur Skor
1. RS mempunyai program pelatihan tentang manajemen
R Program
fasilitas pelatihan
dan keselamatan
MFK (R) 10 TL
- - TT
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Standar MIRM 1 EP
Penyelenggaraan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS) harus mengacu peraturan perundang-
undangan.
Maksud dan Tujuan MIRM 1 : Lihat SNARS 1 77
Elemen Penilaian MIRM 1 Telusur Skor
1. Ada unit kerja yang mengelola R Pedoman pengorganisasian unit yang mengelola SIM-RS 10 TL 1
SIM-RS. (R) - - TT
0
2. RS memiliki proses pendaftaran rawat jalan berbasis
O Lihat
SIM-RS.
proses
(O,W)
pendaftaran
(lihat juga ARK.2)
rawat jalan 10 TL TS TT 1
5
W Staf rekam medis 0
3. RS memiliki proses pendaftaran rawat inap berbasis
O W SIM-RS
Lihat proses
sehingga
pendaftaran
publik dapat
rawat
mengetahui
inap tempat / fasilitas
10 yang
TL TSmasih 1
TT tersedia. (O,W) (lihat juga
5
Staf rekam medis 0
Standar MIRM 2
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi internal
maupun eksternal.
Maksud dan Tujuan MIRM 2 : Lihat SNARS 1
Perencanaan rumah sakit menggabungkan masukan dari berbagai sumber, antara lain:
a) para professional pemberi asuhan (PPA)
b) para kepala bidang/divisi dan kepala unit pelayanan
c) badan/pihak lain diluar rumah sakit yang membutuhkan data dan informasi tentang operasional dan pelayanan rumah
sakit
Standar MIRM 3
Para profesional pemberi asuhan (PPA) dan para kepala bidang/divisi serta kepala unit pelayanan berpartisipasi
dalam memilih, mengintegrasikan, dan menggunakan teknologi manajemen informasi.
Maksud dan Tujuan MIRM 3: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 3 Telusur Skor
1. Dalam membangun system informasi rumah sakitD melibatkan
Bukti tentang
profesional
prosespemberi
membangun
asuhanSIM-RS
(PPA). (D,W) 10 TL TS TT 1
melibatkan PPA 5
0
W x PPA
x Kepala/staf SIM-RS
W x Kepala bidang/divisi/
x Kepala unit pelayanan
x Kepala Unit SIM-RS
Standar MIRM 4
Sistem manajemen data dan informasi rumah sakit menyiapkan kumpulan serta menentukan data dan informasi yang
secara rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi,
kepala unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar rumah sakit.
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan program
manajemen mutu, serta pendidikan dan penelitian.
Maksud dan Tujuan MIRM 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 5 Telusur Skor
1. Terdapat bukti bahwa data dianalisis diubah menjadi
D W informasi
Bukti analisis
mendukung
data menjadi
asuhaninformasi
pasien. (D,W
mendukung 10 TL TS TT 1
asuhan pasien 5
0
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Kepala/staf SIM-RS
Standar MIRM 6
Penyampaian data dan informasi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan dengan
frekuensi yang dikehendaki.
Maksud dan Tujuan MIRM 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 6 Telusur Skor
1. Data dan informasi disampaikan sesuai kebutuhan
D W pengguna
Bukti pelaksanaan
(D,W) penyampaian informasi sesuai 10 TL 1
kebutuhan pengguna 5 - TT
0
x Direktur
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x PPA
x Kepala/staf SIM-RS
x PPA
x Kepala/staf SIM-RS
4. Staf pengolah data memiliki hak akses ke data dan
Winformasi yangSIM-RS
x Kepala dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawabnya.
10(W,S)
TL TS TT 1
x Staf SIM-RS 5
0
S Peragaan proses pengolahan data
Standar MIRM 7
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, serta riset dan manajemen melalui penyediaan informasi yang tepat
waktu dari sumber data terkini.
Maksud dan Tujuan MIRM 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 7 Telusur Skor
1. Rumah sakit menyediakan fasilitas untuk mendapatkan
D Buktiinformasi
daftarilmiah
dan bahan
terkinireferensi
dan informasi
terkini yang
lain secara tepat10waktu
TL TSuntuk 1
TT mendukung asuhan pasi
mendukung asuhan pasien 5
0
O W Lihat fasilitas internet/perpustakaan
x PPA
x Kepala/staf SIM-RS
x Staf terkait
x Pendidik klinis
x Kepala/staf SIM-RS
x Staf terkait
x Peneliti klinis
x Kepala/staf SIM-RS
x Pimpinan RS
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Kepala/staf SIM-RS
2. Organisasi pengelola rekam medis dipimpin D W Bukti penetapan pimpinan unit rekam medis 10 TL 1
tenaga rekam medis - - TT
yang memiliki kompetensi dan kewenangan Kepala Unit Rekam Medis 0
mengelola rekam medis sesuai dengan
peraturan perundangan-undangan. (D, W)
Standar MIRM 9
Setiap pasien memiliki rekam medis yang formatnya selalu diperbaharui (terkini).
Maksud dan Tujuan MIRM 9 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 9 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi yang menetapkan tenaga kesehatan
R yang
Regulasi
mempunyai
tentang penetapan
hak akses pada
tenaga
berkas
kesehatan
rekamyang
medis.
memiliki
(10 TL akses ke1rekam medis, termasu
R ) hak
- - TT
0
2. Berkas rekam medis tersedia bagi semua D Bukti form rekam medis pasien rawat jalan dan 10 TL TS TT 1
profesional pemberi asuhan (PPA) sesuai rawat inap 5
dengan regulasi 0
rumah sakit. (D,O) (lihat juga AP 1) O Lihat rekam medis pasien rawat jalan dan rawat
inap
x PPA/Staf klinis
x Staf rekam medis
Standar MIRM 10
Rumah sakit mempunyai regulasi tentang retensi rekam medis.
Maksud dan Tujuan MIRM 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 10 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang jangka waktu penyimpanan
R Regulasi
berkas rekam
tentang
medis
penetapan
pasien,jangka
serta waktu
data dan
penyimpanan
informasi lainnya
berkas
10 TL terkait 1 pasien.
rekamdengan
medis pasien (R)
- - TT
0
x Staf klinis
x Staf rekam medis
W
Standar MIRM 12
Rumah sakit menetapkan standar kode diagnosa, kode prosedur/tindakan, simbol, singkatan, dan artinya.
6. Aktivitas manajer pelayanan D Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam medis 10 TL TS TT 1
pasien dicatat dalam rekam medis. (MPP) 5
(D,O,W) Lihat rekam medis pasien 0
O
x PPA/Staf klinis
x Staf rekam medis
W
7. Hasil review dilaporkan secara berkala kepada Direktur
D 1)rumahBuktisakit.
laporan
(D,W)
hasil review 10 TL TS TT 1
2) Bukti pengiriman laporan review ke 5
Dir. RS 0
W x Pimpinan RS
x Ketua/anggota tim reviewer
Standar MIRM 14
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga
Maksud dan Tujuan MIRM 14 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 14 Telusur Skor
1. Ada regulasi mengenai privasi dan kerahasiaan informasi
R Regulasi
terkaittentang
data pasien
privasihak
danakses
kerahasiaan
terhadap
informasi
isi rekam
terkait
medis
10data
berdasarkan1peraturan
TLpasien dan hak aksesperundang-u
pasien terh
- - TT
0
2. Ada bukti regulasi dilaksanakan. (D, W) D 1) Bukti pelaksanaan pelaksanaan privasi dan 10 TL TS TT 1
kerahasiaan informasi 5
2) Bukti tentang hak akses pasien 0
terhadap isi rekam medis
Standar MIRM 15
Ringkasan pasien pulang ;ĚŝƐĐŚĂƌŐĞ ƐƵŵŵĂƌLJͿ dibuat untuk semua pasien rawat inap.
Maksud dan Tujuan MIRM 15 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MIRM 15 Telusur Skor
1. Ringkasan pulang memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan
D Bukti fisik,
formpemeriksaan
ringkasan pulang
diagnostik.
memuat(D,W)
riwayat 10 TL TS TT 1
kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik 5
(sesuai ARK 4.2 ep 0
1)
x DPJP
W x Staf rekam medis
W x DPJP
x Staf rekam medis
x DPJP
W x Staf rekam medis
x DPJP
W x Staf rekam medis
6. Ringkasan pulang memuat instruksi tindak lanjut,Dserta
Bukti
dijelaskan
form ringkasan
dan ditanda
pulang
tangan
memuat
oleh pasien
instruksidan
tindak
keluarga.
10(D,W)
TL TS TT 1
lanjut, sudah dijelaskan dan ditanda tangan oleh 5
pasien dan keluarga (sesuai ARK 4.2 ep.6) 0
x DPJP
x Staf rekam medis
W
SELF ASSESMEN
KETERANGAN
ADA Tidak Skor
Standar MKE 1
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yan
oleh rumah
Maksud dan tujuan MKE 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 1 Telusur Skor
1. Terdapat regulasi tentang pedoman komunikasi efektif
R Pedoman
yang meliputi
komunikasi
komunikasi
efektif dengan masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta10
antar staf klin
-
0
Staf klinis
W
Standar MKE 1.1
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani rumah sakit.
Standar MKE 2
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan
W Lihat ketersediaan informasi dalam website, ketersediaan brosur di area yang mudah diperoleh
pasien dan keluarga
Standar MKE 3
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti.
W
2. Materi komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga
D diberikan
Bukti materi
dalamedukasi
bahasadalam
yang dimengerti.
bahasa Indonesia
(D,O) dan atau bahasa lainnya
Materi edukasi
O
3. Rumah sakit menyediakan penerjemah sesuai kebutuhan,
D Buktibila
edukasi
di RS tidak
diberikan
ada petugas
oleh petugas penterjemah
RS dan penterjemah dari luar RS
Standar MKE 4
Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit
termasuk yang “Ƶrgent”.
Maksud dan Tujuan MKE 4 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 4 Telusur
1. RS menetapkan informasi yang harus disampaikanR secara
Penetapan
akurat dan
tentang
tepatkomunikasi
waktu keefektif
seluruh(lihat
rumahMKE
sakit.
1 (R)
EP 1) berisi juga tentang informasi yang akurat dan tepat
waktu ke seluruh RS termasuk informasi terkait code blue,
code red dan code black.
Staf RS
Standar MKE 5
Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift.
W Staf klinis
4. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks
D Buktidibuattentang
profil ringkas
profil ringkas
medis medis
rawat jalan.
rawat (D,O,W)
jalan (lihat juga ARK.4.3)
(Profil RMRJ)
Staf klinis
5. Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan
D asuhan
Bukti form
dan pelayanan
memuat pelaksanaan
yang telah diberikan
transfer dan
pada
rujukan
proses transfer dan rujukan. (D,O) (lihat juga PK
W Staf klinis
Standar MKE 6
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
Maksud dan Tujuan MKE 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 6 Telusur
1. Ada penetapan organisasi promosi kesehatan rumah
R sakit
1) Unit/panitia/tim
yang mengkoordinasikan
PKRS memberikan edukasi kepada. (R)
2) Pedoman kerja
3) Program
Standar MKE 7
PPA yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif.
Maksud dan Tujuan MKE 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 7 Telusur
1. Profesional pemberi asuhan sudah terampil melakukan
D Bukti
komunikasi
pekasanaan
efektifpelatihan
(D,W)
W PPA
2. Profesional Pemberi Asuhan memiliki pengetahuan
W yang
x cukup
PPA tentang materi yang diberikan (W)
x Pasien
Standar MKE 8
Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi serta dicatat di dalam
medis.
Maksud dan Tujuan MKE 8 : Lihat SNARS 1
Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga meliputi :
a) keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga
b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan c) hambatan emosional dan motivasi
d) keterbatasan fisik dan kognitif
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi
Lihat RM pasien
O
2. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk pasien
D danBuktidicatat
pelaksanaan
di rekamasesmen
medis (D,O).
kebutuhan edukasi yang meliputi kebutuhan asuhan medis dan
keperawatan, serta kebutuhan asuhan berkesinambungan setelah pulang
Lihat RM pasien
O
3. Hasil asesmen digunakan untuk membuat perencanaan
D Bukti
kebutuhan
perencanaan
edukasiedukasi
(D,O) sesuai hasil asesmen
O Lihat RM pasien
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien
Maksud dan Tujuan MKE 9: Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur
1. Ada bukti pasien dijelaskan D Bukti pemberian edukasi oleh DPJP tentang hasil
tentang hasil asesmen, diagnosis dan rencana asuhan
O yangasesmen,
akan diberikan.
diagnosa(D,O)
dan rencana
(Lihat juga
asuhan
HPK.2.1)
(form pemberian
edukasi yang telah diisi DPJP, PPJA) dalam RM pasien
Lihat RM pasien
DPJP
W
3. Ada bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)
D 1) Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP, PPJA, MPP
tentang asuhan lanjutan di rumah
2) Bukti form pemberian edukasi yang telah diisi
DPJP dan PPJA) dalam RM pasien
4. Bila dilakukan tindakan medik yang DW Bukti /nfŽrmeĚ ĐŽnsent berisi materi edukasi tentang risiko
memerlukan persetujuan tindakan kedokteran dan komplikasi
(informed consent), pasien dan keluarga belajar
tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi x DPJP
untuk dapat memberikan persetujuan. (D,W) x Pasien/keluarga
W x PPA
x Staf klinis
x Pasien/keluarga
Standar MKE 10
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis yan
potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
x Apoteker
x Pasien/keluarga
W
x DPJP/PPA lainnya
x Pasien/keluarga
x DPJP/Dietisien/PPA lainnya
W x Pasien/keluarga
x DPJP
x PPJA
x staf klinis
x Pasien/keluarga
x DPJP/fisioterapis
x Pasien/keluarga
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan D W Bukti materi edukasi tentang cara cuci tangan
keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan
meliputi cara cuci tangan yang aman (D,W,S) S x PPJA/PPA lainnya/PPI
(lihat juga SKP.5 dan PPI.9 x Pasien/keluarga
EP 6)
Peragaan cuci tangan
Standar MKE 11
Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antar pasien-keluarga dan
agar edukasi efektif dilaksanakan.
Maksud dan Tujuan MKE 11 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian MKE 11 Telusur
1. PPA harus menyediakan waktu yang adekuat dalam
W memberikan
x PPA edukasi (W)
x Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga
PPA terkait
W
Standar MKE 12
Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
x PPA
x MPP
x Pemberi edukasi
x Pasien/keluarga sesuai nilai-nilai dan pilihan pasien dan
keluarga
x MPP
EP SELF ASSESMEN
mah sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan
KETERANGAN
49 ADA Tidak Skor
Skor
10 TL 1
- - TT
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
n (layanan unggulan, data mutu) dalam 10 TL TS TT 1
seminar, sliĚe sŚŽw di TV internal/LCD dll. 5
0
Skor
elayanan yang disediakan RS 10 TL TS TT 1
5
rsediaan brosur di area yang mudah diperoleh 0
njian kerjasama 10 TL TS TT 1
5
linis 0
dah dimengerti.
Skor
bentuk 10 TL TS TT 1
ng praktis dan mudah dipahami sesuai data 5
0
sakit
Skor
10 TL 1
5 - TT
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
tivasi
Skor
auan belajar pasien a) s/d e) dalam RM 10 TL TS TT 1
5
0
ng meliputi kebutuhan asuhan medis dan 10 TL TS TT 1
bungan setelah pulang 5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL 1
5 TS TT
0
10 TL TS TT 1
5
5
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
men nyeri 10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Skor
10 TL TS TT 1
asien dan keluarga 5
0
dan pilihan pasien dan keluarga 10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
asien dan keluarga 5
0
10 TL TS TT 1
5
0
asien dan keluarga
an berkelanjutan.
Skor
di domisili pasien 10 TL 1
5 - TT
0
kasi lanjutan 10 TL TS TT 1
5
0
10 TL TS TT 1
5
0
Standar PAB 1
Rumah Sakit menyediakan pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien, dan
pelayanan tsb memenuhi peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
Maksud dan Tujuan PAB 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 1 Telusur Skor
1. Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang R Regulasi tentang pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam 10 TL
pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam - - TT
yang memenuhi standar profesi, peraturan 0
perundang-undangan
(R)
2. Pelayanan anestesi, sedasi O Lihat proses pelayanan sedasi moderat dan dalam dan anestesi 10 TL
moderat dan dalam yang adekuat, reguler dan - - TT
nyaman, tersedia x Kepala unit terkait 0
untuk memenuhi kebutuhan pasien (O,W) W x Staf anestesi
Standar PAB 2
Ada staf medis anestesi yang kompeten dan berwenang, bertangung -jawab untuk mengelola pelayanan anestesi, sedasi
moderat dan dalam
Maksud dan Tujuan PAB 2 : Lihat SNARS 1
Pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam berada dibawah penangg-jawab pelayanan anestesi yang memenuhi peraturan
perundang-undanganan. Tanggung jawab pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam meliputi:
a) mengembangkan, menerapkan, dan menjaga regulasi b) melakukan pengawasan administratif
c) menjalankan program pengendalian mutu yang dibutuhkan
d) memonitor dan evaluasi pelayanan anestesi, sedasi moderat dan dalam
operasi. Karena prosedur pemberian sedasi, seperti layaknya anestesi, mengandung risiko potensial kpd pasien. Pemberian sedasi kpd
pasien harus dilakukan seragam dan sama di semua tempat di RS.
Pelayanan sedasi yang seragam meliputi :
a) kualifikasi staf yang memberikan sedasi b) peralatan medis yang digunakan
c) bahan yang dipakai
d) cara pemonitoran di RS
Oleh sebab itu RS harus menetapkan pedoman spesifik tentang hal tsb diatas
Karena itu staf yang bertanggung jawab memberikan sedasi harus kompeten dan berwenang dalam hal:
a) Teknik dan berbagai macam cara sedasi
b) Farmakologi obat sedasi dan penggunaaan zat reversal (antidote-nya)
c) Memonitor pasien dan
d) Bertindak jika ada komplikasi (lihat juga, KKS.10)
Staf lain yang kompeten dapat melakukan pemantauan dibawah supervisi secara terus menerus terhadap parameter fisiologis
pasien dan memberi bantuan dalam hal tindakan resusitasi. Orang yang bertanggung jawab melakukan pemonitoran, harus kompeten
dalam:
e) pemonitoran yang diperlukan
f) bertindak jika ada komplikasi
g) penggunaaan zat reversal (anti-dot)
h) kriteria pemulihan (lihat juga, KKS.3)
2. PPA yang bertanggung jawab melakukan R Regulasi berupa SPK dan RKK staf anestesi yang melakukan monitoring10sedasi
TL TS TT
pemantauan selama diberikan sedasi adalah 5
staf yang kompeten dalam hal, paling sedikit e) 0
sampai dengan h) di maksud
dan tujuan (R)
Standar PAB 5
Rencana, tindakan anestesi dan teknik yang digunakan dicatat dan didokumentasikan di rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 5 : lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pelayanan anestesi setiap pasien
R Regulasi
direncanakan
tentang
dan
pelayanan
didokumentasikan
anestesi harus
(R) direncanakan dan 10 TL TT
didokumentasikan meliputi: -
1) Teknik anestesi 0
Obat anestesi, dosis dan rute
2. Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik anestesi
D Bukti didokumentasikan
dalam rekam medis
di rekam
tentang:
medis pasien. (D,W) 10 TL TS TT
1) Teknik anestesi 5
2) Obat anestesi, dosis dan rute 0
W x Dokter anestesi
x Staf anestesi
W x Dokter anestesi
x Pasien/keluarga
Standar PAB 6
RS menetapkan regulasi untuk menentukan status fisiologis dimonitor selama proses anestesi dan bedah sesuai dengan panduan
praktik klinis dan didokumentasikan di dalam form anestesi.
Maksud dan Tujuan PAB 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAB 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi jenis dan frekuensi pemantauan selama
R anestesi
Regulasidan
tentang
operasi
pemantauan
dilakukan berdasar
selama anestesi
status pasien
dan operasi
pada pra anestesi,
10 metoda
TL TT anestesi yang di
-
0
x Staf anestesi
3. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D,W) D Bukti dalam rekam medis memuat pemantauan status fiologis 10 TL TS TT
pasien yang sesuai dengan PPK 5
0
W x Dokter anestesi
x Staf anestesi
Standar PAB 6.1
RS menetapkan regulasi untuk memonitor status pasca anestesi setiap pasien, dan dicatat dalam rekam medis pasien. Pasien
dipindah dari ruang pemulihan oleh staf yang kompeten dan berwenang, atau berdasarkan kriteria baku yang ditetapkan.
x Dokter anestesi
x Staf anestesi
x Dokter anestesi
x Staf anestesi
4. Hasil pemonitoran dicatat di form anestesi (D) D Bukti dalam rekam medis memuat monitoring dalam masa pemulihan
10 pasca
TL TS anestesi
TT sesuai P
5
0
PELAYANAN DAN ASUHAN BEDAH
Standar PAB 7
Asuhan setiap pasien bedah direncanakan berdasar hasil asesmen dan dicatat dalam rekam medis pasien
Maksud dan Tujuan PAB 7 : Lihat SNARS 1
Karena prosedur bedah mengandung risiko tinggi, pelaksanaannya harus direncanakan dengan seksama. Asesmen pra bedah
(berbasis IAR) menjadi acuan untuk menentukan jenis tindakan bedah yang tepat dan mencatat temuan penting. Hasil asesmen
memberikan informasi tentang :
a) Tindakan bedah yang sesuai dan waktu pelaksanaannya
b) Melakukan tindakan dengan aman dan
c) Menyimpulkan temuan selama pemonitoran.
Pemilihan teknik operasi tergantung dari riwayat pasien, status fisik, data diagnostik, manfaat dan risiko dari tindakan yang dipilih.
Pemilihan tindakan juga mempertimbangkan asesmen waktu pasien masuk dirawat inap, pemeriksaan diagnostik dan sumber lainnya.
Proses asesemen dikerjakan sesegera mungkin bagi pasien darurat (Lihat juga, AP.1.2.1
Asuhan untuk pasien bedah dicatat di rekam medis. Untuk pasien yang langsung dilayani dokter bedah, asesmen pra bedah
menggunakan asesmen awal rawat inap, pada pasien yang diputuskan dilakukan pembedahan dalam proses perawatan, asesmen
dilakukan dan dicatat dalam rekam medis, sedangkan pasien yang dikonsultasikan ditengah perawatan oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP) lain dan diputuskan operasi, maka asesmen pra bedah juga dicatat di rekam medis (dengan isi berbasis
IAR) sesuai regulasi RS, termasuk diagnosis pra operasi dan pasca operasi dan nama tindakan operasi (Lihat juga AP.1.3.1; MIRM 10.1)
Dokter bedah
W
3. Hasil asesmen yang digunakan untuk menentukanD rencana
Bukti operasi
dalam dicatat
rekam oleh
medis
dokter
memuat:
penanggung jawab pelayanan (DPJP)10di rekam
TL TS TT
medis pasien seb
1) diagnosis pra operasi 5
2) rencana operasi 0
3) dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
sebelum operasi dimulai
Dokter bedah
W
Standar PAB 7.1
Risiko, manfaat dan alternatif didiskusikan dengan pasien dan atau keluarga atau pihak lain yang berwenang yang memberikan
keputusan
Maksud dan tujuan PAB 7.1 : Lihat SNARS 1
Pasien, keluarga dan mereka yang memutuskan menerima cukup penjelasan untuk berpartisipasi dalam keputusan asuhan pasien dan
memberikan persetujuan yang dibutuhkan seperti di HPK.5.2. Untuk memenuhi kebutuhan pasien, penjelasan tsb diberikan secara
terintegrasi oleh para profesional pemberi asuhan (PPA) terkait, dibantu manajer pelayanan pasien (MPP.)
Informasi memuat:
a) Risiko dari rencana tindakan operasi
b) Manfaat dari rencana tindakan operasi c) Kemungkinan komplikasi dan dampak
d) Pilihan operasi atau opsi non operasi (alternatif) yang tersedia untuk menangani pasien
e) Sebagai tambahan, jika dibutuhkan darah atau produk darah, risiko dan alternatifnya didiskusikan. Dokter bedah yang kompeten dan
berwenang serta PPA yang terkait memberikan informasi ini.
W x Dokter bedah
x Pasien/keluarga
2. Edukasi memuat kebutuhan, risiko, manfaat D Bukti pemberian penjelasan tentang risiko, keuntungan dan 10 TL TS TT
dan alternatif alternatif penggunaan darah dan produk darah, 5
penggunaan darah dan produk darah (D,W) 0
x Dokter bedah
W x Pasien/keluarga
3. Edukasi oleh dokter penanggung jawab pelayanan
D (DPJP)
Buktidan
dalam
dicatat
rekam
padamedis
bagianmemuat
pemberian
pemberian
informasi
penjelasan
dalam form persetujuan
10 TLtindakan
TS TT kedokteran
tentang risiko, keuntungan dan alternatif operasi 5
0
x Dokter bedah
W x Pasien/keluarga
2. Ada bukti laporan operasi memuat paling DW Bukti dalam rekam medis memuat laporan operasi sesuai 10 TL TS TT
sedikit a) sampai dengan h) di Maksud dan regulasi 5
tujuan dan dicatat pada form yang ditetapkan 0
RS, tersedia segera setelah operasi selesai dan Dokter bedah
sebelum pasien dipindah ke area lain untuk
asuhan biasa (D,W)
OW x DPJP
x Dokter yang menerima delegasi
x Perawat
x PPA lain
Standar PAB 8
Desain tata ruang operasi harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan PAB 8 : Lihat SNARS 1
Tindakan bedah merupakan tindakan yang berisiko tinggi dan rumit shg memerlukan ruang operasi yang mendukung terlaksananya
tindakan bedah untuk mengurangi risiko infeksi.
Selain itu untuk mengurangi risiko infeksi:
a) alur masuk barang2 steril harus terpisah dari alur keluar barang dan pakaian kotor b) koridor steril dipisahkan / tidak boleh
bersilangan alurnya dengan koridor kotor
c) desain tata ruang operasi harus memenuhi ketentuan zona berdasarkan tingkat sterilitas ruangan yang terdiri dari:
• zona steril rendah;
• zona steril sedang;
• zona steril tinggi dan
• zona steril sangat tinggi
Selain itu desain tata ruang operasi harus memperhatikan risiko keselamatan dan keamanan.
3. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat 10 TL TS TT
tentang alur masuk barang-barang steril harus sterilitas ruangan 5
terpisah dari alur keluar barang dan 0
pakaian kotor. (O,W) W x Kepala kamar operasi
x Staf kamar operasi
4. Ruang operasi memenuhi persyaratan O Lihat tata ruang dan alur ruang operasi memenuhi tingkat 10 TL TS TT
koridor steril dipisahkan/tidak boleh bersilangan sterilitas ruangan 5
alurnya dengan koridor kotor. 0
(OW) W x Kepala kamar operasi
x Staf kamar operasi
Standar PAB 8.1
Program mutu dan keselamatan pasien dalam pelayanan bedah dilaksanakan dan didokumentasikan
Maksud dan tujuan Standar 8.1 : Lihat SNARS 1
Pelayanan bedah merupakan suatu tindakan yang berisiko, oleh karena itu perencanaannya dan pelaksanaannya membutuhkan tingkat
kehati-hatian dan akurasi tinggi. Sehubungan dengan hal itu RS menetapkan program
mutu dan keselamatan pasien yang meliputi:
a) pelaksanaan asesmen pra bedah b) penandaan lokasi operasi
c) pelaksanaan ƐƵƌŐŝcaů ƐaĨeƚLJ cŚecŬ >ŝƐƚ (lihat juga SKP 4)
d) pemantauan diskrepansi diagnosis pre dan post operasi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN
Standar PAP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk pemberian asuhan yang seragam kepada pasien.
Maksud dan Tujuan PAP 1 : Lihat SNARS 1
Asuhan pasien yang seragam terefleksi sebagai berikut:
a) akses untuk asuhan dan pengobatan yang memadai dan diberikan oleh PPA yang kompeten tidak bergantung pada hari
setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”);
b) penggunaan alokasi sumber daya yang sama, antara lain staf klinis dan pemeriksaandiagnostik untuk memenuhi kebutuhan pasien
pada populasi yang sama;
c) pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien, contoh pelayanan anestesi sama di semua unit pelayanan di rumah sakit;
d) pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan keperawatan yang setara di seluruh rumah sakit;
e) penerapan serta penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain metode asesmen IAR (Informasi, Analisis,
Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, panduan praktik klinis (PPK), alur klinis terintegrasi/clinical pathway, pedoman
manajemen nyeri, dan regulasi untuk berbagai tindakan antara lain water sealed drainage, pemberiantransfusi darah, biopsi
ginjal, pungsi lumbal, dsb.
2. Asuhan seragam diberikan sesuai persyaratan D W Bukti di rekam medis tentang asuhan seragam sesuai butir a) 10 TL TS TT
sesuai butir a) sampai dengan e) dimaksud dan sampai dengan e) 5
tujuan PAP 0
1. (D,W) x DPJP x PPJA x MPP
x Kepala/staf unit pelayanan
x Pasien
Standar PAP 2
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi serta koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien
Maksud dan Tujuan PAP 2 : Lihat SNARS 1
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan mencakup elemen antara lain sebagai berikut:
x Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga. (lihat PAP 4, PAP 2, PAP 5);
x DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader);
x PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional, antara lain memakai Panduan Praktik Klinis
(PPK), Panduan Asuhan PPA lainnya disertai Alur Klinis terintegrasi/Clinical Pathway, dan Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi/CPPT;
x Perencanaan Pemulangan Pasien/Discharge Planning terintegrasi;
x Asuhan Gizi Terintegrasi (lihat PAP 5); Manajer Pelayanan Pasien/Case Manager.
Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk memfasilitasi dan menggambarkan integrasi serta koordinasi asuhan.
Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau
simpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dlm CPPT. (lihat juga PAP5, EP 2)
4. Hasil atau simpulan rapat dari D Bukti di rekam medis tentang simpulan rapat dari Tim PPA 10 TL TS TT
tim PPA atau diskusi lain tentang kerjasama atau komunikasi keseharian dalam asuhan terintegrasi antar 5
didokumentasikan PPA 0
dalam CPPT. (D,W)
W PPA
PPA
W
Standar PAP 2.2
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur metode memberi instruksi
Maksud dan Tujuan PAP 2.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 2.2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi tata cara pemberian
R Regulasi
instruksi.tentang
(R) tata cara pemberian instruksi termasuk tentang EP10
3 danTL4
- - TT
0
2. Instruksi diberikan hanya oleh mereka yang kompeten
DW Bukti
dan berwenang
pemberian(lihat
intruksi
KKSoleh
3). (D,W)
PPA, disertai SPK dan 10 TL TS TT
RKK 5
0
PPA
3. Hasil tindakan dicatat di rekam medis pasien. (D) D Bukti di rekam medis tentang hasil tindakan 10 TL TS TT
5
0
4. Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan
DWdiagnostik
Buktiinvasif/berisiko
dalam rekam harus
medis dilakukan
tentang asesmen
asesmenbila
serta
dilakukan
pencatatannya 10
dalam
TL rekam
TS TT medis. (D,W)
tindakan diagnostik invasif/berisiko 5
0
x DPJP
x Kepala/staf unit pelayanan diagnostik antara lain Unit
Laboratorium, Unit Radiologi
2. Pasien dan keluarga diberikan informasi DW Bukti pelaksanaan pemberian informasi hasil asuhan dan 10 TL TS TT
tentang hasil asuhan dan pengobatan yang tidak pengobatan yang tidak diharapkan 5
diharapkan (lihat juga HPK 2.1.1, P 0
2). (D,W) x DPJP
x PPA lainnya
x Pasien/keluarga
x DPJP
x PPA lainnya
x Staf klinis
x Diklat
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian D Bukti di rekam medis tentang pelaksanaan pemberian 10 TL TS TT
pelayanan pada pasien risiko pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko 5
tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (D,O,W) tinggi 0
x DPJP
x PPA lainnya
x Staf klinis
4. Tersedia pencatatan hasil EWS. (D,W) D Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan 10 TL TS TT
EWS 5
0
W Staf klinis
PELAYANAN RESUSITASI
Standar PAP 3.2
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit
Maksud dan Tujuan PAP 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi pelayanan resusitasi yang R Regulasi tentang pelayanan resusitasi 10 TL
tersedia dan diberikan selama - - TT
24 jam setiap hari di seluruh area rumah sakit, 0
serta peralatan medis untuk resusitasi dan obat
untuk bantuan hidup dasar terstandar sesuai
dengan kebutuhan populasi pasien (lihat PAB 3,
EP 3). (R)
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 s/d PAP 3.9 : Lihat SNARS 1
Regulasi harus dibuat secara khusus untuk kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi agar tepat dan
efektif dalam mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bahwa regulasi mengatur hal tersebut.
a. Bagaimana perencanaan dibuat termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa dengan anak atau keadaan khusus lain
b. Dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif
c. Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan
d. Persyaratan pemantauan pasien
d. Kompetensi atau keterampilan yang khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus
Pengobatan risiko tinggi lainnya selain kemoterapi termasuk antara lain radioterapi, KCl pekat, heparin, dsb. Catatan: untuk
standarPAP 3.3 s.d. PAP 3.9 maka elemen a) sampai dengan f) pada maksud dan tujuan harus
tercermin dalam regulasi yang disyaratkan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP 3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PAP 3.3 : Lihat SNARS 1
Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan meliputi antara lain:
a) pemberian persetujuan (informed consent);
b) pengadaan darah; c) identifikasi pasien; d) pemberian darah; e) monitoring pasien;
f) identifikasi dan respons terhadap reaksi transfusi.
Staf kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi.
W x Staf klinis
x Staf BDRS (Bank Darah RS)
x PPA
x Staf klinis
W
W x PPA
x Staf klinis
x Staf klinis
x Dietisien
x Pasien/keluarga
3. Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai
D Buktidengan
pemesanan
status gizi
makanan
dan kebutuhan
pasien sesuai
pasien dengan
serta dicatat
statusdi rekam
gizi 10
medis.
TL TS
(D,O,W)
TT
dan kebutuhan pasien 5
0
O W Lihat rekam medis dan form pelayanan gizi
x Staf klinis
x Dietisien
x Staf klinis
x Dietisien
x Pasien/keluarga
x Staf klinis
S x Dietisien
x Pasien/keluarga
W x Staf klinis
x Dietisien
x Pasien/keluarga
Standar PAP 5
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi terintegrasi.
Maksud dan Tujuan PAP 5 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 5 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi untuk terapi Rgizi terintegrasi.
Regulasi tentang
(R) asuhan dan terapi gizi terintegrasi, termasuk EP 2,10
3, 4 TL TS TT
5
0
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada
D W pasien
Bukti risiko
dalamnutrisi.
rekam(D,W)
medis tentang pemberian terapi gizi 10 TL TS TT
terintegrasi pada pasien risiko nutrisi 5
0
x PPA
x Staf klinis
x Dietisien
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP 6
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP 6 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PAP 6 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi pelayanan pasien
R untuk
Regulasi
mengatasi
tentangnyeri.
pelayanan
(R) pasien untuk mengatasi nyeri, termasuk10EP 2,
TL3,TS4,TT
5
5
0
2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi
D nyeri
Bukti
sesuai
dalam
dengan
rekam
kebutuhan.
medis tentang
(D,W) pelaksanaan pelayanan 10 TL TS TT
untuk mengatasi nyeri sesuai dengan kebutuhan 5
0
x PPA
W x Staf klinis
x Pasien/keluarga
x PPA
W x Staf klinis
x Pasien/keluarga
x PPA
x Staf klinis
W x Pasien/keluarga
x Pasien/keluarga
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dalam tahap terminal. Proses ini meliputi:
a) intervensi pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri;
b) memberikan pengobatan sesuai dengan gejala dan mempertimbangkan keinginan pasien dan keluarga;
c) menyampaikan secara hati-hati soal sensitif seperti autopsi atau donasi organ;
d) menghormati nilai, agama, serta budaya pasien dan keluarga;
e) mengajak pasien dan keluarga dalam semua aspek asuhan;
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual, serta budaya pasien dan keluarga.
3. Pelayanan pasien dalam tahap terminal D Bukti dalam rekam medis tentang hasil asesmen pasien tahap 10 TL TS TT
memperhatikan gejala, kondisi, dan kebutuhan terminal 5
kesehatan atas hasil asesmen. (lihat PAP 1.7 EP 0
1). (D, W) W x PPA
x Staf klinis
W x PPA
x Pasien/keluarga
EP SELF ASSESMEN
81 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Pengorganisasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan dan diorganisir untuk memenuhi kebutuhan pasien
Maksud dan Tujuan PKPO 1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi organisasi yang mengelola pelayanan Rkefarmasian
Pedomandan
pengorganisasian
penggunaan obatpelayanan
yang menyeluruh
kefarmasian
atau
danmengarahkan
penggunaan
10 semua
obat
T rumah
tahapan
sakit
pelayanan
- L
0 -
T
T
3. Ada bukti pelaksanaan sekurang- kurangnya D Bukti pelaksanaan tentang kajian pelayanan kefarmasian 10 T
satu kajian pelayanan kefarmasian dan minimal setahun sekali - L
penggunaan obat yang didokumentasikan selama 0 -
12 W Kepala Instalasi Farmasi T
bulan terakhir. (D,W) T
4. Ada bukti sumber informasi obat yang tepat, D Bukti tersedianya sumber informasi obat (formularium,ISO 10 TL TS TT
terkini, dan selalu tersedia bagi semua yang /MIMS) yang terkini ada disemua unit layanan yang terlibat 5
terlibat dalam penggunaan obat 0
dalam penggunaan obat. (D,O,W) OW
Lihat ketersediaan sumber informasi obat pada unit
pelayanan
5. Terlaksananya pelaporan kesalahan DW Bukti pelaksaaan pelaporan medication error sesuai peraturan 10 T
penggunaan obat sesuai peraturan perundang- perundang-undangan - L
undangan. (D,W) 0 -
x Kepala Instalasi Farmasi T
x Komite/tim PMKP T
x Komite medis
x Staf Instalasi Farmasi
W x Kepala Pengadaan
x Kepala instalasi Farmasi
x Staf Farmasi
3. Ada bukti pengadaan obat berdasar atas kontrak (lihat
D Bukti
juga TKRS
tentang
7). (D)
pengadaan obat berdasarkan kontrak 10 TL
- - TT
0
Standar PKPO 2.1.1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk mendapatkan obat bila sewaktu-waktu obat tidak tersedia.
Elemen Penilaian PKPO 2.1.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi pengadaan bila sediaan farmasi, alat Rkesehatan,
Regulasi
dantentang
bahancara
medis
pengadaan
habis pakai
bila tidak
stok kosong/tidak
ada dalam stok atau10
tidakTLtersedia saat dibutuhkan. (R
tersedianya saat dibutuhkan termasuk: - - TT
1) meminta konfirmasi ke dokter tentang adanya obat 0
subtitusi
2) berdasarkan perjanjian kerja sama dengan
apotik/RS/supplier untuk menjamin keaslian obat
PENYIMPANAN
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan tata laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang baik, benar, serta aman.
Maksud dan Tujuan PKPO 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan
R Regulasi
farmasi,tentang
alat kesehatan,
penyimpanan
dan bahan
sediaan
medis
farmasi,
habisalat
pakai yang baik,
10 benar,
TL TS TT
dan aman. (R)
kesehatan dan BMHP yang baik, benar dan aman meliputi 5
penyimpanan: 0
1) Obat high risk
2) LASA
3) Elektrolit konsentrat
4) B3
5) Gas medis
6) Obat narkotika dan psikotropika
7) Obat radioaktif, dll
Standar 3.2
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PKPO 3.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 3.2 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit tentang proses R Regulasi tentang proses larangan penyimpanan elektrolit konsentrat
10 TL
larangan menyimpan elektrolit konsentrat di - - TT
tempat rawat inap kecuali bila dibutuhkan 0
secara klinis dan
apabila terpaksa disimpan di area rawat inap
harus diatur keamanannya untuk menghindari
kesalahan. (lihat juga SKP 3.1). (R)
W x Staf Farmasi
x Staf Keperawatan
x Perawat
x Apoteker
x Perawat
x Apoteker
3. Ada bukti pelaksanaan apoteker melakukan D W Bukti pelaksanaan rekonsiliasi obat oleh apoteker. 10 TL TS TT
rekonsiliasi obat x Apoteker 5
pada saat pasien masuk, pindah x Staf farmasi 0
unit pelayanan, dan sebelum pulang. (D,W) x DPJP
Rumah sakit diminta memiliki proses untuk menjamin penulisan resep atau permintaan obat dan instruksi pengobatan sesuai
dengan kriteria butir 1 sampai dengan 4 di atas.
2. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit R Regulasi tentang pembatasan jumlah resep atau jumlah pemesanan
10 TLobat oleh staf medis yang m
menetapkan dan melaksanakan proses untuk - - TT
membatasi jika diperlukan jumlah resep atau 0
jumlah pemesanan obat yang dapat dilakukan
oleh staf medis yang diberi kewenangan. (lihat
juga KKS 10 EP
1). (R)
3. Ada bukti staf medis yang kompeten dan D Bukti daftar staf medis yang mempunyai kewenangan tersedia10
di unit
TL farmasi.
TS TT
berwenang membuat atau menulis resep atau 5
memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit 0
layanan
farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkan
obat. (D)
a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian;
b) duplikasi pengobatan;
c) potensi alergi atau sensitivitas;
d) interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
e) variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
f) berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
g) kontra indikasi.
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap dan telaah dilakukan meliputi 5 (lima) informasi, yaitu:
1) identitas pasien;
2) ketepatan obat;
3) dosis;
4) rute pemberian; dan
5) waktu pemberian.
6. Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)D 1) Bukti indikator mutu penyerahan obat pada rawat jalan 10 TL TS TT
dan rawat inap 5
2) Bukti catatan dalam rekam medis pemberian tepat 0
waktu pada rawat inap
Perawat
PEMANTAUAN (MONITOR)
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau.
Maksud dan Tujuan PKPO 7 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PKPO 7 Telusur Skor
1. Ada regulasi pemantauan efek obat dan efek samping
R Regulasi
obat serta
tentang
dicatat
pemantauan
dalam status
terapi
pasien.
obat (lihat
dan efek
jugasamping
AP 2 EPobat
1).10
(R)
serta
TL pelaporannya
- - TT
0
5. Ada bukti pelaksanaan rumah sakit D Bukti pelaksanaan upaya mencegah dan menurunkan 10 TL TS TT
melakukan upaya mencegah dan menurunkan kesalahan penggunaan obat (medication error) 5
kesalahan penggunaan obat (medication error) 0
(lihat juga PMKP 7 EP x Komite medis/komite PMKP
1).(D,W) W x Komite/tim farmasi dan terapi
x Kepala Instalasi Farmasi
x Apoteker
EP SELF ASSESMEN
80 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
KEPEMIMPINAN DAN TATA KELOLA
Standar PPI 1
Ditetapkan Komite atau Tim PPI untuk melakukan koordinasi semua kegiatan PPI yang melibatkan pemimpin rumah
sakit, staf klinis dan non klinis sesuai dengan ukuran, serta kompleksitas rumah sakit dan peraturan perundang-undangan.
x Komite/Tim PPI
W x IPCN
Standar PPI 2
Ditetapkan perawat PPI/ IPCN (Infection Prevention and Control nurse) yang memiliki kompetensi untuk mengawasi serta
supervisi semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 2 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN (Infection
R Regulasi
Prevention
tentang
andpenetapan
Control Nurse)
IPCN dengan uraian
jumlahtugasnya
dan kualifikasi
10 sesuai
TL dengan regulasi. (R )
- - TT
0
W x IPCN
x Kepala unit/Kepala ruangan
x Kepala Instalasi
SUMBER DAYA
Standar PPI 3
Rumah sakit mempunyai perawat penghubung PPI/IPCLN (Infection Prevention and Control >inŬ Nurse)
yang jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PPI 3 : Lihat SNARS 1
Perawat penghubung PPI/IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas a) mencatat data surveilans dari setiap
pasien di unit rawat inap masing-masing;
b) memberikan motivasi dan mengingatkan pelaksanaan kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di unitnya masing-
masing;
c) memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan kewaspadaan isolasi;
d) memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan HAIs pada pasien;
e) bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung dan konsultasi prosedur
PPI, serta berkoordinasi dengan IPCN;
f) memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung, serta konsultasi prosedur yang harus
dilaksanakan.
Standar PPI 4
Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PPI.
Maksud dan Tujuan PPI 4 : Lihat SNARS 1
Sumber informasi dan referensi dapat diperoleh dari sumber nasional maupun internasional, misalnya a) hnited ^tates Centers
for isease Control and Prevention (USCDC);
b) torld ,ealtŚ KrŐaninjation (WHO) dan organisasi lain yang dapat memberikan informasi “evidence ďased Ɖractice and
Őuidelines”;
c) Berbagai publikasi serta penetapan standar oleh organisasi profesi bidang kesehatan lingkungan dan kebersihan rumah
sakit;
d) Pedoman dari pemerintah yang memuat praktik pencegahan infeksi terkait dengan layanan klinis dan layanan penunjang;
e) Peraturan perundang-undangan terutama yang berkaitan dengan ledakan (outďreaŬ) penyakit infeksi f) Ketentuan
pelaporan lainnya.
x Komite/Tim PPI
x IPCN
x IPCLN
x Staf SIM-RS
4. Rumah sakit menyediakan sumber informasi dan
D Bukti
referensi
tersedia
terkini
sumber
yang informasi
dapat dan
diperoleh
referensi
dari
terkini
a) 10 TL TS TT
5
0
sampai dengan f) pada maksud dan tujuan. (D,O,W)
O W Lihat sumber informasi dan referensi
x Komite/Tim PPI
x IPCN
x Staf SIM-RS
x Komite/Tim PPI
x IPCN
x IPCLN
S
x Kepala bidang/divisi keperawatan
x Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
x Komite/Tim PPI
S x IPCN
x IPCLN
x Kepala SDM
4. Ada bukti pelaksanaan program D Bukti tentang pelaksanaan program PPI meliputi a. s/d g. di maksud
10 TLdan
TStujuan
PPI yang meliputi butir a) sampai 5
dengan g) pada maksud dan tujuan. (D,W ) W x Komite/Tim PPI 0 TT
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi keperawatan
x Kepala unit pelayanan/Kepala ruang
Standar PPI 6
Program surveilans rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar atas risiko dalam menetapkan fokus program terkait
dengan pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan PPI 6, PPI 6.1 dan PPI 6.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data mengenai infeks dan lokasinya yang relevan sebagai berikut:
a) Saluran pernapasan, seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi, bantuan ventilasi mekanik, trakeostomi, dan lain
lain
b) Saluran kencing, seperti pada kateter, pembilasan urine, dan lain lain
c) Alat invasive intravaskuler, saluran vena verifer, saluran vena central, dan lain lain d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan
luka, prosedur aseptic, dan lain lain
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik, seperti multi druŐ resistant orŐanisŵ, infeksi yang virulen
f) Timbulnya infeksi baru atau timbul kembalinya infeksi di masyarakat.
x Komite/Tim PPI
W x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Komite/Tim PPI
x Komite/Tim PMKP
x IPCN
S
x IPCLN
x Kepala unit/Kepala ruangan
x Komite/Tim PPI
W x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit sterilisasi
x Komite/Tim PPI
W
x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit linen/londri
4. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan
D 1) risiko
Bukti infeksi
tentang
padadaftar
kegiatan
risiko
pengelolaan
infeksi sampah.
pada (D,W) 10 TL TS TT
pengelolaan sampah 5
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola 0
risiko infeksi)
x Komite/Tim PPI
W x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi
x IPSRS
5. Ada bukti identifikasi dan strategi untuk menurunkan
D W 1) risiko
Bukti infeksi
tentang
padadaftar
kegiatan
risiko
penyediaan
infeksi makanan.
pada (D,W) 10 TL TS TT
penyediaan makanan 5
2) Bukti strategi untuk penurunan infeksi (tata kelola 0
risiko infeksi)
x Komite/Tim PPI
x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x IPCLN
x Kepala bidang/divisi
x Kepala gizi
x Komite/Tim PPI
W x Komite/Tim PMKP
x IPCN
x Kepala bidang/divisi
x Kepala kamar jenazah
x Kepala/staf sterilisasi
W x IPCN
3. Rumah sakit mengoordinasikan pelayanan sterilisasi
D O WBukti
dan disinfeksi
rapat ditentang
luar pusatkoordinasi
sterilisasi. (D,O,W)
pelayanan sterilisasi 10 TL TS TT
dan disinfeksi diluar unit sterilisasi 5
0
Lihat pelaksanaan sterilisasi dan desinfeksi di luar unit
sterilisasi, yang dilaksanakan seragam
x IPCN
x Kepala/staf sterilisasi
x Unit terkait
x IPCN
x Kepala/staf sterilisasi
x Unit terkait
2. Ada bukti monitoring, evaluasi, dan tindak D Bukti pelaksanaan monitoring, evaluasi antara lain 10 TL TS TT
lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) berdasarkan hasil kultur dan tindak lanjut pelaksanaan 5
bahan medis habis pakai sesuai butir a) sampai penggunaan kembali (reuse) bahan medis habis pakai 0
dengan g) pada maksud OW
dan tujuan. (D,O,W) Lihat pelaksanaan penggunaan kembali (reuseͿ
bahan medis habis pakai
x IPCN
x Kepala/staf unit pelayanan
x Kepala/staf londri
3. Bila linen/londri dilaksanakan oleh pihak di luarOrumah sakit, proses
x Lihat harus memenuhi
pengirimansertifikasi mutu dan sesuai dengan 10
atau penyimpanan peraturan
TL TS perundang
TT undangan (O,
linen/londri dengan pihak di luar RS 5
x Lihat sertifikasi mutu pihak ketiga 0
W x IPCN
x Penanggung jawab linen/londri
2. Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada O x Lihat penerapan prinsip-prinsip PPI pada pengelolaan 10 TL TS TT
pengelolaan linen/londri, termasuk pemilahan, linen/londri, termasuk pemilahan, transportasi, pencucian, 5
transportasi, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi 0
pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan x Lihat hasil supervisi IPCN ke pengelola linen/londri di luar
distribusi. (O,W) RS
x IPCN
W x Kepala/staf linen/londri
x Petugas linen ruangan
W Kepala/staf linen/londri
x IPCN
x Kepala/staf linen/londri
LIMBAH INFEKSIUS
Standar PPI 7.4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah infeksius dengan benar.
Maksud dan Tujuan PPI 7.4 dan PPI 7.4.1 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai
berikut:
a) pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;
b) penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;
c) pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;
d) pengelolaan limbah cair;
e) pelaporan pajanan limbah infeksius.
x IPCN
x Kepala/staf unit/kepala ruangan
x Kepala/staf radiologi
x Kepala/staf laboratorium
x IPCN
x Kepala/staf kamar operasi
x Kepala/staf BDRS
x Kepala/staf kamar bersalin
x Kepala/staf laboratorium
x Kepala/staf kamar jenazah
Staf terkait
8. Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak Dluar1) Bukti kerjasama antara RS dengan pihak luar RS yang
10 memiliki
TL TS izin dan sertifikasi
5
rumah sakit harus berdasar atas kerjasama O W mutu 0 TT
dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi 2) Bukti limbah sudah dibakar/manifes
mutu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (lihat MFK Lihat proses pengelolaan limbah
5.1 WP 4). (D,O,W)
x IPCN
x Penanggung jawab kesling
x Petugas pengelolaan limbah
x IPCN
x Kepala/staf kamar jenazah
W x IPCN
x Kepala/staf kamar jenazah
x IPCLN
x Petugas incenerator
4. Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan
D 1) Bukti
oleh pihak
pelaksanaan
luar rumah
kerjasama
sakit harus
RS berdasar
dengan pihak
atas kerjasama
luar 10dengan
TL TSpihak
TT yang memiliki izin d
RS 5
2) Bukti izin transporter 0
3) Bukti izin incenerator
O W 4) Bukti sertifikasi mutu
x IPCN
x IPSRS
x IPCN
x IPSRS
x Penanggung jawab kesling
x Penanggung jawab cleaning service
x Kepala unit/Kepala ruangan
PELAYANAN MAKANAN
Standar PPI 7.6
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.
Maksud dan Tujuan PPI 7.6 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit menetapkan regulasi yang meliputi:
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan (perencanaan bahan makanan,
pengadaan, penyimpanan, pengolahan, pemorsian, distribusi), sanitasi dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk
mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan ƉantrLJ sesuai dengan peraturan perundangan termasuk bila makanan diambil dari
sumber lain di luar rumah sakit.
x Komite/Tim PPI
W x Kepala/staf gizi
RISIKO KONSTRUKSI
Standar PPI 7.7
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis dan teknis
(ŵecŚanical dan enŐinerinŐ controls)
Maksud dan Tujuan PPI 7.7 dan PPI 7.7.1 : Lihat SNARS 1
Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian risiko pengendalian infeksi
(infection control risŬ assessŵent/ICRA) untuk pembongkaran, konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di
rumah sakit yang meliputi:
1) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
2) identifikasi kelompok risiko pasien;
3) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe kontruksi kegiatan;
4) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
5) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi;
6) monitoring pelaksanaan.
Karena itu, rumah sakit agar mempunyai regulasi pengendalian mekanis dan teknis (ŵecŚanical dan
enŐineerinŐ controls) fasilitas yang antara lain meliputi:
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) ďioloŐical safetLJ caďinet;
c) laŵinarLJ airfloǁ Śood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.
x IPSRS
x Kepala/staf unit terkait
x Komite/Tim PPI
x IPCN
x Bagian Umum
TRANSMISI INFEKSI
Standar PPI 8
Rumah sakit melindungi pasien, pengunjung, dan staf dari penyakit menular serta melindungi pasien yang mengalami imunitas
rendah (iŵŵunocoŵƉroŵised) dari infeksi yang rentan mereka alami.
Maksud dan Tujuan PPI 8, PPI 8.1 dan 8.2 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 8 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi penempatan pasien
R Regulasi
dengan
tentang
penyakit
penempatan
menular dan
pasien
pasien
dengan
yang mengalami
penyakit menular
imunitas
10
danrendah
TL
pasien(iŵŵunocoŵƉroŵised).
yang mengalami imm(
- - TT
0
W x Kepala/staf IGD
x Kepala/staf rawat jalan x Kepala/staf rawat inap x
IPCN
x IPCLN
2. Ada bukti pelaksanaan supervisi dan D O WBukti supervisi: 10 TL TS TT
monitoring oleh IPCN terhadap penempatan dan 1) Bukti form ceklis 5
proses transfer pasien airďorne diseases 2) Bukti pelaksanaan supervisi 0
sesuai dengan prinsip PPI. (D,O,W)
Lihat penempatan dan transfer pasien airďorne diseases,
termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya
x Kepala/staf IGD
x Kepala/staf rawat jalan x Kepala/staf rawat inap x
IPCN
x IPCLN
x Kepala/staf IGD
x Kepala/staf rawat jalan x Kepala/staf rawat inap x
IPCN
x IPCLN
x Kepala/staf IGD
x Kepala/staf rawat jalan x Kepala/staf rawat inap x
W IPCN
x IPCLN
x Kepala/staf IGD
x Kepala/staf rawat inap
x IPCN
x IPCLN
W x Komite/Tim PPI
x IPCN
x IPCLN
x Kepala/staf rawat inap
Standar PPI 9
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan desinfektan adalah sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan
infeksi.
Maksud dan Tujuan PPI 9 dan PPI 9.1 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PPI 9 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan regulasi Śand ŚLJŐieneRyangRegulasi
mencakup
tentang
kapan,
Śanddi ŚLJŐiene
mana, dan bagaimana melakukan cuci tangan
10 TLmempergunakan sabun (Śan
- - TT
0
Standar PPI 11
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga pasien, serta petugas lainnya yang
terlibat dalam pelayanan pasien.
Maksud dan Tujuan PPI 11 : Lihat SNARS 1
Pelatihan diberikan sebagai bagian dari orientasi kepada semua staf baru dan dilakukan pelatihan kembali secara berkala, atau
paling sedikit jika ada perubahan regulasi dan praktik yang menjadi panduan program PP8I. Dalam pendidikan juga
disampaikan temuan dan kecenderungan ukuran kegiatan. (lihat juga KKS 7) Program Pelatihan PPI yang meliputi pelatihan
untuk
a) orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun di unit pelayanan;
x Diklat
x Komite/Tim PPI
W x Peserta pelatihan/orientasi
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi secara DW Bukti pelaksanaan pelatihan secara berkala bila ada 10 TL TS TT
berkala bila ada perubahan regulasi, serta perubahan regulasi/ kecenderungan khusus 5
praktik program PPI dan bila ada kecenderungan 0
khusus (neǁtreͲeŵerŐinŐ x Diklat
diseases) data infeksi untuk staf klinis dan x Komite/Tim PPI
nonklinis. (D,W) x Peserta pelatihan
4. Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, D
keluarga,
W Buktidan pengunjung
pelaksanaantentang
edukasi
program
untukPPI.pasien,
(D,W) keluarga 10 TL TS TT
dan pengunjung 5
0
x Diklat
x Komite/Tim PPI
x Tim PKRS
x Pasien/keluarga
x Pengunjung
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
SASARAN 1 : PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI SERTA PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN BAYI
Maksud dan Tujuan Standar 1, Standar 1.1 dan Standar 1.2 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit dalam melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku, dengan langkah-langkah
pelaksanaan sebagai berikut:
a) melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b) mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
d) meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk pelayanan
kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
e) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI
Eksklusif
f) meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
g) meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan
kesehatan ibu
i) ada regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula p elaksanaan rumah sakit sayang ibu dan
bayi, pelayanan ASI eksklusif (termasuk IMD), pelayanan metode kangguru, dan SPO Pelayanan Kedokteran untuk pelayanan PONEK
(lihat juga PAP 3.1)
j) dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) rumah sak it, termasuk upaya peningkatan
pelayanan PONEK 24 jam
k) tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK antara lain rawat gabung l) pembentukan tim PONEK
m) tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) terselenggara pelatihan untuk meningkatan kemampuan pelayanan PONEK 24 jam, termasuk stabilisasi sebelum dipindahkan
o) pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan p) pelaporan dan analisis meliputi :
x angka keterlambatan operasi operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)
x angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)
x angka kematian ibu dan bayi
x kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir
Standar 1
Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam di rumah sakit beserta monitoring dan evaluasinya.
Elemen Penilaian Standar 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi rumah sakit tentang pelaksanaan
R PONEK
1) Regulasi
24 jamtentang
di rumahpelaksanaan
sakit dan ada
PONEK
rencana
24 jam
kegiatan PONEK dalam perencanaan
10 TL TS TTrumah sakit. (R)
2) Program PONEK 5
0
Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK.
Elemen Penilaian Standar 1.1 Telusur Skor
1. Ada bukti terbentuknya tim PONEK dan program
R kerjanya.
1) Regulasi
(R) tentang penetapan Tim PONEK dilengkapi dengan 10 TL TS TT
uraian tugasnya 5
2) Program kerja Tim PONEK 0
x Direktur/Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
W x Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
W x Direktur/Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Ketua/anggota Tim Tuberkulosis
x Ketua/anggota DOTS TB
W x Ketua/staf PKRS
4. Ada bukti pelaksanaan surveilans tuberkulosisD dan1)pelaporannya.
Bukti pelaksanaan
(D,W) surveilans tuberkulosis 10 TL TS TT
2) Bukti laporan data surveilans tuberkulosis sesuai dengan PPI 6 5
0
x Ketua/anggota Tim DOTS TB
W x IPCN
Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis.
Elemen Penilaian Standar 3.1 Telusur Skor
1. Ada bukti terbentuknya tim R 1) Regulasi tentang penetapan tim DOTS TB dan uraian tugasnya 10 TL TS TT
DOTS dan program kerjanya. (R) 2) Program Kerja Tim DOTS TB 5
0
2. Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan
D Bukti pelaksanaan
tuberkulosis.
pelatihan
(D,W) pelayanan pelayanan dan 10 TL TS TT
penanggulangan tuberkulosis oleh narasumber yang kompeten 5
0
x Ketua/anggota Tim DOTS TB
W x Kepala diklat
5. Ada bukti pelaporan dan D Bukti laporan dan hasil analisis kegiatan pelayanan 10 TL TS TT
analisis yang meliputi a) sampai dengan f) di DOTS TB 5
maksud dan 0
tujuan. (D,W) W x Ketua/anggota Tim DOTS TB
x Kepala unit pelayanan
Standar 3.2
Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang - undangan.
Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan.
Elemen Penilaian Standar 3.3 Telusur Skor
1. Rumah sakit memiliki panduan praktik klinis tuberkulosis.
R Panduan(R)Praktik Klinis Tuberkulosis 10 TL
- - TT
0
2. Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap panduan
D O W Bukti
praktik
kepatuhan
klinis tuberkulosis.
staf medis (D,O,W)
terhadap PPK Tuberkulosis 10 TL TS TT
5
Lihat RM pasien 0
x Petugas pendaftaran/admisi
x Pasien/ keluarga
x PPA
W x Staf klinis
5. Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaanOalat1)pelindung
Lihat kepatuhan
diri (APD)pengunjung
saat kontakdalam
dengan
penggunaan
pasien. (O,W)
APD di unit 10 TL TS TT
pelayanan pasien tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat Jalan) 5
2) Lihat ketersediaan APD untuk pengunjung di unit 0
pelayanan pasien Tuberkulosis (Rawat Inap, Rawat
Jalan)
x Pasien/Keluarga
x Pengunjung RS
W x Staf klinis
x Direktur
W x Kepala unit pelayanan
x Kepala bidang/divisi
x Komite/Tim PPRA
Komite/Tim PPRA
x Dokter
W
x Perawat
x Apoteker
x Komite/tim PPRA
Standar 4.1
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
Maksud dan Tujuan 4.1 : SNARS 1
Uraian tugas Komite/Tim berupa kegiatan :
a) sosialisasi program pada staf, pasien, keluarga b) surveilans pola penggunaan antibiotik di RS
c) surveilans pola resistensi antimikroba di RS
d) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Indikator mutu :
a) perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik b) perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
c) peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi d) penurunan angka infeksi rumah sakit yang
disebabkan oleh mikroba resisten
e) indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (,osƉiƚaů ased oŵŵƵniƚLJ 'eriaƚriĐ ^erǀiĐe).
Elemen Penilaian Standar 5.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai R Regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan 10 TL
bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga warga lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (,osƉiƚaů - - TT
Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah ased oŵŵƵniƚLJ 0
Sakit (,osƉiƚaů ased 'eriaƚriĐ ^erǀiĐe).
oŵŵƵniƚLJ 'eriaƚriĐ ^erǀiĐe). (R)
x Kepala/staf PKRS
W x Ketua/Anggota Tim Terpadu Geriatri
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan. (D,O,W) D Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di masyarakat 10 TL TS TT
Lihat pelaksanaan edukasi untuk pelayanan di masyarakat 5
0
O W x Ketua dan anggota Tim PKRS
x Ketua dan Anggota Tim Terpadu Geriatri
x PPA pelayanan Geriatri
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan.D(D,W)
Bukti evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan meliputi : 10 TL TS TT
1) Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain lama rawat 5
inap, status fungsional, kualitas hidup, rehospitalisasi dan kepuasan 0
pasien
2) Bukti pelaporan secara berkala kepada pimpinan
RS
x Pimpinan RS
x Ketua/anggota Tim Terpadu Geriatri
W
EP SELF ASSESMEN
KETERANGAN
58 ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
Standar SKP 1
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk menjamin ketepatan (akurasi) identifikasi pasien
Maksud dan Tujuan SKP 1 : Lihat SNARS 1
Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi di semua aspek diagnosis dan tindakan. Keadaan yang dapat membuat identifikasi tidak
benar adalah jika pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sepenuhnya sadar, dalam keadaan koma, saat pasien
berpindah tempat tidur, berpindah kamar tidur, berpindah lokasi di dalam lingkungan rumah sakit, terjadi disfungsi sensoris, lupa
identitas diri, atau mengalami situasi lainnya.
Ada 2 (dua) maksud dan tujuan standar ini: pertama, memastikan ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan dan
kedua, untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Proses identifikasi yang digunakan di rumah sakit
mengharuskan terdapat paling sedikit 2 (dua) dari 3 (tiga) bentuk identifikasi, yaitu nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medik, atau
bentuk lainnya (misalnya, nomor induk kependudukan atau barcode). Nomor kamar pasien tidak dapat digunakan untuk identifikasi
pasien. Dua (2) bentuk identifikasi ini digunakan di semua area layanan rumah sakit seperti di rawat jalan, rawat inap, unit darurat,
kamar operasi, unit layanan diagnostik, dan lainnya.
Dua (2) bentuk identifikasi harus dilakukan dalam setiap keadaan terkait intervensi kepada pasien. Misalnya,
identifikasi pasien dilakukan sebelum memberikan radioterapi, menerima cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi jantung, prosedur radiologi diagnostik, dan identifikasi terhadap pasien
koma
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, O Lihat proses identifikasi sebelum pemberian obat, darah, 10 TL TS TT
darah, produk darah, pengambilan spesimen, dan produk darah, pengambilan spesimen, dan pemberian diet 5
pemberian diet (lihat juga PAP 4; AP 0
5.7). (O,W,S) Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
S
x Staf klinis
x Pasien/keluarga
Untuk melakukan komunikasi secara verbal atau melalui telpon dengan aman dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) pemesanaan obat atau permintaan obat secara verbal sebaiknya dihindari;
2) dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis atau komunikasi elektronik tidak mungkin dilakukan maka harus
ditetapkan panduannya meliputi permintaan pemeriksaan, penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan darurat, identifikasi dan
penetapan nilai kritis, hasil pemeriksaaan diagnostik, serta kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon meliputi penulisan secara lengkap permintaan atau hasil pemeriksaaan oleh
penerima informasi, penerima membaca kembali permintaan atau hasil pemeriksaaan, dan pengirim memberi konfirmasi atas apa yang
telah ditulis secara akurat
Serah terima asuhan pasien (hand over) di dalam rumah sakit terjadi:
a) antar profesional pemberi asuhan (PPA) seperti antara staf medis dan staf medis, antara staf medis dan staf keperawatan atau
dengan staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya pada saat pertukaran sif
;ƐŚŝĨƚͿ;
b) antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit yang sama seperti jika pasien dipindah dari unit intensif ke unit perawatan
atau dari unit darurat ke kamar operasi; dan
c) dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi fisik.
S x DPJP
x PPA lainnya
x Staf klinis
2. Rumah sakit menetapkan siapa yang harus D Bukti penetapan siapa yang harus melaporkan dan siapa 10 TL TS TT
melaporkan dan siapa yang harus menerima nilai yang harus menerima nilai kritis hasil pemeriksaan 5
kritis hasil pemeriksaan diagnostik dan dicatat di W S diagnostik 0
rekam medis (lihat juga AP 5.3.2
EP 2). (D,W,S) x DPJP
x Staf klinis
x Apoteker
x TTK
x Asisten apoteker
x Apoteker
x TTK
x Asisten apoteker
SASARAN 4 : TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR
Standar SKP 4
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan
Tepat-Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Maksud dan Tujuan SKP 4
Rumah sakit diminta untuk menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut :
1. Beri tanda di tempat operasi
2. Dilakukan verifikasi pra-operasi
3. Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai
4. Melakukan verifikasi pasca operasi
x DPJP
x Staf klinis
DPJP
W Staf RS
W Staf RS
x PPJA
x Staf klinis
W x PPJA
x Staf klinis
x PPJA
x Staf klinis
x Pasien/keluarga
EP SELF ASSESMEN
37 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PEMILIK RUMAH SAKIT
Standar TKRS 1
Organisasi serta wewenang pemilik dan representasi pemilik dijelaskan didalam regulasi yang ditetapkan oleh pemilik RS.
Maksud dan Tujuan TKRS 1, TKRS 1.1 dan TKRS 1.2 : Lihat SNARS 1
Ada penetapan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang untuk :
a) menyediakan modal serta dana operasional dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menjalankan
Rumah Sakit dalam memenuhi visi dan misi serta rencana strategis Rumah Sakit; dan
b) menunjuk atau menetapkan direksi Rumah Sakit, dan melakukan evaluasi tahunan terhadap kinerja masing-masing
individu direksi dengan menggunakan proses dan kriteria yang sudah baku
c) menunjuk atau menetapkan representasi pemilik, tanggung jawab dan wewenang dan melakukan penilaian kinerja
representasi pemilik secara berkala, minimal setahun sekali.
d) menetapkan struktur organisasi Rumah Sakit
e) menetapkan regulasi pengelolaan keuangan Rumah Sakit dan pengelolaan sumber daya manusia
Rumah Sakit.
f) tanggung jawab dan kewenangan memberikan arahan kebijakan Rumah Sakit
g) tanggung jawab dan kewenangan menetapkan visi dan misi Rumah Sakit dan memastikan bahwa masyarakat mengetahui
visi dan misi Rumah Sakit serta mereview secara berkala misi Rumah Sakit
h) tanggung jawab dan kewenangan menilai dan menyetujui rencana anggaran;
i) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui rencana strategi Rumah Sakit
j) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan membina pelaksanaan rencana strategis;
k) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui diselenggarakan pendidikan profesional kesehatan dan dalam penelitian serta
mengawasi kualitas program-program tersebut.;
l) tanggung jawab dan kewenangan menyetujui program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta menindaklanjuti
laporan peningkatan mutu dan keselamatan yang diterima.
m) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
n) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dilaksanakan
Rumah Sakit;
o) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban Rumah Sakit dilaksanakan Rumah Sakit;
p) tanggung jawab dan kewenangan mengawasi kepatuhan penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan
perundang-undangan;
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka pemilik perlu mempunyai regulasi yang dapat berbentuk corporat bylaws/peraturan
internal Rumah Sakit atau dokumen lainnya yang serupa yang mengatur:
a. Struktur organisasi pemilik dan representasi pemilik sesuai dengan bentuk badan hukum pemilik
b. Tanggung jawab dan wewenang pemilik dan representasi pemilik yang meliputi 1) sampai dengan 16 yang ada di atas,
c. Pendelegasian kewenangan dari pemilik kepada representasi pemilik atau Direktur Rumah Sakit atau individu lainnya
sesuai peraturan perundangan
d. Pengangkatan/penetapan dan Penilaian kinerja representasi pemilik
e. Pengangkatan penetapan dan Penilaian kinerja Direktur Rumah Sakit
f. Penetapan Kualifikasi, persyaratan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundangan g. Struktur Organisasi
Rumah Sakit
2. Pemilik atau representasi pemilik telah D 1) Bukti laporan PMKP yang meliputi a) s/d c); 10 TL TS TT
menerima laporan program peningkatan 2) bukti laporan PMKP sudah diterima; 5
mutu dan keselamatan pasien tepat waktu, 3) bukti laporan tepat waktu 0
sesuai dengan a) s/d c) yang ada di maksud
dan tujuan
.(lihat juga, TKRS 4.1 ,PMKP.5.EP x Pemilik atau representasi pemilik
5) (D,W) W x Direktur RS
x Komite PMKP
DIREKTUR /DIREKSI RS
Standar TKRS 2
Direktur Rumah Sakit sebagai pimpinan tertinggi di Rumah Sakit bertanggung jawab untuk menjalankan
Rumah Sakit dan mematuhi peraturan dan perundang-undangan.
x Bagian kepegawaian
3. Direktur/Direksi RS patuh terhadap peraturan
D perundang-
1) Bukti kumpulan
undangandan
(lihat
daftar
MFKperaturan
1 EP 4) (D,O,W)
serta perundangan 10 TL TS TT
yang dipergunakan RS 5
2) Bukti kumpulan data perizinan RS yang masih berlaku 0
O
W Kesesuaian sarana, prasarana dan fasilitas terhadap standar
bangunan dan fasilitas RS
x Direktur RS
x Para Pemimpin RS
x Direktur RS
W x Para pemimpin RS
5. Direktur/Direksi Rumah Sakit telah D 1) Bukti tentang Renstra dan anggaran RS, 10 TL TS TT
menyusun dan mengusulkan rencana 2) Bukti notulen rapat penyusunan Renstra dan anggaran 5
strategis dan anggaran biaya 3) Bukti pengusulan Renstra dan anggaran (surat ke 0
kepada pemilik atau representasi pemilik pemilik/representasi pemilik)
sesuai regulasi (lihat juga TKRS 1, TKRS 1.1
dan TKRS 1.2). (D,W) x Direktur RS
x Bagian perencanaan RS
W x Bagian Keuangan
x Direktur RS
W x Para Pemimpin di RS
KEPALA BIDANG/DIVISI
Standar TKRS 3
Para Kepala Bidang/divisi Rumah Sakit ditetapkan dan secara bersama, bertanggung jawab untuk menjalankan misi dan
membuat rencana serta regulasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi tersebut.
Maksud dan Tujuan TKRS 3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 3 Telusur Skor
1. Rumah Sakit telah menetapkan persyaratan jabatan,
R Regulasi
uraian
tentang
tugas,persyaratan
tanggung jawab
jabatan,
danuraian
wewenang
tugas,dari
tanggung
Kepalajawab
bidang/divisi
10
dan TL
wewenang
TS
Rumah
TT Sakit
(UTW),
secara
setiap
tertulis
kepa
5
0
Kepala Bidang/Divisi
W
5. Ada bukti pelaksanaan pengawasan oleh para
D kepala
1) Bukti
bidang/divisi
hasil pengisian
untuklembar
menjamin
cekliskepatuhan staf terhadap pelaksanaan
10 TLregulasi
TS TT Rumah Sakit sesuai
2) Bukti hasil pengawasan tingkat kepatuhan staf dalam 5
menjalankan regulasi 0
W x Kepala bidang/divisi
x SPI / asesor internal
2. Ada penetapan kualifikasi R Regulasi tentang penetapan kualifikasi kepala unit pelayanan 10 TL TS TT
kepala unit pelayanan termasuk koordinator dan kepala departemen (koordinator) 5
pelayanan baik untuk unit pelayanan 0
diagnostik, therapeutik maupun Catatan : regulasi bisa tertulis di pedoman pengorganisasian unit
rehabilitatif. (R) pelayanan/departemen pelayanan
3. Kepala bidang/divisi RS bersama dengan Kepala
D unit
1) Bukti
pelayanan
rapat telah
kepala
menyusun
bidang/divisi
cakupan
dengan
dan jenis
kepalapelayanan
unit yang disediakan
10 TL di masing- masing unit se
pelayanan tentang penyusunan cakupan dan jenis pelayanan - - TT
2) Bukti penetapan jenis dan lingkup pelayanan di masing- 0
masing unit
x PPA
x Komite medis
W x Komite keperawatan
x Para kepala unit/instalasi/departemen pelayanan
5. Ada bukti pelaksanaan pemberian informasi
D yang
Bukti
tepat
tentang
waktu, hasil
akuratpelaksanaan
dan relevan
pemberian
di lingkungan
informasi
Rumah (dapat
Sakit. (D, W)
10 TL TS TT
berupa buletin, media sosial, intra net, surat edaran, 5
pengumuman, paŐinŐ ƐyƐtemϲ ĐŽde ƐyƐtem, dan lainnya) 0
6. Direktur/direksi dan para kepala bidang/ D Bukti rapat penyampaian informasi tentang capaian program 10 TL
divisi Rumah Sakit dan capaian RENSTRA, dapat juga melalui buletin dan kegiatan - - TT
sudah menyampaikan informasi diklat 0
tentang capaian program sesuai visi, misi dan
rencana strategik kepada staf Rumah Sakit. W x Direktur
(lihat MKE 4). (D,W) x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
2. Ada bukti proses perencanaan dan D Bukti rapat tentang perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, 10 TL TS TT
pelaksanaan rekrutmen, telah melibatkan retensi, pengembangan staf dan kompensasi yang juga dihadiri 5
kepala bidang kepala bidang/divisi dan unit 0
/divisi dan kepala unit pelayanan. (lihat
juga, KKS.2 dan KKS.8) D,W) x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
W x Staf pelaksana
x Direktur
x Para Kepala Bidang
W x Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
3. Ada bukti keterlibatan Direktur D 1) Bukti rapat tentang pemilihan indikator mutu kunci tingkat 10 TL TS TT
RS dan para kepala bidang RS dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan , yang dihadiri 5
/divisi dalam memilih indikator mutu di atau dipimpin Direktur dengan para kepala bidang/Ketua PMKP 0
tingkat RS, merencanakan perbaikan dan dan
mempertahankan perbaikan mutu dan para kepala unit .
keselamatan pasien serta menyediakan staf 2) Bukti pelaksanaan rencana tindak lanjut
terlatih untuk program peningkatan mutu 3) Bukti sertifikat pelatihan PMKP untuk komite
dan keselamatan pasien. (lihat PMKP 1, PMKP dan PIC pengumpul data
PMKP 3, PMKP 4) (D,W) 4) Bukti sertifikat pelatihan untuk staf pelaksana analisis
/validasi
x Direktur
W x Ketua Komite PMKP
x Para Kepala Bidang/divisi
4. Direktur Rumah Sakit telah menyediakan D 1) Bukti tentang SIMRS yang berbasis IT 10 TL TS TT
teknologi informasi (IT) untuk sistem 2) Bukti daftar peralatan SIMRS 5
manajemen data indikator mutu dan sumber 3) Bukti formulir sensus harian dan rekapitulasi bulanan untuk 0
daya yang cukup untuk pelaksanaan program mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan angka surveilans
peningkatan mutu dan keselamatan pasien PPI dalam bentuk paper maupun elektronik
setiap harinya (lihat juga PMKP 2.1 EP
2). (D,O,W) 1) Lihat hardware dan software SIMRS
2) Lihat pencatatan Formulir sensus harian dan rekapitulasi
O bulanan untuk mutu keselamatan pasien terintegrasi dengan
angka surveilans PPI dalam bentuk paper maupun elektronik
3) Lihat sekretariat dengan kelengkapannya (alat komunikasi,
komputer, ATK dll)
x Komite PMKP
x Penanggung jawab pengumpul data
2) Setiap 6 (eanam) bulan Direktur Rumah Sakit melaporkan penerapan keselamatan pasien kepada representasi
pemilik antara lain mencakup:
jumlah dan jenis kejadian tidak diharapkan/insiden keselamatan pasien serta analisis akar
masalahnya;
apakah pasien dan keluarga telah mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut;
tindakan yang telah diambil untuk meningkatkan keselamatan sebagai respons terhadap kejadian
tersebut;
apakah tindakan perbaikan tersebut dipertahankan.
3) Khusus untuk kejadian sentinel, Direktur Rumah Sakit wajib melaporkan kejadian kepada pemilik dan representasi pemilik
paling lambat 2 X 24 jam setelah kejadian dan melaporkan ulang hasil analisis akar masalah setelah 45 hari.
Representasi pemilik mengkaji dan merespon laporan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien, khususnya terkait
dengan capaian indikator yang masih rendah.
O x Direktur
W x Para Kepala Bidang/Divisi
x Para Kepala Unit Pelayanan
x Komite/tim PMKP
2. Direktur RS melaporkan pelaksanaan D Bukti laporan PMKP dari Direktur ke representasi pemilik tepat 10 TL TS TT
program PMKP kepada pemilik atau waktu, (Hasil program mutu 3 bulan sekali, IKP 6 bulan sekali, 5
representasi pemilik Sentinel 1x24 jam, RCA nya dalam 45 hari) 0
sebagaimana diatur di 1) sampai
dengan 3) yang ada di maksud dan tujuan. x Pemilik/representasi pemilik/Direktur
(Lihat juga TKRS 1.3 x Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
EP2, PMKP 5 EP 5). (D,W) W
Standar TKRS 5
Direktur rumah sakit memprioritaskan proses di rumah sakit yang akan diukur, program PMKP yang akan diterapkan, dan
bagaimana mengukur keberhasilan dalam upaya di seluruh rumah sakit ini.
Maksud dan Tujuan TKRS 5 : Lihat SNARS 1
Maksud dan Tujuan TKRS 5
Direktur rumah sakit dengan para pimpinan dan komite/tim peningkatan mutu dan keselamatan pasien merancang upaya
peningkatan mutu pelayanan prioritas rumah sakit dengan memperhatikan :
a. Misi Rumah Sakit
b. Data-data permasalahan yang ada, misalnya komplain pasien, capaian indikator mutu yang masih rendah, adanya kejadian
tidak diharapkan
c. Adanya sistem dan proses yang memperlihatkan variasi penerapan dan hasil yang paling banyak, misalnya pelayanan
pasien stroke yang dilakukan oleh lebih dari satu dokter spesialis syaraf, memperlihatkan proses pelayanan yang masih
bervariasi atau belum terstandarisasi sehingga hasil pelayanan juga bervariasi.
d. Dampak dari perbaikan misalnya penilaian perbaikan efisiensi dari suatu proses klinis yang kompleks
pada pelayanan stroke, pelayanan jantung dan lainnya, dan/atau identifikasi pengurangan biaya dan sumber daya yang
digunakan dengan adanya perbaikan suatu proses. Penilaian dampak dari perbaikan tersebut akan menunjang pemahaman
tentang biaya relatif yang dikeluarkan demi investasi mutu dan
sumber daya manusia, finansial, dan keuntungan lain dari investasi tersebut. Untuk ini perlu pembuatan program (tool)
sederhana untuk menghitung sumber daya yang digunakan pada proses yang lama dan pada proses yang baru.
e. Dampak pada perbaikan sistem sehingga efek dari perbaikan dapat terjadi di seluruh rumah sakit,
misalnya sistem manajemen obat di rumah sakit.
f. Riset klinik dan program pendidikan profesi kesehatan merupakan prioritas untuk Rumah Sakit
Pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Direktur Rumah Sakit membuat program peningkatan mutu pelayanan prioritas dengan
mengembangkan standarisasi proses dan hasil asuhan klinis pelayanan prioritas serta mengembangkan pengukuran mutu
klinis, manajerial dan penerapan sasaran keselamatan pasien. (lihat juga PMKP 5)
x Direktur/Kepala Bidang/Divisi
x Komite PMKP
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Para kepala bidang/divisi di RS bertanggung jawab untuk mengkaji/review, memilih, dan memantau kontrak klinis dan kontrak
manajerial
Maksud dan Tujuan TKRS 6 : Lihat SNARS 1
Regulasi Kontrak atau perjanjian lainnya antara lain meliputi :
a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab untuk kontrak manajemen b. Seleksi kontrak
berdasarkan kepatuhan peraturan perundang-undangan yang terkait.
c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya.
d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggung jawab pada pihak kedua. e. Monitoring Mutu Kontrak
f. Teguran dan pemutusan kontrak, bila mutu pelayanan yang disediakan melalui kontrak tidak sesuai dengan kontrak.
g. Review kontrak untuk perpanjangan
2. Rumah Sakit mempunyai regulasi tentang R 1) Regulasi tentang perjanjian kerja sama RS dengan staf medis 10 TL TS TT
perjanjian kerja staf medis yang antara lain untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi 5
meliputi kredensial, RS 0
rekredensial dan penilaian kinerja. (R) 2) Regulasi kredensial/rekredensial dan evaluasi kinerja profesi
staf medis ;DediĐal StaĨ y >aǁƐͿ
4. Setiap dokter yang memberikan D 1) Bukti perjanjian kerja untuk staf medis pegawai 10 TL TS TT
pelayanan di Rumah Sakit, sudah RS 5
menandatangani 2) Bukti kontrak kerjasama untuk staf medis tamu 0
perjanjian sesuai regulasi rumah sakit.
(D,W)ÆLihat KKS 9 EP 2 W x Staf medis
x Kepala SDM
x Komite/Tim PMKP
W x Kepala bidang/divisi dan unit pelayanan
Regulasi uji coba (tƌial) penggunaan teknologi medik dan obat baru agar mempersyaratkan sebagai berikut :
1) perlu melakukan kajian implikasi terhadap mutu dan keselamatan pasien dari pelaksanaan uji coba (trial)
tersebut.
2) pelaksanaan uji coba (tƌial) dapat dilakukan bila persetujuan dari Direktur RS sudah keluar.
3) dalam melaksanakan uji coba (tƌial) membutuhkan persetujuan khusus dari pasien (inĨŽƌmed ĐŽnƐent)
W
3. Tim penapisan teknologi bidang kesehatan telah
D Bukti
menggunakan
rekomendasi/referensi
rekomendasi dari
daristaf
stafklinis
klinisdan
danatau
ataupemerintah
pemerintahdan10
organisasi
TL TS TT
profesi nasional atau int
atau organisasi nasional dan international telah digunakan untuk 5
pemilihan teknologi medis dan obat 0
x Kepala bidang/divisi
W x Kepala unit terkait
x Ketua Komite/Tim PMKP
2. RS telah melakukan identifikasi risiko D 1) Daftar identifikasi risiko dari rantai distribusi meliputi 10 TL TS TT
penting dari rantai distribusi alat kesehatan, tahapan penyediaan, penyimpanan, pengiriman obat dan 5
bahan medis habis pakai dan obat perbekalan farmasi mulai dari pabrik ke distribusi dan akhirnya 0
yang berisiko termasuk vaksin dan sampai ke pengguna di RS, untuk mencegah obat palsu,
melaksanakan tindak lanjut untuk terkontaminasi dan rusak
menghindari risiko. (D,W) 2) Bukti tata kelola untuk menghindari risiko
Standar TKRS 9
Satu atau lebih individu yang kompeten ditetapkan sebagai kepala unit di masing-masing unit pelayanan di
RS sesuai peraturan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan TKRS 9 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 9 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang persyaratan jabatan, R Pedoman pengorganisasian di masing-masing unit/departemen pelayanan
10 TL
uraian tugas, tanggung jawab dan - - TT
wewenang untuk setiap kepala unit 0
pelayanan dan termasuk bila ada koordinator
pelayanan, yang tertuang didalam
pedoman pengorganisasian unit pelayanan
tersebut (lihat juga AP.5.1, EP1; AP.6.1, EP 1;
dan PKPO 1.EP1, PKPO.1.1). (R)
W
3. Setiap kepala unit pelayanan telah D 1) Bukti setiap kepala unit pelayanan telah mempunyai 10 TL TS TT
melakukan identifikasi dan mengusulkan pedoman pelayanan 5
kebutuhan ruangan, teknologi medis, 2) Bukti setiap unit pelayanan telah mempunyai 0
peralatan, ketenagakerjaan sesuai dengan program kerja/usulan-usulan untuk memenuhi standar fisik
standar, kepada Direktur RS dan telah bangunan dan ketenagaan
mempunyai proses yang dapat diterapkan
untuk menanggapi kekurangan (Catatan : bila x Kepala unit pelayanan
di W x Koordinator pelayanan
unit pelayanan ada koordinator pelayanan
maka usulan kepada Direktur RS diajukan
melalui koordinator pelayanan). (D,W)
4. Setiap kepala unit pelayanan telah menyusun
D pola
1) Bukti
ketenagaan
setiap yang
unit dipergunakan
pelayanan telah
untuk
mempunyai
rekruitmen
polayang akan ditugaskan
10 TL TS
di unit
TT pelayanan tersebut s
ketenagaan (tercantum di dalam pedoman pengorganisasian) 5
2) Bukti rekrutmen tenaga di unit pelayanan telah sesuai 0
dengan kebutuhan tenaga yang ada di pola ketenagaan
x Kepala bidang/divisi
x HRD
W
W Kepala bidang/divisi
Standar TKRS 10
Kepala unit mengidentifikasi secara tertulis pelayanan yang diberikan oleh unit, serta mengintegrasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan tersebut dengan pelayanan dari unit lain
Maksud dan Tujuan TKRS 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian TKRS 10 Telusur Skor
1. Setiap unit pelayanan telah mempunyai R 1) Pedoman pelayanan disetiap unit pelayanan 10 TL
pedoman pelayanan yang menguraikan 2) Program tentang rencana pengembangan pelayanan disetiap - - TT
tentang pelayanan saat ini dan program kerja unit pelayanan 0
yang
menguraikan tentang pelayanan yang W Kepala unit pelayanan
direncanakan dan mengatur pengetahuan
dan ketrampilan staf klinis yang melakukan
asesmen pasien dan kebutuhan pasien. (R)
W
6. Pengetahuan dan ketrampilan staf klinis di D
unit pelayanan
Bukti kompetensi
telah sesuai
staf klinis
dengansesuai
regulasi.
regulasi
(D,W)
pada file pegawai 10 TL TS TT
5
Kepala unit pelayanan 0
W
Standar TKRS 11
Kepala Unit pelayanan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dengan berpartisipasi dalam program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien Rumah Sakit, melakukan monitoring, meningkatkan asuhan pasien yang spesifik berlaku di unitnya.
3. Kepala unit pelayanan menyediakan data D Bukti tentang data indikator mutu di unit yang dipergunakan 10 TL TS TT
yang digunakan untuk melakukan evaluasi untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja staf klinis lainnya 5
staf klinis pemberi asuhan lainnya sesuai yang memberikan asuhan klinis lainnya di unit tersebut 0
regulasi rumah sakit (lihat juga, KKS.18
EP 2 dan PMKP 4. EP 1). (D,W) x Kepala unit pelayanan
x kepala bidang pelayanan penunjang medik
W
Standar TKRS 11.2
Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan menetapkan panduan praktik klinik yang dapat dilengkapi dengan alur klinis
(clinical pathway) dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau standing order sebagai panduan dari asuhan klinik yang
akan dilakukan evaluasi.
Setiap kelompik staf medis setiap tahun di harapkan mencapai hal-hal sbb:
1) Setiap Ketua Kelompok Staf Medis menetapkan secara bersama paling sedikit setiap tahun, 5 (lima) panduan praktik
klinis untuk diimplementasikan di unit pelayanan dengan memilih proses yang diimplementasikan, misalnya sebuah diagnosis
seperti stroke, tindakan seperti transplantasi, populasi pasien seperti geriatri, penyakit seperti diabetes melitus yang
selanjutnya panduan ditetapkan berdampak terhadap keamanan dan mutu asuhan pasien serta mengurangi variasi hasil yang
tidak diinginkan.Mengingat penerapan panduan, alur, dan protokol klinis di unit pelayanan maka dalam pemilihan dan
penetapan panduan, alur, dan protokol agar melakukan komunikasi dan koordinasi dengan unit pelayanan terkait agar dapat
membantu penerapan dan evaluasi penerapannya.
2) Menetapkan panduan pemilihan dan penyusunan panduan praktik klinis, alur klinis (clinical pathway), dan/atau protokol
klinis, dan/atau prosedur, dan/atau standing order sebagai panduan asuhan klinis dengan mengacu pada butir a) sampai
dengan g) di atas.
x Komite medis
x Komite/Tim PMKP
W
5) mempertimbangkan norma-norma nasional dan internasional terkait dengan hak asasi manusia dan etika profesional dalam menyusun kerangka etika d
x Direktur/Kepala bidang/divisi
W x Staf
x Pasien
Direktur/Kepala bidang/divisi
Staf
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-undangan.
Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerja sama dan rasa hormat terhadap
sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit.
Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk seluruh staf
RS. Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti:
x Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung
perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki;
x perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang, bentuk tindakan
verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar sembrono
didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau
pengobatan staf lain didepan pasien, misalnya “obatnya ini salah, tamatan mana dia...?”, melarang perawat untuk membuat
laporan tentang kejadian tidak diharapkan, memarahi staf klinis lainnya didepan pasien, kemarahan yang ditunjukkan dengan
melempar alat bedah di kamar operasi, membuang rekam medis diruang rawat;
x perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender;
x pelecehan seksual.
Hal-hal penting menuju budaya keselamatan:
1) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan
tugas dengan konsisten serta aman
2) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian tidak
diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke
tingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien.
O x Direktur
W x Staf terkait
W x Direktur RS
x Staf terkait
5. Direktur Rumah Sakit telah menggunakan pengukuran/indikaor
D 1) Bukti hasil pengukuran
mutu untuk/mengevaluasi
indikator mutu
dan
budaya
memantau
keselamatan
budaya keselamatan
10 TL TS TT
dalam rumah sakit serta
2) Bukti evaluasi 5
3) Bukti perbaikan 0
x Direktur RS
x Komite PMKP
W
x Direktur RS
x Komite PMKP
x Staf RS
EP SELF ASSESMEN
127 KETERANGAN
ADA Tidak Skor
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
PENGELOLAAN KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Standar PMKP 1
Rumah sakit mempunyai Komite/Tim atau bentuk organisasi lainnya yang kompeten untuk mengelola kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Maksud dan Tujuan PMKP 1 : Lihat SNARS 1
Komite/tim PMKP mempunyai tugas sebagai berikut:
a) sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP rumah sakit;
b) melakukan monitoring dan memandu penerapan program PMKP di unit kerja;
c) membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran
mutu/indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian indikator (lihat juga TKRS 11 dan TKRS 11.2);
d) melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan menjadi
prioritas rumah sakit secara keseluruhan. Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam
pelaksanaanya;
e) menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari
seluruh unit kerja di rumah sakit;
f) menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data, serta bagaimana alur data dan
pelaporan dilaksanakan;
g) menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan masalah terkait perlaksanaan
program mutu dan keselamatan pasien;
h) terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP;
i) bertanggung jawab untuk mengomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin kepada semua staf;
j) menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP
2. Direktur RS menetapkan penanggung jawab R Regulasi tentang penetapan penanggung jawab data di 10 TL
data di masing- masing unit kerja. (R) masing-masing unit kerja oleh Direktur RS - - TT
0
3. Individu didalam komite/tim PMKP atau D Bukti sertifikat pelatihan komite/ tim PMKP dan 10 TL TS
bentuk organisasi lainnya dan penanggung penanggungjawab data 5 TT
jawab data telah dilatih dan kompeten. (D) 0
W x Komite/Tim PMKP
x Penanggung jawab data
4. Komite/tim PMKP atau bentuk org. lainnya D Bukti laporan tentang kegiatan komite/tim PMKP 10 TL TS
telah melaksanakan kegiatannya. (D,W) 5 TT
W Komite/Tim PMKP 0
Standar PMKP 2
Rumah sakit mempunyai referensi terkini tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien berdasarkan ilmu pengetahuan
dan informasi terkini dan perkembangan konsep peningkatan mutu dan keselamatan pasien
atau internasional;
e) peraturan perundang-undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk pedoman-pedoman
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Elemen Penilaian PMKP 2 Telusur Skor
1. Rumah sakit mempunyai pedoman R Regulasi tentang pedoman PMKP 10 TL
peningkatan mutu dan keselamatan pasien - - TT
sesuai dengan referensi terkini (lihat juga TKRS 0
4
EP 1). (R)
2. RS mempunyai referensi yang dipergunakan D W Bukti daftar dan bahan referensi pendidikan 10 TL TS
untuk meningkatkan mutu asuhan klinis dan 5 TT
proses kegiatan manajemen yang lebih baik, Komite/Tim PMKP 0
yang antara lain meliputi a) sampai dengan e)
yang ada di maksud tujuan untuk rumah sakit
pendidikan dan kecuali b) untuk rumah sakit
non pendidikan. (D,W)
3. Komite medis dan komite keperawatan D Bukti daftar dan bahan referensi asuhan klinis terkini 10 TL TS
mempunyai referensi peningkatan mutu asuhan 5 TT
klinis terkini. (D,W) x Komite medis 0
W x Komite keperawatan
2. Rumah sakit menyediakan teknologi, fasilitas D O Bukti daftar inventaris sistem manajemen data elektronik di RS 10 TL TS
dan dukungan lain untuk menerapkan sistem W contoh SISMADAK 5 TT
manajemen data di RS sesuai dengan sumber 0
daya yang ada di rumah sakit. (D,O,W) Lihat hardware dan software sistem manajemen data dan
teknologi yang digunakan (elektronik)
x Staf IT
x Komite/Tim PMKP
x Komite PPI
x Penanggung jawab data
3. Ada bukti pelaksanaan program PMKP yang D O Bukti pelaksanaan tentang program PMKP 10 TL TS
meliputi data a) sampai dengan f) dimaksud dan 5 TT
tujuan. (D,O) Lihat pelaksanaan proses manajemen data PMKP 0
dan integrasinya
Standar PMKP 3
RS mempunyai program pelatihan peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk pimpinan rumah sakit dan semua staf yang
terlibat dalam pengumpulan, analisa dan validasi data mutu.
2. Pimpinan di rumah sakit, termasuk komite D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang 10 TL TS
medis dan komite keperawatan telah mengikuti kompeten 5 TT
pelatihan PMKP (D,W) 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP pimpinan RS, komite medis 0
dan komite keperawatan
x Pimpinan di RS
W x Komite/Tim PMKP
x Komite medis
x Komite keperawatan
x Diklat
3. Semua individu yang terlibat di dalam D 1) Bukti pelaksanaan pelatihan PMKP oleh narasumber yang 10 TL TS
pengumpulan, analisa dan validasi data telah kompeten 5 TT
mengikuti pelatihan PMKP khususnya tentang 2) Bukti sertifikat pelatihan PMKP penanggung jawab data 0
sistem manajemen data (D,W) unit kerja
x Komite/Tim PMKP
W x Staf unit
x Penanggung jawab data unit kerja
2. Komite/tim peningkatan mutu dan D Bukti rapat tentang koordinasi komite/tim PMKP dengan para 10 TL TS
keselamatan pasien atau bentuk organisasi kepala unit pelayanan dalam pengukuran mutu di unit 5 TT
lainnya melakukan koordinasi dan integrasi pelayanan dan pelaporannya 0
kegiatan pengukuran mutu di unit pelayanan
dan pelaporannya. (D,W) x Komite/Tim PMKP
x Kepala bidang/divisi
W x Kepala unit pelayanan
Standar PMKP 5
Rumah sakit memilih dan menetapkan prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis yang akan dievaluasi dan indikator-indikator
Maksud dan Tujuan PMKP 5 : Lihat SNARS 1
Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut yang antara lain, namun tidak terbatas
meliputi
a) judul indikator,
b) definisi operasional,
c) tujuan, dimensi mutu,
d) dasar pemikiran/alasan pemilihan indikator,
e) numerator, denominator, formula pengukuran, f) metodologi pengumpulan data,
g) cakupan datanya,
h) frekuensi pengumpulan data, i) frekuensi analisa data
j) metodologi analisa data, k) sumber data
l) penanggung jawab pengumpul data, m) publikasi data.
4. Berdasarkan prioritas tersebut ditetapkan D W Bukti daftar indikator sasaran keselamatan pasien 10 TL
pengukuran mutu dng menggunakan indikator - - TT
sasaran keselamatan pasien. (D,W) x Direktur 0
x Kepala bidang/divisi
x Komite/Tim PMKP
5. Setiap indikator yang ditetapkan dilengkapi D Bukti profil setiap indikator yang ada di EP 2, 3, dan 10 TL TS
dengan profil indikator yang meliputi a) sampai 4 5 TT
m) di maksud dan tujuan. (D) (lihat juga TKRS 5) 0
x Direktur
W x Komite/Tim PMKP
x Staf pengumpul data
2. Hasil evaluasi dapat menunjukkan adanya D W Bukti hasil capaian kepatuhan DPJP 10 TL TS
perbaikan variasi dalam lima fokus area pada 5 TT
pemberian pelayanan. (D,W) x Komite/Tim PMKP 0
x Komite medis
3. Rumah sakit telah melaksanakan audit klinis D W Bukti hasil audit klinis dan atau audit medis 10 TL TS
dan atau audit medis pada panduan praktik klinis 5 TT
/alur klinis prioritas di tingkat rumah sakit x Komite/Tim PMKP 0
(D,W) x Komite medis
Standar PMKP 6
Setiap unit kerja di rumah sakit memilih dan menetapkan indikator mutu yang dipergunakan untuk mengukur mutu unit kerja.
2. Setiap unit kerja dan pelayanan melakukan D W Bukti indikator mutu di setiap unit kerja dan unit pelayanan 10 TL TS
telah memilih dan menetapkan indikator mutu 5 TT
unit (lihat juga TKRS 11 EP 1) (D,W) x Komite/Tim PMKP 0
x Unit kerja
x Unit pelayanan
3. Setiap indikator mutu telah dilengkapi profil D Bukti tentang profil setiap indikator mutu di EP 2 10 TL TS
indikator meliputi a) sampai dengan m) yang ada 5 TT
di maksud dan tujuan di PMKP 5 (D,W) x Komite/Tim PMKP 0
W x Unit kerja
x Unit pelayanan
4. Setiap unit kerja melaksanakan proses D Bukti form pengumpulan data dan pelaporan data 10 TL TS
pengumpulan data dan pelaporan (D,W) 5 TT
W Penanggungjawab data unit kerja 0
Standar PMKP 7
Pengumpulan data merupakan salah satu kegiatan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien untuk mendukung asuhan
pasien dan manajemen rumah sakit lebih baik
Maksud dan Tujuan PMKP 7 : Lihat SNARS 1
Bank data dari luar banyak bentuknya mulai bank data asuransi sampai perkumpulan profesional dan bisa juga indikator-
indikator mutu yang diwajibkan oleh pemerintah. Sesuai peraturan perundangan mungkin ada RS yang diharuskan ikut sebagai
peserta bank data. Dalam semua kasus, keamanan dan kerahasiaan data dan informasi harus di jaga.
Berdasarkan tersebut diatas rumah sakit agar mempunyai regulasi tentang:
a) sistem manajemen data yang meliputi pengumpulan, pelaporan, analisis, feedback dan publikasi data
(PMKP 2.1)
b) menetapkan data-data yang akan dibandingkan dengan rumah sakit lain atau menggunakan database
ekternal
c) menjamin keamanan dan kerahasian data dalam berkontribusi dengan database eksternal.
2. Komite/Tim PMKP atau bentuk organisasi D Bukti rapat tentang koordinasi Komite/Tim PMKP dengan unit 10 TL TS
lainnya melakukan koordinasi dengan unit pelayanan dalam pengumpulan data di unit pelayanan dan 5 TT
pelayanan dalam pengumpulan data (D,W) pelaporannya 0
W x Komite/Tim PMKP
x Unit pelayanan
x Penanggungjawab data unit kerja
x IT
3. RS telah melakukan pengumpulan data dan D Bukti hasil pengumpulan data dan informasi yang meliputi 10 TL TS
informasi untuk mendukung asuhan pasien, indikator area klinis, manajemen, sasaran keselamatan pasien, 5 TT
manajemen RS, pengkajian praktik profesional insiden keselamatan pasien, dan tingkat kepatuhan DPJP 0
serta program PMKP secara menyeluruh (D,W) terhadap PPK
x Komite/Tim PMKP
W x Komite medis
x Penanggungjawab data unit kerja
4. Kumpulan data dan informasi disampaikan D W Bukti publikasi data ke luar RS Komite/Tim PMKP 10 TL TS
kepada badan diluar RS sesuai peraturan dan 5 TT
perundangan-undangan. (D,W) 0
5. Rumah sakit berkontribusi terhadap database D Bukti pelaksanaan tentang benchmark (tolok ukur) 10 TL TS
ekternal dengan menjamin keamanan dan data 5 TT
kerahasiaan (D,W) 0
W x Direktur
x Komite/Tim PMKP
2. RS telah melakukan pengumpulan data, D W Bukti pengumpulan, analisis dan rencana perbaikannya 10 TL TS
analisis dan menyediakan informasi yang 5 TT
berguna untuk mengidentifikasi kebutuhan x Komite/Tim PMKP 0
untuk perbaikan (D,W) x Penanggungjawab data unit
x Staf SIM-RS
3. Analisis data telah dilakukan dng D Bukti analisis data dengan menggunakan metode dan teknik- 10 TL TS
menggunakan metode dan teknik2 statistik, teknik statistik 5 TT
sesuai kebutuhan (D,W) 0
W x Komite/Tim PMKP
x Penanggungjawab data unit
4. Analisa data telah dilakukan dng melakukan D Bukti pelaksanaan tentang analisis data meliputi: 10 TL TS
perbadingan dari waktu ke waktu di dalam RS, 1) Trend analysis 5 TT
dengan melakukan perbandingan database 2) Perbandingan dengan data eksternal atau RS 0
eksternal dari RS sejenis atau data lain
nasional/internasional, dan melakukan 3) Perbandingan dengan standar
perbandingan 4) Perbandingan dengan praktik terbaik
dengan standar dan praktik terbaik berdasarkan
referensi terkini x Direktur
(D,W) W x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Komite/Tim PMKP
x Penanggungjawab data unit
5. Pelaksana analisis data yaitu staf komite/tim D W Bukti sertifikat pelatihan Komite/Tim PMKP dan penanggung 10 TL TS
PMKP dan penanggung jawab data di unit jawab data unit dan pengalaman kerja 5 TT
pelayanan/kerja sudah mempunyai 0
pengalaman, pengetahuan dan keterampilan x Komite/Tim PMKP
yang tepat sehingga dapat berpartisipasi dalam x Penanggungjawab data unit
proses tersebut dengan baik. (D,W)
6. Hasil analisis data telah disampaikan kepada D 1) Bukti laporan hasil analisis data disampaikan kepada 10 TL TS
Direktur, para kepala bidang/divisi dan kepala Direktur, kepala bidang dan kepala unit 5 TT
unit untuk ditindaklanjuti. (D,W) 2) Bukti laporan hasil analisis data 0
3) Bukti tindak lanjut/rencana perbaikan
x Direktur/kepala bidang/divisi
W x Kepala unit
x Komite/Tim PMKP
2. Ada bukti Direktur rumah sakit telah D W Bukti tentang tindaklanjut perbaikan 10 TL TS
menindaklanjuti hasil analisis data yang meliputi 5 TT
a) sampai d) yang ada dimaksud dan tujuan x Direktur 0
(D,W) x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Komite/Tim PMKP
x Penanggungjawab data unit
3. Ada bukti program PMKP prioritas telah D Bukti tentang hasil perbaikan prioritas kegiatan 10 TL TS
menghasilkan perbaikan di rumah sakit secara PMKP RS 5 TT
keseluruhan (D,W) 0
W Komite/Tim PMKP
4. Ada bukti program PMKP prioritas telah D W Bukti tentang hasil efisiensi sumber daya prioritas kegiatan 10 TL TS
menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya PMKP RS 5 TT
(D,W) 0
x Komite/Tim PMKP
x Bagian keuangan/ billing
x Staf SIM-RS
Standar PMKP 8
RS mempunyai regulasi validasi data indikator area klinik yang baru atau mengalami perubahan dan data yang akan dipublikasikan.
Regulasi ini diterapkan dengan menggunakan proses internal validasi data.
Maksud dan Tujuan PMKP 8 : Lihat SNARS 1
Rumah sakit agar menetapkan regulasi validasi data yang antara lain meliputi :
a) regulasi data yang harus divalidasi, yaitu:
merupakan pengukuran area klinik baru;
bila ada perubahan sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga sumber data
berubah;
bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di web site rumah sakit atau media lain;
bila ada perubahan pengukuran;
bila ada perubahan data pengukuran tanpa diketahui sebabnya;
bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata pasien, protokol riset diubah,
panduan praktik klinik baru diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru b) Proses validasi data mencakup namun
tidak terbatas sebagai berikut:
mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam proses pengumpulan data
sebelumnya (data asli)
menggunakan sampel tercatat, kasus dan data lainnya yang sahih secara statistik. Sample 100 % hanya
dibutuhkan jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat kecil jumlahnya.
membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang
menghitung keakuratan dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan total jumlah
data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90 % adalah patokan yang baik.
jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dng catatan alasannya (misalnya data tidak
Koleksi sample baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk memastikan tindakan menghasilkan tingkat akurasi
yang diharapkan (lihat juga KKS.11, EP 4)
c) Proses validasi data yang akan dipublikasi di web site atau media lainnya agar diatur tersendiri, dan dapat menjamin
kerahasiaan pasien dan keakuratan data jelas definisinya) dan dilakukan tindakan koreksi
2. Rumah sakit telah melakukan validasi data D W Bukti pelaksanaan validasi data IAK Komite/Tim PMKP 10 TL TS
pada pengukuran mutu area klinik yang baru 5 TT
dan bila terjadi perubahan sesuai dengan 0
regulasi (D,W)
3. Rumah sakit telah melakukan validai data D W Bukti pelaksanaan validasi data yang dipublikasikan 10 TL TS
yang akan dipublikasikan di web site atau media 5 TT
lainnya termasuk kerahasiaan pasien dan Komite/Tim PMKP 0
keakuratan sesuai regulasi (D,W)
2. Ada bukti unit kerja telah melaporkan insiden D Bukti tentang laporan insiden keselamatan pasien paling 10 TL TS
keselamatan pasien (D,W) lambat 2x24 jam 5 TT
0
W x Kepala unit kerja
x Komite/Tim PMKP
3. Rumah sakit mengintegrasikan pelaporan D Bukti pelaksanaan tentang integrasi laporan dan analisa data 10 TL TS
kejadian dan pengukuran mutu agar solusi dan laporan insiden dengan PMKP dan perbaikannya 5 TT
perbaikan yang dilakukan terintegrasi. (D,W) 0
W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/Komite PPI/K3RS
4. Ada bukti RS telah melaporkan insiden D 1) Bukti tentang laporan dan tindak lanjut insiden 10 TL TS
keselamatan pasien setiap keselamatan pasien setiap 6 bulan kepada representasi pemilik 5 TT
6 bulan kepada representasi 2) Bukti laporan kejadian sentinel kepada 0
pemilik dan bila ada kejadian sentinel telah representasi pemilik paling lambat 2x24 jam
dilaporkan di setiap kejadian. (D,W) (Lihat juga 3) Bukti laporan kejadian sentinel kepada KARS
TKRS paling lambat 2x24 jam
4.1)
x Representasi pemilik
x Direktur
W x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
5. Ada bukti RS telah melaporkan insiden IKP D Bukti laporan insiden keselamatan pasien khususnya sentinel 10 TL TS
kpd Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien paling lambat 5 TT
peraturan perundang-undangan. (D, W) 2x24 jam 0
W x Direktur
x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
2. Rumah sakit telah melakukan RCA/AAM D W Bukti pelaksanaan RCA/AAM tidak melewati 45 hari dari waktu 10 TL TS
setiap ada kejadian sentinel di RS dan tidak terjadinya kejadian 5 TT
melewati waktu 45 hari terhitung sejak terjadi 0
kejadian atau sejak diberi tahu ttg adanya Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
kejadian. (D,W)
3. Ada bukti rencana tindak lanjut dan D Bukti rencana tindaklanjut RCA/AAMyang telah dilaksanakan 10 TL TS
pelaksanaan langkah-langkah sesuai hasil 5 TT
AAM/RCA. (D,O,W) Lihat pelaksanaan dari rencana tindak lanjut 0
OW
x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
x Kepala unit pelayanan
2. Semua reaksi transfusi yang sudah D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10 TL TS
dikonfirmasi, jika sesuai yang didefinisikan untuk 5 TT
rumah sakit, sudah dianalisis (lihat juga x DPJP/PPJA 0
PAP.3.3). (D,W) x Petugas bank darah/laboratorium
x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS
3. Semua kejadian serius akibat efek samping D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10 TL TS
obat (adverse drug event) jika sesuai dan 5 TT
sebagaimana yang didefinisikan oleh RS, sudah x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
dianalisis (lihat juga PKPO 7). x DPJP/PPJA
(D,W) x Farmasi
4. Semua kesalahan pengobatan (medication D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10 TL TS
error) yang signifikan jika sesuai & sebagai 5 TT
mana yg didefinisikan oleh RS, sudah dianalisis x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
(Lihat juga PKPO 7.1). (D,W) x DPJP/PPJA
x Farmasi
5. Semua perbedaan besar (discrepancy) antara D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10 TL TS
diagnosis praoperasi dan diagnosis pascaoperasi 5 TT
sudah dianalisis (Lihat juga PAB.7.2) (D,W) x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
x DPJP/PPJA/Kepala instalasi bedah
x Komite medis
x KSM bedah
6. Efek samping atau pola efek samping selama D W Bukti tentang laporan dan analisis insiden 10 TL TS
sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian 5 TT
anestesi sudah dianalisis (Lihat juga PAB.3.2 dan x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
PAB .5) (D,W) x DPJP/PPJA
x KSM anestesi
7. Semua kejadian lain yang ditetapkan oleh D W Bukti tentang laporan dan analisis kejadian lainnya 10 TL TS
rumah sakit sesuai dengan f) yang ada di 5 TT
maksud dan tujuan sudah dianalisis.(D,W) x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
x DPJP/PPJA
Standar PMKP 9.3
Rumah sakit menetapkan regulasi untuk analisis kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak cedera (KTC).
Maksud dan Tujuan PMKP 9.3 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 9.3 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan definisi, jenis yang R Regulasi tentang definisi dan jenis KNC dan KTC dalam sistem 10 TL
dilaporkan dan sistem pelaporan dari KNC dan pelaporan insiden keselamatan pasien internal dan eksternal - - TT
KTC (lihat juga PMKP 9 EP 1) (R) 0
2. Ada analisis data KNC dan KTC (D,W) D W Bukti tentang analisis data KNC dan KTC 10 TL TS
5 TT
x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS 0
x DPJP/PPJA
x Kepala unit terkait
x Farmasi
Standar PMKP 10
Ada pengukuran dan evaluasi budaya keselamatan pasien.
Maksud dan Tujuan PMKP 10 : Lihat SNARS 1
Elemen Penilaian PMKP 10 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengukuran budaya R Regulasi tentang budaya keselamatan RS 10 TL
keselamatan (lihat juga TKRS 13) (R) - - TT
0
2. Direktur rumah sakit telah melaksanakan D W Bukti hasil pengukuran budaya keselamatan RS 10 TL TS
pengukuran budaya keselamatan. (D,W) 5 TT
x Direktur 0
x Komite/Tim PMKP
PENCAPAIAN DAN MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN
Standar PMKP 11
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien dicapai dan dipertahankan.
Maksud dan Tujuan PMKP 11 : Lihat SNARS 1
Informasi dari analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi perbaikan atau untuk mengurangi atau mencegah
kejadian yang merugikan. Khususnya, perbaikan yang direncanakan untuk area/ daerah prioritas pengumpulan data yang sudah
diidentifikasi oleh pimpinan rumah sakit.
Rencanakan perbaikan, kemudian dilakukan uji perubahan dengan mengumpulkan data lagi selama masa uji yang ditentukan dan
dilakukan re-evaluasi untuk membuktikan bahwa perubahan adalah benar menghasilkan
perbaikan. Hal ini untuk memastikan bahwa ada perbaikan berkelanjutan dan ada pengumpulan data untuk analisis
berkelanjutan.
Perbaikan-perbaikan yang dicapai dan dipertahankan oleh rumah sakit didokumentasikan sebagai bagian dari
manajemen peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan program perbaikan. (TKRS.11, EP2 )
2. Rumah sakit telah melakukan uji coba D W Bukti tentang uji coba rencana perbaikan 10 TL TS
rencana perbaikan terhadap mutu dan 5 TT
keselamatan pasien (D,W) x Komite/Tim PMKP 0
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit
4. Tersedia data yang menunjukkan bahwa D W Bukti tentang perbaikan telah tercapai 10 TL TS
perbaikan bersifat efektif dan berkesinambungan 5 TT
(Lihat juga TKRS 11, EP 2) (D,W) x Komite/Tim PMKP 0
x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit
MANAJEMEN RISIKO
Standar PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi dan mengurangi cedera serta mengurangi risiko
lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Dalam menerapkan manajemen risiko rumah sakit perlu memperhatikan proses-proses berisiko yang dapat terjadi pada pasien,
antara lain meliputi:
x manajemen pengobatan ;
x risiko jatuh;
x pengendalian infeksi;
x gizi;
x risiko peralatan; dan
x risiko sebagai akibat kondisi yang sudah lama berlangsung.
Ruang lingkup manajemen risiko rumah sakit yang meliputi namun tidak terbatas pada:
a) pasien;
b) staf medis;
c) tenaga kesehatan dan tenaga lainnya yang bekerja di rumah sakit;
d) fasilitas rumah sakit;
e) lingkungan rumah sakit; dan f) bisnis rumah sakit
3. Rumah sakit telah membuat strategi untuk D Bukti tentang strategi pengurangan risiko di tingkat 10 TL TS
mengurangi risiko yang ada di a) sampai dengan RS 5 TT
f). (D,W) 0
W Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen risiko
4. Ada bukti rumah sakit telah melakukan D W Bukti tentang hasil FMEA /AEMK RS 10 TL TS
failure mode efect analysis (analisis efek 5 TT
modus kegagalan) setahun sekali pada proses x Komite/Tim PMKP/Tim KPRS/PJ manajemen risiko 0
berisiko tinggi yang diprioritaskan. (D,W) x Tim FMEA
5. Rumah sakit telah melaksanakan tindak D Bukti tindaklanjut dari hasil analisis FMEA /AEMK RS, 10 TL TS
lanjut hasil analisa modus dampak penerapan redisain (desain baru) dan monitoringnya 5 TT
kegagalan(FMEA). (D,W) 0
x Direktur
W x Kepala bidang/divisi
x Kepala unit pelayanan
x Komite/Tim PMKP
x Penanggungjawab data unit
x Komite medis
EP PROGRES PROGRESS TARGET TARGET
S
79 18.5 23.4% 76.5 96.8% LANGKAH2 YG HRS
DILAKUKAN
1 1 1
1 1
1 0.5
1 0.5 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 0.5
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 0.5
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1
1 1